Bab 6

❤️ Happy Reading ❤️

Pagi ini Ivana bangun terlebih dahulu dan keluar dari kamar.

Sebagai seorang menantu, dirinya tak ingin di cap buruk karena bangun kesiangan apalagi ini pagi pertamanya di rumah mertua.

''Untung saja aku sudah terbiasa bangun pagi...'' gumam Ivana sambil menuruni satu per satu anak tangga.

Kalau di rumah sang paman...eh salah...rumah kedua orangtuanya yang di ambil sang paman, dirinya pasti akan di caci maki bahkan bisa terkena siraman air dingin bila bangun kesiangan.

''Selamat pagi bik.'' sapa Ivana.

''Selamat pagi nyonya muda.'' sahut seorang wanita yang kira-kira sudah seumuran dengan mama mertuanya yang Ivi tau kalau beliaulah kepala art di sana, itulah yang di katakan mama Cecil kemarin. ''Apa nyonya muda membutuhkan sesuatu?'' tanya.

''Ah itu...tidak kok.'' jawab Ivana. ''Em apa ada yang bisa Ivi bantu bik?'' tanyanya dengan sopan.

''Tidak usah nyonya muda...semuanya sudah ada yang mengerjakan dan saya juga takut kalau sampai tuan muda melihat ini, nanti bisa marah.'' jawabnya.

''Khem...pengantin baru...pagi-pagi sudah di dapur aja.'' celetuk Ica yang baru saja masuk karena ingin mengambil air mineral untuk sang putri. ''Ngapain kak?'' tanya Ica.

''Ini mau bantu-bantu tapi gak boleh.'' adunya.

''Sudah mendingan kakak balik ke kamar aja sana...'' kata Ica. ''Sana...'' usirnya dengan sedikit mendorong tubuh kakak iparnya agar keluar dari area dapur bersih.

Ivana pun akhirnya melipir kembali ke kamarnya, lagian tak ada juga yang bisa dirinya kerjakan di sana.

Cklek

Baru masuk ke dalam kamar sudah si suguhkan dengan pahatan indah hasil karya sang pencipta.

Suami barunya sudah selesai mandi dan kini hanya memakai celana panjang berbahan dasar bahan warna hitam.

''Dari mana?'' tanya Geva dengan tangan meraih kemeja untuk di kenakannya.

''Dari bawah.'' sahut Ivana.

''Kenapa jutek gitu, hem?'' tanya Geva lagi tanpa menghentikan aktivitasnya.

''Aku itu ke bawah mau bantu-bantu, bikin sarapan kek atau apa...eh malah gak di bolehin sama para art yang ada di sana.'' adunya.

''Kamu itu di sini sebagai istri aku, bukan art.'' sahut Geva. ''Lagian mereka itu di gaji buat kerja sesuai tugas mereka masing-masing.'' sambungnya.

''Yah tapikan aku cuma mau bantu...itu aja.'' kata Ivana. ''Aku juga bingung pagi-pagi gini mau ngapain kalau gak boleh ngerjain apa-apa.'' sambungnya lagi. ''Paling tidak biarkan aku sedikit berguna selama di sini.'' imbuhnya.

''Kalau gitu kamu setiap pagi siapin aja pakaian buat aku kerja, dan ini pasangkan dasiku.'' kata Geva dengan tangan terulur yang memegang sebuah dasi.

Tak

Tak

Tak

''Ck, bisa nunduk sedikit gak.'' pinta Ivana yang sudah berada di hadapan Geva. ''Ini gak sampai...'' sambungnya lagi. ''Lagian ini kenapa kamu tinggi banget sih.'' gerutunya, karena memang tinggi Ivana hanya sampai sebatas pundak Geva saja.

Kemarin dirinya tak menyadari hal ini karena dirinya memakai high heels dan stiletto heel jadi tinggi badan mereka tak begitu ketara.

''Akh...'' pekik Ivana ketika tubuhnya di angkat Geva dan di dudukkan di atas meja rias.

