Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari

Waktu berlalu terlalu cepat Hari-hari Mentari dilakukan sehari bekerja dan megurus kuliahnya saat ini dia akan wisuda.

Saat ini yang ditunggu oleh Menteri, hari ini diri nya akan bergelar sejana,hari ini dia sudah wisudah dipakultas yang Dia sukai selama ini,akhirnya dia dapat juga menyelesaikan semua apa yang sudah diinginkan oleh kedua orang tuanya selama ini.

Tidak terasa kandungan Tari sudah memasuki tiga bulan Saat ini, perutnya sudah mulai sedikit menojol tidak begitu rata lagi,semenjak pernikahannya dengan Zaki sampai saat ini dia tidak pernah bertemu lagi dengan suaminya itu, begitu juga Zaki tidak pernah menampakkan batang hidungnya dua bulan pernikahannya dengan Tari.

Dihari bahagia ini Tari sangat senang bisa memakai Pakaian toganya itu dengan cantik Tari memakai itu ditubuhnya saat ini, apa lagi nilai Tari sagat terbaik tahun ini dipakultas arsitek itu, Tari lulus dengan nilai terbaik jurusan Arsitek tahun ini.

"Ayah-ibu,ini untuk kalian bardua."ucap Tari sangat bahagia hari ini bisa mendapat nilai terbaik tahun ini.

"Ayah bangga padamu Nak,walau kamu saat ini banyak masalah tapi kamu tidak pernah menyerah untuk mendapatkan nilai yang baik."ucap Pak Hasan memeluk putrinya itu.

"Terimakasih Ayah selalu ada bersama Mentari sampai saat ini."ucap Tari dengan hati bahagia.

"Selamat ya sayang, ibu senang Nak kamu bisa menyelesaikan ini semua, walaupun keadaan kamu seperti ini."peluk Buk Mai pada Putrinya itu.

"Selamat Adikku sayang!!! "ucap Seseorang saat ini megasi bunga pada Tari dengan mungka tertutup oleh hingga yang dibawak nya itu.

"Abang...kamu kembali ?"tanya Tari senang saat ini pada Zhidan yang baru datang.

"Nak kamu kok gak kasih tahu datang nak.?"ucap Sang ayah.

"Penerbanganku baru pagi ini sampai Yah, jadi aku belum sempat kasih tahu."ucap Zhidan Santai.

"Akhirnya kamu lulus dengan nilai terbaik Dek, abang suka."kata Zhidan kecium pipi adiknya itu.

"Abang Jagan main cium saja,Tari bukan anak kecil lagi."ucap mentari merepet pada Kakaknya itu.

"Siapa yang bilang pada kamu nak,hari ini wisudah adikmu?" kata Buk Mai.

"Gio yang bilang kemaren saat aku lagi telpon dia." ucap Zhidan.

"Sekarang kita pulang kekos kamu Tari pasti kamu sangat capek hari ini, dan juga abang kamu."kata pak Hasan pada kedua anaknya itu.

"Tunggu Ayah, mulai saat ini Ayah dan tari tidak usah lagi tinggal dikos itu lagi, aku sudah membelikan kalian rumah disini."ucap Zhidan pada kedua orang tuanya itu.

"Untuk apa kamu lakukan itu Nak rumah kita sudah ada didesa."kata pak Hasan.

"Itu didesa Ayah, lain dengan disini."kata Zhidan lagi.

"Sekarang kalian ayok ikut denganku, mulai sekarang Tari tidak boleh lagi tingal dikos kecil itu lagi, aku sudah bisa membelikan kalian rumah." ucap Zhidan.

"Ayok kita kembali!! "ajak Zhidan pada Ketiga orang yang ada di depannya itu.

Tidak butuh lama buat mereka berempat untuk sampai kerumah yang sudah dibelikan Zhidan untuk kedua orang tuanya itu dan adik kesayangannya itu.

Mobil yang dibawa oleh Zhidan akhirnya sampai juga diruang besar dan mewah itu.Paka Hasan dan istrinya saat ini sangat kaget melihat rumah yang dibeli oleh putranya itu.

"Nak untuk apa kamu membeli rumah sebesar ini untuk kami?"ucap Pak Hasan pada putranya itu.

"Masuk dulu Ayah, tidak ada komen sekarang."kata Zhidan pada Ayahnya itu.

Mereka semua masuk kedalam rumah besar itu dengan kejutan yang sudah dibuat oleh ajeng dan Gio saat ini.

