Raska Si "Unik"

“Apa yang ingin kalian lakukan?!” perasaan panik dan takut memenuhi Hera, dia terus berpikir apa yang akan mereka lakukan selanjutnya setelah mengatakan hal itu.... Pasti akan lebih buruk dari sebelumnya.

“Tidak perlu khawatir, aku bukan orang cukup kejam untuk melakukan penyiksaan.”

Raska menghadap ke arah Gustiano dan memanggilnya, “Kapten, aku punya ide untuk mendapatkan informasi dari dia....”

“Oh apa itu?” Gustiano cukup tertarik dengan yang akan dipikirkan Raska.

Raska berbisik di telinga Gustiano dan Gustiano mengangguk-angguk sambil memegang dagunya dengan tangan kanan.

Raska tertawa seperti hantu, “Hihihihi,” Lalu Raska membawa teman-temannya keluar dari ruangan, meninggalkan Hera sendirian yang kemudian dokter kembali masuk untuk mengawasi Hera. Raska, Adara, Gustiano, dan Partiasari menuju ke tempat para prajurit dan robot sedang memasak....

Setelah berhenti di depan kompor, “Kamu mau ngapain Raska?” tanya Adara yang heran.

“Lihat saja hihihi....”

Gustiano mengambil panci dari robot dan meletakkannya ke atas kompor, Raska mulai memasukkan air dan menyalakan api untuk memanaskan air.

Raska mengambil bahan-bahan memasak dan memasukkan ke dalam panci yang berisi air panas..., Raska memasukkan bahan-bahan masakan dengan acak dan sembarangan seolah-olah dia tahu cara memasak....

Singkatnya, Raska selesai memasak dan menunjukkan sup hasil memasaknya yang terlihat lebih mirip racun berbuih dengan campuran warna oranye gelap....

Adara, Gustiano, dan Partiasari melihat hasil masakan sambil menutup hidung menahan bau tengik yang dihasilkan sup tersebut..., “Kamu masak racun atau sup sih?” tanya Adara sambil menutupi hidungnya dengan telapak tangan.

“Yang kamu buat ini adalah racun yang dibalut dengan sup...,” balas Partiasari yang menutup hidungnya dengan telapak tangan.

“Jadi ini yang mau kamu berikan ke Hera..., kamu yakin ini bakal berhasil?” tanya Adara yang meragukan rencana Raska.

“Coba aja dulu, siapa tau dia 'nagih' ya kan?”

Raska membawa masakannya kembali ke ruangan Hera. Hera melihat mereka membawa panci ke arahnya dan Hera menjadi heran apa yang sebenarnya sudah mereka lakukan dan apa yang akan mereka lakukan sekarang.

Hera bertanya dengan nada yang sinis, “Apa yang kalian inginkan lagi?! Dan apa yang kalian bawa itu?!”

“Ini hanya hadiah dari Raska..., dan sebagai gantinya kamu harus memberikan informasi 'terkait' pada kami...,” Gustiano mengambil panci sup dari Raska dan membuka tutup panci lalu membiarkan bau tidak sedap dari sup itu keluar untuk dihirup oleh Hera.

Hera langsung menutup hidungnya dengan telapak tangannya karena bau busuk dan tengik dari sup buatan Raska, “Sup apa ini?! Lebih terlihat seperti kotoran hewan, bahkan lebih buruk!”

Gustiano mendekatkan panci yang berisi "Sup keramat" ke wajah Hera sambil tersenyum, “Kamu pilih makan hadiah dari Raska atau memberitahu informasi pada kami?”

Hera tetap menolak untuk memberikan informasi pada mereka dan memaksa tim Harphera untuk memberi makan Hera dengan "Sup keramat" untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan.

Partiasari menggunakan tali birunya untuk menahan pergerakan Hera untuk memudahkan tiga temannya memberi makan Hera dengan "Sup keramat".

“HEI LEPASKAN AKU!!! KALIAN TIDAK BISA MEMAKSAKU UNTUK MAKAN ITU!” Hera mulai panik saat Partiasari mengikat tubuhnya dengan tali biru, dan "Sup keramat" yang mulai di dekatkan pada Hera. Raska mengambil satu sendok sup tersebut dan mulai mendekatkannya ke mulut Hera.

“Beritahu atau kamu makan hasil eksperimenku....”

