Pemerintah Ganivhera

“Apa yang ia katakan benar....”

Partiasari memprediksi bahwa pasukan GDR akan membangun kembali pos militer di dekat kota Utinida. Mereka berpatroli secara terpisah atau perorangan mengelilingi posko dan sekitar kota Utinida.

Pasukan khusus membangun benteng pertahanan yang dibantu dengan para warga dan robot.

Adara diperintahkan untuk berpatroli di sekitar sisi selatan kota Utinida, Tetapi juga Adara tidak boleh terlalu jauh dari posko agar tetap dapat kembali ke posko dengan cepat jika terjadi serangan lagi.

“Sebenarnya siapa dia? Apakah dia berada di pihak Revolusi atau kami?” banyak pertanyaan di benak Adara yang belum ada jawaban dan penjelasan apapun tentang pria pakaian hitam yang ia temui di Hevana.

Adara terus berjalan dan menemukan sebuah kalung perak di bebatuan dari bangunan yang telah hancur.

“Kalung? Apakah ini milik para pengungsi? Aku akan menyimpannya sementara,” Adara memasukan kalung itu ke dalam sakunya dan lanjut berjalan....

Diri Adara juga dipenuhi dengan pertanyaan tentang tujuan asli dari GDR dan kenapa mereka membunuh warga yang tak bersalah? Dan kenapa pemerintah Ganivhera tidak melakukan perlawanan yang keras terhadap Groupe D'unité Révolutionnaire. Bahkan, Ganivhera telah menerima bantuan dari ADF dan telah didukung agar melakukan perlawanan yang keras untuk melindungi warga mereka sendiri..., Tetapi para petinggi politik pemerintahan Ganivhera seperti acuh tak acuh dengan situasi yang sedang terjadi di tata surya mereka, hal membuat Askazh Defend Field harus bergerak sendiri dalam menyelamatkan warga Ganivhera dengan mengirim pasukan khusus dan tim Harphera.

Sementara pihak ADF sendiri mulai curiga dengan kondisi politik di Ganivhera. Dan bahkan, para pengamat politik berpendapat bahwa para pejabat di Caza banyak yang bertindak korup dan menganggap mereka tidak membutuhkan bantuan dari ADF....

Berjalan cukup lama. Adara memutuskan untuk kembali ke posko.... Saat dalam perjalanan kembali. Adara bertemu dengan seorang anak perempuan memegang sebuah boneka dan berjalan di antara reruntuhan bangunan, anak itu terlihat sedang mencari sesuatu.

“Hei, apa yang kamu lakukan di sini?” Adara kemudian mendatangi anak itu.

“Uh..., a-aku sedang mencari kalungku,” jawab anak itu dengan gugup.

Adara sadar bahwa anak ini adalah pemilik kalung yang ia temukan tadi. Tetapi, kenapa bisa ada anak kecil di sekitar area reruntuhan? “Oh jadi kamu yang memiliki kalung itu?” Adara mengeluarkan kalung itu dari sakunya lalu memberikannya pada anak itu, “Ini kalungmu, bolehku tanya nama kamu siapa?”

Anak perempuan itu mengambil kalungnya lalu menjawab Adara, “Terima kasih kakak. Namaku Sephtia Velafor...,” kata Sephtia kemudian memasang kalung itu di lehernya.

“Baiklah Sephtia, sekarang kenapa kamu bisa di sini? Di mana orang tuamu?” tanya Adara kembali pada Sephtia.

“Aku pergi diam-diam dari posko perlindungan untuk mencari kalungku..., dan orang tuaku juga sudah tewas. Maka dari itu aku mencari kalungku...,” jawab Sephtia dengan ekspresi yang terlihat bersalah.

“Oh begitu.... Aku akan mengantarmu kembali ke posko, tapi jangan lakukan hal ini lagi. Di sini sangat berbahaya, Paham?”

“Baiklah kak aku paham.”

Adara mengantar Sephtia kembali ke posko sekaligus melaporkan hasil patrolinya. Setelah berjalan mereka sampai di posko dan Adara segera mengantarkan Sephtia ke tenda.

Adara mencari Gustiano untuk melaporkan patrolinya, tetapi ia hanya dapat menemukan Partiasari yang sedang merawat warga yang terluka.

