Distrik Henaya

Gustiano meminta Adara dan Raska berkumpul setelah mengamati kamp GDR, “Baiklah dengarkan aku, aku memiliki rencana....”

Gustiano memberitahu rencananya kepada Adara dan Raska. mereka mulai bergerak ke posisi masing-masing sesuai dengan rencana Gustiano.

Raska melepaskan sebagian pakaiannya, berpura-pura menjadi warga biasa dan berjalan menuju gerbang di dekat kamp itu..., “Hei lihat ada orang!” ucap salah satu personil penjaga gerbang kamp GDR yang melihat Raska.

Teman dari personil itu mendekati Raska sambil berkata, “Apa yang dia lakukan di sini?!”

“Hei apa yang kau lakukan di sini?!” tanya prajurit itu saat menghampiri Raska.

Raska berbalik dan menusuk prajurit itu sambil menutup mulutnya, “Diamlah,” prajurit itu terjatuh setelah ditusuk oleh Raska

Prajurit yang melihat dari gerbang menyadari temannya telah dibunuh oleh Raska yang sedang menyamar dan prajurit di gerbang langsung menodongkan senjata bersiap untuk menembak.

Sebelum dapat menembak sebuah pisau muncul di hadapan prajurit itu dan Raska berpindah menggunakan pisau itu lalu menyerang prajurit itu di lehernya hingga tewas..., kemudian Raska membawa kedua mayat tersebut ke semak-semak dan menyembunyikan jasad mereka.

“Ini Gustiano masuk, bagaimana kondisimu sekarang Raska?” tanya Gustiano melalui alat komunikasi.

Raska menjawab panggilan dari Gustiano, “Ya, semuanya telah dihabisi...,” jawab Raska dengan nada serius.

“Bagus, masuk secara diam-diam dan kami akan segera menyusul,” ucap Gustiano sambil memantau dari gedung.

“Dimengerti.”

Komunikasi berakhir, Raska segera naik ke atas gerbang dan mengamati kamp. kamp dipenuhi oleh para personil GDR, mereka memiliki banyak peralatan militer yang berhasil mereka curi dari militer nasional Ganivhera.

Raska terus mengamati kamp untuk mencari kesempatan menyelinap masuk ke dalam. Beberapa prajurit berjalan di bawah Raska dan tidak menyadari ada penyusup di kamp mereka..., Raska juga mengamati bahwa di dalam kamp tidak ada satupun warga yang menjadi tawanan dan hanya ada tentara di dalam kamp itu.

Raska melihat ada prajurit yang ke distrik Henaya dan membawa seorang wanita yang leher, kaki dan, tangannya dirantai..., “jadi mereka memindahkan para warga ke distrik Henaya.”

Setelah seorang wanita dibawa dia ditembak mati komandan pasukan GDR. Walau, wanita itu sempat berlutut dan memohon pada komandan tersebut..., “Sial! dia terbunuh, aku harus cepat sebelum ada lebih banyak warga yang terbunuh,” ucap Raska sebelum turun dan menyelinap ke dalam kamp.

Raska turun dari atas gerbang dan menyelinap lalu bersembunyi di balik mobil tempur. setelah mencapai mobil dan bersembunyi, Raska kembali melakukan komunikasi dengan Gustiano tentang kondisinya, “Di sini Raska masuk, kapten seorang wanita atau warga telah tewas ditembak oleh seorang prajurit yang sepertinya adalah komandan dari kamp ini,” ucap Raska dengan suara kecil. Namun, serius.

Gustiano berhenti berlari dan menjawab panggilan dari Raska, “Di sini Gustiano, ya aku juga mendengar suara tembakan dari arah kamp itu.”

“Dan juga sepertinya warga kota Utinida yang menjadi tawanan telah dipindahkan ke distrik Henaya.”

“Baiklah tetap berhati-hati dan jangan sampai ketahuan, oke?”

“Dimengerti kapten.”

“Bagus, ayo Adara kita lanjut,” komunikasi berakhir Gustiano dan Adara lanjut berlari menuju kamp GDR untuk menyusul Raska.

Raska terus bersembunyi dan menunggu kehadiran Adara dan Gustiano. Sementara itu Adara dan Gustiano terus berlari menuju kamp dan akhirnya mencapai gerbang kamp lalu Raska menyelinap dan membukakan sedikit gerbang untuk mereka berdua bisa masuk.

Adara dan Gustiano masuk lalu bersembunyi di balik mobil tempur bersama Raska. Gerbang yang terbuka membuat salah satu prajurit penasaran dan menghampiri gerbang tersebut, prajurit juga menyadari bahwa tidak ada orang yang berjaga di gerbang, “Kenapa gerbang terbuka? Dan kenapa tidak ada orang yang berjaga?”

