Penyamaran

Mata Gina menyipit tak percaya omongan ibunya. Posisinya bisa berubah setiap saat bila ibunya sedang butuh dia untuk laksanakan tugas Gani.

"Gin mau sewa pengacara kukuhkan posisi adik atau kakak." ujar Gina kurang suka ibunya terlalu bela Gani.

"Aduh Gina! Macam deh kamu! Sewa pengacara butuh uang. Emang kamu punya duit sekarang?" ujar Gani meremehkan Gina. Gaji Gina memang tak seberapa bila dibanding gaji Gani. Gani bisa hasilkan uang puluhan juta sedangkan Gina cukup puas dengan beberapa juta.

"Pakai duit kamu! Batalkan ke Korea!"

"Yee uangnya sudah aku setor ke travel. Nona cantik.. sekali ini saja aku minta tolong! Cuma sepuluh hari. Aku akan bayar gajimu selama sepuluh hari ini."

"Siapa bantu ibu di warung? Kalau bukan ingat ibu aku juga bisa kerja kantoran. Kau pikir otakku berulat tak bisa dibawa berpikir?" Gina semprot Gani.

"Ibu sudah minta tolong pada Lili anak Bu Ani. Dia mau kok bantu ibu selama kamu pergi kerja."

"Wow...ternyata kalian berdua sudah atur dari awal! Aku ini anak ibu atau bukan? Jangan-jangan aku ini anak ibu pungut dari tong di simpang jalan! Si bebek ini anak ibu!"

"Enak aja bilang aku bebek. Cowok secantik aku jarang ada di dunia ini."

"Dunia akhirat...pokoknya aku tak mau kerja di kantoran. Aku tak bisa dandan seperti cewek lain."

"Eh Rambo...siapa lagi suruh kamu jadi cewek? Kamu harus jadi cowok. Kamu cocok kok jadi cowok! Aku yakin kamu bisa. Bukankah aku sudah kasih referensi tentang pak Kevin?"

"Apa urusan sama aku?" Gina buang muka tetap tidak tertarik masuk jadi pegawai kantoran.

"Ya ampun anak-anak. Kalian berdua anak ibu. Ibu harap kalian saling membantu karena kalian tak punya bapak. Hanya kalian tumpuan harapan ibu. Kalau kalian tidak saling membantu siapa lagi mau bantu kita?" Bu Sarah berkata dengan pilu seolah hidupnya tak ada harapan. Matanya berkaca-kaca menahan runtuhnya air mata.

Gina paling tak tahan kalau ibunya sudah berdrama. Harusnya Bu Sarah melamar jadi artis karena aktingnya cukup nyata. Gina saja mati kutu dibuat oleh akting meyakinkan Bu Sarah.

"Mami...aku ini memang anak paling sial. Sudah yatim tak disayangi saudara pula." Gani menambah keharuan di acara makan malam mereka.

Gina bangkit tak jadi makan. Seleranya hilang lihat sinetron tanpa produser. Lama-lama Gina bisa kena stroke dini punya keluarga mementingkan diri sendiri.

"Jangan ganggu aku! Besok aku akan pergi!" kata Gina menghilang masuk ke kamar.

Gani dan Bu Sarah tersenyum penuh kemenangan. Ternyata mudah saja kelabui Gina. Cukup pasang muka sedih. Semua berjalan sukses.

"Gan...kamu harus segera pulang begitu tournya selesai. Gina sudah baik hati bantu kamu jadi kamu harus tahu diri. Untuk berapa hari ini kamu jangan bikin dia marah! Ibu tak jamin dia bersedia bantu kamu bila kamu bikin dia kesal."

"Beres Bu! Gani bawa peralatan untuk Gina dulu. Bos Gani tak suka cewek. Gani belum tahu apa penyebabnya."

"Kamu ini jangan macam-macam dengan bos kamu ya! Tahu dosa ngak?"

"Tahu mami..." sahut Gani yakin.

"Cepat habiskan nasimu! Bawa kue untuk adikmu!"

"Jadi benaran Gina itu adik?"

Bu Sarah mengangguk, "Kamu seharusnya lindungi dia. Bukan nyusahin dia setiap hari. Kurangi bikin ulah!"

"Beres mami."

