Kevin segera panggil operator yang urus menayangkan video Lucia untuk konfirmasi mengapa muncul video ini. Gina juga tak luput dari panggilan karena dia ikut menyentuh benda itu.
Gina dan operator dibawa ke ruang tertutup untuk ditanyai tentang kejadian ini. Di situ telah ada manager hotel, Kevin, Peter dan Lucia serta satpam.
Operator dan Gina tentu saja jadi tersangka utama karena mereka yang berhubungan langsung dengan benda kecil itu.
Untunglah Gina sudah persiapkan segalanya agar terhindar dari tuduhan sebagai dalang dari kerusuhan ini. Gina sudah tahu bakal ada keributan maka persiapkan mental dari awal.
Gina dan operator berdiri tegak di hadapan orang-orang yang akan menyelidiki kasus ini sebelum dibawa ke pihak berwajib.
Kevin menatap tajam ke arah Gina lihat bagaimana reaksi gadis ini diintimidasi oleh beberapa tatapan. Gina tak beri reaksi berlebihan malah berkesan dingin.
"Kuharap kalian jujur! Apa maksud kalian mempermalukan nona Lucia?" tanya Peter paling duluan.
"Kami tak tahu apa-apa pak! Aku di berikan flashdisk oleh anak ini maka itu yang kugunakan! Aku tak kenal nona ini dari mana aku bisa dapat data tentang keluarga nona ini. Flashdisk punyaan nona ini maka harusnya tanya tukang edit video nona ini." bela Operator itu juga tenang.
"Dan kau Gino?"
"Aku terima flashdisk dari tangan nona ini langsung bawa ke tempat operator. Sama dengan bapak operator. Dari mana aku bisa sulap flashdisk dalam tempo singkat. Dan lagi aku tidak ke mana-mana setelah terima flashdisk nona Lucia. Kan ada pantauan kamera cctv bisa lihat gerakan aku. Waktu itu aku juga bersama salah satu rekan bisnis pak Kevin." kata Gina tanpa getaran. Gina sengaja tak mau libatkan nama pak Julio karena tahu Kevin jelas dengan siapa dia pergi.
Peter angguk-angguk percaya Gina mengatakan kebenaran. Tak mungkin Gina bisa ubah flashdisk dalam tempo singkat. Bahkan tak punya kesempatan.
"Kalian tak merasa ada orang lain tukar flashdisk?"
"Tak mungkin pak! Aku terima dengan tangan sendiri langsung bawa ke bapak ini. Dan lagi apa kepentingan kami pada nona Lucia?" tukas Gina tajam sebelum Peter berpikir bahwa ada gerakan bawah tanah.
"Kurasa nona Lucia harus cari editor video ini. Orang yang harus dicurigai adalah editor karena dia yang edit video ini. Kami tak mungkin edit video dalam waktu singkat. Satu hari saja belum tentu siap." sambung operator beri solusi agar dia terbebas dari tuduhan tak mendasar ini.
Kevin dan Peter akui perkataan operator mengandung kebenaran. Untuk mengedit video ini butuh data tentang kehidupan masa lalu keluarga Subrata. Dari mana mereka dapat data foto dan video Subrata dan selingkuhannya.
"Lucia...apa pendapatmu? Kita serahkan pada pihak berwajib atau kau selidiki editor kamu." tanya Peter lembut tahu Lucia sedang hadapi masa sulit.
"Hal ini memalukan sekali. Setan mana ingin jatuhkan aku?" Aku takkan maafkan setan itu!" geram Lucia menahan amarah.
Gina bersyukur Lucia sekeluarga tahu rasa malu. Baru sekarang kenal malu mungkin sudah terlambat. Kenapa ibunya tidak dari dulu budidaya kan kata ini. Kalau kenal malu tentu takkan merusak rumah tangga orang. Makan saja kata malu itu sampai kenyang.
"Aku akan minta pihak kepolisian selidiki kasus ini. Siapa dalang semua ini pasti akan terbongkar." janji Kevin sekedar ingin menenangkan Lucia.
