Sampai di butik Ajeng dan Tari langsung masuk karena Dani langsung pergi untuk miting sebentar lagi akan dimulai.
Tari Masuk kedalam ruangan kerjanya yang biasa dihabiskan waktunya setelah pulang dari kuliah.
"Tari kamu tidak kamu gak apa-apa,mbak perhatikan dari pulang dari rumah sakit kamu tidak ada semagat, ada apa?" tanya Ajeng pada kariawannya itu.
"Tidak apa mbak, aku hanya merasa capek saja hari ini."ucap Tari tidak semangat.
"Kamu boleh istirahat dulu disofa sana!!"Ucap Ajeng mengerti saat ini kondisi teman dan kariawannya itu.
"Gak usah Mbak aku pasti kuat kok, Mbak gak udah kawatirkan aku."ucap Tari sedikit tersenyum pada Bosnya itu.
"Baiklah kalau begitu,, tapi jika kamu tidak kuat kamu boleh istirahat dan jangan pernah memaksakan diri."peringat Ajeng pada Tari
"Iya Aku akan dengar kata kamu itu mbak."
"Baguslah jika kamu mendengarnya, kerena aku tidak mau terjadi apa-apa padanya." ucap Ajeng megusap kembali perut rata Tari.
"Apaan sih kamu mbak jangan terlalu berlebihan gitu padaku." ucap Tari sedikit tidak enak pada Ajeng.
"Hai kenapa lagi kamu ini,jangan sering melamun."cerewet Ajeng lagi menganggu lamunan Tari.
"Aku gak kenapa-kenapa Mbak."
"Ya sudah kita mulai pekerjaan kita, kamu mulailah bikin rancangan busananya yang baru kagi Tari, kerena kamu lebih hebat jika Mengamabarnya."ucap Ajeng suka rancanaga Tari dari dulu.
"Tunggu aku pikirkan dulu Mbak, saat ini aku belum Bisa pikirkan untuk membuat ide baru."jawab Tari santai pada Bosnya itu.
"Ok,tidak masalah jika kamu lagi bleng saat ini,jadi aku kasih waktu saja dehh buat kamu Tari biar kamu bisa mengeluarkan ide baru kamu itu.
"Kamu ini ya Mbak, gak pernah serius dalam mengerjakan pekerjaan, pantas saja disain Mbak itu selalu kacau."kata Tari sedikit tersenyum pada Ajeng menatapnya sudah sangat masam.
"Kamu bisa diam gak Tari kalau gak pesil melayang kemulut ember kamu itu saat ini jiga."ucap Ajeng Jesal pada Tari jika dia bersama Dalam kerja maka sulit untuk akur.
"Mbak saja yang gak sadar selama ini,aku pasti butuh rancangan dari aku bukan?"ucap Tari lagi, biar Ajeng tambah Kesal padanya.
"Udah ngomong kamu Tari,apa mau kau lakban mulut kamu itu."kata Ajeng lagi.
"Aku diam sekarang Mbak!! "
Kata Mentari pada Ajeng jika tidak lambat itu Akan melayang kemulutnya saat ini, jika Tari tidak diam juga.
"Kenapa sih Tari kamu lebih suka Bikin aku kesal,apa Kamu gak bosan-bosan aku marah pada kamu ya."
"Mana Ada Bos seperti kamu itu Mbak, cerewetnya mintak ampun."kata Tari tampa salah pada Bosnya itu.
"Biarin saja,yang penting aku masih ada rasa kasihan dan sayang aku pada kamu seperti adik sendiri."jelas Ajeng padaTari saat ini lagi menatapnya dengan Rasa sedih.
"Kenapa Kamu murung begitu?"
"Aku ingat pada abangku Mbak, saat ini berada diluar negeri lagi bekerja di salah satu perusahaan di belanda."ucap Tari mulai meneteskan air matanya.
"Jangan sedih aku adalah kakak kamu juga Tari."
"Aku sedih kerena mengecewakan semua orang yang aku sayangi, apa lagi abangku tahu dengan keadaanku saat ini pasti dia sangat kecewa Mbak padaku."ucap Tari menagis dipelukan Ajeng.
"Kenapa semuanya ini terjadi padaku Mbak? apa aku ada salah selama ini padanya,tampa ada rasa dia bersalah sedikit saja padaku,apa aku seperti wanita malam baginya Mabak?"ucap Tari menagis pilu dipelukan Ajeng.
Ajeng mrndegar semua keluh kesah Tari sangat sedih, apa lagi orang sedang mendegar pembicaraan mereka berdua dari balik diding itu, juga merasa sedih.