Pas mereka melangkah masuk kedalam tiba-tiba saja bunyi tropet selamat datang dirumah itu.

"Selamat datang dirumah baru Om, tante."ucap mereka bertiga saat ini.

"Kalian disini rupanya ya, pantas saja kalian bertiga tidak datang kekampus untuk melihat aku wisudah hari ini."rajuk Tari pada Mereka bertiga.

"Jagan marah Dek, kami disini bikin kejutan pada Kalian semua." ucap Syarif.

"Selamat Tari mbak senang kamu mendapatkan nilai terbaik tahun ini."ucap Ajeng lembut meneluk Tari sudah seprti adik baginya itu.

"Selamat Dek!!! sabung Gio pada Tari.

"Tega kalian ya."ucap taru sedikit menagis karena juga kerena kehamilannya Tari sudah agak cegeng.

"Sudah jangan menagis,, kasihan keponakan Abang ada didalam sini."ucap Zhidan megelus perut sedikit berisi itu.

"Abang megetahuinya?"ucap Tari bertambah menagis.

"Iya,kakak sudah tahu dari lama,Gio yang sudah memberi tahu kakak."ucap Zhidan merasa kasihan pada Adiknya itu.

"Maafkan aku sudah mengecewakan kakak, dengan keadaaan ku seperti ini."ucap Tari dengan menundukan kepalanya kerena merasa bersalah pada kakaknya itu.

"Tidak apa sayang,Abang tahu bukan kamu yang salah."ucap Zhidan memeluk adiknya itu dengan genangan air mata.

"Jangan takut,Abang ada bersama kamu."kata Zhidan lagi.

"Sudah sedih-sedihnya kita harus merayakan keberhasilan kamu Tari,karena besok kamu sudah mulai bergabung di perusahan kakak."ucap Gio senang.

"Selamat ya, sudah diterima jadi karyawan baru di perusahan besar."ucap Ajeng senang.

"Benaran kak, aku sudah mulai kerja besok?"

"Benar Tari, besok kamu sudah bisa kerja."ucap Gio.

"Ayok kita masuk berdiri saja disini membuat aku bisa pegal ni kaki."celetu ajeng asal.

"Kamu itu selalu bicara sembarangan."ucap Gio.

"Sudah jangan mengomentariku Dokter ganteng." ucap Ajeng pada Gio.

"Jika ganteng nika tu sama dia!! "ucap Syarif asal.

"Enak saja kamu suruh aku nika sama ni orang super sibuk, bisa aku kesepian tiap hari jika nika sama dia, tidak akan ada waktu untukku." kata Ajeng Asal.

"Enak saja kamu,bilang aku super sibuk ya."ucap Gio menatap Ajeng dengan tatapan mematikannya itu.

"Ada pa kamu menatapku kayak gitu, mau menerkam aku,Coba kalau betani, aku hajar kamu pake ini. "ucap Ajeng membulatkan tinjunya itu kearah Gio.

"Bagai mana kamu akan laku-laku Jeng jika tingkah kamu itu masih tetap sama seperti dulu, sambung Zhidan.

"Baiarin aja,gak nikah pun aku gak ada yang marah, emangnya aku pikirin."ceketuknya asal.

"Mau jadi perawan tua? "ucap Syarif lagi.

"Gak apa-apalah jadi perawan tua, dari pada aku nika sama tu dia, ogahh.ucap Ajeng melihat pada Gio.

"Jangan nyesal kamu nantik ya jika aku nikah sama gadis cantik dari kamu."ucap Gio tidak mau Kalah.

"Kalau kamu mau nikah sama gadis lain ya nikah aja, untungnya sama aku juga gak ada."ucap Jeng kesal mendegar kata Gio barusan.

"Pasti nyesal kamu nantik Jeng."ucap Zhidan lagi.

"Jeng Makanan aku suru kamu pesan tadi sudah sampai apa belum sih? " tanya Gio lagi pada Ajeng yang lagi sewot samanya.

"Mana aku tahu, lihat aja dimeja makan sana, malas aku ngomong sama kamu itu."ucap Ajeng,langsung pergi menyusul Tari yang lagi melihat kamarnya.

"Kenapa tu anak?" ucap Gio bigung.

"Mungkin dia lagi kesal kali."sambung Syarif.

"Aku lucu lihat kamu ini Gio,kenapa kamu gak katakan saja perasaan suka kamu padanya?"

