Pekerja model Gina hanya bisa melihat dari jauh. Gina mana mungkin ikutan berbaur dengan kalangan the have. Posisinya tetap di bawah.
Orang penting yang jadi primadona malam ini muncul dengan pakaian super mewah. Gina tak tahu berapa biaya yang dikeluarkan oleh Lucia untuk membeli pakaian yang memang sangat mewah. Jujur Gina sangat Iri kepada Lucia yang memiliki segalanya. Sangat kontras dengan hidupnya mengandalkan tenaga dan pikiran mengais rezeki. Gina tak merasa bersalah telah todong Lucia sebesar tujuh ratus juta hanya untuk satu gambar dan satu video. Gina tidak menipu dan memang telah memberikan video yang diinginkan oleh Lucia. Tinggal tunggu apa yang bakal terjadi nanti.
Gina tidak tertarik pada Lucia melainkan tertarik pada lelaki yang disebut papa oleh Lucia. Gina akui laki itu memang gagah perkasa di usia setengah abad. Wajahnya rupawan agak mirip Gina. Kalau didekatkan orang pasti akan mengira mereka anak bapak. Sayang orang itu seperti setan buat Gina. Setan yang terlepas dari kurungan neraka.
Semua perhatian tertuju pada Lucia sekeluarga. Mereka menebar senyum penuh keangkuhan atas prestasi dicapai oleh Lucia. Semua orang mengenal Lucia sebagai perancang perhiasan yang sangat berbakat. Lucia berdiri di bawah bendera pimpinan Kevin.
Kevin menyambut kehadiran Subrata sekeluarga dengan gaya seorang pemimpin baik. Kevin tentu saja tak bisa lupakan jasa Lucia sumbang kreatifitas di perusahaan.
Gina berdiri jauh dari keluarga itu agar jangan terpancing emosi keluarkan kalimat tak sedap buat Subrata.
"Hei anak muda..." Gina menoleh merasa pundaknya ada yang tepuk.
Gina tersenyum ramah setelah tahu siapa yang menepuknya.
"Pak Julio...selamat malam pak!"
"Kamu luar biasa ganteng. Berapa anak gadis jatuh cinta padamu?" tanya pak Julio sambil tertawa lebar lihat Gina berada dalam kondisi terbaik.
"Ach bapak...di sini kan anak orang kaya semua. Kapan giliran kami dilirik orang. Bapak datang sama siapa?"
"Sama ibu...ayok kenalan sama ibu. Bapak sudah cerita tentang kamu pada ibu. Ibu penasaran mau jumpa kamu."
"Besok aku akan ke rumah bapak sesuai janji. Kuharap bapak maklum aku ini hanya bawahan yang harus jalankan tugas."
Pak Julio angguk salut pada kesetiaan Gina pada Kevin. Sungguh beruntung Kevin rekrut anak muda penuh talenta. Serba bisa. Mungkin pak Julio akan lebih kaget kalau tahu Gina itu anak gadis.
"Anak muda tetap harus semangat menjalankan tugas. Kamu jangan lupa Bapak setiap saat akan menerima kamu bila ingin berkarir di tempat bapak!"
Gina tersenyum perlihatkan barisan gigi rapi jali. Pak Julio menahan nafas mengakui kalau Gina terlalu cantik untuk menjadi seorang cowok.
"Aku akan ingat pak! Sebelumnya aku ucapkan terima kasih atas niat baik bapak."
"Ayok kita kenalan sama ibu!" ajak pak Julio.
Mata Kevin menangkap bayangan Gina akan pergi bersama pak Julio. Laki ini kuatir terjadi hal tak diijinkan segera panggil Gina sebelum melangkah jauh.
"Gino...sini!" seru Kevin cukup keras.
Gina menghembus nafas tanpa sempat menarik nafas. Kevin pantang lihat orang senang. Baru saja dia ingin ramah tamah dengan isteri pak Julio pengacau kelas berat sudah panggil.
Gina tak punya pilihan selain tunduk perintah.
"Maaf pak! Dipanggil tuan besar."
"Ayok kita pergi bersama! Aku juga ingin menyapa Kevin dan pak Subrata."
