Pamela mengaktifkan ponselnya yang sengaja ia matikan saat mengurus Sofia di rumah sakit.
Pagi ini setelah Sofia yang dengan tidak tahu diri mengusirnya dan Violin, akhirnya mereka pulang. Sofia meyakinkan bahwa banyak perawat yang akan membantunya.
Violin sengaja meminta kepada tim perawat untuk menghubungi mereka jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Jam 07.15
Pamela melangkah menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua dengan menenteng heels di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan. Sedang tasnya tersampir di bahu kiri.
Ada banyak panggilan masuk yang tidak terjawab. Salah satunya dari suaminya. 23 panggilan tak terjawab dari Panji.
Lalu ia membuka pesan hijaunya.
Mas Panji : Sayang, gimana keadaanmu? Kamu nggak di apa-apain kan?
Sayang, aku pulang larut malam ini. Cepat balas pesanku. Aku merindukanmu.
Pam? Kenapa cuma centang satu sih? Tunggu saja hukuman dariku. Ku pastikan seharian kamu nggak akan keluar dari kamar.
Sayaaanggg... Aku hampir gila!
Pam terkikik membaca pesan suaminya. Panji memang begitu tergila-gila padanya. Sehari saja tidak menjamah Pam, bisa dipastikan balas dendamnya berhari-hari lamanya.
Itu juga yang menyebabkan Panji melarang Pam untuk bekerja. Pam hanya boleh mengurusi kebutuhannya, luar dan dalam. Setiap saat, setiap waktu.
Ia akan marah jika Pam terlalu sibuk dengan teman-temannya, mengabaikannya atau lupa mengabarinya. Dan hukumannya tentu saja mengurung Pam seharian di kamar. Atau kalau sedang dikantor, ia akan mengurung Pam di ruang kerjanya.
Panji seperti maniak sexs, tapi entah mengapa Pam suka. Mungkin ini yang dinamakan jodoh.
Dengan perlahan Pamela membuka pintu kamar. Panji terlihat masih terlelap. Hari ini weekend, jadi pasti dia di rumah.
Lalu dengan mengendap-endap, berusaha tidak menimbulkan suara, ia menuju kamar mandi. Tubuhnya terasa lengket, kepalanya juga sedikit agak pusing karena semalaman tidak bisa tidur.
Lima belas menit kemudian ia keluar hanya menggunakan handuk untuk melilit tubuh sintalnya menuju walk in closet mencari baju ganti.
Hari ini weekend, jadi ia ingin menghabiskan waktunya dengan tidur. Lalu diraihnya baju daster berwarna pastel bahan satinnya.
Pamela sedang berjinjit saat tangan kokoh itu meremas dadanya dari belakang. Ia memekik saat Panji mencumbu pundaknya yang terbuka.
Lalu dengan sekali hentakan, Panji menyingkirkan handuk dari tubuh Pam.
"Mas!" Pamela terkejut, dengan sigap ia membalikkan badanya menghadap Panji. Namun gerakan Panji lebih gesit. Ia menarik pinggul Pam mendekat dan ******* bibirnya dengan rakus. Tangan kanannya sibuk meremas dada Pam. Ia begitu menginginkan istrinya pagi ini.
"M-mas... Plis jangan sekarang!" Mohon Pam, ia mencoba mendorong dada Panji, namun sia-sia. Gerakan Pam yang mencoba berontak malah menambah gairah Panji menjadi semakin besar.
Ia mengarahkan tangan Pam ke tubuhnya yang sudah tegak dan mengeras.
Pam mengelus dengan gerakan naik turun. Panji yang sudah tidak tahan langsung mengangkat tubuh Pam dan mendudukkannya di atas meja tempat penyimpanan perhiasan.
Diangkatnya kedua kaki Pam, lalu dengan sekali hentakan memasukan tubuhnya ke tubuh Pam.
Pam tau ini tidak akan sebentar. Panji selalu tau kelemahannya. Membuat Pam tak berdaya.
****
Pamela Sarasvati.
Seorang wanita sexy yang mempunyai S exs Appeal tinggi.
S exs Appeal adalah daya tarik seksual yang dimiliki seseorang. Ketika orang lain melihat orang tersebut, mereka bisa merasakan sensasi erotis yang bisa menggetarkan hati.
Tinggi badannya hanya sekitar 165 cm. Dengan dada besar cup D, bokong yang berisi, mata sayu yang menggoda, rambut hitamnya yang lurus-tebal dan berkilau. Cukup membuat orang yang sekali melihat langsung bergairah. Bahkan jika hanya dipakaikan daster pun Pamela masih tampak menggoda.
Apalagi suaranya serak-serak basah yang sexy. Serak alami yang tidak di buat-buat. Seolah mengimbangi fisiknya yang sudah menawan.
Diantara Violin dan Sofia, Pamela adalah yang paling sering mengundang suitan nakal para lelaki.
Ditambah gaya berpakaian Pamela yang tergolong provokatif. Terlalu terbuka dan terkesan bin*l.
Pagi ini jam 11, ia masih memeluk tubuh suaminya di atas ranjang setelah melalui pergumulan panjang. Panji seakan tidak pernah puas menikmati tubuhnya.
Seperti biasa, seorang lelaki yang baru saja menuntaskan hasratnya pasti akan tertidur dengan lelap. Berbeda dengan wanita, meski sebelumnya menahan kantuk yang tak tertahankan, namun setelah berhubungan badan mereka cenderung susah tertidur.
Pam yang kesal karena rencana tidur nyenyaknya terganggu, sengaja memainkan dada dan perut Panji dengan telunjuknya.
"Hmmm..." Panji bergumam pelan. Dihalaunya tangan Pam.
"Mas, tanggung jawab dong, aku nggak bisa tidur nih!" Pam merajuk. Telunjuknya masih senantiasa balik menggelitik dada Panji.
"Hmmm..." Panji kembali bergumam dan menangkap tangan Pam.
"Hentikan, sayang. Atau kamu masih mau nambah?" Goda panji.
"Iiihh, kok gitu sih!?" Pam cemberut, lalu berbalik memunggungi Panji.
Posisi ini sebenarnya riskan, memudahkan Panji menangkup dada Pam dan memainkannya. Apalagi bagian bawahnya begitu pas menempel di antara bongkahan ****** semok itu, yang pasti berujung membangunkan 'singa' di bawah sana.
"Mas, aku kasihan deh sama Sofia." Pam mulai curhat.
"Hmm... Memangnya Sofia kepingin ku remas juga?"
Pam memukul tangan Panji yang sedang memainkan ujung dadanya. Panji memang selalu begitu, ia seperti tidak peduli akan apapun selain pekerjaan dan Pamela. Termasuk sangat cuek kepada teman-teman istinya itu.
"Mas bisa kan kasih pelajaran buat Daniel breng**k itu?!"
"Mas bukan guru, sayang!" Panji menjilati leher Pam dengan rakus.
"Mas! Aku serius!" Pam memekik sebal. Panji mulai membuat tanda di punggung Pam.
"Sudah ada Angga yang mengurusnya, sayang. Kamu nggak usah repot. Kamu hanya boleh mengurusku! Biarkan mereka bekerja biar nggak makan gaji buta!" Nafas Panji mulai memburu cepat.
"Aku selalu mengurusmu. Hanya minta itu saja nggak kamu bantu." Protes Pam.
"Sudahlah, jangan terlalu ikut campur urusan rumah tangga orang terlalu dalam. Mending kita urus ini dulu." Panji menggesek-gesekkan ujung tubuhnya yang mulai on lagi.
"Sofia temanku mas, aku nggak akan rela membiarkan orang menyakitinya!"
"Sayaaanggg..." Panji Menggeram dengan mata berkabut. Ia membalikkan tubuh Pam menghadap dadanya.
"Sekarang kamu juga sedang menyakitiku! Cepat kul*m ini, aku nggak tahan lagi!" Panji mengarahkan tangan Pam ke selakangannya.
"Nggak! Aku ngantuk, mau tidur!" Pamela merajuk. Dia langsung menjauhkan badannya dari Panji.
"Bangunlah sayangku, tidak baik tidur pagi-pagi, bikin gula darah naik!" Panji beringsut membuang selimut yang menutupi tubuh polos istrinya itu lalu dengan sekali gerakan menggendong Pam menuju kamar mandi.
"Bagusnya kita mandi sambil olahraga lagi, kan?!" Ucap Panji sambil menggerak-gerakkan alisnya naik turun menggoda Pam.
Pamela merangkulkan tangannya di leher Panji. Lalu ia memekik saat Panji menyesap dadanya dengan kuat. Ia tahu ini akan semakin panjang urusanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Vlink Bataragunadi 👑
3 sahabat ini rumah tangga nya bermasalah semua ya >_<
2023-09-19
1