"Aku sudah sering maegatakan itu padanya tapi tangapannya selalu aku ini bercanda dan tidak pernah serius."ucap Gio pada Kedua shabatnya itu.

"Makanya Jagan suka sama teman,jadi semua Kata-kata kita yang benar-benar serius hanya diangap candaan." sambung Syarif lagi.

"Dya kamu lihat makanan usah dipesan oleh Ajeng tadi udah sampai apa belum ini sudah siang aku sudah laper ni."ucap Gio.

"Ya sudah aku lihat dulu ya."ucap Syarif pergi kemeja makan melihat pesanannya.

"Terus apa selanjutnya yang akan kamu lakukan Zhida, lihat adik kamu saat ini sangat menderita, tidak ada perubahan jika Zaki masih sama Seperti biasanya,dia menikahi Adik kamu tapi tidak memberi tangung jawab sebagai suaminya, Selama ini Tari menikah denganya, Tari selalu bekerja sama Ajeng untu memenuhi kebutuhannya,sedang kan Zaki lepas tangan saja tidak membantunya sama sekali,jangankan memberi nafkah pada Tari,melihat saja tidak pernah bahwa sekarang lagi mengandung anaknya."ucap Gio pada Sahabatnya itu.

"Apa aku akan membawa Tari saja menjauh darinya,,Zaki juga tidak megigikan Adikku. "

"Untuk saat ini jangan dulu Zhidan, karena Tari lagi hamil muda rentan baginya untuk melakukan perjalanan jauh."

"Aku belum bisa memikirkan ini, aku sangat meyegani dia selama aku berteman baik dengan Zaki selama ini, tapi kenapa ini yang diperbuat pada adikku."

"Aku tahu dia memiliki kekasih yang sangat dia cintai, tapi seharusnya dia tidak seperti ini memperlakukan adikku,menikahi untuk Status adikku saja yang dia penuhi karena Ayahku megigikan Anak itu diakui Zaki kerena anaknya, tapi adikku yang tersakiti disini, dia tidak diangap sebagai istri hanya saja statusnya sebagai istri dari seseorang."

"Sudahlah jangan kamu bahas ini di depan adik kamu,itu akan membuatnya sedih."ucap Gio.

"Ok, aku akan selalu memahami Hati adikku Gio, terimakasih banyak kamu sudah menjaga adikku selama disini."ucap Zhidan Pada Sahabatnya itu.

***

Di tempat lain saat ini Zaki hanya terdiam saat ini mendegar Kata-kata Asistennya itu, baru saja Zaki tahu bahwa Zhidan sudah kembali dari luar negeri.

"Tuan Zhidan Sudah kembali pagi tadi tuan, kerena istrinya tuan hari ini wisudanya.

"Kenapa kamu tidak memberi tahu saat ini istriku wisudah Reza?"ucap Zaki pada Asistennya itu.

"Maaf tuan, apa tuan mengagapnya istri selama menikah dengan Nona Tari tuan?" Reza bertanya lagi pada Bosnya itu.

"Itu bukan urusan kamu Za,aku hanya tidak mau saja Ayah gadis itu merasakan aku tidak menjaga dia selama aku menikah dengannya."

"Tapi itu keyataannya tuan lakukan padanya selama ini bukan,jangan untuk memperhatikan dia untuk mejeguk saja tuan tudak ada,diman letak hati dan rasa kasihan tuan padanya selama ini,tuan menikahinya hanya untuk tameng saja, karena tuan takut kehilangan perusahaan tuan jika Gio dan Zhidan marah pada Anda."ucap Tajam Reza sedikit sedih melihat nasib Tari istrinya Bosnya itu diperlakukan tidak adil oleh bosnya itu.

"Jangan mengajariku Za, aku tidak mau Serly tahu jika akau sudah menikah."

"Seharusnya anda tidak memikirkan kekasih anda lagi,sekarang anda memikirkan istri anda yang sedang hamil anak anda, apa tidak ada rasa kasihan melihat dia yang lagi susah paya saat ini dimasa hamil mudanya, dimana saat ini dia membutuhkan suami yang perhatian ketika dia muntah pagi hari, tidak bisa makan."ucap Reza pada Bosnya itu.

"Sungguh sulit itu dilakukan Nona Tari saat ini tampak suami, Jika orang tua tuan tahu ini semua berapa sangat kecewanya mereka saat ini, melihat Putra mereka tidak bertanggung jawab atas apa yang sudah diperbuat pada anak gadis orang. "ucap Reza yang Tua dari Zaki."