"Lihat saja kamu Zaki, aku akan membuat kamu meyesali semua perbuatan kamu ini pada Tari, aku baru saja melihatnya merasa sangat hancur dan sedih mendegar semua kata-kat pilu Gadis itu."ucap Gio dari dibalik diding ruangan Ajeng.
Gio megurungkan untuk menemui Ajeng saat ini kerena Tari sangat merasa terpukul oleh sikap orang yang terdekatnya, seperti Ayah dan ibunya saat ini tidak lagi megakuinya sebagai anak.
Semua ini terjadi bukan keingina Tari,tapi nasibnya yang buruk,dengan sekejap impian yang dia rencanakan untuk kedua orang tuanya itu hancur lembur menjadi abuh yang tidak bisa disatukan lagi.
Sungguh menyakitkan bagi Tari saat ini dirinya itu,apa lagi dengan rasa bersalah nya pada kedua orang tuanya itu, tidak akan bisa Tari untuk melupakan begitu saja.
**
Ditempat lain saat ini pak Hasan duduk ambil melamun pikirannya melayang entah kemana-mana,dua hari yang lalu dia megusir putrinya sendiri dari rumah kerena kecewa dia saat itu pada putrinya satu-satunya itu.
Pak Hasan sagat merasaeyesal sudah melakukan ini semua pada putrinya itu, saat ini putrinya mentari sangat membutuhkan dukungan dari mereka orang yang terdekat dengannya Namu tidak dengannya sebagai orang tua dia malah megusir putrinya dari rumah bahkan tidak megakuinya sebagai anak.
"Pak!! "
"Mmmm,, ucap pak Hasan sedikit kaget kerena istrinya itu menyadarkan dari lamunannya.
"Makanlah!! sudah dua hari ini kamu tidak makan sedikitpun, nantik kamu sakit pak, jika bapak selalu memikirkan Mentari terus nanti jantung bapak itu kambuh lagi." ucap Buk mai pada Suaminya kerena beberapa tahun ini pak Hasan sudah memiliki riwayat penyakit jantung.
"Bapak harus bagai mana Buk,aku sangat meyayangi putriku tapi pada hari itu mengapa mulut ini mengatakan itu pada putriku sendiri,saat ini dia butuh dukungan kita,justru kita malah membuat dia menambah pikiran dan bebanya."jelas pak Hasan sambil menitikkan air matanya.
"Bapak jangan pikir yang akan membuat bapak tidak bisa mengontrol diri dan emosimu, itu akan berdapak pada kesehatanmu nantik."jawab istrinya pak Hasan juga sangat sedih saat ini dia juga memikirkan putrinya satu-satunya yang dia miliki dikeluaganya itu.
"Bagai mana Bapak tidak memikirkannya buk, dengan siapa dia akan hidup dan melanjutkan hidupnya dengan keadaannya yang saat ini lagi hamil,aku sangat menyesal sudah meyakiti putriku sendiri, kerena ini bukan dari perbuatannya buk,bukan kehendak dia, anak kita diperkosa, bapak malah meyakiti dia."ucap Pak Hasan menangis lagi mengigat Kata-katanya pada putrinya itu.
"Jika bapak tidak mengikuti hati bapak mari kita bawak pulang putri kita,malu itu akan kita tanggung pak, ini tidak bisa kita simpan, Lama-lama pasti orang sekeliling akan tahu juga."ucap Buk mai pada Pak Hasan.
"Apa putriku mau memaafkan kita Buk?"
"Putri kita itu tidak pernah kita didik dengan keburukan, selama ini dia dibekali ilmu yang kita ajarkan untuk memaafkan kesalahan orang lain."ucap Buk mai pada Pak Hasan.
"Mari kita susul dia kejakarta Buk!! Bapak tidak bisa melihatnya kesusahan dengan kehamilannya dan cacian orang lain kepadanya dan cucuku yang ada didalam rahimnya saat ini."
"Kapan kita kesana?"tanya buk mai lagi
"Hari ini!! "
"Bersiaplah kita akan kesana saat ini juga, aku akan memintak syarif untuk megatar kita kejakarta Hari ini."ucap Pak Hasan pada istrinya itu.
"Baiklah pak,, ibuk Siap-siap lebih dulu."ucap Buk Mai masuk kedalam bersiap berkemas barang dibutuhkannya selama dijakarta.
Pak Hasan saat ini lagi menghubungi Anak dari adiknya itu,, Syarif adalah kakak sepupu Dari Mentari anak dari pamannya,adalah adik dari ayah Tari.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments