Berkah

Kepala Gina sedang berputar cari jalan bantu Kevin lawan dua pengusaha licik. Dari tampang seperti teman baik ternyata di belakang adalah setan gentayangan. Gina akan buat mereka gentayangan selamanya di alam kubur.

Pikiran Gina melayang-layang mengembara pikir solusi jatuhkan si gendut dan Imam. Namanya doang imam tapi akal kutu kupret. Lama Gina berpikir barulah mulai makan.

Di sini mau tak mau Gina harus copot maskernya. Wajah imut inonsen mencuat menggoda setiap orang lewat terutama cewek. Dalam otak mereka berpikir mengapa ada cowok demikian cantik bukan ganteng.

Imam yang lihat dari jauh terpana karena apa yang dia harapkan terwujud. Imam memang berharap asisten Kevin bertampang ganteng. Ternyata memang ganteng, bukan hanya ganteng melainkan cantik. Sebagai cowok muda kegantengan Gino alias Gina termasuk sempurna.

"Gila...mana ada cowok secantik itu? Jangan-jangan dia itu cewek nyamar jadi cowok! Aku mau kok punya asisten model gitu!" ucap Imam tak pindah mata dari Gina.

Si gendut juga ikutan pasang mata ke arah Gina. Ferdinand angguk-angguk setuju. Gina memang terlalu cantik untuk jadi cowok.

"Dia itu laki. Dadanya saja rata kayak papan setrika. Mana ada cewek dadanya mengalahkan papan setrika." timpal sekretaris Ferdinand iri pada kemolekan Gina. Wanita ini takut bosnya kesengsem pada Gina. Posisinya bisa tergeser sebagai tambatan hati majikan.

"Benar juga ya! Hanya wajah saja cantik. Perabotan lelaki. Cuci mata juga boleh." sahut Ferdinand anggap semua orang gila harta macam dia.

Kevin tidak berkata apapun karena Gina begitu adanya. Terlalu cantik untuk jadi cowok. Mungkin waktu ciptakan Gino Tuhan lengah letakkan Gino di tempat laki. Seharusnya anak itu berada di posisi cewek.

Gina tak ambil pusing dengan tatapan orang. Orang punya mata berhak lihat apa yang dia sukai. Kebetulan Gina dijadikan objek tontonan. Gina cepat makan agar dia cepat tutup kembali sosok wajahnya yang jadi tanda tanya buat para lelaki.

"Vin...kau serius mau ikut dalam tender kali ini? Ini bukan bidangmu mengapa mau coba?" tanya Imam berusaha matikan niat Kevin ikut dalam tender proyek pembuatan jalan tol.

Kevin menyandarkan punggung ke kursi meninggalkan makanan di meja. Kevin adalah generasi muda tentu saja ingin inovasi cari lahan baru kumpul duit. Kebetulan Kevin ada sedikit pengalaman di bidang ini walau belum pernah terjun langsung.

"Aku ingin jawab tantangan sebagai anak negeri. Kita akan bersaing secara sehat. Tergantung kemampuan kita lobi tender ini. Kuharap tak ada yang ambil jalan tikus." kata Kevin tegas juga serius.

Ferdinand dan Imam saling tukar mata. Mereka dapat merasakan betapa Kevin serius mengatakan isi hati. Bersaing secara terbuka tanpa trik.

"Yaelah bro...kita sebagai teman juga seperjuangan mana mungkin main belakang. Pintu depan ada mengapa harus buka pintu belakang. Kayak maling saja." kata Ferdinand dengan tawa lebar. Mulut ketawa namun dalam hati mengumpat.

"Baguslah kalau gitu!"

"Gimana kalau malam ini kita dugem? Ajak asisten cantik kamu! Siapa tahu bisa semarakkan malam kita." Ferdinand langsung tunjuk Gina yang sudah siap makan. Masker telah terpasang lagi di wajah anak itu. Yang tampak hanyalah sepasang indah yang dikagumi Ferdinand.

"Tidak...dia itu anak baik! Kita tak boleh merusak generasi muda dengan pola hidup kita yang terlanjur kacau." tukas Kevin tak rela Gino terjerumus dunia gemerlap di malam hari.

"Bravo...pelindung anak buah! Aku harap suatu saat dia akan bekerja untukku." kata Imam.

"Terserah dia. Itu hak dia setelah bebas tugas dari aku!"

