Maju Selangkah

Gina agak tersentak dengar siapa pak Julio. Mereka tidak berencana jumpa big bos itu tapi Tuhan baik hati atur mereka jumpa tanpa janjian. Inikah yang dinamakan rezeki nomplok. Belum tentu rezeki nomplok karena proyek belum tentu jatuh ke tangan Kevin. Masih harus melalui persaingan sengit di presentasi besok.

"Maafkan kami tak tahu kalau bapak ini yang punya proyek."

"Minta maaf untuk apa? memangnya apa salah kamu kepada aku? Malahan kamu telah membantu aku yang terjebak dalam kesusahan. Sudah.. sekarang kita bukan membicarakan masalah proyek! Kita coba mana makanan yang lebih enak. Oya...alangkah baiknya bila kamu buka masker biar kelak kita jumpa di jalan bapak mengenal kamu!"

Gina menatap Kevin minta persetujuan bos buka masker karena bosnya berpesan lebih baik dia kenakan masker. Gina tak mau hal kecil bikin namanya kena noktah hitam.

Kevin mengangguk. Setelah dapat persetujuan bos gadis ini segera lepaskan masker simpan di saku celana. Pak Julio tertawa tanpa sebab setelah lihat tampang Gina. Ntah apa yang terlintas di benak lelaki berumur kisaran empat puluh tahun itu. Yang penting Pak Julio sudah tertawa.

Gina agak malu dipandangi dalam-dalam oleh Pak Julio. Tak urung pipinya memerah seperti gadis muda sedang jatuh cinta. Pak Julio hanya tersenyum tanpa mengeluarkan komentar.

"Ayok kita pilih makanan! Sekalian pesan untuk dibawa pulang ke rumah besok. Selesai pertemuan aku langsung balik kanan. Ada meeting lagi." Pak Julio tidak lanjut sidak tampang Gina.

Gina ingin sekali mengenakan masker lagi untuk hindari tatapan heran orang lain. Wajahnya memang terlalu cantik untuk menjadi seorang lelaki. Namun Gina juga tak dapat membantah perintah Kevin.

"Bapak tinggal di mana biar kami antar sampai ke tempat."

"Aku tinggal di kondominium di atas mall. Kalau kalian mau antar tentu saja dengan senang hati aku terima. Kita bisa ngobrol lebih lama."

"Baik pak! Biarlah Gino supiri bapak! Ucok yang bawa jalan."

"Deal...sekarang kita lanjut isi perut dengan kue durian ini!"

Gina hanya makan dua potong. Ada rasa suka pun harus ditahan agar tak dibilang mantan narapidana baru keluar dari penjara. Kelaparan akibat kena kurungan bertahun.

Kevin juga kalem tidak jejali mulut dengan aneka kue dari durian. Hanya pak Julio embat beberapa macam untuk rasakan aneka rasa biar bisa dijadikan oleh-oleh untuk anak isteri.

Pak Julio pesan beberapa macam penganan untuk diambil besok. Pak Julio langsung balik setelah rapat tender.

Gina ambil posisi sebagai supir Pak Julio sedangkan Ucok bersama Kevin. Kevin percayakan Pak Julio pada Gina. Skill mengemudi Gina tak usah diragukan. Kevin sendiri jauh dari Gina.

Gina tak banyak omong dalam perjalanan. Gina tahu kadang ada orang tak suka orang cerewet. Gina akan buka mulut bila Pak Julio bertanya. Itu baru sikap asisten berkelas.

"Sudah lama ikut Kevin?" tiba-tiba terdengar suara pak Julio dari belakang.

"Baru dua hari pak! Saya gantiin teman yang ambil cuti. Paling sepuluh hari."

"Sebelumnya kau kerja di mana?"

"Di bengkel pak! Saya ngajar les pada anak-anak juga bantu ibu di warung. Semua saya kerjakan asal halal."

"Pantesan kau ngerti mobil. Kenapa tidak mau kerja di kantor saja? Kan lebih bonafide."

"Masing-masing ada bagiannya pak! Saya ini orangnya tak bisa duduk diam di satu tempat. Senangnya kerjanya tanpa tekanan."

"Kalau kau mau bapak bisa beri pekerjaan padamu. Setiap saat kau mau!"