“Di mana kapten? Itu Sari aku tanyakan pada dia saja,” Adara menghampiri Partiasari dan bertanya di mana Gustiano, “Sari, di mana kapten?”

“Oh kamu sudah kembali, Gustiano baru saja pergi meninggalkan posko menuju ke tower telekomunikasi untuk meminta bantuan untuk segera memindahkan warga Tontavi ke planet Caza..., Komunikasi antar planet di sini sangat buruk jadi dia harus menuju menara terdekat untuk berkomunikasi dengan markas ADF di Caza. Yah kebanyakan menara yang terhubung langsung ke satelit telah dihancurkan oleh GDR,” ujar Partiasari.

“Begitu ya jadi seluruh warga harus dipindahkan..., Apakah dia sendirian? Dan di mana Raska?”

“Gustiano pergi sendirian karena seluruh orang sedang sibuk, dan Raska juga masih belum kembali dari patrolinya di distrik Jonava.”

Tiba-tiba entah dari mana Raska muncul di samping Adara lalu menyapa mereka, “Hai semuanya!”

Adara terkejut dengan kehadiran Raska secara tiba-tiba...,“Waah! Dari mana kamu muncul?!”

“Aku datang dari bawah,” kata Raska sambil menunjuk ke tanah.

“Gila....”

“Tidak kok, aku menggunakan pisauku untuk teleport,” ucap Raska sambil menyengir dan menggaruk kepalanya.

Sementara itu Gustiano....

Gustiano sedang berjalan menaiki tangga menuju tower. setelah berjalan sebentar ia mencapai tempat untuk menghubungkan komunikasi antar planet lalu Gustiano langsung menghubungkan alat komunikasinya ke tower dan berharap ADF di Caza langsung menjawab panggilannya....

“Semoga berhasil....”

Setelah menunggu beberapa saat panggilan komunikasi Gustiano langsung dijawab oleh ADF.

“Halo, di sini divisi komunikasi dan intelijen Askazh Defend Field,” ucap seorang wanita yang menjawab panggilan dari Gustiano.

“Halo, aku Gustiano Havakova anggota Askazh Special Guards Unit kapten dari tim Harphera dengan kode H-314.”

“Anda sudah terverifikasi sebagai anggota dari Askazh Special Guards Unit. Apa ada masalah di Tontavi?”

“Ya, kami butuh bantuan untuk mengirim para warga ke Caza kami khawatir akan lebih banyak korban jiwa dari para warga.”

“Baiklah kami akan segera mengirim 3 pesawat kargo untuk mengangkut para warga Tontavi.”

“Bagus aku akan mempersiapkan tempat pendaratan memberitahu ini pada para warga.”

Setelah meminta bantuan Gustiano meninggalkan tower dan kembali ke posko mengabarkan hasil komunikasinya....

Beberapa hari kemudian di markas ADF Caza....

“Kami tidak peduli, kalian tidak diizinkan untuk mengangkut para warga ke kota Caza,” ucap seorang wakil presiden dengan tegas.

“APA?! KAU GILA MEMBIARKAN WARGA KALIAN SENDIRI DALAM MEDAN PERANG!” balas wakil ADF.

“Jika kalian menyelamatkan mereka, taruh saja di markas kalian jangan di kota kami.”

“DASAR GILA! MEREKA WARGA KALIAN SENDIRI SETIDAKNYA KALIAN MEMBIARKAN MEREKA UNTUK TINGGAL DI SINI SEMENTARA!” ucap wakil dengan nada marah.

“Heh, kalian urus para warga itu dan kami akan mengurus para pemberontak,” setelah itu wakil presiden pergi dari kantornya meninggalkan wakil ADF.

“Tch! Memang sialan, semenjak menjadi presiden dan wakil kalian jadi semakin semena-mena, militer seharusnya melindungi warganya bukan hanya sekedar melawan para pemberontak,” wakil ADF juga pergi dari kantor wakil presiden Caza dan kembali ke markas ADF.

Wakil kembali ke markas dengan kesal dan menemui pimpinan ADF....

“Dari ekspresimu aku sudah tau jawabannya...,” ucap pimpinan sambil duduk di kursi kantornya.

“Yah, sepertinya kita harus melakukannya sendiri....”

Kembali ke Tontavi....

Gustiano bingung kenapa bantuan belum kunjung datang dan ia mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang terjadi di Caza yang membuat pengiriman bantuan menjadi terlambat....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!