"Jangan dulu! Aku cari editor aku dulu. Kalau tersiar pihak polisi usut kasus ini akan makin meledak. Kuharap kalian semua ikut tanggung jawab untuk nama baik aku. Kami datang dari keluarga terpandang hancur oleh sebuah video editan."
"Baiklah! Kita saksikan rekaman cctv bersama agar kamu puas. Pak Manager... bisakah kita lihat rekaman cctv?" tanya Peter untuk jawab rasa penasaran Lucia.
"Tentu saja. Aku akan bekerjasama untuk keadilan buat nona Lucia. Kami juga minta maaf atas ketidak nyamanan ini."
"Baiklah! Ayok kita pergi ke ruang keamanan!" ajak manager hotel berusaha beri yang terbaik karena kejadian terjadi di hotel mereka.
Di luar pesta terus berlangsung tanpa tuan rumah. Acara ramah tamah berubah jadi ajang gosip tentang keluarga Mahabarata. Siapa sangka di balik kemegahan Mahabarata tersimpan sisi gelapnya. Subrata campakkan isteri demi seorang perempuan murahan dari klub malam.
Orang pasti akan mengecek masa lalu isteri Subrata terutama rival bisnis. Orang yang benci pada Subrata telah dapat notifikasi peringatan untuk hancurkan keluarga itu.
Di dalam hotel Kevin cs diiring masuk ke ruang pemantauan cctv. Mulai dari kehadiran keluarga Subrata sampai Gina terima flashdisk langsung berikan pada operator. Flashdisk itu diletakkan di atas meja sampai ada pemberitahuan putar video. Dari awal hingga pemutaran video tak ada yang aneh. Semua berjalan normal tanpa ada gerakan mencurigakan.
Gina menarik nafas lega karena flashdisk yang dia siapkan telah dia genggam begitu dia dipanggil Kevin. Dengan mudah dia tukar tanpa perlihatkan gerakan mencurigakan. Benda kecil itu dia selipkan di balik jari lantas pergi keluar ke taman maka dia punya kesempatan lenyapkan benda itu ke saluran buangan.
Pak Julio adalah dewa penolong Gina tuntaskan dendam dengan mulus. Berkat Pak Julio Gina lebih mudah bergerak.
"Secara keseluruhan tak ada kesempatan buat Gino dan operator tukar flashdisk kamu Lucia! Kamu sudah lihat sendiri tak ada gerakan tidak wajar. Baik dari Gino maupun operator. Sekarang tinggal kamu kejar editor kamu. Masalah datang dari dia." kata Kevin ikutan lega Gino tidak lakukan hal tidak terpuji ini. Kevin sudah kuatir Gino yang lakukan aksi ini karena tak suka pada Lucia.
Lucia terdiam tak bisa tuduh Gino maupun operator. Tak ada bukti beratkan mereka berdua. Dan lagi tak ada orang lain sentuh benda itu selain Lucia, Gino dan operator.
"Aku mau pulang dulu. Maukah kamu antar aku Mas Kevin?" pinta Lucia kusut.
"Biar aku saja! Tak baik Kevin tinggalkan tamu terlalu lama. Ayok kuantar pulang!" Peter menawarkan diri antar Lucia yang jauh dari kata baik.
Ntah kenapa tak ada rasa iba di hati Gina. Malahan dia lega telah bongkar kebusukan Subrata terlantarkan anak isteri demi seorang pelakor murahan. Yang jahat pantas dapat balasan setimpal. Karma itu akan datang cepat atau lambat.
"Kalian dua boleh pergi. Sewaktu dipanggil kalian harus siap." ujar Kevin pada Gina dan operator.
Gina dan operator hanya bisa angguk-angguk. Lain bisa apa kalau bukan iyakan permintaan Kevin. Ini permintaan wajar bila terjadi satu masalah. Gina takkan lari dari hal ini. Jika kelak terbongkar dia pelakunya diapun bersedia tanggung resiko. Yang penting dia telah salurkan dendam pada Subrata sekeluarga.