"Kau mau pecat dia? Biarkan dia kerja di kantor aku! Sudah jarang orang setia macam dia. Aku pasti akan jaga dia seperti kamu jaga dia." janji Ferdinand menyakinkan Kevin percayakan Gina padanya.

Kevin tak tahu pesona apa membuat Imam dan Ferdinand merebut Gina. Apa karena dia terlalu cantik jadi pria atau punya magic bius orang.

"Nantilah setelah dia lepas kerja padaku! Sekarang kita mau ke mana?"

"Aku kembali ke hotel tempat aku nginap. Maklumlah lagi punya kesempatan manjakan diri!" Ferdinand mengerling genit ke arah sekretaris cantiknya.

Kevin dan Imam tertawa maklum. Punya gandengan rugi dibiarkan nganggur. Colek sana sini kan lumayan juga.

"Ok deh! Kita cari kesibukan sendiri! Aku balik ke kantor aku di sini. Kau Vin?"

"Aku? Paling balik ke hotel." Kevin menjawab pertanyaan Imam.

"Ok deh! Kita pisah di sini! Jumpa besok dengan semangat baru! Aku berharap aku bisa salip kalian dua. Kalian tahu membangun itu dunia aku." Ferdinand utarakan niat maju lawan kedua rekannya.

Tak ada yang ingin jawab. Harapan yang lain juga sama. Menangkan tender proyek kali ini.

Ketiga laki itu saling salaman sebelum berpisah. Lantas bubar menuju ke kenderaan masing-masing. Pengawal para bos juga ikut tanpa daya. Mereka bertugas tentu saja harus lakukan yang terbaik.

Mobil yang bawa Kevin dan Gina melaju tinggalkan lokasi lapangan golf menuju ke hotel. Sepanjang jalan cukup padat karena banyak perbaikan jalan. Sudah jadi ciri khas kota M acap kali bongkar pasang bahu jalan. Ada perbaikan drainase, galian pipa listrik juga pipa air. Ada saja pekerjaan umum menambah kemacetan kota. Kota M kota macet dua puluh empat jam.

Tak jauh dari hotel Kevin melihat orang yang dia kenal sedang berdiri bingung sendirian di pinggir jalan.

Tanpa pikir panjang Kevin minta supir hentikan mobil di belakang mobil yang terparkir di pinggir jalan. Orang itu sebentar-sebentar lihat layar ponsel menunggu sesuatu. Mungkin panggilan masuk.

Kevin turun dari mobil dekati orang itu. Gina ikutan turun untuk jaga keselamatan Kevin. Di saat begini rawan terjadi kecelakaan tak diinginkan apalagi ada niat tak baik dari rival tender.

"Selamat siang pak Julio!"

Orang itu menoleh. Mata tua itu kontan bersinar jumpa orang dikenal. Pak Julio anggap telah jumpa dewa penolong.

"Kau Kevin bukan?"

"Saya pak! Ada masalah apa?"

"Nggak tahulah! Tiba-tiba saja mobilku mogok. Sudah minta bantuan bengkel tapi sampai sekarang belum datang."

Dengar kata mogok jiwa montir Gina berontak ingin turun tangan. Gina merasa pasti bukan perkara besar karena sekilas dilihat mobilnya masih baru. Mana ada penyakit rematik, encok, apalagi kanker. Paling ada flu biasa. Batik kecil.

"Maaf pak! Aku lancang minta ijin periksa mobil bapak!" Gina maju ingin bantu selesaikan masalah sepele di mobil Pak Julio.

"Kau bisa?" Pak Julio kurang yakin pemuda perlente di depannya bisa bereskan kendala mobilnya.

"Insyaallah pak! Permisi..." Gina mencoba buka kap depan periksa di mana kendalanya.

Kevin agak takut Gina hanya sok pintar bikin malu dia. Sejak kapan anak ini belajar kutak katik mobil. Gani tak pernah cerita kalau temannya bisa berbengkel.

"Anak muda masa kini penuh bakat. Sungguh luar biasa." puji pak Julio lihat Gina tidak segan-segan kotori tangan periksa kendala mobil.

Gina tersenyum pahit. Dasar orang kaya. Bisa beli mobil tapi tak tahu perawatan mobil. Hanya kepala batere longgar tak bisa capai kontak badan jadi satu bencana bagi orang kaya. Cukup ikat kembali serta ketok sedikit semuanya beres.

