Lokasi

ADF Caza menjawab permintaan tim Harphera terhadap bantuan untuk mengirim Hera dan Kylia ke markas ADF Caza. Dua hari kemudian Hera dan Kylia telah diantar ke markas ADF Caza, dan Markas ADF Caza juga telah memberikan beberapa bantuan teknologi seperti komputer berteknologi tinggi, sumber energi baterai, dan persediaan lainnya.

Tim Harphera menggunakan bantuan yang diberikan untuk melacak lokasi pangkalan militer GDR sektor dan mempersiapkan serangan. Setelah melakukan pelacakan lokasi, tim Harphera dibuat kebingungan karena lokasi pangkalan militer GDR sektor berada di bawah kota Gehavo. Tim Harphera meretas beberapa CCTV di sana dan menemukan banyak kendaraan tempur yang tersimpan di dalam sana, juga banyak prajurit yang sedang berjaga di sana.

Tim Harphera memerintahkan enam prajurit elit yang dipimpin oleh Adara untuk mengamati kondisi kota Gehavo dan menemukan jalan masuk pangkalan militer GDR di sana.

Keesokan harinya pada pukul 10 pagi Adara pergi bersama enam prajurit elit dan memulai misi ke kota Gehavo. Kota Gehavo berada di sebelah selatan kota Utinida dan berada cukup jauh dari ibukota. Walau sudah akan menjelang siang hari, tetapi suasana kabut di jalanan menuju kota Gehavo membuat lingkungan menjadi menyeramkan, seolah akan ada serangan mendadak dari berbagai sisi yang berkabut. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam menggunakan kendaraan tempur yang mirip seperti mobil, Adara dan bersama pasukan elit lain sampai di kota Gehavo.

“Tetap bersama, sesuai perintah.”

Adara dan pasukannya turun dari kendaraan tempur dan mulai menelusuri jalanan kota dan bangunan yang telah menjadi puing-puing bekas pertempuran. Adara dan pasukannya memutuskan untuk pergi salah satu gedung yang masih berdiri untuk memantau daerah kota dari atas.

Adara memantau dari atas gedung namun tidak dapat menemukan apapun selain pemandangan kota hancur. Salah satu dari prajurit menggunakan sensor inframerah dan getaran untuk mendeteksi area, dan menemukan beberapa bekas jejak yang mengarah ke salah satu lapangan olahraga yang cukup besar dan jejak tersebut menghilang saat mencapai lapangan. Adara dan pasukan turun dari gedung untuk mengecek lapangan olahraga.

Sesampainya di lapangan mereka berjalan mengikuti jejak yang hilang dan melakukan pemeriksaan pada area sekitar, “Periksa area sekitar dan temukan jalan masuk,” prajurit lain segera berpencar dan mencari petunjuk.

Adara melihat tumpukan daun pohon kering yang cukup besar di sisi kiri lapangan. Adara mendekati daun kering tersebut. Namun tiba-tiba muncul sebuah robot besar berwarna hitam dari atas yang entah muncul dari mana. Robot tersebut langsung memberikan pukulan pada Adara di bagian wajah dengan tangan kanannya, tetapi Adara berhasil menahan pukulan robot besar itu dengan hanya menggunakan satu tangan saja, “Aku rasa ini memang tempat yang benar,” ucap Adara sambil menahan pukulan robot besar dengan satu tangan kirinya.

Prajurit lain datang dan mulai membuat pose siap bertempur dan mengarahkan senjata menunggu perintah untuk menembak.

Muncul delapan robot lain dari silo penyimpanan peluru kendali bawah bawah yang terdapat di tengah lapangan, dan robot tersebut meluncur seperti roket sebelum mendarat di depan para enam prajurit, “Ternyata lapangan ini adalah basis militer rahasia!” ucap salah satu prajurit yang bersiap menembak robot yang mendarat di hadapan mereka.

