Sisa Pelaku

Partiasari membawa Hera keluar dari ruangan dengan tali biru. Semua orang keluar dari ruangan dan para prajurit diperintahkan untuk berkumpul di lapangan....

Semua prajurit telah berkumpul dan berbaris di lapangan seusai perintah yang telah diberikan. Hera dibawa ke depan para prajurit sambil diikat dengan tali biru, semua prajurit melihat mereka dengan penasaran dan Gustiano mulai berbicara dengan Hera di depan para prajurit.

“Jadi Hera..., semua telah berkumpul di lapangan ini, katakan padaku siapa di antara mereka yang merupakan penyamar kalian.”

“D-Dia....” dengan cukup terbata-bata sambil menunjuk seorang prajurit yang berdiri di tengah lapangan bersama prajurit lain.

Gustiano menoleh ke prajurit yang dimaksud oleh Hera dan menyuruh Adara untuk membawa prajurit itu ke hadapan Hera dan Gustiano.

Prajurit yang dibawa Adara terlihat sangat panik dan sedikit takut.

“Dia kan Filania Hera dari satuan elit, kenapa dia membongkar informasi diriku! Sialan!” ucap si penyamar dengan suara sangat kecil.

Adara membawa Si penyamar dengan cara mendorong paksa si penyamar. Di hadapan Gustiano dan Heran, dan seluruh prajurit yang melihat tindakan tersebut, Gustiano menanyakan beberapa hal terkait samaran dan bom.

“Kau kenal dia?” tanya Gustiano pada Si penyamar dengan nada mengancam.

“Tidak.”

Gustiano menoleh dan menatap Hera, “Hera....”

“Jelas dia! Dia hanya tidak ingin mengatakannya saja!” Jawab Hera dengan nada yang keras.

Gustiano memberi arahan tangan pada Raska yang sedang membawa 'sup keramat' untuk si penyamar itu mencicipi hasil karya Raska.

Raska berjalan mendekat ke Si penyamar yang tangannya sedang di tahan oleh Adara, dan Raska menanyakan apakah dia tahu siapa itu Hera..., “Apakah kau kenal dia?”

Si penyamar kembali menjawab, “Tidak,” bau tidak sedap dari sup tersebut mulai menyebar saat Raska membuka penutup panci.

Sesaat setelah si penyamar itu mengatakan 'tidak', Raska langsung menyodorkan sesendok 'sup keramat' ke mulut si penyamar dan memaksa si penyamar untuk menelan sup tersebut.

Si penyamar yang menelan sup tersebut langsung memuntahkan sup yang telah ia telan, “Makanan apa ini?!! Ini bahkan lebih buruk dibandingkan kotoran!” si penyamar kembali muntah dan ia merasa sangat mual.

Adara nyeletuk terhadap pernyataan dari penyamar tersebut, “Memangnya kau sudah pernah merasakan bagaimana rasanya memakan kotoran?”

“Tentu saja tidak!!! Itu hanya kata hiasan!”

“Dan kau pasti mengenalnya bukan?” tanya Adara pada Si penyamar.

Adara mengedipkan mata pada Raska dan Raska pun mengerti maksud dari Adara, Raska langsung kembali menyodorkan sesendok 'sup keramat'.

Si penyamar terkejut sesaat setelah ia kembali disodorkan 'sup keramat' tersebut dan Adara memaksanya untuk menelan sup tersebut sambil sedikit tersenyum dan tertawa jahat bersama Raska.

“Kalian ini kelakuan seperti anak-anak,” ucap Partiasari yang melihat Adara dan Raska tertawa puas saat melihat Si penyamar kembali muntah.

Adara dan Raska cekikikan sambil lanjut tertawa puas.

Si penyamar masih bersikukuh untuk tidak mengatakan apapun tentang dirinya dan Hera, kemudian Raska tanpa basa-basi langsung kembali membuat Si penyamar itu menelan 'sup keramat'.

“Menyerah dan katakan atau kau ingin merasakan makanan ini lagi hihihi,” ucap Raska sambil terkikik jahat.

Si penyamar kembali akan memuntahkan sup tersebut, tetapi Adara menutup mulut Si penyamar dan memaksanya untuk menelan dan merasakan "kenikmatan" dari sup buatan Raska.

Setelah beberapa saat berusaha menutup mulut Si penyamar dan membuatnya menelan sesendok sup, Adara melepaskan telapak tangannya dari mulut Si penyamar dan Si penyamar mulai batuk-batuk dikarenakan sup tersebut.

Si penyamar kelelahan dan ia merasa jantungnya berdetak kencang seolah sedang berlari, “Jika dia memaksaku untuk memakan sup itu lagi, kali ini aku pasti mati,” ucap Si penyamar di dalam hati.

“Satu sendok saja rasanya sudah seperti disiksa dari dalam, sedangkan dia sampai tiga kali,” ucap Hera di dalam hati yang dari tadi melihat rekan Penyamar menelan 'sup keramat'.