Gina masih memikirkan permintaan Gani. Sebenarnya Gina tak tega menolak permintaan Gani. Anak itu juga bekerja keras untuk membiayai hidup mereka serta membayar cicilan rumah. Dia gunakan uangnya untuk menikmati liburan merupakan hal yang sangat wajar. Si Gani tergila-gila pada aktor dan aktris dari negara ginseng itu.

Jauh hari sebelumnya Gina sudah mempelajari semua biodata tentang Kevin bosnya Gani juga referensi tentang pekerjaan Gani di kantor. Bagi Gina pekerjaan Gani sangatlah mudah selama dia teliti dan waspada. Gina juga seorang sarjana dengan dua jurusan yaitu desain perhiasan serta desain grafik.

Namun sayang Gina tidak mempunyai waktu untuk berbakti di perusahaan manapun karena kesibukannya sehari-hari membantu ibunya jualan serta bekerja di bengkelnya Om Sabri.

Gina mempunyai pekerjaan sampingan sebagai designer bayaran. Dia design untuk orang yang membutuhkan dengan bayaran cukup lumayan. Gina merahasiakan pekerjaan ini dari Gani dan Bu Sarah biar bisa simpan uang lebih banyak untuk beli ruko buat Bu Sarah jualan. Sekarang Bu Sarah berwarung hanya menumpang di kios kecil di pinggir jalan.

"Gin..aku masuk ya!" terdengar suara Gani dari luar.

"Ngapain? Mau sumpal kuping aku dengan ocehan mu?"

Gani tak butuh jawaban Gina karena tanpa ijin tubuh laki itu sudah berada dalam kamar saudara kembarnya.

Gani membawa sepiring kue buatan ibu mereka untuk Gina ganjal perut. Anak itu ngambek maka tak mau makan.

"Nih makan! Nanti jangan bilang aku abangmu terlantarkan adik."

Gina menatap piring berisi beberapa potong kue sambil nyengir kuda.

"Kamu pikir aku tak tahu niat jahat kamu! Antar sogokan kan?"

"Tahu aja...besok kita pergi bareng ya! Kusarankan kamu pakai masker dan kacamata hitam. Matamu tak bisa bohongi orang. Matamu mata cewek. Bulu matamu lentik. Mana ada cowok bulu matanya panjang."

"Terserah aku dong! Kau kira aku ini pengemis buta menjarah kantor? Pakai kacamata hitam segala. Keluar sono! Aku ada kerja!" Gina usir Gani yang dianggap berisik.

"Nona...cuma sepuluh hari kau menderita! Setelah itu kamu bebas. Aku tidak dipecat dan kamu tetap jadi montir kesayangan om Sabri. Ok?"

"Keluar bebek!" bentak Gina pusing dengar ocehan Gani.

Gani angkat tangan menyerah. Lebih baik sekarang kabur daripada Gina berubah pikiran. Yang penting sekarang dia bisa tenang berlibur ke Korea yang diimpikan selama bertahun ini.

Gina fokus pada komputer di meja untuk buat design pesanan orang. Orangnya minta dibuat design kalung untuk dipakai berbagai kalangan. Perhiasan mencakup segala usia.

Gani harus memeras otak untuk hasilkan design ini karena bayaran cukup menggiurkan. Kali ini Gina mendapat tawaran kelas kakap karena bayarannya bisa jadi setengah bayaran ruko. Dia kali orang itu order maka terpenuhi keinginan Gina berikan ruko pada ibunya.

Keesokan harinya Gina bantu ibunya persiapkan bahan makan untuk buka warung ibunya. Gina selalu bantu Bu Sarah memasak biar cepat kelar. Pagi ini Gani ikut bantu karena mereka punya misi penting.

Pagi ini lebih cepat kelar karena ada campur tangan Gani. Di bebek cukup cekatan bila diajak berkecimpung urusan dapur. Maunya Gani sekolah di bagian chef. Anak itu pintar olah makanan.

Lelaki yang disebut Om Sabri sudah menunggu di luar rumah dengan mobil pick up untuk bantu angkut semua dagangan Bu Sarah. Lelaki bertubuh tegap itu tetap setia menjaga keluarga ini tanpa pamrih.

"Om...hari ini titip mami ya! Hari ini aku bawa Rambo." seru Gani kenes pada Sabri.

Sabri mengangguk. Sabri sudah tahu rencana Gani bawa saudara kembarnya gantiin dia untuk sementara waktu. Sabri surprise Gina bersedia pergi padahal setahu Sabri anak gadis itu paling ogah kerja kantoran.