Gina keluar langsung disambut oleh pak Julio. Pak Julio kuatir sekali pada Gina terkena masalah. Laki ini yakin Gina tidak berbuat salah karena dari pertama dia yang dampingi Gina. Tak ada hal mencurigakan dari Gina. Pak Julio yang kawani Gina antar flashdisk.
Pak Julio menarik tangan Gina untuk lihat kondisi mental anak ini. Pak Julio takut Gina syok mendapat dakwaan mendadak.
"Kau tak apa nak?" buru Pak Julio.
Gina tersenyum kecil lantas geleng kepala. Gina sendiri tak tahu dari mana nyali bisa setenang ini setelah lakukan hal buruk. Rasa dendam mengakar membuat tekad Gina membaja. Dia harus kuat hadapi terpaan kesulitan ini.
"Baguslah kalau tak apa! Aku rasa orang yang berbuat hal ini sudah perhitungkan matang-matang untuk korek kesalahan keluarga ini. Susah cari bukti bila telah dirancang matang. Bapak takut ini manipulasi lewat bluetooth."
"Maksud bapak?"
"Orang yang posting video ini gunakan bluetooth koneksi layar monitor lalu kuasai layar posting video ini."
"Tapi pak...bukankah orangnya perlu data keluarga itu?"
"Teknologi sekarang canggih nak! Tinggal kirim link kita sudah masuk perangkap. Kau mau pulang?"
"Aku masih bertugas pak! Setelah selesai pesta aku batu bisa pergi."
"Kau benar! Tak usah kau pikirkan. Biar pihak hotel yang selidiki. Bapak mau pamitan dulu. Kau jangan lupa datang ke rumah bapak besok ya! Kita lihat anak bapak yang sakit."
"Siap pak!" Gina berusaha riangkan diri. Ini pertama kali Gina lakukan kejahatan besar sedikit banyak akan usik jiwa alim nya. Mungkin seumur hidup baru kali ini Gina lakukan kejahatan. Tidak tanggung-tanggung menghancurkan nama besar Subrata.
Di tempat lain Subrata mendesah kesal kebusukannya tersiar ke seluruh lapisan masyarakat. Kesalahan yang dia tutupi puluhan tahun dibuka orang tanpa ampun. Siapa yang tahu kejadian dua puluh tahun lalu. Subrata telah sesali hal itu tapi tak mungkin putar balik waktu untuk perbaiki kesalahan. Dia terbius oleh kenakalan Angela yang aslinya bernama Poniyem.
Sejak ceraikan Sarah yang tak bersalah Subrata hilang kontak dengan wanita itu. Sejak itu mereka tak pernah jumpa lagi. Di mana keberadaan Sarah dia juga tak tahu. Bagaimana kehidupan mantan isterinya Subrata sama sekali tak tahu.
Subrata tak mau ulangi kesalahan sama maka pilih hidup tenang bersama selingkuhannya serta anak mereka hasil dari perzinahan. Siapa sangka mimpi buruk datang hampiri mereka. Masa lalu Angela yang suram terbongkar tanpa belas kasihan.
Subrata teringat kelembutan Sarah sewaktu dia katakan akan ceraikan dia untuk nikahi Angela alias Poniyem karena telah punya anak darinya. Sarah tidak melawan hanya pasrah. Sarah tak minta satu senpun dari Subrata walaupun Subrata tawarkan beberapa alternatif buat masa depan Sarah.
Di mana keberadaan Sarah menjadi pertanyaan dalam benak Subrata. Apakah wanita itu baik-baik saja setelah dicerai oleh Subrata. Sarah beda sekali dengan Angela. Angela agak sombong anggap dia adalah ratu di atas Maharani. Tak tahu wanita buangan yang kebetulan dipungut oleh Subrata karena adanya Lucia.
Subrata melamun sendirian di teras atas ingat masa lalu. Hari ini barulah buka pikiran Subrata siapa sesungguhnya Angela. Subrata sudah tahu apa pekerjaan Angela sebelumnya tapi masih juga suka itu resiko sendiri.
"Pa..." terdengar suara Angela membuyar lamunan Subrata.
