Rapuhnya Tari.

Malam itu Dani kembali kerumah sepupu istrinya itu,untuk membicarakan ini semua pada Ajeng dan Tari, agar Tari tidak berharap banyak pada Zaki untuk mempertangung jawabkan Perbuatannya itu.

Tidak lama Dani sampai dirumah Ajeng kembali,Dani memencet Bell rumah itu dua kali, tidak lama pintu rumah itu terbuka,Ajeng dan Tari keluar berdua, Mereka berdua bingung dengan kedatangan Suami sepupunya itu.

"Lo kok kembali lagi Kamu Mas?ada apa kamu kembali lagi kesini apa ada yang tingal ya?"tanya Ajeng padanya yang berdiri menatanpnya.

"Tidak usah banya tanya jeng aku sudah sangat lelah, kamu masakan aku makanan kek, aku sudah lapar."ucap Dani santai masuk kedalam.

" Mas mintak makanan disini ?tumben kamu mau makan dirumahku!!! Apa aku tidak. mimpi ya?"kata Ajeng Santai dan bingung pada Suami sepupunya itu.

"Aku akan meginap disini malam ini tidak mungkin aku kembali ke hotel sangat jauh dari sini, aku sudah sangat lelah saat ini."ucap Dani mendorong kopernya kedalam rumah itu.

"Aku mau mandi, kamu masak apa kek,yang penting aku bisa makan malam ini."ucap Dani langsung masuk kedalam Kamar tamu yang biasa digunakannya jika betsama istrinya itu jika datang kejarta.

"Ya sudah!!aku masak Mi rebus saja Mas, itu yang ada tersedia dirumah ini."ucap Ajeng ceggigir pada Dani.

"Terserah yang penting aku bisa makan jeng."

ucap Dani lansung menutup pintu kamar itu tamau itu.

"Dasar pria dingin, gak ada aklak,kalau bukan iparku sudah aku tumbuk dari tadi mulutnya itu!!!cerewet Ajeng sambil Beranjak kedapur untuk membikin Mi rebus untuk Dani.

"Gak usah kesal kayak gitu mbak, biar aku bantu, aku saja yang masak minya. "kata Tari pada Ajeng.

"Terserah kamu saja deh yang penting es batu itu bisa makan."kesalnya Ajeng.

"Jangan Marah-marah terus Mbak nantik mungkanya cepat keriput."kata Tari dengan senyuman melihat Ajeng tampak lucu dengan tingkah Cerewetnya itu.

"Bagai mana tidak aku Kesal padanya, dia itu tidak pernah baik jika bertemu denganku,walau ada Mbak Vita bersamanya."kata Ajeng lagi

"Tidak usah Sebut-sebut nama istriku."ucap Dani santai.

"Kok cepat kali kamu mandi mas?"kata Jeng pada Dani.

"Aku belum jadi mandi,aku mau makan dulu, apa sudah siap apa yang aku mintak Tadi Jeng?"

"Belum!!! tuhh lagi dibikinin oleh Tari."ucap Ajang menujuk Tari lagi masak mi rebus untuk Dani.

"Kamu ini memang kebiasaan aku suru kamu bikin bukan Tari."ucap Dani meyetil kening Ajeng dengan santai.

"Aduuuuh sakit Mas!! "kata Ajeng merigis.

"Tari itu lagi hamil pasti dia itu susah untuk masak." kata Dani lagi.

"Tapi Tari sendiri yang mau, bukan aku suruh Mas."

"Benar Mas aku yang sendiri yang mau bikinnya sendiri, kalau untuk soal susa masak kerena aku hamil, tapi aku belum merasakan apa-apa dengan penciumanku atau seleraku saat ini Mas."jelas Tari membawa semangkok mi dengan telur dan bakso di atasnya.

"Ini Mas, makanlah aku hanya bisa memasak itu, karena juga tidak ada isi dikulkas disini."ucap Tari.