"Hei sini kau!" Sabri melambai pada Gani untuk mendekat. Tampaknya ada rahasia ingin disampaikan oleh Sabri.

Gani langsung hampiri omnya pasang kuping ngerti ada hal tak bisa diucapkan lantang.

"Ada apa Om?"

"Gina kok mau pergi? Padahal kemarin om tanya dia masih nolak." bisik Sabri pelan takut di dengar Gina.

"Biasa om...pakai air mata buaya! Gina itu alergi lihat mami aku sedih. Jurus lama tapi tetap ampuh. Anak itu tetap bodoh mau dibohongi."

Sabri menyentik kepala Gani kesal pada kelicikan anak itu. Selalu saja menyusahkan Gina.

"Awas kamu usik harimau tidur! Sekali dia mengaum kepalamu pindah ke tong sampah." Sabri ingatkan Gani jangan bangga berhasil kadalin Gina. Gina mengalah pasti karena Bu Sarah.

Gani nyengir bayangkan kepalanya nelangsa berbaur dengan aneka bau busuk. Sudah sakit disuguhi aroma bau busuk pula. Auto derita dobel.

"Eh om...kapan halalin mami? Biar aku punya papi juga."

Sabri grogi ditanya begitu oleh Gani. Harapannya sih begitu tapi Bu Sarah tidak kirim signal bisa disambung. Sabri mana berani sembarangan melamar janda dua anak itu.

"Kau setuju om melamar ibumu?"

Kepala Gani angguk lima kali. Gani sangat setuju Sabri bersedia melamar ibunya karena mereka sudah kenal puluhan tahun. Namun tetap gitu-gitu saja. Hanya anggap kerabat dekat tanpa ikatan.

Sabri menggaruk kepalanya yang jelas tak gatal. Bebas kutu juga ketombe.

"Om tak berani."

"Om ijin saja sama si Rambo. Kalau dia ok semua pasti ok. Mami kan segan pada Rambo."

"Mami kamu segan tapi kamu selalu bikin ulah bikin Gina marah. Tuh Mamimu sudah datang! Diam ya!" Sabri perbaiki sikap melihat wanita pujaan hati telah siap meluncur ke warung.

"Iya ..aduh mamiku! Pagi ini segar banget! Wangi lagi! Sekuntum bunga kuno siap dipanen." olok Gani melihat Bu Sarah rapi jali dengan pakaian sangat sopan. Bu Sarah masih cantik di usia empat puluhan.

Tak heran Sabri tergila-gila dalam kebisuan. Cinta tapi takut ungkapkan. Sabri takut kalau Sarah menolak maka hubungan mereka akan jadi canggung. Maka itu Sabri hanya bisa telan rasa cinta itu jauh dalam di lubuk hati.

"Kita berangkat dek Sarah?" tanya Sabri sopan.

"Iya...eh Gani! Mulutmu dijaga kalau mau minta bantuan Gina. Dia itu tak suka orang iseng."

"Beres mami! Ayo cepat berangkat! Jangan sampai telat buka warung. Bodyguard paling ganteng sedunia sudah menunggu mami."

"Gani..jaga sikap!" ucap Sabri takut Bu Sarah malu diolok anak sendiri.

"Siap om!"

Bu Sarah naik ke mobil pick up bersama Sabri menuju ke warungnya di pinggir jalan. Setiap hari Bu Sarah jualan sampai siang. Bu Sarah hanya sediakan lauk pauk hingga jam makan siang. Selalu habis bila siang tiba. Masakan Bu Sarah lezat dan bersih maka banyak pelanggan.

Seberang jalan adalah bengkel mobil Sabri. Maka itu Gina mau bekerja di sana karena bisa dekat ibunya setiap saat. Gina bisa pantau langsung kondisi warung ibunya. Kalau ada pelanggan yang iseng mengganggu ibunya maka Gina tidak akan segan-segan menghajar orang itu sampai babak belur.

Di rumah Gani sedang dandani Gina biar tampak maskulin. Wibawa Guna sebagai laki sudah dapat namun wajah tetap saja wajah cewek. Mata Gina bening bulat seperti mata ikan koki. Ditambah bulu mata lentik bak kirai berjuntai. Hidung tinggi bangir bikin gemas para cowok ingin gigit hidung mungil Gina. Kalau bibir tak usah dibilang lagi. Tipis serasi melambungkan angan para cowok untuk kulum bibir ranum Gina. Gina terlalu sempurna sebagai cewek. Sayang sifatnya kasar tak cerminan cewek feminim umumnya.