Subrata hanya menoleh sekilas lantas menatap jauh ke depan lihat kegelapan langit. Kini hidupnya akan segelap langit di atas. Orang pasti akan cibiri masa lalunya apalagi Angela.
"Pa...cari solusi kembalikan nama baik mama!" rengek Angela memeluk leher Subrata dari belakang.
"Aku bisa apa kalau masa lalu kamu memang gitu? Orang pasti akan cari tahu kebenaran. Apa kita bisa tutup mulut jutaan orang di Indonesia?" sahut Subrata tanpa semangat.
"Tapi mama malu dipandang rendah. Tadi saja mama lihat mata orang jijik pada mama."
"Kenapa harus malu kalau mama memang berasal dari situ? Harusnya mama perlihatkan kalau itu hanya masa lalu. Sekarang mama berubah. Bukan tutupi masalah tapi harus dihadapi."
"Mama ogah dibilang mantan perempuan malam." Angela merengut seraya memukul leher suaminya.
"Apa bukan? Sudahlah! Lebih baik mama kurangi kegiatan di luar agar tak jadi bahan omongan. Mama pasti takkan sanggup dengar sindiran orang. Kini mama harus pikir perasaan Lucia setelah tahu mamanya mantan wanita malam. Dia pasti tak sangat malu diejek orang anak bekas wanita malam. Apalagi terbuka dia lahir sebelum kita menikah. Kau ngerti maksudku? Lucia anak haram."
Angela terdiam mendapat tekanan dari Subrata. Bukan salah dia kalau punya masa lalu suram. Semua orang berhak tobat walaupun pernah bersalah. Ada satu yang tak bisa di maafkan yakni memaksa Subrata ceraikan perempuan tak bersalah. Itu akan jadi noda hitam di dahi Angela.
"Maksud papa mama tak boleh ke mana-mana? Gimana acara arisan, kumpul sore minum teh?"
"Apa kau kira temanmu masih mau kumpul denganmu? Coba kau teleponi mereka apa masih mau angkat telepon kamu? Menjadi perusak rumah tangga orang adalah penjahat terbesar di kalangan ibu-ibu. Untuk sementara mama di rumah saja. Jangan bikin malu papa dan Lucia!"
Angela besarkan mata dianggap memalukan. Harga diri Angela dicampakkan oleh Subrata seperti tahu busuk dilempar ke parit. Tambah busuk lagi.
"Papa jangan kelewatan sama mama! Selama ini siapa yang dampingi papa meniti karir? Apa wanita itu? Dia pergi gitu saja tanpa peduli padamu!" seru Angela mulai hitungan dengan Subrata. Angela anggap dia telah berjasa antar Subrata sesukses ini.
"Dia pergi karena dicerai. Dia tahu malu tidak muncul di hadapan aku! Dia sadar diri. Kalau bukan ulahmu dia masih berada di sini. Bukan kamu!" bentak Subrata terpancing emosi karena Angela tak sadar karena dia rumah tangganya jadi berantakan.
"Jadi papa menyesal telah ceraikan dia?"
"Iya...dia wanita terhormat berasal dari keluarga baik-baik. Dia bahkan tak pernah minta satu senpun dari aku. Kau yang harusnya malu."
"Papa main hitungan?"
"Hitungan apa? Selama ini apa yang sudah mama sumbang pada papa kalau bukan kekacauan. Hidup foya-foya, dan malam ini puncaknya kau coreng wajah aku dan Lucia. Apa kau pikir Lucia masih bisa berdiri di masyarakat setelah kejadian malam ini? Kau pikir sendiri." ujar Subrata tinggalkan Angela sendiri di teras.
Angela merasa angin malam menampar pipinya kiri kanan. Tidak terasa namun sakitnya sampai ke dalam hati. Kalau boleh pilih Angela juga tak mau jadi wanita malam. Tuntutan hidup mewah membuatnya pilih jalan pintas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
玫瑰
rasain.
2023-02-19
1
Saufin Yuli
👍
2023-02-18
1
Riyan saputro
selamat menuju kehancuran mu karma itu nyata
2023-02-18
1