Dengan keyakinan penuh Gina stater mobil dan Alhamdulillah hidup. Gina biarkan mobil tetap hidup lalu balik ke depan untuk tutup kap mobil.

Pak Julio dan Kevin tertawa senang karena kendala teratasi hanya dengan sedikit keahlian tangan Gina. Kevin bangga dapat asisten full talenta. Tak hanya kerjanya beres juga punya skill tersembunyi.

"Silahkan pak!" Gina mundur ke belakang Kevin tunjukkan dia hanya bawahan Kevin. Tak ada niat menonjolkan diri.

"Terima kasih nak! Kau sangat pintar. Biasa orang pegang pena belum tentu bisa pegang kunci tukang montir. Kau multi talenta. Ayok kita minum kopi!" ujar Pak Julio kepada Kevin untuk balas jasa.

"Memangnya pak Julio mau ke mana?"

"Rencana mau pergi beli kue durian untuk dibawa pulang besok. Katanya kuenya enak."

"Bapak tahu tempatnya?" tanya Kevin pingin temani pak Julio cari jajanan khas kota M.

"Katanya sekitar jalan Mojopahit dan satu lagi di jalan Sekip. Kita pesan dulu besok baru ambil."

"Kenapa tidak telepon saja?"

"Mau lihat langsung varian kuenya! Nak Kevin mau ke sana?"

"Boleh...ini supir aku asli orang sini pasti lebih kenal kota ini. Gimana kalau pak Julio ikut mobil aku? Mobil bapak biar di bawa asisten aku! Dia supir yang baik." Kevin tidak ragu ke kepiawaian Gina bawa mobil. Dia sudah pernah cicipi keahlian tangan Gina bawa mobil. Ususnya nyaris loncat keluar.

"Aku percaya. Lihat talenta dia saja aku sudah yakin! Ayok kita pergi! Biar anak muda ganteng kita urus mobil bapak!" Pak Julio senang Kevin bersedia temani dia jalan-jalan di kota M. Pak Julio juga jarang main ke kota ini. Tapi berhubung ada pekerjaan besar maka dia harus datang ke kantor cabang di kota M.

Kevin dan Pak Julio segera naik ke mobil Kevin biarkan Gina urus mobil mewah milik big bos itu. Gina tidak bisa menolak selain patuh. Begini nasib jadi kacung orang kaya. Semua tindak tanduk di bawah pengawasan sang majikan. Membantah pun tidak ada gunanya karena tugas tetap harus dilaksanakan.

Gina lihat mobil Kevin sudah melaju maka dia cepat-cepat ikut agar jangan tersesat di kota orang. Gina buta tentang kota M. Apalagi rambu-rambu lalu lintasnya. Salah-salah kena tilang.

Gina ikut saja ke mana arah gerak mobil Kevin. Di bawa ke arah neraka juga tak bisa nolak. Namun siapa mau ajak orang tour ke neraka. Harus tinggalkan dunia fana ini baru bisa tour ke sana. Gina masih sayang nyawa karena belum penuhi harapan beli ruko buat ibunya buka warung.

Mereka berhenti di salah satu ruko berdempetan dengan tulisan Pancake Durian House. Berbagai gambar mengenai kue dari bahan tepung dan durian terpasang menggoda selera pengunjung.

Kedua pembesar itu masuk ke dalam tinggalkan Gina dan supir Kevin di luar parkiran. Gina posisikan diri sebagai ajudan setia tak perlu ganggu para bos cari oleh-oleh. Dia cukup laksanakan tugasnya sebagai bawahan.

Supir Kevin bergabung dengan Gina yang bersandar di pintu mobil. Untunglah tempat parkiran cukup teduh tidak biarkan para supir terpanggang mentah-mentah di bawah sinar mentari.

"Kamu Gino ya?" tanya supir itu segan karena penampilan Gino kurang ramah.

"Eh iya pak.." Gino segera sambut pertanyaan supir Kevin di kota M.

"Jangan panggil pak! Anakku baru satu. Itupun masih bayi. Panggil saja Ucok."

"Tidak pakai Baba kan?" gurau Gina biar tidak tampak seram.

"Bisa aja ..nama sama tapi nasib beda. Baru ikut Pak Kevin ya?"