"Terima kasih pak! Benarkah bapak pemilik proyek yang bakal dilobi pak Kevin?"

"Iya..kau mau ikut terjun ke proyek?"

"Bukan itu pak! Saya tak ngerti soal konstruksi. Soal oli dan mesin mungkin ngerti dikit. Apakah saya lancang bila mau perdengarkan sesuatu pada bapak?" tanya Gina hati-hati takut dibilang tak sopan.

"Kok lancang? Asal tak langgar peraturan tetap ku terima."

"Tapi bapak janji tak boleh kasih tahu pak Kevin. Ini menyangkut persahabatan yang sudah lama terjalin. Saya takut ini akan merusak jalinan persahabatan mereka."

"Kamu kok bikin bapak penasaran? Ayo katakan rahasia apa tak boleh diketahui Kevin!"

"Saya takkan berkata apapun cukup bapak dengar percakapan antara dua orang ini."

Gina perlambat laju mobil karena mengeluarkan ponsel milik Kevin dari saku celana. Satu tangan nyetir dan satunya lagi buka rekaman percakapan antara Ferdinand dan Imam. Gina perbesar volume suara agar pak Julio bisa dengar dengan jelas.

Kening pak Julio berkerut-kerut dengar percakapan yang akan merugikan pemilik proyek. Ada indikasi berbuat curang di sini. Pak Julio dengar sampai akhir lantas menghela nafas.

"Kau tahu nama mereka?" tanya pak Julio langsung beri respon positif.

"Saya tak boleh menjelekkan orang pak! Besok bapak akan tahu sendiri siapa kedua orang itu. Mungkin dari suara bapak bisa kenali mereka. Saya rasa pak Kevin tak perlu tahu soal ini. Saya akan kirim copy suara ke bapak biar disimpan."

"Hmmm baiklah! Kau sangat bijaksana nak. Kau pasti masih sangat muda."

"Bapak pasti bisa nilai yang terbaik. Bersaing secara terbuka mungkin akan diterima tapi kalau sudah ada niat busuk gitu ya bapak bisa pertimbangkan."

"Aku tahu nak! Terimakasih sudah beritahu aku soal ini. Kau ini betul maskot keberuntungan Kevin."

Untuk ini Gina tidak jawab biar tak dianggap besar kepala. Baru dipuji dikit gaya selangit. Merendah merunduk seperti padi akan dapat lebih banyak manfaat.

"Ini kartu nama aku. Setiap saat kau bisa hubungi aku bila menemukan kesulitan. Anak muda macam kamu sudah sulit ditemukan. Tapi bapak harap kamu jangan terjerumus ke jalan tak benar. Kamu ini terlalu ganteng untuk ukuran lelaki. Ayah ibumu pasti manusia punya tampang bagus baru punya anak macam kamu."

"Saya janji pak! Tujuan hidupku adalah bahagiakan ibu yang telah susah payah besarkan aku. Sekarang saatnya aku balas budi."

"Ach...betapa manis mulutmu! Bapak doakan harapan tercapai."

"Amin..." Gina menerima kartu dari pak Julio dengan cara kurang sopan. Pak Julio pasti ngerti posisi Gina tak mungkin balikkan badan hadap lelaki itu. Pandangan Gina harus fokus pada jalan raya. Macet sepanjang jalan tanpa kenal waktu.

Mengendarai mobil di kota M harus punya kesabaran plus plus. Mobil padat merayap membentang sepanjang jalan. Gina terpaksa harus ikut antri gunakan jalan raya.

Dengan perjuangan berlipat ganda akhirnya Gina sukses antar pak Julio sampai di tempat tinggalnya. Gina tinggalkan mobil pada pak Julio baru naik ke mobil Kevin. Kevin pamitan pada pak Julio tanpa bahas tender besok. Mereka bertemu bukan untuk bicarakan proyek melainkan tak sengaja jumpa di jalan. Kevin tak tahu Gina sudah buka jalan untuk Kevin maju selangkah dari yang lain.

Ketiga orang itu tinggalkan tempat tinggal Pak Julio. Mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap. Kevin langsung membebaskan Ucok dari tugas karena hari juga sudah menjelang sore. Sudah saatnya berkumpul kembali dengan keluarga di rumah. Mobil ditinggalkan di pelataran hotel agar Kevin bisa gunakan mobil bila diperlukan. Ucok pulang ke rumahnya menggunakan jasa gojek online.