Sesaat sebelum Raska akan menyuapkan sesendok sup, Si penyamar mengatakan bahwa dia menyerah, “Baiklah aku menyerah! Aku tidak ingin merasakan sup tersebut lagi!” ucap si penyamar dengan suara keras.

Gustiano berjalan menuju hadapan Si penyamar, “Kalau begitu kau pasti mengenalnya bukan? Dan satu hal belum ditanyakan. Siapa nama aslimu?”

“Kylia Nerova,” Jawab Si penyamar yang memberitahu nama aslinya.

“Kylia? Begitu..., Kau pasti tahu tentang wanita itukan?” ucap Gustiano sambil menunjuk Hera.

“Ya, dia adalah Filania Hera dari satuan elit Groupe D'unité Révolutionnaire.”

Sementara Gustiano terus bertanya hal-hal yang berkaitan dengan organisasi GDR, Adara memeriksa tubuh Kylia untuk memastikan tidak ada bahan peledak yang terpasang di tubuhnya.

Gustiano kembali bertanya, “Dan kau adalah salah satu dari GDR yang ditugaskan untuk meledakkan tempat ini?” tanya Gustiano lalu berhenti tepat di depan Kylia dengan tatapan mengancam.

“Ya,” jawab Kylia dengan nada dan raut muka yang serius.

Gustiano berbalik badan dan kembali bertanya, “Sebenarnya apa yang kalian rencanakan atas pengeboman ini?!” tanya Gustiano dengan nada serius.

Kylia tidak menjawab apapun selama beberapa saat, “Jawab!” ucap Gustiano dengan nada serius dan cukup keras.

Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Gustiano, Raska kembali mendekatkan 'sup keramat' ke muka Kylia, “Lagi?” tanya Raska sambil tersenyum.

“Penyerangan, penghancuran, dan kemenangan.” jawab Kylia sambil menghindari bau tidak sedap dari sup tersebut.

“Biar kutebak, yang pertama adalah serangkaian penyerangan terhadap kami, yang kedua adalah penghancuran basis markas di sini, yang terakhir kalian mengharapkan kemenangan telak,” balas Gustiano.

Gustiano berbalik menghadap Kylia, “Aku ingin alasan, bukan teka-teki!” bentak Gustiano tepat di hadapan muka Kylia dan membuat suasana menjadi tegang.

“Aku tidak tahu! Aku hanya menjalankan misi!” gertak Kylia dengan suara keras. Gustiano kembali berbalik dan berjalan menuju Hera yang masih dalam kondisi diikat oleh Partiasari, namun kali ini dia melayang.

Gustiano menghadap sedikit ke atas melihat Hera dan bertanya, “Apakah kau tahu? Hmm?”

Hera tidak bisa menjawab pertanyaan Gustiano karena dia hanya dikirim untuk melakukan investigasi di distrik Henaya, terutama misi yang diberikan pada Hera tidak berhubungan dengan peledakan di markas ASGU karena tidak ada seorangpun yang diperintahkan untuk membawa bahan peledak di pasukan Hera.

“Begitu ya...,”

Partiasari menoleh ke arah Gustiano dengan raut muka yang tidak percaya akan pernyataan Hera dan Kylia, “Hanya itu? Kapten apa kau yakin dengan pernyataan mereka?”

Gustiano menoleh ke arah Partiasari, membalas perkataannya, “Mereka hanya prajurit biasa dan bukan petinggi organisasi, jadi tidak ada gunanya jika kita terus menanyakan hal yang tidak mereka ketahui. Setidaknya kita sudah mengantisipasi ledakan selanjutnya....”

Gustiano melanjutkan bahwa Hera dan Kylia akan dikirim ke markas ADF yang berada di Caza dan memerintahkan untuk segera melakukan investigasi pada robot-robot yang berkemungkinan untuk membocorkan informasi atau terserang virus komputer.

*****************

Suatu tempat yang jauh dari kota Utinida.... Di kota Gehavo....

Seorang pria melompat ke gedung kosong dan menghampiri seorang pria lain di dalamnya, “Ketua. Mereka sudah menemukan pelaku kedua yang akan meledakan markas ADF sementara di Utinida.”

Pria yang disebut sebagai 'ketua' menoleh ke arahnya, “Oh? Cepat juga, di luar perkiraanku.... Apakah Filania Hera si elit membocorkan informasi pada mereka?”

“Ya, dia membongkar identitas pelaku dari bom bunuh diri.”

“Sungguh wanita yang malang..., sepertinya dia disiksa untuk dipaksa membongkar informasi.”

“Sebenarnya..., dia hanya dipaksa untuk memakan sup buatan Raska.”

“Hanya memakan sup?”

“Ya, tetapi. Saat Hera memakan sup tersebut aku mendengar dia berteriak ketakutan.”

“Begitukah? sepertinya itu adalah sup terburuk yang pernah dibuat Raska.”

“Apa langkah kita selanjutnya?”

“Kita amati saja dulu, aku cukup tertarik dengan perkembangan kondisi dan situasi di sini....”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!