Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki

Zaki hanya diam saja, tidak ada yang terlontar satu katapun dimulut mereka masing-masing.

Saat ini mereka Sampai dikosan kecil Tari membuat Zaki merasa tidak nyaman melihat itu,Zaki juga turun dari mobil itu dan mengikuti Tari Masuk kedalam rumah kecil itu.

"Masuklah Mas, maaf jika tidak membuat kamu tidak nyaman berada ditempatku."ucap Tari seadanya.

"Tidak apa!! "jawab singkat Zaki pada gadis yang baru menjadi istrinya itu.

"Duduklah dulu aku kan membuatkan kamu Teh."ucap Tari hendak berjalan kedapur untuk membuatkan Teh untuk Zaki.

"Tidak Usah,aku tidak minum teh, aku hanya sebentar saja disini, aku hanya ingin membicarakan satu hal dengan kamu."ucap Zaki pada Tari.

"Apa ingin Mas katakan?"tanya Tari pada Zaki

"Aku hanya ingin mengatakan pada kamu kita tidak tingal serumah itu juga keinginan orang tua kamu sendiri,aku juga punya permintaan juga semalam pada Ayah kamu,mungkin saja kamu sudah tahu ini dari ayah kamu bahwa anak itu lahir kita akan bercerai."ucap Zaki sedikit memperhatikan Tari,Tapi Tari hanya diam dan santai saja mendengar itu darinya.

"Aku tahu tuan, apa yang anda katakan padaku,aku juga tahu bahwa anda juga tidak menginginkan pernikahan ini juga anakku."ucap Tari merasa sakit mengucapkan itu dia tidak mau melihatkan pada Zaki bahwa dia itu lemah.

"Aku juga memintak kamu jangan pernah mencapuri urusan pribadiku, kerena aku saaat ini memiliki kekasih."ucap Zaki padanya.

"Apa ada lagi yang ingin tuan sampaikan padaku?"kata Tari santai saja walau sakit rasanya saat ini istri yang tidak dianggap Oleh Zaki.

"Cukup itu saja yang ingin kamu tahu, agar kamu tidak akan menganggu urusan pribadiku nantik, untuk anak itu aku akan memberikan namaku jika dia sudah lahir, tapi aku tidak bisa merawat anak itu."ucap Zaki yang membuat Sakit hati Tari mendengar Kata-kata Zaki.

"Anda tidak usah khawatir Aku akan menurus anakku sendiri tampa campur tangan Anda,Terimakasih Anda sudah mau mengakui bahwa ini anak anda."ucap Tari menjawab dengan tegas pada Zaki.

"Dan juga aku tidak akan pernah memcampuri Urusan pribadimu, dan juga begitu juga dengan aku nantik,kita akan hidup masing-masing." ucap Tari tegas.

"Jika tidak ada lagi yang ingin Anda katakan padaku silakan pergi!! "ucap Tari

"Baiklah,, aku akan pergi sekarang."ucap Zaki pergi meninggalkan Tari masih berdiri melihatnya.

Tari menagis saat Zaki sudah meninggalkan tempatnya itu, dengan hati sedih Tari mendegar Kata-kata dari Zaki barusan,Tari merasa miris kehidupan saat ini yang dijalankan olehnya, rasa pahit semenjak kejadian yang tidak diinginkan itu membuat hidupnya tidak merasa nyaman dan tenang lagi.

Tagis Tari terdegar pilu diruangan kecil itu, tampa ada yang mendegarkan ungkapan hatinya saat ini,ras sakit saat ini yang dirasa Tari menikah tapi tidak diakui oleh suaminya sendiri,dia hanya pajangan saja, tidak dianggap sebagai seorang istri dari suaminya itu.

"Kita harus kuat ya nak,Bunda akan mengjaga kamu sampai kamu besar nantik, jika papa kamu tidak menginginkan kamu Nak. "ucap Tari megusap perut datarnya itu dengan tetesan air matanya saat ini.

"Bundah akan Kuat menjalankan ini semuanya, agar kamu bisa nyaman dan kuat didalam rahim bunda, tampa ada seorangpun yang Mendampingi kita."kata Tari lagi pada berbicara sendiri sambil mengusap perutnya itu.

"Ya Allah berikan aku kekuatan untuk menjalankan ini semua,walau aku sudah sangat hina dimatamu,tapi engkau Maha Pemaaf dari semua kesalahan umatmu, kuatkan aku Ya Allah dan berilah aku kekuatan dan kesehatan untuk anakku yang tidak berdosa ini."Kata Tari dalam hatinya saat ini yang masih jatuh air mata di pipi mulusnya itu.