Gina mengangguk kepalanya yang mungil tapi keras.

"Baru dua hari. Ganti Gani untuk sementara."

"Gani yang kemayu kan?"

Gina agak malu dengar Gani top dengan gayanya yang bikin malu orang. Dipukul sampai bonyok Gina takkan ngaku Gani itu saudaranya. Anak itu selalu buat Gina kena ejekan.

"Gani sudah ke Korea." Gina pilih tidak iyakan. Menghindari topik tak penting lebih baik ketimbang korek lebih dalam tentang kelakuan Gani.

"Liburan ya? Anak itu baik cuma ya sedikit gemulai. Kau lain pula. Cantik tapi sangar."

"Huusss mana ada cowok cantik! Jatuh pasaran aku!" Gina pura-pura kesal tapi dibarengi senyum walau tak terlihat oleh Ucok.

"Kamu ini cocok jadi fotomodel ketimbang asisten Pak Kevin. Punya tampang bagus."

"Tidak cukup tinggi untuk jadi fotomodel. Mungkin cocok jadi sampul buku flora dan fauna."

Ucok tertawa ternyata Gina tak sangar kayak tampangnya. Kesannya malah lucu.

"Kamu dan Gani hampir sama. Sama-sama gokil."

Dalam hati Gina menjawab bagaimana tidak sama karena keluar dari pabrik serupa. Lebih tepatnya satu pabrik.

Gina dan Ucok asyik bercanda sampai Kevin memanggil Gina untuk masuk ke dalam toko. Ada apa lagi? Bertanya cuma boleh dalam batin karena Gina tak punya hak tanya jawab selama bertugas.

"Tinggal dulu bang Ucok! Aku akan packing kue untuk Abang. Tenang saja!" Gina berlari kecil masuk ke dalam toko durian itu.

Baru masuk hidung Gina dibelai wewangian buah berduri itu. Wewangian bercampur susu.

Aneka penganan berbahan dasar durian terpajang di etalase toko. Bentuk dan modelnya beragam. Ini cukup membangkitkan selera pelanggan untuk merogoh kocek membeli semua makanan di toko itu.

"Kau mau makan kue dari durian?" tanya Kevin setelah Gina di dalam.

"Cukup satu pak! Untuk bang Ucok saja karena dia punya anak isteri."

Pak Julio dengar semua kata Gina makin kagum pada kebaikan Gina. Lebih pentingkan sahabat daripada diri sendiri. Sudah langka manusia model ini. Yang lain berlomba cari keuntungan pribadi, ini justru mundur untuk orang lain.

"Anak muda...kau boleh makan sebanyaknya. Bapak yang traktir kamu." ujar Pak Julio menepuk bahu kecil Gina.

"Terima kasih pak! Cukup seadanya saja."

"Ini pak Julio yang punya proyek besar yang bakal kita tender besok. Tapi kita tidak bahas tender hari ini tapi bahas isi perut."

Pak Julio suka pada Kevin tidak campur aduk urusan pribadi dengan pekerjaan. Di sini Kevin sudah punya modal curi pandangan pak Julio.

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

Gina ni seperti magnet yang menarik perhatian orang sekeliling

2023-02-11

1

Mei

Mei

Terimakasih kak. Dukung terus ya.