Keduanya segera naik ke tingkat atas untuk kembali ke kamarnya. Saat begini yang paling tidak disukai oleh Gina karena akan berduaan dengan Kevin. Kevin sih tidak ada masalah berduaan dengan Gina yang dianggap sebagai seorang anak muda.

Kevin hempaskan diri di atas tempat tidur tanpa peduli pada perasaan Gina. Gina pura-pura menyibukkan diri dengan laptop kantor. Pada kesempatan ini Gina pindah hasil rekaman ke laptop agar Kevin tak tahu niat jahat kedua sahabatnya. Untuk sementara Gina akan bungkam biar pak Julio yang nilai siapa lebih pantas jadi pemenang tender.

Keduanya tidak bicara. Gina sibukkan diri dengan laptop sedangkan Kevin istirahat di atas ranjang. Sekali-kali Gina melirik ranjang bayangkan apa yang bakal terjadi bila dia tidur di atas ranjang itu. Tidur dengan lelaki bukan muhrim?

Sungguh mengerikan. Bisa hilang gelar perawan ting-ting Gina. Bukan salah Kevin juga karena di pikirannya Gina adalah Gino cowok cantik.

"Ach ribet!" desis Gina pusing ingat apa yang akan terjadi bila malam tiba. Paling Gina akan tidur di sofa sambut pagi. Belum terpikir Gina akan gila tidur seranjang dengan bosnya. Gani bolehlah tidur bersama tapi dia?

Gina buang jauh-jauh pikiran penuh dengan godaan itu. Takut pihak ketiga yakni setan akan towel iman mereka.

Pintu kamar mereka digedor orang dari luar. Suaranya cukup keras tanda orang yang ketok pintu gunakan seluruh tenaga untuk gedor pintu.

"Buka pak??" tanya Gina tak mau sembarangan ambil keputusan sendiri tanpa ijin Kevin.

"Buka saja! Kalau tak dibuka juga takkan berhenti. Pintar kamu jauhkan dia dari kamar ini!"

"Siap pak!" Gina duga Kevin sudah tahu siapa yang ketok pintu sedemikian semangat. Coba digunakan pada jaman perang pasti negara lebih cepat merdeka.

Lucia berdiri didepan pintu dengan wajah penuh kerutan. Kalau diijinkan Gina mau hitung sudah ada berapa garis di situ. Penuaan dini akibat jengkel.

"Dasar bencong karbitan... di tanya ke mana tak mau jawab. Mana Kevin?" Lucia mencoba melongok ke dalam namun dihalangi Gina. Gina berdiri di tengah pintu tak beri kesempatan pada Lucia usik bosnya.

"Maaf nona! Pak Kevin sudah istirahat! Maklumlah baru jumpa kawan sehati! Ya namanya jumpa teman sehati ya sedikit over maka lelah."

Lucia bulatkan mata tak percaya ocehan Gina. Anak ini sedang mau omong apa? Mau bilang Kevin baru jumpa cewek yang jadi tambatan hati. Gina sengaja tak kasih penjelasan jelas biar Lucia berpikir sendiri. Terserah dia mau berpikir ke arah mana.

Yang penting Gina tidak berbohong karena Kevin memang jumpa dengan kawan sehati dan bermain dengan gembira di lapangan golf.

"Kevin jumpa cewek? Cewek mana? Kurang ajar berani ganggu calon aku! Aku mau bicara dengan Kevin. Ini soal design aku. Aku mau tanya berapa gambar harus ditampilkan." Lucia berusaha cari alasan untuk bertemu Kevin. Gina tahu itu semua hanya klise agar bisa dekat Kevin. Gambar masih ada di tangannya dari mana dia bisa munculkan saat ini.

"Tinggalkan saja pesan! Atau gini saja nona! Kalian bahas nanti waktu makan malam. Pak Kevin pasti akan ajak nona makan malam bersama. Pakai baju tercantik biar mata Kevin tidak pindah hati."

Lucia meneliti wajah Gina tanpa masker. Mengapa makin dilihat makin cantik. Lebih mirip cewek ketimbang cowok.

"Kau ini laki atau cewek sih? Kok makin mirip bencong?"

"Namanya juga bencong ya begini! Sekarang pergi mandi dandan cantik untuk temani bos aku makan malam. Aku akan atur candle light dinner. Ok?"

Senyum manis kontan merebak di bibir dicat warna pink. Senyum yang sangat manis. Ada mirip senyum Gani. Apa orang ini punya hubungan darah dengan mereka? Gina meragukan hal ini.

Hubungan atau tidak tetap musuh harus di berantas. Gina tak boleh punya belas kasihan. Dia dan Gani hidup dalam keterbatasan tanpa kasih sayang seorang ayah. Gina akan balas penderitaan ibunya satu persatu sampai orang licik hancur lebur.

"Hei...kamu terpesona pada kecantikan aku?" Lucia mencolek Gina yang terbawa arus masa lalu.

"Mana berani...nona kan milik pak Kevin. Tak seorangpun boleh melirik nona. Ayo tetap semangat!"

"Benarkah? Oh hari ini kau begitu manis! Ok...aku akan bersiap. Kau boleh ikut tapi duduk jauh ya!"

Gina mengangguk. Dia sudah berusaha mengusir Lucia tanpa kekerasan. Untunglah gampang merayu wanita bodoh. Diangkat sedikit langsung terbang tinggi ke awang-awang. Coba kalau jatuh ke bawah. Remuk total.

Lucia pergi dengan hati riang gembira. Lucia gembira tidak kepalang tanggung akan segera makan bersama pujaan hati. Lucia akan mengeluarkan baju terbaiknya. Harus yang termahal serta model terbaru.

Gina menutup pintu perlahan sambil tersenyum sendiri. Gina tak tahu Lucia itu dibutakan oleh cinta atau tolol. Kevin berusaha menjauh sedangkan dia berusaha mendekat.

Mereka berdua seperti penari Cha Cha. Maju mundur dalam gerakan. Satu maju dan satunya mundur. Begitu seterusnya sampai lagu berhenti.

"Sudah pergi?" tanya Kevin tanpa bergeser dari ranjang.

"Sudah ..nanti malam makan bersama bos. Tak mungkin bos abaikan dia selamanya. Bos kan masih perlu designnya."

"Ya sudah atur makan malam untuk kami. Cari meja yang lapang agar duduknya berjauhan. Kamu juga ikut!"

"Kurasa tak usah ikut! Aku ini anak buah. Makan di kamar saja."

"Kubilang ikut ya ikut!"

Gina mengatur nafas agar tidak kacau. Enak banget jadi bos, boleh jadi manusia diktator perintah seenak perut. Orang tak mau tetap dipaksakan.

"Iya pak!" jawab Gina mengigit bibir biar ada rasa sakit. Rasa sakit ini akan ingatkan Gina bahwa dia adalah bawahan.

Gina kembali duduk lanjutkan melamun cara tangani Lucia. Lihat pola hidup Lucia yang glamor bangkitkan rasa dendam semakin membara di rongga dada. Wanita itu akan bayar semua keglamoran dia banggakan.

Gina pasti akan ajar Lucia tahu artinya hidup susah. Waktu itu pasti akan tiba. Kepala Gina sudah tersusun beberapa rencana. Bikin Lucia pilih mati daripada hidup menanggung malu.

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

tak sabar menunggu pertunjukan yang dibuat Gina nanti

2023-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Saudara Kembar
2 Penyamaran
3 Pegawai Kantoran
4 Jumpa Musuh
5 Mulai Perang
6 Sekamar
7 Cobaan
8 Plan Jahat
9 Berkah
10 Maju Selangkah
11 Misi Pertama
12 Masa Lalu Bu Sarah
13 Pemandangan Aneh
14 Harga Gino
15 Penyakit Trauma
16 Pulang
17 Pelajaran
18 Aksi Gina
19 Siapa Dalang??
20 Pamitan
21 Gani Pulang
22 Terbongkar
23 Ikat Gina
24 Pengamen
25 Dikejar Setan
26 Penyakit Masa Lalu
27 Anak Siapa
28 Kumat Lagi
29 Ungkap Kisah Sedih
30 Asisten Baru
31 Gina Aslinya
32 Bongkar Kisah Lama
33 Subrata Bergerilya
34 Gina Dongeng
35 Digerebek
36 Draft
37 Skill Gina
38 Talenta Gina
39 Menguak Masa Dulu.
40 Pengakuan Pak Julio
41 Kevin Cemburu
42 Sarapan Anak Kecil
43 Penyakit Kevin
44 Jadi Gadis Kevin
45 Buka Topeng Lucia
46 Perancang Misteri
47 Jujur
48 Keangkuhan Subrata
49 Pengakuan Lucia
50 Belum Sembuh
51 Belanja Bersama
52 Serangan Musuh
53 Kevin Stress
54 Musuh Dalam Selimut
55 Curiga
56 Bersama
57 Draft
58 Orang Tua Durhaka
59 Toleransi Gina
60 Rencana
61 Selamatkan Aset
62 Gina Sakit
63 Berkeluarga
64 Monster Sakit
65 Bos Dapur
66 Kacau
67 Tak Tahu Malu
68 Pengobatan Awal
69 Bantuan
70 Terbuka Jalan
71 Kepala Batu
72 Ibu Sakit
73 Kabar gembira
74 Bukti
75 Draft
76 Setia Kawan
77 Siapa Setia
78 Cemburu
79 Salah Paham
80 Kevin Kaget
81 Keluarga
82 Bertamu
83 Kulit Badak
84 Tamu Jauh
85 Rebutan Gina
86 Pengakuan Pak Mul
87 Pemimpin Baru
88 Pemburu Maling
89 Angkat Tangan
90 Jalan Buntu Subrata
91 Tangan Besi
92 Tak Tahu Malu
93 Masuk Perangkap
94 Kevin Pikun
95 Tekat Kevin
96 Lucia salah kaprah
97 Lucia Merana
98 Lamaran
99 Amarah Angela
100 Menikah
101 Kevin Bisa
102 Pesona Kevin
103 Makin Buruk
104 Jurang
105 Abang Sayang
106 Mahar Dahsyat
107 Nikah Kilat
108 Ruangan Baru
109 Kuku Gina
110 Gina Monster
111 Ketegasan Gina
112 Bendera Putih Subrata
113 Lucia Emosi
114 Niat Gani
115 Derita Malam Pertama
116 Cerita Dalam Rumah
117 Sarapan Istimewa
118 Baru Tahu Ya
119 Nginap
120 Pengacau
121 Menghakimi
122 Incar Angela
123 Bersama
124 Cerita Di atas Ranjang
125 Pagi Ceria
126 Maju Perang
127 Gugup
128 Subrata Pingsan
129 Gina Mencair
130 Lucia Ngamuk
131 KARMA
132 Perang batin
133 Fakta Pelakor
134 Talak Untuk Pendosa
135 Raibnya keangkuhan Angela
136 Makin Cerah
137 Berdamai
138 Malam Naas
139 Selingkuh Semu
140 Bencana Membawa Berkah
141 Moments Indah
142 Angkat Sum
143 Kangen
144 Tekat Angela
145 Angela menggila
146 Ketemu Lagi
147 Perasaan Gani
148 Gina Masih Kritis
149 Waktu Lucia
150 Aman
151 Bimbang
152 Kesetiaan
153 Masalah Baru
154 Dalang Keji
155 Dewa Penolong
156 Kesadaran Lucia
157 Belang Ketahuan
158 Rencana Peter
159 Perayu Amatiran
160 Bosan
161 Benang Kusut Terurai
162 Gembira
163 Sapu Bersih
164 Cari Fakta
165 Intai Penjahat
166 Penangkapan
167 Diciduk
168 Bertamu Ke Kantor Polisi
169 Menjenguk Tahanan
170 Pengakuan
171 Maju Selangkah
172 Berpelukan
173 Monster Baik Hati
174 Gina Drop
175 Jemputan Mewah
176 Pengumuman
177 Terbit Kata Bahagia