Tari tidak bisa manahan kesedihannya saat ini, hanya dia yang bisa menahan ini semua tampa ada orang lain tau apa yang dirasakan saat ini.

Lama Tari duduk tersandar di diding yang menyaksikan rasa sesaknya saat ini tiada sepapun yang tahu,hanya dirinya saat ini menelan rasah sakit itu sendiri,dia yang tahu rasah sakit itu disaat ini.

"Drarrr..... Drarrr. " bunyi Henpone Tari berbunyi saat ini menyadarkan lamunan Tari saat ini.

Tari melihat itu ada Buk Sari yang memangilnya saat ini, wanita yang menolongnya saat pingsan ditepi jalan sendirian saat malam itu.

Tari menghapus air matanya itu cepat dan megakat telpon dari Buk Sari saat ini.

"Asalamualaikum Buk!! Jawab Tari dengan sopan pada orang yang menolongnya itu.

"Walaikumsalam Nak Tari,apa kabar kamu nak?"Tanya Buk Sari saat ini.

"Alhamdulillah Buk Tari sehat, bagai mana Dengan ibuk saat ini?" ucap Tari lagi sedikit suaranya agak berat kerena abis menagis.

"Kamu Abis nangis Nak?" ucap Buk Sari saat ini dapat merasakan kesedihan Tari saat ini.

"Aku gak apa-apa buk."ucap Tari singkat.

"Kamu boleh cerita pada ibu, jangan kamu pendam sendiri Nak,ibu tahu saat ini kamu lagi menahan kesedihan sendiri kerena masalah yang sedang Kau hadapi. "ucap Buk Tari sedikit sedih juga.

"Ibu kok bisa santai berbicara pada Tari apa Majikan ibuk sudah Pergi?"ucap Tari mencairkan suasana.

"Itu kamu tidak usah kawatir Tari, ibu sudah siap melakukan pekerjaan Ibu untuk hari ini, palingan makan malam tuan Muda saja yang harus Ibu siapkan."kata Buk Sari lembut pada Tari saat ini.

"Iya,, Tari gak enak jika ibuk nantik dimarahi oleh Majikan Ibu."ucap Tari singkat.

"Tidak apa Nak."ucap Buk Sari.

"Kampan Ibuk ada libur Tari ingin berkunjung ketempat kerja Ibu Sari Nantik. "kata Tari

"Jika kamu ingin ketempat ibu,Datangkah dihari minggu ibu Tidak banyak kerjaan dihari itu kerena tuan muda Jarang dirumah jika hari libur itu."kata Buk Sari pada Tari.

"Baiklah Buk minggu depan Tari ketempat ibu ya,Tari bosan sendiri dikos."ucap Tari apa adanya saat ini pada Buk Sari.

"Ya sudah ibuk akan menunggu kamu datang Nantik."ucap Buk Sari

"Baik Buk, sampai jumpa nantik." Kata Tari singkat.

"Jaga Kandungan kamu jangan payak pikiran itu akan berdapak buruk pada anak yang kamu kandung sekarang."ucap Bu Sari lagi.

"Iya, terimakasih banyak perhatian ibu sama aku."ucap Tari sedih saat ini hanya dia saja yang tingal dirumah itu saat ini.

"Ibu matikan dulu telponnya ya jangan lupa untuk datang Ibu ingin kamu Berbagi kesakitan sama ibu saat ini."ucap Buk Sari berbicara pada Tari seprti anaknya sendiri saja.

"Iya buk,, pasti Tari datang Ketempat Ibuk kerja minggu depan."kata Tari.

"Ya sudah sampai nantik ya Nak,, Asalammualaikum."pangilan itu terputus.

Tari menaruh lagi hp nya itu dimeja saat ini,seharian ini Tari hanya menagisi dirinya sendiri,tampak dia sadar hari sudah malam dia masih saja diam terpaku dimana baru datang siang tadi dengan Zaki, saat ini masih disitu juga Tari duduk tersandar diding itu.

Akhirnya Tari pinda kekamarnya saat ini, untuk membaringkan tubuhnya yang lemas seharian ini dia belum memakan apapun masuk ke perutnya seharian ini.

"Kamu pasti lapar ya nak?"kata Tari berbicara sendiri pada perutnya datarnya itu.

"Bunda Akan cari makan dulu keluar ya,agar kamu bisa tumbuh sehat."kata Tari lagi

Tari berdiri dari tempat dia berbaring itu, mengambil dopetnya untuk mencari makanan diluar, karena Saat ini persedian Tari dalam kulkasnya sudah habis.

