Mendoan dan Kacang

"Mas Junoooo!!!" Malik berteriak heboh dengan gaya kemayunya di depan lift saat melihat pria berperawakan tinggi tegap dengan muka khas timur tengah sedang sibuk mengecek ponsel ditangan.

Mayan kan, hari sibuk ini pagi-pagi dapet yang seger beginian. Malik makin semringah. Ia melangkah dengan anggun masuk kedalam lift.

Pria yang disapa hanya mendongak sekilas lalu kembali memandangi ponselnya, acuh.

Malik dengan jari jemari lentiknya segera memencet tombol naik ke lantai dua puluh tiga, tempat Barbara Brand berkantor.

"Iiihh mas Juno..." Malik merajuk karena merasa dicuekin. badannya sedikit nempel di lengan Juno.

"Nggak usah ganjen, gue juga nggak bakal tertarik." Tembak Juno, dihempaskannya tubuh kurus Malik yang langsung nemplok di dinding lift.

Malik melengos, "balik dari cuti tetep aja dingin nih kulkas. Fixs sih ini, dalam waktu dua minggu free, bisa dipastikan mas Juno nggak ada yang ngangetin, kan?"

"Dih, sayur kali diangetin." Cibir Juno. Ia menyimpan ponselnya ke dalam saku celana kirinya.

Lalu celingak-celinguk kekanan kekiri, atas bawah, depan belakang, hanya ada ia dan Malik.

Lalu bergidik.

"Kagak usah nyari Kodam mas, udah ku hempas jauh ke ruangan Bu Vio buat jagain beliau yang tiap hari PMS terus waktu yey tinggal." Malik meunjuk dada Juno dengan ujung telunjuknya. Juno sedikit melirik kuku Malik sekilas. Hari ini motif Hello Kitty.

"Ehem, saya lebih takut sama kamu daripada setan." Balas Juno sarkas. Ia memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Langsung tingkat ke cool-anya naik sepuluh persen. Malik langsung kipas-kipas. Haredang euy!

"Semua beres kan, Lik!?" Tanya Juno.

Malik yang tanggap pertanyaan macam apa yang disodorkan Juno langsung tersenyum jahil.

"Maksudnya beres di luar apa yang didalam, mas?" Ia menarik turunkan alisnya, alis hasil sulam salon tentunya.

"Kerjaan woy, kerjaan lo, beres nggak?!" Juno sewot karena maksud pertanyaannya ditebak Malik dengan mudah.

"Nggak usah ngeles deh ah, nanya kerjaan tuh sama Bu Vio ya, lah kalo nanya ke saya mah jelas info terkini kan, maksudnya?" Malik menggosok-gosok ujung kukunya dengan alat kikir kuku.

Juno mangap saat pintu lift berhenti di lantai dua puluh tiga, lalu mingkem saat pintu terbuka.

Ia memandangi Malik yang berjalan dengan berlenggak-lenggok mirip uler keket. Takjub dengan makhluk satu itu.

Saat ia akan membuka pintu ruang kerja, dengan sigap Malik menahan pergelangan tangannya. Sambil mengerling jenaka, Malik berbisik.

"Mas Juno siap-siap aja." Desah Malik manja.

Bulu kuduk Juno langsung merinding. Bukan karena aba-aba 'siap-siap' dari Malik, tapi ia rasa sudah bertanya dengan orang yang salah.

Suara Malik lebih nggilani daripada wajah bosnya saat mode judes seperti sekarang ini.

Violin bersedekap dikursinya saat Juno masuk ke ruangan.

"Butuh sumbangan berapa mas?" Tanya Vio sarkas. Matanya menyelidik penampilan Juno dari atas sampai bawah.

Juno nyengir, "kalo boleh nambah cuti sih dengan senang hati, bu."

"Boleh, asal gaji kamu tiga bulan saya tahan!"

"Nggak asyik ah, mainnya ngancem-ngancem segala." Juno mendudukkan bokongnya di kursi depan meja kerja bosnya.

"Kamu kan tahu, alasan aku cuti." Lalu mencomot mendoan dipiring depan Violin.

"Dan kamu masuk kerja dengan muka kusut begitu, kamu pikir tidak mempengaruhi kinerja? Saya butuh orang kompeten, bukan amatiran!" Sindir Vio.

"Mendoan tinggal satu, diembat juga." Tambahnya.

Juno terkekeh, "pagi-pagi makan gorengan nggak baik buat berat badan, bos."

Vio melengos saat Juno menatap wajahnya intens.

"Jangan bilang..." Juno menggantung ucapanya.

"Ck..." Violin berdecak sebal lalu mengibaskan tangannya di depan wajah.