2023-02-10

1

Cahaya Ibrahim

Cahaya Ibrahim

sangat suka cerita nya asyik n lucu .....ayo semangat thor dinanti lanjutanya

2023-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Saudara Kembar
2 Penyamaran
3 Pegawai Kantoran
4 Jumpa Musuh
5 Mulai Perang
6 Sekamar
7 Cobaan
8 Plan Jahat
9 Berkah
10 Maju Selangkah
11 Misi Pertama
12 Masa Lalu Bu Sarah
13 Pemandangan Aneh
14 Harga Gino
15 Penyakit Trauma
16 Pulang
17 Pelajaran
18 Aksi Gina
19 Siapa Dalang??
20 Pamitan
21 Gani Pulang
22 Terbongkar
23 Ikat Gina
24 Pengamen
25 Dikejar Setan
26 Penyakit Masa Lalu
27 Anak Siapa
28 Kumat Lagi
29 Ungkap Kisah Sedih
30 Asisten Baru
31 Gina Aslinya
32 Bongkar Kisah Lama
33 Subrata Bergerilya
34 Gina Dongeng
35 Digerebek
36 Draft
37 Skill Gina
38 Talenta Gina
39 Menguak Masa Dulu.
40 Pengakuan Pak Julio
41 Kevin Cemburu
42 Sarapan Anak Kecil
43 Penyakit Kevin
44 Jadi Gadis Kevin
45 Buka Topeng Lucia
46 Perancang Misteri
47 Jujur
48 Keangkuhan Subrata
49 Pengakuan Lucia
50 Belum Sembuh
51 Belanja Bersama
52 Serangan Musuh
53 Kevin Stress
54 Musuh Dalam Selimut
55 Curiga
56 Bersama
57 Draft
58 Orang Tua Durhaka
59 Toleransi Gina
60 Rencana
61 Selamatkan Aset
62 Gina Sakit
63 Berkeluarga
64 Monster Sakit
65 Bos Dapur
66 Kacau
67 Tak Tahu Malu
68 Pengobatan Awal
69 Bantuan
70 Terbuka Jalan
71 Kepala Batu
72 Ibu Sakit
73 Kabar gembira
74 Bukti
75 Draft
76 Setia Kawan
77 Siapa Setia
78 Cemburu
79 Salah Paham
80 Kevin Kaget
81 Keluarga
82 Bertamu
83 Kulit Badak
84 Tamu Jauh
85 Rebutan Gina
86 Pengakuan Pak Mul
87 Pemimpin Baru
88 Pemburu Maling
89 Angkat Tangan
90 Jalan Buntu Subrata
91 Tangan Besi
92 Tak Tahu Malu
93 Masuk Perangkap
94 Kevin Pikun
95 Tekat Kevin
96 Lucia salah kaprah
97 Lucia Merana
98 Lamaran
99 Amarah Angela
100 Menikah
101 Kevin Bisa
102 Pesona Kevin
103 Makin Buruk
104 Jurang
105 Abang Sayang
106 Mahar Dahsyat
107 Nikah Kilat
108 Ruangan Baru
109 Kuku Gina
110 Gina Monster
111 Ketegasan Gina
112 Bendera Putih Subrata
113 Lucia Emosi
114 Niat Gani
115 Derita Malam Pertama
116 Cerita Dalam Rumah
117 Sarapan Istimewa
118 Baru Tahu Ya
119 Nginap
120 Pengacau
121 Menghakimi
122 Incar Angela
123 Bersama
124 Cerita Di atas Ranjang
125 Pagi Ceria
126 Maju Perang
127 Gugup
128 Subrata Pingsan
129 Gina Mencair
130 Lucia Ngamuk
131 KARMA
132 Perang batin
133 Fakta Pelakor
134 Talak Untuk Pendosa
135 Raibnya keangkuhan Angela
136 Makin Cerah
137 Berdamai
138 Malam Naas
139 Selingkuh Semu
140 Bencana Membawa Berkah
141 Moments Indah
142 Angkat Sum
143 Kangen
144 Tekat Angela
145 Angela menggila
146 Ketemu Lagi
147 Perasaan Gani
148 Gina Masih Kritis
149 Waktu Lucia
150 Aman
151 Bimbang
152 Kesetiaan
153 Masalah Baru
154 Dalang Keji
155 Dewa Penolong
156 Kesadaran Lucia
157 Belang Ketahuan
158 Rencana Peter
159 Perayu Amatiran
160 Bosan
161 Benang Kusut Terurai
162 Gembira
163 Sapu Bersih
164 Cari Fakta
165 Intai Penjahat
166 Penangkapan
167 Diciduk
168 Bertamu Ke Kantor Polisi
169 Menjenguk Tahanan
170 Pengakuan
171 Maju Selangkah
172 Berpelukan
173 Monster Baik Hati
174 Gina Drop
175 Jemputan Mewah
176 Pengumuman
177 Terbit Kata Bahagia