Tari keluar dari rumah itu saat ini sekalian ingin membeli bahan makanan di kedai sayur terdekat saja dari tempatnya itu.

Tari berjalan santai kearah kedai yang terdekat dengan tempat dia tingal saat ini.samapi di kedai itu Tari membeli keperlian untuk masaknya hari ini dan besok.

"Buk aku mintak beras satu kilo ya, sayur wortel nya Satu on saja, sama kentang yang buk, teri Satu on saja buk sama itu kacang tanah dan tempe." ucap Tari Pada Orang yang punya kedai sayur itu.

"Sudah semua Dek, ada lagi ?" ucap Ibu itu.

"Satu indomi rasa rasa ayam bawang ya buk sama telur dua."kata Tari ramah.

"itu saja." uncap Buk itu.

"Cukup Buk, itu saja."sahut Tari.

"Semuanya 50 Ribu saja Dek."ucap ibuk itu.

"Ini uangnya buk!! Terimakasih ya buk.

"Sama -sama Dek, ucap Ibuk itu tersenyum pada Tari.

Tari kembali ke rumahnya itu lagi, untuk memasak saat ini karena dia sudah merasa sangat lapar dari pagi belum masuk apapun di perutnya itu.

Saat sampai didepan rumah nya itu Tari melihat ada Reza,asisten Zaki sedang menunggunya saat ini, tari juga bingung melihat reza dikosan nya itu.

"Selamat malam Nona Tari. "sapa Reza pada Tari.

"Malam Kak, ada apa ya kak datang kesini?"tanya Tari bingung .

"Tuan Zaki menyuruh saya untuk mengantar makan ini untuk anda Nona."ucap Reza memberikan Bungkusan itu pada Tari.

"Terimakasih banyak Kak kamu sudah mau mengantarkan Ini semua."ucap Tari pada Reza asistennya Zaki itu.

"Ambilah Nano,masih megilurkan makanan itu pada Tari.

"Aku tidak mau Dia sibuk untuk megurusku Kak, katakan pada tuan Zaki saya tidak mau merupakan dia."ucap Tari masuk kedalam kosnya itu tampak mengambil makanan yang di bawakan Olah Asistennya Zaki padanya itu.

"Tunggu Nona,tapi untuk kali ini ambillah makanan yang sudah saya beli ini,nantik saya akan menyampaikan permintaan Nona pada Tuan Zaki."ucap Reza padanya.

"Tidak usa Kak, aku bisa masak sendiri untuk mencukupi gizi anakku saat ini."ucap Tari tidak mau mengambil makanan itu.

"Baiklah Nona aku kembali dulu ucap Reza, juga tidak mau terlalu memaksakan Tari untuk menerima Apa yang sudah disuruh Zaki padanya itu.

Tari Masuk kedalam dan meguci rumah itu kembali dan dia langsung memasak apa yang di belinya tadi kedai sayur.dengan Singap Tari memasak kentang, tempe juga teri yang disatukan dengan kacang tanah itu menjadi satu.

Setelah siap siap semua Tari membersihkan dirinya itu yang sudah lengket kerena keringat abis memasak.

Setelah siap membersihkan Tubuhnya itu Tari beranjak ketempat tudung saji tempat dimana lauk dan masih yang sudah di masaknya itu.

Sambila santai Tari makan dengan makanan seadanya saat ini,Tari menikmati makanan yang dibuatnya sendiri itu diatas maja Tamu itu Tari menaruh sambal dan sayur.

"Tok..... Tok. bunyi pintu itu diketok daribluar.

"Siapa lagi sih malam-malam gini yang datang."ucap Tari belum sempat meyuap nasinya itu.

Tari membuka pintu itu,dia melihat ada Ajeng dan Gio datang.

"Kalian ngapain datang, sudah malam ini."ucap Tari sedikit sewot pada kedua orang itu.

"Kami ingin memastikan kamu itu baik-Baik saja Tari."ucap Ajeng santai.

"Kamu lagi makan ya Dek?"ucap Gio pada Tari.

"Iya, kalian ingin makan bersamaku? aku baru siap masak."ucap Tari pada Gio dan Ajeng.

"Mau Dong, aku belum makan malam juga ni."ucap Ajeng.

"Kakak mau makan, biar aku ambilkan piring sekalian!!!" ucap tari pada Gio.

"Boleh juga tu, sepertinya enak ini Tari."kata Gio mencomot tempe teri itu.

"Iss kamu ini Dok,apaaan sih main comot aja."ucap Ajeng marah padanya.

"Hanya Sedikit."ucap Gio santai.

"Ini piringan yang mari kita makan Mbak, kak Gio ucap Tari mehagajak dua orang itu makan.