Gani perhatikan apa yang kurang dari Gina. Postur tubuh Gina cukup lumayan walau tidak tinggi amat. Cocok untuk ukuran cewek.

"Hei...bukit berbunga kamu masih terbayang!" Gani menunjuk bukit di dada Gina agak tinggi walau sudah di tutupi pakaian dua lapis.

Gina menurunkan kepala melihat buah dadanya. Memang belum cukup rata untuk ukuran cowok.

"Lha...aku harus gimana? Bawa ke bengkel untuk dipres rata?" Gina sendiri tak tahu harus gimana tutupi dadanya dari penyamaran.

"Kita ikat pakai kain panjang."

"Mau bunuh aku ya?"

"Isshhh...kalau kau mati siapa bantu aku? Aku punya selendang tipis bisa kau guna untuk balut bukit indah mu. Punya bukti kok ukuran jumbo." omel Gani menyesali Tuhan ciptakan ukuran dada Gina lumayan montok. Tak perlu operasi plastik sudah goda cowok.

"Jangan banyak bacot! Coba ambil selendang mu!" Gani tertarik pada usulan Gani coba balut dadanya dengan selendang agar hasilnya sempurna.

"Kubantu?" gurau Gani.

"Boleh setelah nyawamu bertemu malaikat maut."

Gani tertawa geli diancam Gina. Siapa juga mau pamer tubuh walaupun itu saudara kandung. Gimanapun Gani itu seorang cowok walaupun nyiur melambai.

Gani memang ahli berdandan. Gina disulap jadi cowok cantik. Tak ada yang akan tahu kalau Gina itu cewek kalau tak ada yang bocorkan rahasia mereka. Wajah Gina putih bersih pasti akan menggetarkan para cewek pikir ada cowok luar biasa tampan.

Gani masih menimbang sembunyikan mata Gina yang masih gambarkan mata cewek. Otak Gani berputar memikirkan cara agar jendela hati Gina tidak dilirik para cewek.

"Pakai kacamata ya?"

"Kacamata hitam? Otak kamu di mana? Kerja kantoran pakai kacamata hitam. Mau jadi ketua geng mafia atau pengemis buta?" Gina menjitak kepala Gani jengkel punya ide tak masuk akal.

"Kacamata biasa ya! Hanya kacamata biasa. Bukan kacamata resep."

"Itu kedengaran lebih baik. Emang kamu ada kacamata itu?"

"Ngak ada...kita beli nanti!"

"Sudahlah! Terima aku apa adanya! Peduli amat pandangan orang. Aku kan datang kerja bukan goda cowok."

"Terserah deh! Pakai wig kamu!" Gani membantu Gina pasang wig rambut cowok. Rambut Gina yang indah terpaksa disembunyikan demi kelancaran misi mereka.

Gani memang ahli dandan jempolan. Sekarang Gina betulan jadi cowok tercantik sedunia. Dewa amor pasti akan bertebaran di kantor tempat Gani kerja. Para cewek seratus persen akan jatuh cinta pada Gina.

"Ok..perfect mas Gino! Namamu Gino!"