178 Kabar Gembira
179 Akhir Kisah
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Saudara Kembar
2
Penyamaran
3
Pegawai Kantoran
4
Jumpa Musuh
5
Mulai Perang
6
Sekamar
7
Cobaan
8
Plan Jahat
9
Berkah
10
Maju Selangkah
11
Misi Pertama
12
Masa Lalu Bu Sarah
13
Pemandangan Aneh
14
Harga Gino
15
Penyakit Trauma
16
Pulang
17
Pelajaran
18
Aksi Gina
19
Siapa Dalang??
20
Pamitan
21
Gani Pulang
22
Terbongkar
23
Ikat Gina
24
Pengamen
25
Dikejar Setan
26
Penyakit Masa Lalu
27
Anak Siapa
28
Kumat Lagi
29
Ungkap Kisah Sedih
30
Asisten Baru
31
Gina Aslinya
32
Bongkar Kisah Lama
33
Subrata Bergerilya
34
Gina Dongeng
35
Digerebek
36
Draft
37
Skill Gina
38
Talenta Gina
39
Menguak Masa Dulu.
40
Pengakuan Pak Julio
41
Kevin Cemburu
42
Sarapan Anak Kecil
43
Penyakit Kevin
44
Jadi Gadis Kevin
45
Buka Topeng Lucia
46
Perancang Misteri
47
Jujur
48
Keangkuhan Subrata
49
Pengakuan Lucia
50
Belum Sembuh
51
Belanja Bersama
52
Serangan Musuh
53
Kevin Stress
54
Musuh Dalam Selimut
55
Curiga
56
Bersama
57
Draft
58
Orang Tua Durhaka
59
Toleransi Gina
60
Rencana
61
Selamatkan Aset
62
Gina Sakit
63
Berkeluarga
64
Monster Sakit
65
Bos Dapur
66
Kacau
67
Tak Tahu Malu
68
Pengobatan Awal
69
Bantuan
70
Terbuka Jalan
71
Kepala Batu
72
Ibu Sakit
73
Kabar gembira
74
Bukti
75
Draft
76
Setia Kawan
77
Siapa Setia
78
Cemburu
79
Salah Paham
80
Kevin Kaget
81
Keluarga
82
Bertamu
83
Kulit Badak
84
Tamu Jauh
85
Rebutan Gina
86
Pengakuan Pak Mul
87
Pemimpin Baru
88
Pemburu Maling
89
Angkat Tangan
90
Jalan Buntu Subrata
91
Tangan Besi
92
Tak Tahu Malu
93
Masuk Perangkap
94
Kevin Pikun
95
Tekat Kevin
96
Lucia salah kaprah
97
Lucia Merana
98
Lamaran
99
Amarah Angela
100
Menikah
101
Kevin Bisa
102
Pesona Kevin
103
Makin Buruk
104
Jurang
105
Abang Sayang
106
Mahar Dahsyat
107
Nikah Kilat
108
Ruangan Baru
109
Kuku Gina
110
Gina Monster
111
Ketegasan Gina
112
Bendera Putih Subrata
113
Lucia Emosi
114
Niat Gani
115
Derita Malam Pertama
116
Cerita Dalam Rumah
117
Sarapan Istimewa
118
Baru Tahu Ya
119
Nginap
120
Pengacau
121
Menghakimi
122
Incar Angela
123
Bersama
124
Cerita Di atas Ranjang
125
Pagi Ceria
126
Maju Perang
127
Gugup
128
Subrata Pingsan
129
Gina Mencair
130
Lucia Ngamuk
131
KARMA
132
Perang batin
133
Fakta Pelakor
134
Talak Untuk Pendosa
135
Raibnya keangkuhan Angela
136
Makin Cerah
137
Berdamai
138
Malam Naas
139
Selingkuh Semu
140
Bencana Membawa Berkah
141
Moments Indah
142
Angkat Sum
143
Kangen
144
Tekat Angela
145
Angela menggila
146
Ketemu Lagi
147
Perasaan Gani
148
Gina Masih Kritis
149
Waktu Lucia
150
Aman
151
Bimbang
152
Kesetiaan
153
Masalah Baru
154
Dalang Keji
155
Dewa Penolong
156
Kesadaran Lucia
157
Belang Ketahuan
158
Rencana Peter
159
Perayu Amatiran
160
Bosan
161
Benang Kusut Terurai
162
Gembira
163
Sapu Bersih
164
Cari Fakta
165
Intai Penjahat
166
Penangkapan
167
Diciduk
168
Bertamu Ke Kantor Polisi
169
Menjenguk Tahanan
170
Pengakuan
171
Maju Selangkah
172
Berpelukan
173
Monster Baik Hati
174
Gina Drop
175
Jemputan Mewah
176
Pengumuman
177
Terbit Kata Bahagia
178
Kabar Gembira
179
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!