Hati Gina langsung kalau mendengar nama pak Subrata. Satu nama yang menjadi mimpi buruk bagi Gina. Kalau bisa Gina ingin menghapus nama orang ini dari dunianya. Selamanya tidak mendengar nama itu lagi.
Sebenci apapun Gina kepada Subrata dia tetap harus menjumpai Kevin. Paling menahan diri untuk tidak menghajar lelaki kurang ajar itu.
"Iya pak!" Gina dan Pak Julio sudah berada di depan Kevin dan keluarga Subrata yang kesohor itu.
"Kamu tolong kasihkan flashdisk Lucia kepada operator untuk launching produk baru kita. Lucia... berikan flashdisk kepada Gino!" kata Kevin berharap Gina berpisah dengan pak Julio.
"Oh iya..!" Lucia cepat-cepat keluarkan benda kecil dari handbag mahalnya. Dari penampilan tas kecil itu sudah dipastikan harga mahal. Orang kampung pun tahu itu bukan produk abal-abal.
"Selamat ya nak Kevin! Semoga kamu tumbuh lebih besar." Pak Julio gunakan kesempatan ini salami Kevin.
Kevin menyambut salam dari pak Julio sambil tertawa lebar. "Terima kasih sudah datang. Silahkan nikmati pestanya pak! Kalau ada kekurangan harap dimaafkan!"
Pak Julio goyang tangan. Pak Julio tertawa lebar senang bisa saksikan anak muda begitu semangat dobrak tantangan menjadi garda negara.
"Kalian anak muda memang kreatif. Ach pak Subrata...makin berkibar! Punya calon mantu macam Kevin sudah jadi modal di hari tua. Masa pensiun nanti sudah ada penerus hebat." Pak Julio melirik Lucia yang senyam senyum bangga dikira calon isteri Kevin. Hidung Lucia naik dua senti lebih panjang dari biasanya.
"Pak Julio yang hebat. Bisnis menggurita di mana-mana. Kami ini apa? Hanya debu di mata Pak Julio." sahut Subrata dengan suara bas keren.
"Itu hanya rumor. Ok.. biar kutemani anak muda ini laksanakan tugas! Kami sedang bicara bisnis juga!" Pak Julio merangkul pundak Gina tanpa sungkan. Sebenarnya Gina tidak nyaman tapi dia harus beri muka pada Pak Julio agar tak diketawain ditolak anak muda tampan.
Mata pak Subrata tertancap pada pemuda ganteng ini. Ntah kenapa muncul desiran halus di hati lihat tampang pemuda cantik ini. Subrata merasa familiar dengan wajah ini tapi di mana dia pernah lihat wajah ini.
"Ayok anak muda! Bapak temani kamu antar barang ke operator! Kita lanjut bincang kerja kita."
"Iya pak!"
Pak Julio mengangguk kecil pada rekan bisnis lantas ajak Gina tinggalkan perbincangan membosankan itu. Pak Julio lebih senang ngobrol dengan Gina yang bisa mengembalikan kenangan masa lalu.
Gina merasa Tuhan sedang berpihak padanya. Rencananya makin mulus berkat bantuan Kevin. Semula Gina agak ragu bisa capai tujuan tukar flashdisk Lucia dengan flashdisk yang sudah dia persiapkan.
Kevin memberinya jalan menukar barang itu tanpa ribet. Gina hanya perlu simpan flashdisk Lucia lalu berikan flashdisk yang dia bawa dari rumah kepada operator. Tinggal tunggu pertunjukkan menarik.
Gina serahkan flashdisk disaksikan oleh Pak Julio. Lalu keduanya mencari isteri pak Julio untuk kenalan.
Ternyata Bu Julio berada di taman bersama kelompok ibu-ibu sosialita. Mereka semua tampak menarik dalam balutan busana aneka warna dan model. Harganya pasti di atas jutaan.
Sambil lewati taman Gina lihat ada saluran pembuangan kecil untuk pengisapan air hujan. Kesempatan bagus buang flashdisk ke situ untuk hilangkan jejak. Sambil lewat Gina jatuhkan barang kecil itu. Gina sudah rancang matang-matang hindari kecurigaan karena yakin setelah ini pasti akan ada pemeriksaan setiap orang dicurigai. Dia pasti akan jadi tersangka utama karena memegang benda itu.