"wowww,, ini harum sekali pasti ini sangat enak!! "ucap Dani mulai meyantap Mi itu dengan pelan kerena masih panas.

"Aku ada cemilan Tari, kamu bisa makan ini sambil menemani dia makan."ucap Ajeng memberikan Sebungkus Keripik kentang pada Tari.

"Terimakasih Banyak Mbak."

"Makanlah aku lagi tidak ingin makan saat ini."ucap Ajeng dengan lemas.

"Kenapa Kamu? ucap Dani.

"Aku lagi tidak mut mekihat kamu Mas."

"Memangnya apa yang aku bikin kekamu."

"Tidak ada!! "ucap Tari singkat

"Mas, bagai mana apa kamu jadi nemui teman kamu itu."tanya Ajeng baru ingat.

"Sepertinya tidak ada harapan dia untuk bertangung jawab dengan perbuatannya itu Tari,maaf jika aku tidak bisa menolong kamu."ucap Dani merasa kasihan pada Tari.

"Tidak apa Mas, jangan perna lagi Mas memintanya untuk mempertangung jawabkan atas apa yang sudah dilakukan pada ku."ucap Tari juga tidak banyak berharap dari itu semua.

"Kamu yang kuat ya!! "kata Ajeng memeluk temannya itu.

"Gak apa Mbak Ajeng, aku juga tahu sudah pasti ini yang akan terjadi padaku, aku akan merawat anak ini dengan baik Mas,dua bulan lagi aku akan wisudah dari pendidikan aku,jadi nantik aku bisa pergi dari sini ,agar aku tidak malu dengan Teman-temanku dengan perutku akan membucit.

"Kamu tidak boleh jauh dari aku sampai anak ini lahir Tari, aku tidak mau itu terjadi."larang Ajeng pada Tari.

"Aku juga akan membantu kamu membesarkan anak ini, kita akan sama-sama metawatnya walau dia lahir tidak ayahnya yang megakuinya."ungkap Ajeng menatap Tari dengan tajam.

"Mbak Gak mungkin Aku disini pasti Teman-temanku akan menghinaku dan anak ini nanti, aku tidak mau itu terjadi Mbak pada Anakku.

"Kamu bisa tingal denganku selama hamil dan sampai anak itu lahir tampak beraktivitas diluar lebih banyak."kata Ajeng.

"Usul yang bagus itu Jeng, Tari kamu juga ada teman selama kamu hamil, ada Ajeng yang akan menemani kamu selama hamil."sahut Dani membenarkan Kata Ajeng.

"Tapi Mas aku takut Teman-temanku akan tahu,aku yang tampak seperti wanita Alim selama ini yang mereka lihat, tapi nyatanya aku hamil diluar nikah, itu sungguh miris Mas."ucap Tari mulai lagi menagis.

"Sudah jangan sedih, aku yang kan membantu kamu sampai anak itu lahir nantik kamu tidak boleh bekerja dan kurangkan beraktivitas diluar jika kamu tidak ingin Teman-teman kamu tahu dengan kehamilan kamu itu."kata Dani mekihat Tari sangat rapuh saat ini.

"Ada Ajeng yang akan menjaga kamu selama kamu hamil, jika kamu tidak mau membesarkan anak itu berikan bayi itu padaku, aku akan merawatnya nanti seprti anakku sendiri, kerena istriku pasti senang."ucap Dani.

"Tidak Mas aku tidak mau Merepotkan kalian berdua,aku akan membesarkan anakku sendiri walau dia tidak diinginkan."ungkap Tari sangat sedih.

"Itu nantik saja kita bicarakan yang penting saat ini bagai mana anak ini tumbuh di rahim kamu dengan sehat, aku yakin kamu pasti kuat Tari."ucap Dani melihat Tari hanya menagis saat ini.