“Tembak,” Adara memerintahkan para prajurit untuk menghabisi semua robot yang menghalangi mereka. Semua prajurit mulai menembaki robot-robot di depan mereka dengan senjata mereka, robot lawan juga maju dan mulai menyerang enam prajurit. Sementara itu, Adara sedang berurusan dengan robot besar yang sedari awal sudah Ia tahan pukulannya.

“Kenapa? Kenapa tidak melanjutkan pukulanmu saja? Kalau begitu, sekarang adalah giliranku,” Adara mulai memberikan pukulan balasan dengan tangan kanannya dan pukulan tersebut benar-benar sangat kuat hingga dapat membuat robot yang berukuran besar terpental ke pagar lapangan.

Adara melihat robot besar tersebut dari kejauhan yang tampak samar-samar karena debu tanah dari hantaman hasil pukulan Adara.

Robot besar yang terpental kembali berdiri di antara debu yang menutupinya secara samar-samar dan membuat robot besar tersebut seolah seperti monster yang bermata merah. Robot besar itu membuka lobang kecil di tubuhnya dan meluncur tiga roket kecil yang menyerang ke arah Adara.

Adara menghindari roket hanya dengan berjalan karena roket itu meluncur lurus tanpa berbelok. Robot mulai berlari ke arah Adara, saat berlari robot itu bersiap untuk memukul Adara dengan tangan kanannya.

“Dasar besi sampah,” robot tersebut memukul Adara, tetapi Adara kembali dapat menghindari pukulan robot besar itu dan sebaliknya, Adara melancarkan serangan balasan ke perut robot tersebut. Adara melanjutkan serangan dengan memberikan beberapa tinjuan ke perut robot dan ditinjuan terakhir membuat robot tersebut tersungkur ke belakang, “Besi lemah.”

Sementara enam prajurit berhasil menghabisi seluruh robot tersebut. Adara masih berurusan dengan robot besar yang masih belum menyerah.

Keenam prajurit berlari ke arah Adara dengan niat untuk membantunya, tetapi Adara menolaknya dan memerintahkan merek untuk menjauh dan menonton saja.

“Jangan mendekat! Lihat saja....”

Adara maju memukul robot besar itu sebelum robot besar itu kembali berdiri. Adara memukuli robot besar tersebut dengan brutal dan cepat hingga robot besar itu tidak dapat bergerak. Adara menepi setelah merasa cukup memukuli robot besar tersebut, Namun. Robot itu kembali bangkit dan balik melancarkan serangan kejut dengan melompat dan membuat getaran.

Adara melompat dan melakukan salto belakang untuk menghindari serangan kejut robot besar itu. Robot itu sepertinya mulai mengaktifkan mode brutal dan mulai mengeluarkan segala jenis senjata dari tubuhnya.

“Begitu ya, kau mulai ingin balas dendam..., aku akan meladenimu!” ucap Adara sambil bergerak berjalan maju dengan santai di saat robot itu mulai mengarahkan segala jenis senjatanya ke Adara.

“Kapten! Jangan lakukan itu! Kau akan membahayakan dirimu sendiri!” teriak prajurit yang khawatir melihat Adara maju sendirian dengan santai.

“Jangan khawatirkan aku.... Robot ini hanyalah besi tua.”

Robot mulai menembaki Adara dengan brutal dan seolah tanpa ampun, robot itu menembak tanpa melakukan isi ulang pada senjatanya. Adara menghindari setiap peluru dan laser hanya bermodalkan berlari dan kelincahan kaki.

Robot masih terus menembaki Adara, sementara Adara telah berada di belakang robot besar itu dan bersiap untuk melakukan serangan. Adara memukul robot itu tepat di bagian punggung atau mesin robot tersebut yang membuat robot tersebut menjadi error dan robot itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjadi dengan asap yang mengepul cukup besar dari robot besar tersebut....

“Sudah selesai,” Adara berjalan kembali keenam prajurit.

Ledakan muncul tepat di hadapan mereka dan asap dari ledakan itu keluarlah sesosok seseorang yang cukup besar sambil membawa pedang laser.

“Aku rasa pertarungan jarak dekat memang cocok,” ucap sosok itu dari asap hasil ledakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!