Gina bisa tertolong bila pak Julio bersedia jadi saksi dia telah serahkan benda itu pada operator tanpa ke manapun. Dalam hal ini Gina bebas dari praduga sebagai pelaku teror ini.
"Ibu.." pak Julio memanggil isterinya yang sedang ngobrol riuh dengan teman satu kumpulan.
"Eh si bapak...tumben mau ikutan dengan kita?" Bu Julio tertawa lebar lihat sang suami datang bersama anak muda luar biasa ganteng.
"Ini Gino yang kucerita dulu."
"Wah...memang tampan. Kenapa tidak jadi artis saja? Gimana ibu-ibu? Ada komentar?" mulut Bu Julio ternyata bocor juga.
"Jadi anak angkat aku saja ya. Gantengnya kelewatan." salah satu ibu-ibu hampiri Gina mengelus lengan anak itu. Gina merasa bulu kuduknya merinding geli.
Gimanalah rasanya bila betulan diajak jadi anak angkat yang notabene piaraan para ibu-ibu. Dunia ini pasti langsung runtuh.
"Jangan takuti anak orang! Kamu sudah punya pekerjaan anak ganteng? Kerja di tempatku saja. Gaji di atas rata-rata plus fasilitas lengkap." ibu lain gunakan cara versi lebih elegan.
"Aku sudah punya kerja Bu! Alhamdulillah betah." Gina langsung patahkan niat aneh pada ibu-ibu itu.
"Wow...suaranya nyaring mirip kicauan burung subuh."
Kepala Gina jadi pusing dengar ocehan berbau nada memuja dalam tanda kutip. Gina merasa gerah berada di tempat tak tepat ini.
"Maaf ya ibu-ibu aku masih ada kerja! Senang kenalan dengan ibu-ibu cantik. Permisi..." Gina pilih angkat kaki dari situ sebelum jadi bulanan para ibu-ibu.
Pak Julio beri tanda peringatan gunakan telunjuk. Pak Julio salahkan para ibu yang buat Gina ketakutan. Niat Pak Julio kenalkan anak berbakat pada isterinya seorang dosen kampus. Isterinya senang pada anak muda berbakat tapi rencana itu dipatahkan ibu iseng.
"Hei nak Gino...tunggu!" pak Julio mengejar Gino yang secepatnya kembali ke ruang pesta.
Gina tunda langkah menunggu Pak Julio. Gina tak mungkin tak beri muka pada laki itu. Pak Julio sudah baik padanya. Tidak pandang rendah seorang pegawai kecil macam dia.
"Terkejut ya? Jangan simpan di hati! Ibu-ibu itu memang suka canda. Mereka tak ada maksud jahat."
"Iya pak! Aku cuma tak enak terlalu lama tinggalkan tugas. Besok aku pasti akan datang ke rumah bapak sesuai janji. Kita sembuhkan anak bapak itu!" janji Gina.
"Ayok kita bergabung dengan tamu lain!"
Gina dan Pak Julio berjalan bersama kembali ke pusat pesta. Di atas pentas tampak Kevin dan Lucia sedang beri kata sambutan sambut pesta ini. Mereka merupakan pasangan serasi layak Juliet dan Romeo abad kekinian.
Gina hanya bisa berdiri dari jauh lihat adegan memuakkan ini. Gina tak sabar berharap pesta ini segera berakhir.
Mata Gina tertuju pada sosok Lucia yang demikian semangat berdiri di samping Kevin. Ada kilatan dendam di mata Gina. Bukan karena cemburu pada Lucia namun benci pada keberadaan keluarga Subrata yang telah merenggut kebahagiaan ibunya.
"Para hadirin...dengan segala rendah hati aku persembahkan video semua hasil karyaku selama ini. Semua ini hasil karyaku. Silahkan saksikan semua keberhasilan aku!"
Layar monitor segera dihidupkan tampilkan nama perusahaan lalu Lucia dengan berbagai pose. Terakhir foto bersama Kevin walau tidak dekat. Hanya berdiri bersama.