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

aduh..nama nya Gino...hahaha

2023-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Saudara Kembar
2 Penyamaran
3 Pegawai Kantoran
4 Jumpa Musuh
5 Mulai Perang
6 Sekamar
7 Cobaan
8 Plan Jahat
9 Berkah
10 Maju Selangkah
11 Misi Pertama
12 Masa Lalu Bu Sarah
13 Pemandangan Aneh
14 Harga Gino
15 Penyakit Trauma
16 Pulang
17 Pelajaran
18 Aksi Gina
19 Siapa Dalang??
20 Pamitan
21 Gani Pulang
22 Terbongkar
23 Ikat Gina
24 Pengamen
25 Dikejar Setan
26 Penyakit Masa Lalu
27 Anak Siapa
28 Kumat Lagi
29 Ungkap Kisah Sedih
30 Asisten Baru
31 Gina Aslinya
32 Bongkar Kisah Lama
33 Subrata Bergerilya
34 Gina Dongeng
35 Digerebek
36 Draft
37 Skill Gina
38 Talenta Gina
39 Menguak Masa Dulu.
40 Pengakuan Pak Julio
41 Kevin Cemburu
42 Sarapan Anak Kecil
43 Penyakit Kevin
44 Jadi Gadis Kevin
45 Buka Topeng Lucia
46 Perancang Misteri
47 Jujur
48 Keangkuhan Subrata
49 Pengakuan Lucia
50 Belum Sembuh
51 Belanja Bersama
52 Serangan Musuh
53 Kevin Stress
54 Musuh Dalam Selimut
55 Curiga
56 Bersama
57 Draft
58 Orang Tua Durhaka
59 Toleransi Gina
60 Rencana
61 Selamatkan Aset
62 Gina Sakit
63 Berkeluarga
64 Monster Sakit
65 Bos Dapur
66 Kacau
67 Tak Tahu Malu
68 Pengobatan Awal
69 Bantuan
70 Terbuka Jalan
71 Kepala Batu
72 Ibu Sakit
73 Kabar gembira
74 Bukti
75 Draft
76 Setia Kawan
77 Siapa Setia
78 Cemburu
79 Salah Paham
80 Kevin Kaget
81 Keluarga
82 Bertamu
83 Kulit Badak
84 Tamu Jauh
85 Rebutan Gina
86 Pengakuan Pak Mul
87 Pemimpin Baru
88 Pemburu Maling
89 Angkat Tangan
90 Jalan Buntu Subrata
91 Tangan Besi
92 Tak Tahu Malu
93 Masuk Perangkap
94 Kevin Pikun
95 Tekat Kevin
96 Lucia salah kaprah
97 Lucia Merana
98 Lamaran
99 Amarah Angela
100 Menikah
101 Kevin Bisa
102 Pesona Kevin
103 Makin Buruk
104 Jurang
105 Abang Sayang
106 Mahar Dahsyat
107 Nikah Kilat
108 Ruangan Baru
109 Kuku Gina
110 Gina Monster
111 Ketegasan Gina
112 Bendera Putih Subrata
113 Lucia Emosi
114 Niat Gani
115 Derita Malam Pertama
116 Cerita Dalam Rumah
117 Sarapan Istimewa
118 Baru Tahu Ya
119 Nginap
120 Pengacau
121 Menghakimi
122 Incar Angela
123 Bersama
124 Cerita Di atas Ranjang
125 Pagi Ceria
126 Maju Perang
127 Gugup
128 Subrata Pingsan
129 Gina Mencair
130 Lucia Ngamuk
131 KARMA
132 Perang batin
133 Fakta Pelakor
134 Talak Untuk Pendosa
135 Raibnya keangkuhan Angela
136 Makin Cerah
137 Berdamai
138 Malam Naas
139 Selingkuh Semu
140 Bencana Membawa Berkah
141 Moments Indah
142 Angkat Sum
143 Kangen
144 Tekat Angela
145 Angela menggila
146 Ketemu Lagi
147 Perasaan Gani
148 Gina Masih Kritis
149 Waktu Lucia
150 Aman
151 Bimbang
152 Kesetiaan
153 Masalah Baru
154 Dalang Keji
155 Dewa Penolong
156 Kesadaran Lucia
157 Belang Ketahuan
158 Rencana Peter
159 Perayu Amatiran
160 Bosan
161 Benang Kusut Terurai
162 Gembira
163 Sapu Bersih
164 Cari Fakta
165 Intai Penjahat
166 Penangkapan
167 Diciduk
168 Bertamu Ke Kantor Polisi
169 Menjenguk Tahanan
170 Pengakuan
171 Maju Selangkah
172 Berpelukan
173 Monster Baik Hati
174 Gina Drop
175 Jemputan Mewah
176 Pengumuman
177 Terbit Kata Bahagia
178 Kabar Gembira
179 Akhir Kisah
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Saudara Kembar
2
Penyamaran
3
Pegawai Kantoran
4
Jumpa Musuh
5
Mulai Perang
6
Sekamar
7
Cobaan
8
Plan Jahat
9
Berkah
10
Maju Selangkah
11
Misi Pertama
12
Masa Lalu Bu Sarah
13
Pemandangan Aneh
14
Harga Gino
15
Penyakit Trauma
16
Pulang
17
Pelajaran
18
Aksi Gina
19
Siapa Dalang??
20
Pamitan
21
Gani Pulang
22
Terbongkar
23
Ikat Gina
24
Pengamen
25
Dikejar Setan
26
Penyakit Masa Lalu
27
Anak Siapa
28
Kumat Lagi
29
Ungkap Kisah Sedih
30
Asisten Baru
31
Gina Aslinya
32
Bongkar Kisah Lama
33
Subrata Bergerilya
34
Gina Dongeng
35
Digerebek
36
Draft
37
Skill Gina
38
Talenta Gina
39
Menguak Masa Dulu.
40
Pengakuan Pak Julio
41
Kevin Cemburu
42
Sarapan Anak Kecil
43
Penyakit Kevin
44
Jadi Gadis Kevin
45
Buka Topeng Lucia
46
Perancang Misteri
47
Jujur
48
Keangkuhan Subrata
49
Pengakuan Lucia
50
Belum Sembuh
51
Belanja Bersama
52
Serangan Musuh
53
Kevin Stress
54
Musuh Dalam Selimut
55
Curiga
56
Bersama
57
Draft
58
Orang Tua Durhaka
59
Toleransi Gina
60
Rencana
61
Selamatkan Aset
62
Gina Sakit
63
Berkeluarga
64
Monster Sakit
65
Bos Dapur
66
Kacau
67
Tak Tahu Malu
68
Pengobatan Awal
69
Bantuan
70
Terbuka Jalan
71
Kepala Batu
72
Ibu Sakit
73
Kabar gembira
74
Bukti
75
Draft
76
Setia Kawan
77
Siapa Setia
78
Cemburu
79
Salah Paham
80
Kevin Kaget
81
Keluarga
82
Bertamu
83
Kulit Badak
84
Tamu Jauh
85
Rebutan Gina
86
Pengakuan Pak Mul
87
Pemimpin Baru
88
Pemburu Maling
89
Angkat Tangan
90
Jalan Buntu Subrata
91
Tangan Besi
92
Tak Tahu Malu
93
Masuk Perangkap
94
Kevin Pikun
95
Tekat Kevin
96
Lucia salah kaprah
97
Lucia Merana
98
Lamaran
99
Amarah Angela
100
Menikah
101
Kevin Bisa
102
Pesona Kevin
103
Makin Buruk
104
Jurang
105
Abang Sayang
106
Mahar Dahsyat
107
Nikah Kilat
108
Ruangan Baru
109
Kuku Gina
110
Gina Monster
111
Ketegasan Gina
112
Bendera Putih Subrata
113
Lucia Emosi
114
Niat Gani
115
Derita Malam Pertama
116
Cerita Dalam Rumah
117
Sarapan Istimewa
118
Baru Tahu Ya
119
Nginap
120
Pengacau
121
Menghakimi
122
Incar Angela
123
Bersama
124
Cerita Di atas Ranjang
125
Pagi Ceria
126
Maju Perang
127
Gugup
128
Subrata Pingsan
129
Gina Mencair
130
Lucia Ngamuk
131
KARMA
132
Perang batin
133
Fakta Pelakor
134
Talak Untuk Pendosa
135
Raibnya keangkuhan Angela
136
Makin Cerah
137
Berdamai
138
Malam Naas
139
Selingkuh Semu
140
Bencana Membawa Berkah
141
Moments Indah
142
Angkat Sum
143
Kangen
144
Tekat Angela
145
Angela menggila
146
Ketemu Lagi
147
Perasaan Gani
148
Gina Masih Kritis
149
Waktu Lucia
150
Aman
151
Bimbang
152
Kesetiaan
153
Masalah Baru
154
Dalang Keji
155
Dewa Penolong
156
Kesadaran Lucia
157
Belang Ketahuan
158
Rencana Peter
159
Perayu Amatiran
160
Bosan
161
Benang Kusut Terurai
162
Gembira
163
Sapu Bersih
164
Cari Fakta
165
Intai Penjahat
166
Penangkapan
167
Diciduk
168
Bertamu Ke Kantor Polisi
169
Menjenguk Tahanan
170
Pengakuan
171
Maju Selangkah
172
Berpelukan
173
Monster Baik Hati
174
Gina Drop
175
Jemputan Mewah
176
Pengumuman
177
Terbit Kata Bahagia
178
Kabar Gembira
179
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!