Karena dikhawatirkan prajurit itu akan melihat mereka yang sedang bersembunyi Gustiano pun memerintahkan Adara untuk menghabisi prajurit itu..., “Adara habisi dia,” perintah Gustiano dengan nada kecil.

Adara keluar dari persembunyian secara pelan-pelan dan langsung mengeksekusi prajurit itu dengan mencekik sambil menutup mulut prajurit itu agar tidak bisa berteriak. Setelah menghabisi prajurit tersebut Adara membawa mayatnya keluar gerbang dan menyembunyikannya di suatu tempat.

Adara kembali ke tempat Gustiano dan Raska, “Sudah kuhabisi.”

Gustiano kemudian memerintahkan Raska dan Adara untuk melakukan serangan kejutan setelah Gustiano menyerang. Gustiano menghitung mundur sebelum dia akan menyerang, “Tiga, dua, satu!”

Gustiano keluar dari balik dan membuat terkejut semua personil dalam kamp itu. Gustiano mengayunkan pedangnya dan menyerang dengan kekuatan es yang membuat seluruh area kamp menjadi beku...

Raska dan Adara segera keluar dari balik mobil tempur dan menuju ke Distrik Henaya karena pembekuan dari serangan Gustiano hanya bersifat sementara dan Gustiano akan menahan personil di kamp agar tidak menggangu proses penyelamatan.

Raska dan Adara berlari ke distrik Henaya dan bertemu dengan para prajurit, Raska dan Adara langsung menghabisi mereka semua dan melepaskan semua warga dari kurungan dan rantai...

Sementara itu Gustiano tidak bisa menahan lebih lama pembekuannya dan pada akhirnya seluruh area kembali normal dan para prajurit segera menyerang Gustiano..., Gustiano dengan cepat menebas setiap musuh yang akan menyerangnya dan membakar mereka dengan kekuatan api.

Salah satu prajurit berhasil menjatuhkan pedang Gustiano dan membuat harus berduel tangan kosong dengan prajurit itu..., Gustiano berhasil mengalahkan prajurit itu dan merebut senapannya lalu menjadikan prajurit itu sebagai tamengnya dan mulai menembaki personil lain..., “Kau memang sangat hebat ya, aku ingin tahu siapakah dirimu,” ucap komandan GDR yang kemudian datang menyerang Gustiano dari atas.

Gustiano segera mengambil pedangnya kembali dan menepis serangan komandan tersebut dengan pedangnya. Setelah itu Gustiano berjalan saling mengelilingi dan berkata, “Aku adalah Gustiano, kapten tim Harphera dan anggota dari Askazh Special Guards Unit.”

Komandan membalas Gustiano, “ASGU ya? Kenapa kalian repot-repot untuk menyerang kamp kecil ini...,” seringai komandan sambil terus saling berjalan mengelilingi satu sama lain.

“Ini sudah menjadi tugas kami sebagai pasukan Askazh Defend Field,” jawab Gustiano dengan raut wajah datar dan nada yang serius.

“Begitu ya? Hmmm menarik..., BAGAIMANA KALAU KITA DUEL!” seru komandan yang langsung menyerang kembali Gustiano dengan senapannya sambil berlari.

Gustiano menangkis serangan Komandan lalu berkata, “Kecerobohan akan menghasilkan kedunguan,” ucap Gustiano dengan nada serius.

Komandan tersebut kembali menyerang Gustiano lagi tetapi Gustiano berhasil menangkis serangannya. Sekarang Gustiano menyerang balik komandan dengan membekukan dirinya...

Gustiano menghampiri komandan yang telah membeku, “Seperti yang kukatakan..., kecerobohan akan menghasilkan kedunguan, Sekarang kau sudah tiada.”

Gustiano mengayunkan pedangnya dan menusuk komandan lalu menghancurkan tubuh komandan dengan kekuatan petirnya hingga berkeping-keping.

“Maaf, aku lupa menanyakan namamu..., tetapi sekarang itu tidak penting karena kau sudah tidak ada.”

Setelah berhasil menghabisi seluruh musuh Raska dan Adara membawa para warga dan mayat wanita yang telah tewas dibunuh oleh komandan keluar dari distrik Henaya menuju keluar kamp. Sebelum itu mereka membawa para warga dengan mobil tempur untuk mempercepat pergerakan menuju posko penyelamatan sebelum pasukan bantuan dari GDR menyerang balik...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!