Barulah satu persatu review perhiasan yang pernah dirancang Lucia. Semua tampak elegan dan mewah berkat editan Gina. Gina mang sengaja angkat Lucia setinggi langit sebelum hempaskan anak itu.
Tepuk tangan bergema setelah tayangan karya emas Lucia berakhir kini akan ditayangkan rancangan terbaru Lucia. Namun yang muncul bukan rancangan perhiasan melainkan seorang wanita dengan pakaian minim berada dalam pelukan lelaki. Video berlanjut wanita itu gonta ganti pasangan dalam pose menjijikkan. Termasuk dengan Subrata dalam baju bikini duduk di tepi kolam. Wanita itu berada dalam rengkuhan Subrata.
Videonya memang kurang jelas karena rekaman jaman dulu tidak setajam kamera masa kini.
"Sayang ..kapan kau ceraikan isterimu? Aku sudah tak sabar ingin jadi isterimu." terdengar suara wanita itu walaupun tak begitu jelas.
"Aku tak tega karena dia wanita baik-baik. Kuharap kau sabar, atau kita tetap begini saja." terdengar sahutan Subrata.
"Lalu anak kita gimana? Aku mau kasih Lucia posisi terbaik. Persetan dengan isterimu yang baik! Ceraikan dia atau kubongkar skandal kita biar seluruh dunia tahu Subrata selingkuh dari isterinya dan punya anak di luar nikah."
Semua terkesima sampai melongo. Subrata berubah pucat melihat video yang sedang ditayangkan di layar monitor. Masa lalunya yang kelam terkuak secara gamblang. Isterinya sekarang adalah wanita murahan di klub alias wanita panggilan.
Gina menarik bibir membuat senyum tipis senang telah tuntaskan rasa sakit hati. Mahabharata yang dihormati ternyata hanyalah satu keluarga tak bermoral. Isterinya yang dianggap wanita mulia tak lebih wanita ******.
Muka isteri Subrata jadi putih tak berdarah. Masa lalunya yang kelam terkupas habis di sini. Wanita itu seperti sedang telanjang di antara semua tamu. Kemegahan Mahabarata akan segera tamat setelah muncul video ini di depan umum.
Semua mata menatap jijik pada isteri Subrata. Wanita panutan semua orang tak lebih ayam ****** hancurkan rumah tangga orang.
Lucia jatuh lemas di lantai merasa dunianya yang semula berkilauan kini buram secara mendadak. Keluarga Mahabarata yang dikagumi orang ternyata hanya kumpulan manusia munafik menjijikan.
Kevin sendiri tak sangka pesta yang semula tampak meriah akan berakhir tragis. Secara tak langsung Kevin bertanggung jawab atas kejadian ini. Hal ini terjadi di pestanya maka mau tak mau dia harus bertanggung jawab.
Gina tak peduli siapa jadi korban dari aksinya. Gina puas sudah wakili ibunya bikin malu isteri Subrata. Kini muka wanita itu tercoreng oleh kelakuan masa lalu. Dia adalah wanita murahan penjaja cinta di klub malam. Jadi pelakor dalam rumah tangga orang.
Subrata langsung pergi diikuti oleh isterinya. Lucia masih belum bergerak dari lantai terpekur malu di buka aib keluarganya oleh video yang dia rancang sendiri. Siapa demikian hebat tukar flashdisk nya sehingga muncul video memalukan ini.
Peter berbaik hati angkat Lucia dari lantai bawa gadis itu duduk di bangku. Pada saat ini Lucia adalah korban paling menyedihkan. Video dia yang buat tapi menampilkan keburukan kedua orang tuanya. Parahnya ternyata dia anak di luar nikah. Wajah Lucia telah dilempari setumpuk tai oleh tangan sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Nur Mei
mulai seru nih!!!!
2023-06-13
1
玫瑰
itu baru permulaan.. rasa nya hal ini akan berlanjut lagi.
pembalasan demi pembalasan yang Gina buat untuk mereka yang serakah..
padan muka hang!
2023-02-19
2
Cahaya Ibrahim
makin seru....anak sendiri yg bongkar aib ortunya
2023-02-18
1