"Kamu jangan banyak bicara Za, aku lagi pusing bagai mana aku harus menjelaskan ini semua pada Zhidan nantik."ucap Zaki

"Akui kesalahan tuan muda pada kakak gadis itu, mulailah, untuk menerima Nona Tari sebagai istri tuan,lupakan kekasih anda itu, aku yakin lebih baik Nona Tari dari pada kekasih anda itu."ucap Reza mengatakan itu didepan Zaki, biar Zaki tahu tingkah laku kekasihnya itu seperti apa jika tidak bersamanya.

"Aku harus bagai mana Za?apa aku temui saja Zhidan Sekarang?" ucap Zaki lagi.

"Itu tergantung pada Anda tuan muda, ketena selama dua bukan ini anda tidak pernah datang sekali saja menemuhi istri anda semenjak menikah,apa itu yang dibilang Suami, walau kalian itu tidak tingal bersama, setidaknya anda pergilah mengujungi dan melihat keadaannya saat ini."ingat Asisten itu pada Zaki.

"Apa itu juga harus bagiku Za?aku tidak mencintai bangai mana aku bisa melakukan itu padanya."

"Disini jangan pernah membahas cinta tuan, kerena tangung jawab anda pada anak yang di kadung Nona Tari saat ini,rasa perhatian yang tuan Lihatkan padanya itu pasti sudah membuat dia merasa kuat menjalankan Hari-hari dengan keadaannya dalam hamilnya itu."

"Aku akan mencobanya Za, jka aku mampu."ucap Zaki dengan sedikit bigung mempertimbangkan perkataan Reza barusan.

Lama Zaki duduk termenung saat ini,dia memikirkan Tari saat ini yang lagi hamil muda,hamil mudah yang dikatakan oleh asistennya itu, pasti membuat Tari menderita saat pagi harus muntah,merasa lemas, sulit bagi istrinya itu menjalankan itu semua tampa suami disisinya.

"Apa aku keterlaluan Selam dua bulan ini membiarkan dia hidup sendiri di kosnya selama ini, dalam keadaannya saat ini hamil anakku, apa aku bisa dibilang sebagai suami yang baik, Ayah yang bertangung jawab pada anakku."ucap Zaki dalam hati.

"Tuan ada Nona Serly saat ini menunggu anda untuk makan siang. "ucap Reza pada bosnya itu.

"Ya sudah Aku akan keluar makan siang dulu bersama Serliy, kamu urus pekerjaan."ucap Zaki Meningalakan Reza di ruangannya itu sendiri.

"Baikalah Tuan. "ucap Reza tidak menolak apa kata Bionya itu.

"Muda-mudahan kamu bisa melihat tingkah dan perbuatan kekasihmu itu sendiri tuan,aku tidak mau memberi tahu ini semua pada kamu seperti apa wanita yang kamu cintai itu.Batin Reza berkata pada melihat kepergian Bosnya itu.