“TIDAAAAK!!!” Raska memasukkan sesendok sup ke dalam mulut Hera. Baru sesendok sup Hera sudah merasa mual dan muntah karena rasa pahit, asin, dan hal-hal aneh yang bercampur pada sup tersebut. Namun Partiasari mencegah Hera untuk memuntahkan sup itu dengan tali biru dan memaksa Hera untuk menelan sesendok sup itu

Karena tidak kuat akan rasa dari sesendok "Sup keramat" Hera pingsan setelah menelan sesendok sup tersebut....

Raska kecewa saat melihat Hera yang pingsan setelah memakan sesendok sup, “Malah pingsan dia....”

“Sup buatanmu terlalu enak untuk dimakan olehnya..., hahaha,” ucap Adara sambil tertawa

Setelah beberapa jam menunggu Hera bangun dari pingsannya, Hera pun bangun pada malam hari saat tim Harphera kembali datang untuk mengecek keadaan Hera sambil membawa "Sup keramat" yang telah dihangatkan.

Hera langsung berteriak histeris di kasur saat kembali melihat panci berisi "Sup keramat" tersebut, “TIDAK! TIDAK! JANGAN LAGI!!! AKU TIDAK INGIN MEMAKAN SUP ITU LAGI!!”

“Dan jika begitu beritahu semua informasinya!” bentak Gustiano yang tiba di depan Hera yang terbaring di kasurnya.

“BAIKLAH! BAIKLAH! AKAN KUBERITAHU SEMUA YANG KUKETAHUI!!!”

“Bagus, cepat katakan!” bentak Gustiano sekali yang membuat Hera ketakutan.

“Baiklah! Jadi Jenderal Groupe D'unité Révolutionnaire sektor barat memerintahkanku untuk melakukan investigasi pada distrik Henaya dan pos militer kami yang kalian serang,” tutur Hera sambil gemetar melihat panci sup yang dipegang oleh Raska.

Gustiano kembali bertanya dengan nada tegas dan berat, “Investigasi seperti apa?”

“Investigasi pengecekan area layak huni. Kami berencana untuk merebut kembali tempat itu, jadi Jenderal sektor memintaku untuk mengecek keadaan di sana bersama pasukanku.”

Hera melanjutkan, “Aku baru tiba beberapa jam sebelum kalian ada di sana, dan saat aku masih berada di sana aku melihat sinyal dari salah satu rekan kalian,” sambil menunjuk Adara.

Gustiano meragukan penjelasan dari Hera dan memaksanya untuk jujur, “Beri aku hal yang konkret. Aku masih belum mempercayai apa yang kamu katakan....”

“Itu adalah tujuan dari misiku! aku tidak berbohong!”

Gustiano kembali bertanya tentang ledakan yang terjadi kemarin, “kalau begitu..., bagaimana soal bom bunuh diri kemarin..., kau berkata untuk mengatakannya..., kami menunggu kejujuranmu....”

“B-Baiklah akan ku katakan semuanya, jangan buat aku memakan sup itu lagi,” Hera melanjutkan perkataannya, “Prajurit yang membawa bahan peledak itu adalah salah satu dari prajurit yang diperintahkan untuk menyamar....”

Gustiano meraih kerah baju Hera dan menariknya, “Apa maksudmu dengan 'Salah satu'? Berarti masih ada prajurit yang berada di sini sedang menyamar di antara kami....”

“Y-ya masih ada satu prajurit yang membawa bahan peledak di sini....”

“Sial ini berbahaya..., Tunjukkan siapa dia!”

“Hei apa kamu buta? Aku bahkan belum sembuh dari luka!”

Gustiano menatap tajam ke arah mata Hera tanpa reaksi, “Aku tidak peduli.... Sari bawa dia keluar dari ruangan ini, dan panggil semua prajurit untuk berkumpul di lapangan,” ucap Gustiano sambil berjalan keluar dari ruangan perawatan.

Partiasari mengikat Hera dengan tali birunya dan mengangkat Hera dengan mudah keluar dari ruangan.

Adara berbisik saat akan keluar dari ruangan, “Hei Raska, kenapa kamu tidak menakut-nakutinya lagi dengan sup buatanmu itu?”

“Nanti aja, kalau dia bohong baru aku suapi dengan sup keramatku ini. HAHAHA.” Raska tertawa jahat sambil memegang panci sup, menuju keluar ruangan perawatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!