"Kamu baru masak jam segini Tari, terus apa saja kamu kerjakan seharian ini?"tanya Ajeng sambil megambikan nasi untuk Gio.

"Aku hanya malas seharian ini Mbak, jadi baru siap magrid tadi aku baru ke kedai beli sayur dan bahan untuk dimasak hari ini."jawab Tari jujur.

"Jadi kamu belum makan dari pagi?"ucap Gio pada Tari.

"Belum!!! "kata Tari santai.

"Kamu tidak boleh seperti ini Dek,kamu juga harus ingat ada nyawa lain di rahim kamu saat ini yang harus kamu jaga."ucap Gio.

"Aku lagi sedih saja Kak, kenapa hidup aku jadi berantakan seprti ini, setelah kejadian ini menimpaku,ada suami yang tidak mau megakuiku sebagai istrinya."ucap Tari sedih.

"Sudah jangan sedih kita lagi makan,dihabiskan dulu makanan kamu Tari."ucap Ajeng mengerti hatinya Tari saat ini.

"Ada kami disini Dek akan memperhatikan kamu, setelah siap kamu Wisudah kamu bisa bekerja di perusahan Kakak."jurusan kamu itu bisa membantu Kakak di perusahan."ucap Gio pada Tari saat ini.

"Terimakasih banyak Kak, dan juga Mbak Ajeng yang sudah membatu Tari.

Setelah itu mereka bertiga melakukan makan mereka dengan keheningan saat ini sampai. memereka Siap dengan makannya itu.

"Ini benar-benar enak Tari aku, baru merasakan nikmat makan."ucap Ajeng pada Tari kerena Lauk yang dimasak Oleh Tari membukak selera kakan mereka bertiga saat ini.

"Aku sangat kekeyang gini Jeng."sambung Gio lagi.

"Lauk kamu masak ini sangat enak Tari, kapan-kapan kamu masak lagi untuk kita Tari."ucap Gio lagi.

"Nantik biar Tari masakan lagi jika Kakak meyukainya."ucap Tari melihat kedua orang itu sudah tidak bergerak lagi kerena kemenangan.

Tari melihat Ajeng dan Gio saat ini hanya tersenyum saja Karena sudah tidak bergerak lagi,Begitu juga Ajeng saat ini hanya tersandar dikursi tempat duduknya itu.