"Sudah Tari kamu tidak usah menagis lagi, lupakan semuanya, mari kita menatap kedepan untuk kebaikan kamu dan cabang bayi kamu yang sedang berkembang saat ini di rahim kamu." ucap Ajeng lembut.

"Makasihh banyak Mbak menguatkan aku,aku akan menjalankan ini semua dengan sabar dan tegar Mbak, ini semua sudah terjadi tidak akan pernah pernah kembali Seperti semula lagi." kata Tari dengan rasa sedihnya yang dirasakan saat ini.

"Mari kita Beristirahat,besok kita Akan periksa kehamilan kamu ini dengan temanku Gio, aku sudah bikin janji padanya,besok pagi kita akan menemuinya, kerena jadwal haya pagi saja dirumah sakit itu,jika siang dia berada diperusahaannya."ucap Ajeng.

"Besok aku juga mau melihat bayi itu sedang berkembang di rahim kamu Tari."ucap Dani kerena dia mau memintak Poto sken, akan diberikan pada Zaki Ayah bayi yang dikandung oleh Tari.

"Terimakasih banyak Mas, kamu mau membantuku."ucap Tari pada Dani.

"Kalian tidurlah ini sudah sangat malam."ucap Dani juga akan tidur dan masuk ke kamarnya.

Begitu juga dengan Tari dan Ajeng juga masuk kedalam kamar Ajeng saat ini, mereka berdua membaringkan tumbuhnya diatas kasur yang empuk itu selalu bikin siapa saja yang berada di atasnya pasti merasa nyaman dan akan langsung menutup matanya,dan masuk kedalam Mimpi indah mereka masing-masing, seprti itulah saat ini Tari dan Ajeng sudah berada di alam pimpinya.

**************

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

lanjut kka

2023-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kemarahan Orang Tua
2 Tahunya Tari Hamil
3 Harus Kuat
4 Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5 Mulai Menemukan Titik Terang
6 Menemui Zaki.
7 Rapuhnya Tari.
8 Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9 Berangkat Menemui Putrinya
10 Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11 Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14 Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15 Hari Pernikahan
16 Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17 Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18 Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19 Kedatangan Orang Tua Zaki
20 Pembicaraan Kedua Keluarga
21 Tinggal Serumah
22 Hari-hari Tari
23 Prisa Kandungan Tari
24 Berbicara Dengan Zaki
25 Mengikuti Apa Kata Suami
26 Sedikit Bersalah
27 Kemarahan Orang Tua Zaki
28 Bertemu Sahabat
29 Kenapa Harus Melihatnya
30 Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31 Sama-sama Merasakan Rindu
32 Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33 Tidak Meyangka
34 Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35 Curhat menjelang tidur
36 Curhat
37 Masih Curhat
38 Akhirnya Bisa jujur juga
39 Tidak Sengaja bertemu mantan
40 Melakukan untuk yang lebih baik
41 Membelikan Pesanan istri
42 Makan malam bersama
43 Perbincangan yang seru
44 Menghabiskan malam bersama
45 Suasana di pagi hari
46 Berbicara sama kedua Abang
47 Jalan berdua sambil belanja bersama
48 Yang tidak terduga
49 Merasa geram
50 Lebih baik diam saja
51 Membujuk dan memintak maaf
52 Ingin makan bakso
53 Kerumah mertua
54 Kehangatan keluarga Saki
55 Makan malam bersama
56 Perbincangan menjelang tidur
57 Ikut ke perusahaan Zaki
58 ingin bersama teman-teman
59 Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60 kesedihan
61 Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62 Akhir dari hidup Serly
63 Tari sudah dinyatakan Meninggal
64 Akhirnya dia kembali
65 Bercerita
66 Kembalinya Tari ke tanak Air
67 Kejutan
68 Akhirnya nikah lagi
69 Berbincang dengan orang terdekat saja
70 Aku memilikinya kembali
71 Kesedihan Zhidan
72 Masih Kesedihan Zhidan
73 Nasehat para sahabat
74 Pertemuan pertama kalinya
75 Merasa kesal
76 Kebersamaan Mereka
77 bersantai malam
78 Beburu berangakat
79 Gila tu cewek
80 Kenak tendangan maut Lira
81 Berdebat tiga sekawan
82 Kesal Banget
83 Terimakasih
84 Tidak bisa diterkah
85 Membicarakan masalah Lira
86 Akhirnya selesai permasalahan
87 Tingkah dua boca
88 Acara lamaran Gio
89 Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90 Tawaran kerja baru untuk Lira
91 Kesal pada Reza
92 Benar-benar menguras kesabaran Lira
93 Merasa dedikit Kaget
94 Mencari Gaun untuk Lira
95 Ditempat pesta
96 Akhir dari cerita
97 extra patr
98 Exra part II
99 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Kemarahan Orang Tua
2
Tahunya Tari Hamil
3
Harus Kuat
4
Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5
Mulai Menemukan Titik Terang
6
Menemui Zaki.
7
Rapuhnya Tari.
8
Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9
Berangkat Menemui Putrinya
10
Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11
Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14
Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15
Hari Pernikahan
16
Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17
Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18
Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19
Kedatangan Orang Tua Zaki
20
Pembicaraan Kedua Keluarga
21
Tinggal Serumah
22
Hari-hari Tari
23
Prisa Kandungan Tari
24
Berbicara Dengan Zaki
25
Mengikuti Apa Kata Suami
26
Sedikit Bersalah
27
Kemarahan Orang Tua Zaki
28
Bertemu Sahabat
29
Kenapa Harus Melihatnya
30
Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31
Sama-sama Merasakan Rindu
32
Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33
Tidak Meyangka
34
Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35
Curhat menjelang tidur
36
Curhat
37
Masih Curhat
38
Akhirnya Bisa jujur juga
39
Tidak Sengaja bertemu mantan
40
Melakukan untuk yang lebih baik
41
Membelikan Pesanan istri
42
Makan malam bersama
43
Perbincangan yang seru
44
Menghabiskan malam bersama
45
Suasana di pagi hari
46
Berbicara sama kedua Abang
47
Jalan berdua sambil belanja bersama
48
Yang tidak terduga
49
Merasa geram
50
Lebih baik diam saja
51
Membujuk dan memintak maaf
52
Ingin makan bakso
53
Kerumah mertua
54
Kehangatan keluarga Saki
55
Makan malam bersama
56
Perbincangan menjelang tidur
57
Ikut ke perusahaan Zaki
58
ingin bersama teman-teman
59
Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60
kesedihan
61
Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62
Akhir dari hidup Serly
63
Tari sudah dinyatakan Meninggal
64
Akhirnya dia kembali
65
Bercerita
66
Kembalinya Tari ke tanak Air
67
Kejutan
68
Akhirnya nikah lagi
69
Berbincang dengan orang terdekat saja
70
Aku memilikinya kembali
71
Kesedihan Zhidan
72
Masih Kesedihan Zhidan
73
Nasehat para sahabat
74
Pertemuan pertama kalinya
75
Merasa kesal
76
Kebersamaan Mereka
77
bersantai malam
78
Beburu berangakat
79
Gila tu cewek
80
Kenak tendangan maut Lira
81
Berdebat tiga sekawan
82
Kesal Banget
83
Terimakasih
84
Tidak bisa diterkah
85
Membicarakan masalah Lira
86
Akhirnya selesai permasalahan
87
Tingkah dua boca
88
Acara lamaran Gio
89
Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90
Tawaran kerja baru untuk Lira
91
Kesal pada Reza
92
Benar-benar menguras kesabaran Lira
93
Merasa dedikit Kaget
94
Mencari Gaun untuk Lira
95
Ditempat pesta
96
Akhir dari cerita
97
extra patr
98
Exra part II
99
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!