Juno paling hapal kebiasaan Vio, makan gorengan berarti sedang berada di fase 'memperbaiki mood '. Efeknya sebelas duasatu sama makan coklat waktu stress.

"Nggak usah mengalihkan pembicaraan, lagi ngomongin kamu, bukan aku!" Tunjuk Vio.

Juno sedikit menghela nafas, di lapnya jari berminyak bekas gorengan dengan tisyu.

"Apa belum ketemu juga?" Tanya Violin, nada suaranya turun satu oktaf.

Juno menggeleng lemah. Matanya memancarkan kesedihan. Bahkan jambangnya nampak tidak di cukur hari ini. Ia nampak berantakan. Violin makin iba.

"Aku jadi penasaran, mungkin saja yang kamu lihat tempo hari adalah fatamorgana. Atau bisa jadi hanya mirip saja." Violin menganalisa kemungkinan.

"Halah." Juno beranjak berdiri. Ia sedang malas di kasih wejangan.

Apalagi yang ngasih sendiri perlu dikasih wejangan juga. Eh ? Halah pokoknya gitu.

"Oke fixs, aku bakal turun tangan. Nggak bisa nih kayak gini." Vio meraih ponselnya.

"Tunggu!" Cegah Juno cepat. Ia kembali ke tempatnya berdiri.

"Nggak usah ikut campur, deh. Kesannya aku nggak bisa ngapa-ngapain tanpa bantuan kamu." Mohon Juno.

Violin kembali meletakkan ponselnya lalu menatap Juno.

"Aku juga nggak bisa ngapa-ngapain tanpa kamu loh?"

Juno mengerjapkan matanya.

"Yak ampun, aku tersentuh." Desis Juno sambil pasang muka terharu.

Satu biji kacang bawang melesat menuju muka Juno. Untung langsung sigap menghindar. Jadilah kacang malang itu nimpuk wajah perawan Nadia yang baru saja masuk ruangan.

Nadia menatap Vio. Vio menatap Juno. Juno menatap Nadia lalu Vio. Krik krik krik...

Violin berdehem memecah kecanggungan.

"Saya nggak lihat kamu berdiri disitu, Nad." Ucapnya sok acuh, sambil membolak-balikkan kertas di mejanya.

Nadia garuk-garuk pipinya, korban si kacang.

"Saya juga nggak liat ibu makan kacang." Gumam Nadia.

"Apa?" Violin mendongak.

Nadia nyengir, "eh, nggak Bu. Nggak papa. Wajah saya ikhlas kok. Hehehe..."

Nadia melewati Juno yang berdiri menahan tawa. Lalu meletakkan map di meja Vio.

"Ini berkas yang ibu minta, dari PT Sritex Sidoarjo ya Bu."

"Hmmm..."

"Saya permisi." Pamit Nadia.

"Hmmm..." Violin hanya bergumam.

Nadia yang tahu jika hari ini Juno selesai cuti, yang tadinya bahagia tak terkira karena pekerjaannya menjadi lebih ringan seperti semula, menatap Juno jutek.

Juno memasang muka puppy eyes.

Nadia menatap dengan pandangan devil.

Lalu melangkah meninggalkan ruangan.

Juno tertawa terbahak-bahak sampai keluar air mata.

"Duduk dan bereskan kekacauan yang kamu buat, Juno!" Teriak Vio yang terlanjur sebal.

"Nih, cek kontrak kerja dengan Sritex!"

Juno mingkem. Lalu melipir mengambil map dari tangan Vio. Dan ngacir ke mejanya.

***

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

suasana & orang di kantor Vio bikin ngakak

2023-10-22

0

Yomita Hervina

Yomita Hervina

waaah cowo2 ganteng bertebaran di sekitar vio

2023-03-04

3

lihat semua
Episodes
1 Mari Bercerai
2 Arti Sahabat
3 Roberto Thomas
4 Barbara's Brand
5 Bertemu
6 Time to say goodbye
7 Sofia Anna
8 Tercyduk
9 Olahraga Pagi
10 Mendoan dan Kacang
11 Pindah
12 Art Baru
13 Gara-gara Merry
14 Macaroni Schotel
15 Surat Cerai
16 Bocah Tengil
17 Jeffry
18 Duren
19 Secerah Mentari Pagi
20 Nikotin Dan Caffein
21 Janda Kembang
22 Gosip
23 Ambyar
24 Healing
25 Love At The First Sight
26 Come Back
27 Rahasia Merry Part 1
28 Rahasia Merry Part 2
29 Excecutive Chef
30 Penolakan
31 Kamar 0606
32 Ala Pam
33 Flashback 1
34 Flashback 2
35 Hilang
36 Mas Edward
37 Isabella
38 No More
39 Pujaan Hati
40 Girls Day
41 Hot
42 Bantu Aku, Mas!
43 Kangen
44 Sejengkal tanah
45 Pelan-Pelan Saja
46 Pendekatan
47 Saudara Kembar
48 Harta, Tahta dan Cinta
49 Sah!
50 Sop Buntut
51 Yes or No
52 Drama Toilet Rusak
53 Something Happy
54 Win Win Solution
55 Ganteng-Ganteng Gila
56 Cenayang
57 Ibuku Sayang
58 Bagaimana Kalau Violin?
59 Anak Ibuku
60 Berita Duka
61 Cemburu
62 Mulai Galau
63 Taruhan
64 Selangkah Lagi
65 Nakal Yang Berkelas
66 Patah Lagi
67 Cinderella
68 Putriku
69 Sudahi Saja
70 Lemah
71 Mantan
72 Please, Be My...
73 Pilihan
74 Tagihan Listrik
75 Heboh
76 Uang Suap
77 Gentleman
78 One More Time
79 Salah Faham
80 Pilihan
81 Biar Cepet
82 Takut
83 Sukanya Beer
84 Rion
85 Rion Itu...
86 Ketahuan
87 Gagal Latihan
88 I Love You
89 Rencana
90 Pasrah
91 Banyak Jalan
92 Lee Min-Ho Lokal
93 Damar
94 Bukan Targetnya
95 Gila
96 Gila Semua
97 Kangen-Kangenan
98 Butiran Debu Yang Sombong
99 Idola Baru
100 Sekutu
101 Jeroan
102 Bangga
103 Makan Kamu
104 Sumpah
105 Siang Ini
106 Menghapus Jejakmu
107 Etdah Bocah
108 Ayo Kita Menikah
109 Suamiku
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Mari Bercerai
2
Arti Sahabat
3
Roberto Thomas
4
Barbara's Brand
5
Bertemu
6
Time to say goodbye
7
Sofia Anna
8
Tercyduk
9
Olahraga Pagi
10
Mendoan dan Kacang
11
Pindah
12
Art Baru
13
Gara-gara Merry
14
Macaroni Schotel
15
Surat Cerai
16
Bocah Tengil
17
Jeffry
18
Duren
19
Secerah Mentari Pagi
20
Nikotin Dan Caffein
21
Janda Kembang
22
Gosip
23
Ambyar
24
Healing
25
Love At The First Sight
26
Come Back
27
Rahasia Merry Part 1
28
Rahasia Merry Part 2
29
Excecutive Chef
30
Penolakan
31
Kamar 0606
32
Ala Pam
33
Flashback 1
34
Flashback 2
35
Hilang
36
Mas Edward
37
Isabella
38
No More
39
Pujaan Hati
40
Girls Day
41
Hot
42
Bantu Aku, Mas!
43
Kangen
44
Sejengkal tanah
45
Pelan-Pelan Saja
46
Pendekatan
47
Saudara Kembar
48
Harta, Tahta dan Cinta
49
Sah!
50
Sop Buntut
51
Yes or No
52
Drama Toilet Rusak
53
Something Happy
54
Win Win Solution
55
Ganteng-Ganteng Gila
56
Cenayang
57
Ibuku Sayang
58
Bagaimana Kalau Violin?
59
Anak Ibuku
60
Berita Duka
61
Cemburu
62
Mulai Galau
63
Taruhan
64
Selangkah Lagi
65
Nakal Yang Berkelas
66
Patah Lagi
67
Cinderella
68
Putriku
69
Sudahi Saja
70
Lemah
71
Mantan
72
Please, Be My...
73
Pilihan
74
Tagihan Listrik
75
Heboh
76
Uang Suap
77
Gentleman
78
One More Time
79
Salah Faham
80
Pilihan
81
Biar Cepet
82
Takut
83
Sukanya Beer
84
Rion
85
Rion Itu...
86
Ketahuan
87
Gagal Latihan
88
I Love You
89
Rencana
90
Pasrah
91
Banyak Jalan
92
Lee Min-Ho Lokal
93
Damar
94
Bukan Targetnya
95
Gila
96
Gila Semua
97
Kangen-Kangenan
98
Butiran Debu Yang Sombong
99
Idola Baru
100
Sekutu
101
Jeroan
102
Bangga
103
Makan Kamu
104
Sumpah
105
Siang Ini
106
Menghapus Jejakmu
107
Etdah Bocah
108
Ayo Kita Menikah
109
Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!