Intan Pingsan

“Julia, tolong antarkan air jahe ini ke ruang tengah untuk Tante Intan,” perintah Nia sambil menyodorkan secangkir air jahe.

“Kok cuma satu, buat Om Max mana?” Pertanyaan Julia membuat Nia gelagapan.

”Eh, itu om Max sedang jalan-jalan sebentar,” jawab Nia kemudian.

“Tante Intan tidak ikut?”

“Udah kamu jangan cerewet banyak tanya, Tante Intan lagi kurang enak badan, cepat antarkan nanti keburu dingin air jahenya.”

Julia segera mengantarkan air jahe ke ruang tengah. Julia melihat Intan sedang berjalan mondar-mandir. Begitu melihat Julia datang, Intan langsung duduk di sofa.

“Permisi Tante, ini air jahe buat Tante. Kata Ibu, Tante sedang tidak enak badan, ya? Mau Julia pijitin?” Julia segera duduk di pinggir sofa tempat Intan duduk.

‘Duh, anak sebaik ini tapi kok Zack tidak mau? Malah memilih Tiffany yang kayak nenek lampir. Heran sama selera lelaki zaman sekarang, tidak bermutu.’ Batin Intan berkecamuk karena mendapatkan perhatian dari Julia.

“Ma-kasih Julia. Kepala Tante rasanya pusing sekali. Taruh dulu air jahenya di meja, nanti Tante minum.”

Julia segera meletakkan air jahe ke meja sofa. Intan memegang kepalanya seraya melirik wajah khawatir Julia. Lalu Ketika Julia melihat ke arah lain Intan pun memulai sandiwaranya dengan tiba-tiba tubuhnya terkulai lemas.

“Tante, tante kenapa?” Julia terhenyak mendapati tubuh Intan yang menyender padanya. Gadis itu kemudian menopang ibu dari calon suaminya itu.

“Tolonggg! Bu … Tante Intan pingsan!” teriaknya histeris.

Sambil menunggu orang-orang ruman, Julia segera menggendong tubuh Intan hingga ke kamar. Zach yang mendengar teriakan Julia langsung berlari ke ruang tengah. Pria itu sempat terkejut karena Julia begitu sigap dan cekatan menyelamatkan Mamanya.

Zach terkesiap. Julia bertubuh kecil tapi memiliki kekuatan untuk menggendong Mamanya. Di balik tubuhnya yang kecil, terdapat kekuatan terlatih karena dia sering mendaki gunung.

“Ma, bangun!” Zach menangis melihat ibunya yang terkapar.

“Ada minyak angin, atau aroma terapi punya Tante Intan?” tanya Julia kepada Zach.

Pria itu segera mencari-cari di tas sang Mama. Setelah menemukan benda kecil, ia segera mengulurkannya kepada Julia.

“Ini lipstick!” teriak Julia kesal, “tunggu sebentar, biar aku ambil punya Ibu.”

Tubuh kecilnya segera melesat ke luar kamar. Tak lama kemudian Julia kembali membawa minyak kayu putih. Dia mengoleskan ke kapas, kemudian mendekatkan kapas berisi minyak kayu putih ke depan hidung Intan.

“Ma, sadar, ma. Maafin Zach, Ma.” Zach masih terus meratapi mamanya.

“Kenapa Julia teriak-teriak? Intan kenapa?” Nia datang tergopoh-gopoh melihat sahabatnya yang sudah terbujur di atas kasur.

“Intan, kamu kenapa? Bangun,” Nia memijit-mijit pelipis Intan. Wanita itu pun terbangun, pelan-pelan matanya terbuka.

“Alhamdulillah, Intan sudah sadar,” ucap Nia sembari mengedipkan mata kepada sahabatnya.

“Ma, Mama kenapa? Mama sakit? Kita ke rumah sakit sekarang!” Zach menggenggam tangan Intan. Dia sangat panik melihat kondisi Mamanya yang lemah seperti ini.

“Kenapa ini? Ada apa, Sayang?” Max menambah suasana dramatis. “Ma, kamu kenapa? Sakit, sayang? Di mana yang sakit? Kita ke rumah sakit sekarang, ya! Kita kembali ke Jakarta.”

“Mama pusing, Pa. Tapi sekarang udah baikan, kok. Mama kayaknya cuma butuh istirahat.”

“Tapi Papa tidak mau ambil risiko. Mama harus masuk IGD sekalian medical check up!” Intan mendelik. Max meneruskan ucapannya,” siapa tahu ada yang retak, atau ada luka dalam, atau virus, jadi harus terdeteksi sejak awal, Ma. Ke rumah sakit aja, yuk.” Nia hampir tak kuasa menahan tawa melihat akting suami-istri itu.

“Zach, Julia, kalian ke luar dulu. Biar Papa aja yang temani Mama. Cuma Papa yang bisa membujuk Mama. Zach kau ingat EQ yang Papa bicarakan kemarin ‘kan?” Zach mengangguk. “Oke, sekarang waktunya dipraktekkan.”

“Bener ini Mas Max tidak butuh bantuan?” tanya Nia.

“Tidak apa-apa sih kalau kamu mau ikut pijitin kaki Intan.” Max menjawab dengan anggukan penuh arti.