*************

Episodes
1 Kemarahan Orang Tua
2 Tahunya Tari Hamil
3 Harus Kuat
4 Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5 Mulai Menemukan Titik Terang
6 Menemui Zaki.
7 Rapuhnya Tari.
8 Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9 Berangkat Menemui Putrinya
10 Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11 Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13 Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14 Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15 Hari Pernikahan
16 Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17 Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18 Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19 Kedatangan Orang Tua Zaki
20 Pembicaraan Kedua Keluarga
21 Tinggal Serumah
22 Hari-hari Tari
23 Prisa Kandungan Tari
24 Berbicara Dengan Zaki
25 Mengikuti Apa Kata Suami
26 Sedikit Bersalah
27 Kemarahan Orang Tua Zaki
28 Bertemu Sahabat
29 Kenapa Harus Melihatnya
30 Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31 Sama-sama Merasakan Rindu
32 Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33 Tidak Meyangka
34 Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35 Curhat menjelang tidur
36 Curhat
37 Masih Curhat
38 Akhirnya Bisa jujur juga
39 Tidak Sengaja bertemu mantan
40 Melakukan untuk yang lebih baik
41 Membelikan Pesanan istri
42 Makan malam bersama
43 Perbincangan yang seru
44 Menghabiskan malam bersama
45 Suasana di pagi hari
46 Berbicara sama kedua Abang
47 Jalan berdua sambil belanja bersama
48 Yang tidak terduga
49 Merasa geram
50 Lebih baik diam saja
51 Membujuk dan memintak maaf
52 Ingin makan bakso
53 Kerumah mertua
54 Kehangatan keluarga Saki
55 Makan malam bersama
56 Perbincangan menjelang tidur
57 Ikut ke perusahaan Zaki
58 ingin bersama teman-teman
59 Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60 kesedihan
61 Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62 Akhir dari hidup Serly
63 Tari sudah dinyatakan Meninggal
64 Akhirnya dia kembali
65 Bercerita
66 Kembalinya Tari ke tanak Air
67 Kejutan
68 Akhirnya nikah lagi
69 Berbincang dengan orang terdekat saja
70 Aku memilikinya kembali
71 Kesedihan Zhidan
72 Masih Kesedihan Zhidan
73 Nasehat para sahabat
74 Pertemuan pertama kalinya
75 Merasa kesal
76 Kebersamaan Mereka
77 bersantai malam
78 Beburu berangakat
79 Gila tu cewek
80 Kenak tendangan maut Lira
81 Berdebat tiga sekawan
82 Kesal Banget
83 Terimakasih
84 Tidak bisa diterkah
85 Membicarakan masalah Lira
86 Akhirnya selesai permasalahan
87 Tingkah dua boca
88 Acara lamaran Gio
89 Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90 Tawaran kerja baru untuk Lira
91 Kesal pada Reza
92 Benar-benar menguras kesabaran Lira
93 Merasa dedikit Kaget
94 Mencari Gaun untuk Lira
95 Ditempat pesta
96 Akhir dari cerita
97 extra patr
98 Exra part II
99 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Kemarahan Orang Tua
2
Tahunya Tari Hamil
3
Harus Kuat
4
Hal Yang Tidak Pernah Terpikir Oleh Tari Membuatnya Hancur
5
Mulai Menemukan Titik Terang
6
Menemui Zaki.
7
Rapuhnya Tari.
8
Periksa Rs,Zaki Memperhatikan Tari
9
Berangkat Menemui Putrinya
10
Kedatangan Kedua Orang Tua Dan Kakak Sepupu Kejakarta
11
Mengajak Mentari Untuk Kembali Kedesa
12
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
13
Memintak Zaki Untuk Menikahi Tari
14
Demi Cucunya Dan Tari Tidak Bisa Membantah Apa Yang Diinginkan Oleh Ayahnya
15
Hari Pernikahan
16
Tari Merasa Sakit Mendegar Kata-kata Zaki
17
Saat Yang Ditunggu Oleh Mentari
18
Tidak Sengaja Bertemu Dia Lagi
19
Kedatangan Orang Tua Zaki
20
Pembicaraan Kedua Keluarga
21
Tinggal Serumah
22
Hari-hari Tari
23
Prisa Kandungan Tari
24
Berbicara Dengan Zaki
25
Mengikuti Apa Kata Suami
26
Sedikit Bersalah
27
Kemarahan Orang Tua Zaki
28
Bertemu Sahabat
29
Kenapa Harus Melihatnya
30
Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Tari
31
Sama-sama Merasakan Rindu
32
Melepaskan Rasa Yang Ditahan
33
Tidak Meyangka
34
Melepaskan keinginan untuk memeluk tubuh suami
35
Curhat menjelang tidur
36
Curhat
37
Masih Curhat
38
Akhirnya Bisa jujur juga
39
Tidak Sengaja bertemu mantan
40
Melakukan untuk yang lebih baik
41
Membelikan Pesanan istri
42
Makan malam bersama
43
Perbincangan yang seru
44
Menghabiskan malam bersama
45
Suasana di pagi hari
46
Berbicara sama kedua Abang
47
Jalan berdua sambil belanja bersama
48
Yang tidak terduga
49
Merasa geram
50
Lebih baik diam saja
51
Membujuk dan memintak maaf
52
Ingin makan bakso
53
Kerumah mertua
54
Kehangatan keluarga Saki
55
Makan malam bersama
56
Perbincangan menjelang tidur
57
Ikut ke perusahaan Zaki
58
ingin bersama teman-teman
59
Mendengar kejadian hari ini membuat shok
60
kesedihan
61
Zaki dan Zhidan Sangat Terpuruk
62
Akhir dari hidup Serly
63
Tari sudah dinyatakan Meninggal
64
Akhirnya dia kembali
65
Bercerita
66
Kembalinya Tari ke tanak Air
67
Kejutan
68
Akhirnya nikah lagi
69
Berbincang dengan orang terdekat saja
70
Aku memilikinya kembali
71
Kesedihan Zhidan
72
Masih Kesedihan Zhidan
73
Nasehat para sahabat
74
Pertemuan pertama kalinya
75
Merasa kesal
76
Kebersamaan Mereka
77
bersantai malam
78
Beburu berangakat
79
Gila tu cewek
80
Kenak tendangan maut Lira
81
Berdebat tiga sekawan
82
Kesal Banget
83
Terimakasih
84
Tidak bisa diterkah
85
Membicarakan masalah Lira
86
Akhirnya selesai permasalahan
87
Tingkah dua boca
88
Acara lamaran Gio
89
Merasa kesal,sedih ditinggalkan
90
Tawaran kerja baru untuk Lira
91
Kesal pada Reza
92
Benar-benar menguras kesabaran Lira
93
Merasa dedikit Kaget
94
Mencari Gaun untuk Lira
95
Ditempat pesta
96
Akhir dari cerita
97
extra patr
98
Exra part II
99
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!