************

Episodes
1 Kemarahan Orang Tua
2 Tahunya Tari Hamil
3 Harus Kuat
4 Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5 Mulai Menemukan Titik Terang
6 Menemui Zaki.
7 Rapuhnya Tari.
8 Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9 Berangkat Menemui Putrinya
10 Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11 Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14 Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15 Hari Pernikahan
16 Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17 Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18 Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19 Kedatangan Orang Tua Zaki
20 Pembicaraan Kedua Keluarga
21 Tinggal Serumah
22 Hari-hari Tari
23 Prisa Kandungan Tari
24 Berbicara Dengan Zaki
25 Mengikuti Apa Kata Suami
26 Sedikit Bersalah
27 Kemarahan Orang Tua Zaki
28 Bertemu Sahabat
29 Kenapa Harus Melihatnya
30 Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31 Sama-sama Merasakan Rindu
32 Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33 Tidak Meyangka
34 Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35 Curhat menjelang tidur
36 Curhat
37 Masih Curhat
38 Akhirnya Bisa jujur juga
39 Tidak Sengaja bertemu mantan
40 Melakukan untuk yang lebih baik
41 Membelikan Pesanan istri
42 Makan malam bersama
43 Perbincangan yang seru
44 Menghabiskan malam bersama
45 Suasana di pagi hari
46 Berbicara sama kedua Abang
47 Jalan berdua sambil belanja bersama
48 Yang tidak terduga
49 Merasa geram
50 Lebih baik diam saja
51 Membujuk dan memintak maaf
52 Ingin makan bakso
53 Kerumah mertua
54 Kehangatan keluarga Saki
55 Makan malam bersama
56 Perbincangan menjelang tidur
57 Ikut ke perusahaan Zaki
58 ingin bersama teman-teman
59 Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60 kesedihan
61 Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62 Akhir dari hidup Serly
63 Tari sudah dinyatakan Meninggal
64 Akhirnya dia kembali
65 Bercerita
66 Kembalinya Tari ke tanak Air
67 Kejutan
68 Akhirnya nikah lagi
69 Berbincang dengan orang terdekat saja
70 Aku memilikinya kembali
71 Kesedihan Zhidan
72 Masih Kesedihan Zhidan
73 Nasehat para sahabat
74 Pertemuan pertama kalinya
75 Merasa kesal
76 Kebersamaan Mereka
77 bersantai malam
78 Beburu berangakat
79 Gila tu cewek
80 Kenak tendangan maut Lira
81 Berdebat tiga sekawan
82 Kesal Banget
83 Terimakasih
84 Tidak bisa diterkah
85 Membicarakan masalah Lira
86 Akhirnya selesai permasalahan
87 Tingkah dua boca
88 Acara lamaran Gio
89 Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90 Tawaran kerja baru untuk Lira
91 Kesal pada Reza
92 Benar-benar menguras kesabaran Lira
93 Merasa dedikit Kaget
94 Mencari Gaun untuk Lira
95 Ditempat pesta
96 Akhir dari cerita
97 extra patr
98 Exra part II
99 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Kemarahan Orang Tua
2
Tahunya Tari Hamil
3
Harus Kuat
4
Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5
Mulai Menemukan Titik Terang
6
Menemui Zaki.
7
Rapuhnya Tari.
8
Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9
Berangkat Menemui Putrinya
10
Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11
Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14
Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15
Hari Pernikahan
16
Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17
Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18
Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19
Kedatangan Orang Tua Zaki
20
Pembicaraan Kedua Keluarga
21
Tinggal Serumah
22
Hari-hari Tari
23
Prisa Kandungan Tari
24
Berbicara Dengan Zaki
25
Mengikuti Apa Kata Suami
26
Sedikit Bersalah
27
Kemarahan Orang Tua Zaki
28
Bertemu Sahabat
29
Kenapa Harus Melihatnya
30
Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31
Sama-sama Merasakan Rindu
32
Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33
Tidak Meyangka
34
Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35
Curhat menjelang tidur
36
Curhat
37
Masih Curhat
38
Akhirnya Bisa jujur juga
39
Tidak Sengaja bertemu mantan
40
Melakukan untuk yang lebih baik
41
Membelikan Pesanan istri
42
Makan malam bersama
43
Perbincangan yang seru
44
Menghabiskan malam bersama
45
Suasana di pagi hari
46
Berbicara sama kedua Abang
47
Jalan berdua sambil belanja bersama
48
Yang tidak terduga
49
Merasa geram
50
Lebih baik diam saja
51
Membujuk dan memintak maaf
52
Ingin makan bakso
53
Kerumah mertua
54
Kehangatan keluarga Saki
55
Makan malam bersama
56
Perbincangan menjelang tidur
57
Ikut ke perusahaan Zaki
58
ingin bersama teman-teman
59
Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60
kesedihan
61
Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62
Akhir dari hidup Serly
63
Tari sudah dinyatakan Meninggal
64
Akhirnya dia kembali
65
Bercerita
66
Kembalinya Tari ke tanak Air
67
Kejutan
68
Akhirnya nikah lagi
69
Berbincang dengan orang terdekat saja
70
Aku memilikinya kembali
71
Kesedihan Zhidan
72
Masih Kesedihan Zhidan
73
Nasehat para sahabat
74
Pertemuan pertama kalinya
75
Merasa kesal
76
Kebersamaan Mereka
77
bersantai malam
78
Beburu berangakat
79
Gila tu cewek
80
Kenak tendangan maut Lira
81
Berdebat tiga sekawan
82
Kesal Banget
83
Terimakasih
84
Tidak bisa diterkah
85
Membicarakan masalah Lira
86
Akhirnya selesai permasalahan
87
Tingkah dua boca
88
Acara lamaran Gio
89
Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90
Tawaran kerja baru untuk Lira
91
Kesal pada Reza
92
Benar-benar menguras kesabaran Lira
93
Merasa dedikit Kaget
94
Mencari Gaun untuk Lira
95
Ditempat pesta
96
Akhir dari cerita
97
extra patr
98
Exra part II
99
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!