178 Kabar Gembira
179 Akhir Kisah
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Saudara Kembar
2
Penyamaran
3
Pegawai Kantoran
4
Jumpa Musuh
5
Mulai Perang
6
Sekamar
7
Cobaan
8
Plan Jahat
9
Berkah
10
Maju Selangkah
11
Misi Pertama
12
Masa Lalu Bu Sarah
13
Pemandangan Aneh
14
Harga Gino
15
Penyakit Trauma
16
Pulang
17
Pelajaran
18
Aksi Gina
19
Siapa Dalang??
20
Pamitan
21
Gani Pulang
22
Terbongkar
23
Ikat Gina
24
Pengamen
25
Dikejar Setan
26
Penyakit Masa Lalu
27
Anak Siapa
28
Kumat Lagi
29
Ungkap Kisah Sedih
30
Asisten Baru
31
Gina Aslinya
32
Bongkar Kisah Lama
33
Subrata Bergerilya
34
Gina Dongeng
35
Digerebek
36
Draft
37
Skill Gina
38
Talenta Gina
39
Menguak Masa Dulu.
40
Pengakuan Pak Julio
41
Kevin Cemburu
42
Sarapan Anak Kecil
43
Penyakit Kevin
44
Jadi Gadis Kevin
45
Buka Topeng Lucia
46
Perancang Misteri
47
Jujur
48
Keangkuhan Subrata
49
Pengakuan Lucia
50
Belum Sembuh
51
Belanja Bersama
52
Serangan Musuh
53
Kevin Stress
54
Musuh Dalam Selimut
55
Curiga
56
Bersama
57
Draft
58
Orang Tua Durhaka
59
Toleransi Gina
60
Rencana
61
Selamatkan Aset
62
Gina Sakit
63
Berkeluarga
64
Monster Sakit
65
Bos Dapur
66
Kacau
67
Tak Tahu Malu
68
Pengobatan Awal
69
Bantuan
70
Terbuka Jalan
71
Kepala Batu
72
Ibu Sakit
73
Kabar gembira
74
Bukti
75
Draft
76
Setia Kawan
77
Siapa Setia
78
Cemburu
79
Salah Paham
80
Kevin Kaget
81
Keluarga
82
Bertamu
83
Kulit Badak
84
Tamu Jauh
85
Rebutan Gina
86
Pengakuan Pak Mul
87
Pemimpin Baru
88
Pemburu Maling
89
Angkat Tangan
90
Jalan Buntu Subrata
91
Tangan Besi
92
Tak Tahu Malu
93
Masuk Perangkap
94
Kevin Pikun
95
Tekat Kevin
96
Lucia salah kaprah
97
Lucia Merana
98
Lamaran
99
Amarah Angela
100
Menikah
101
Kevin Bisa
102
Pesona Kevin
103
Makin Buruk
104
Jurang
105
Abang Sayang
106
Mahar Dahsyat
107
Nikah Kilat
108
Ruangan Baru
109
Kuku Gina
110
Gina Monster
111
Ketegasan Gina
112
Bendera Putih Subrata
113
Lucia Emosi
114
Niat Gani
115
Derita Malam Pertama
116
Cerita Dalam Rumah
117
Sarapan Istimewa
118
Baru Tahu Ya
119
Nginap
120
Pengacau
121
Menghakimi
122
Incar Angela
123
Bersama
124
Cerita Di atas Ranjang
125
Pagi Ceria
126
Maju Perang
127
Gugup
128
Subrata Pingsan
129
Gina Mencair
130
Lucia Ngamuk
131
KARMA
132
Perang batin
133
Fakta Pelakor
134
Talak Untuk Pendosa
135
Raibnya keangkuhan Angela
136
Makin Cerah
137
Berdamai
138
Malam Naas
139
Selingkuh Semu
140
Bencana Membawa Berkah
141
Moments Indah
142
Angkat Sum
143
Kangen
144
Tekat Angela
145
Angela menggila
146
Ketemu Lagi
147
Perasaan Gani
148
Gina Masih Kritis
149
Waktu Lucia
150
Aman
151
Bimbang
152
Kesetiaan
153
Masalah Baru
154
Dalang Keji
155
Dewa Penolong
156
Kesadaran Lucia
157
Belang Ketahuan
158
Rencana Peter
159
Perayu Amatiran
160
Bosan
161
Benang Kusut Terurai
162
Gembira
163
Sapu Bersih
164
Cari Fakta
165
Intai Penjahat
166
Penangkapan
167
Diciduk
168
Bertamu Ke Kantor Polisi
169
Menjenguk Tahanan
170
Pengakuan
171
Maju Selangkah
172
Berpelukan
173
Monster Baik Hati
174
Gina Drop
175
Jemputan Mewah
176
Pengumuman
177
Terbit Kata Bahagia
178
Kabar Gembira
179
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!