Julia dan Zach tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dengan langkah gontai mereka melangkah ke teras di depan kamar Zach.

“Kayaknya kita tunda dulu rencana yang sudah kita bicarakan.” Zach berbicara pelan. Dia benar-benar tak tega melihat Mamanya kesakitan seperti tadi.

“Aku setuju. Kasihan Tante Intan sedang sakit jangan sampai banyak pikiran,” ujarnya kemudian.

“Bay the way, makasih ya udah sigap tolongin Mama aku. Aku tidak akan bisa maafin diriku kalau sampai ada apa-apa sama Mama.” Bagi Zach, sekarang yang terpenting adalah keinginan Intan agar pernikahan mereka segera digelar.

Julia mengangguk. ‘Ternyata dia sangat perhatian dan sayang sama Mamanya,' batin Julia sedikit kagum dengan Zach yang ternyata sangat menyayangi Intan. Sama halnya dengan dirinya yang menyayangi Nia.

‘Pria yang menyayangi Mamanya, biasanya tidak akan memperlakukan pasangannya dengan buruk dan kasar.’ Julia meyakinkan dirinya sendiri bahwa perjodohan ini memang tidak terlalu buruk.

Perlahan-lahan Julia sedikit menaruh perasaan pada Zach. ‘Meski ketus sebenarnya ia memiliki hati yang lembut,’ batinnya.

Malam berganti pagi. Zach terbangun saat Max mengetuk pintu kamarnya.

“Kita akan segera kembali ke Jakarta sekarang, bersiaplah Zach.”

“Mama makin parah, Pa?” Zach melonjak dari tempat tidur.

“Bukan makin parah, tapi Mama setuju untuk melakukan medical check-up, dan itu hanya bisa dilakukan di rumah sakit besar di Jakarta. Papa mau yang terbaik untuk Mama.”

Zach manut-manut mengerti. Mereka segera menemui Intan yang sedang berbincang dengan Nia.

“Maaa.” Zach memeluk Mamanya yang bersandar di pinggiran kasur. Intan memeluk anaknya.

“Cuma sebentar, kok, Nia. Boleh ya?” lanjut Intan meneruskan obrolan yang tertunda karena kehadiran Zach dan Max.

“Kalau aku ‘sih mengizinkan. Tapi apa nanti tidak merepotkan kalian?”

“Justru aku sangat terbantu kalau Julia mau ikut ke ke Jakarta.” Zach terperangah mendengar obrolan Nia dan Intan.

“Baiklah kalau memang dibutuhkan, aku bilang dulu ke Julia supaya dia bersiap-siap. Nak Zach, ini beneran tidak apa-apa kalau Julia ikut ke Jakarta?”

Zach hanya menggeleng, “Tidak apa-apa ‘kok Tante. Lagian Mama juga yang minta ditemenin. Biar Mama cepat sehat,” jawabnya sambil tersenyum. Senyum hambar.

Julia yang mendapat mandat sakti dari Nia juga tak bisa menolak. “Kasihan Tante Intan, dia tidak punya anak perempuan yang bisa merawat, kalau sama pelayan ‘kan beda rasanya. Jadi kamu harus ikut sama mereka, setidaknya sampai Tante Intan sembuh.”

“Iya, Bu.” Julia menjawab pendek.

Mereka segera berkemas, lalu berangkat saat hari belum terlalu siang. Nia melepaskan putrinya bersama keluarga Intan. “Jangan lupa kasih kabar, Intan.” Nia cipika cipiki dengan Intan.

“Doain tidak ada yang serius, ya, Nia.” Intan melambaikan tangannya. Dua sahabat itu sangat kompak memainkan peran masing-masing.

Setelah menempuh perjalanan sekitar empat jam lewat tol, mereka pun sampai di Jakarta.

“Ini kamarmu Julia,” ujar Intan membuka pintu kamar untuk Julia. Dia sudah mengirim pesan kepada para pelayan untuk membereskan kamar yang bersebelahan dengan kamar Zach.

Tentu saja pria itu kaget, karena selama ini kamar itu kosong. Dia belum terbiasa punya tetangga di sebelah kamarnya, apalagi di rumahnya sendiri. “Ma, kenapa tidak di kamar tamu depan yang lebih luas?”

“Lebih nyaman di sini, Zach. Mama sama Papa ‘kan mau ke rumah sakit buat check-up. Jadi belum tahu kapan pulang. Kalau Julia di kamar depan, kasihan nanti dia kesepian. Kamu tidak keberatan, dong?”

Zach menggeleng lemah. Lemah dan tidak berdaya menolak keinginan Intan.

“Ya udah, sekarang kalian istirahat dulu. Papa mau anterin Mama ke rumah sakit. Udah siap, Ma?” Max menoleh ke arah Intan.

“Lets go, Pa!”

Intan menggandeng lengan Max yang akan membawanya ke rumah sakit alias hotel sekalian liburan dan juga agar Julia dan Zach menjadi lebih dekat.

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

ari maneh keur mabok jek? 🤣🤣🤣🤣🤣

2025-04-15

1

Hayurapuji

Hayurapuji

wkwkkwkw aku tahu sekarang dari mana kelakuan luknut Zack berasal

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!