Geva juga sedikit mencondongkan badannya sehingga jarak wajah keduanya terlihat semakin dekat.

Tangannya pun di letakkan di kanan dan kiri tubuh Ivana seolah seperti sedang mengungkung gadis yang kemarin sudah resmi menjadi istrinya.

Tanpa mereka sadari jantung keduanya berdetak sangat kencang saat mata mereka tak sengaja saling bertemu satu sama lain.

Fuuuh...

''Hah...'' Ivana sedikit gelagapan ketikan Geva meniup wajahnya. ''Ada apa...apa kamu sedang terkesima dengan ketampanan suamimu ini, hem.'' godanya.

Padahal dirinya pun tadi juga sedikit terpana, namun tersadar terlebih dahulu sebelum Ivi.

''Cih, narsis.'' kata Ivana.

''Ayo pasang.'' kata Geva.

Ivana pun mulai mengerjakan tugasnya, memasangkan dasi untuk Geva.

''Dad...dy.'' panggil Gisel yang langsung saja nyelonong masuk, karena memang pintu tak tertutup dengan rapat.

Kedua orang yang masih dalam posisi yang sama seperti sebelumnya pun kaget dan langsung menoleh ke arah pintu.

''Ah...maaf...maaf...di teruskan saja, mama mau ajak Gisel turun kebawah '' kata mama Cecil yang ternyata ada di belakang gadis kecil itu.

Mama Cecil merutuki kebodohannya karena merasa telah mengganggu kemesraan dua sejoli yang baru saja menikah kemarin.

''Sudah cepet mandi, aku tunggu dan kita turun ke bawah bersama untuk sarapan.'' kata Geva yang mulai menarik dirinya untuk menjauh.

''Ck, pasti mama sudah berpikir yang macam-macam tadi.'' gumam Ivana yang baru saja masuk kedalam kamar mandi.

❤️

''Kamu sudah mau ke kantor Gev?'' tanya sang mama saat Geva yang turun dengan jas terlampir di lengannya, sedangkan Ivana sedang berperan menjadi istri yang sempurna dengan membawakan tas kerja milik Geva.

''Iya ma, kerjaan sudah numpuk.'' sahut Geva.

''Ck, baru juga menikah kemarin...masa hari ini sudah berangkat kerja aja.'' kesal mama Cecil.

Niat hati ingin agar putra sulungnya itu pergi honeymoon supaya dia cepat mendapatkan cucu, eh malah sudah masuk kerja aja.

Tampaknya dirinya harus rela jika keinginannya itu terpending terlebih dahulu.

''Sudah...sudah ayo sarapan, biar papa juga Geva gak kejebak macet di jalan.'' kata papa Geri.

Selain restoran yang di kelola oleh Gabriel, kelurga Marcio juga memiliki usaha lain yaitu mall atau supermarket yang saat ini masih di pegang oleh papa Geri, sedangkan Geva sendiri mengelola bisnis properti dan perhotelan.

Begitu selesai sarapan Ivana langsung mengikuti langkah Geva yang keluar rumah.

Geva menerima tas yang di berikan oleh Ivana, setelah itu dirinya kembali mengulurkan tangannya untuk di salami dengan takzim oleh sang istri.

Ivana yang mengerti maksud Geva pun langsung meraih dan melakukan hal yang di inginkan suaminya itu.

Ivana dulu selalu melihat hal seperti itu pada kedua orangtuanya sebelum sang ayah berangkat untuk bekerja.

''Apa nanti aku boleh pergi?'' tanya Ivana.

''Mau kemana? apa mau aku antar?'' tanya Geva.

''Oh gak perlu...aku bisa pergi sendiri, lagian juga cuma sebentar kok.'' kata Ivana.

''Baiklah, tapi dengan catatan kalau harus pergi bersama supir mama.'' kata Geva.

''He'em.'' sahut Ivana yang iya aja deh..cari aman dari pada nanti malah gak boleh keluar.

Cup

''Aku berangkat.'' kata Geva begitu setelah mendaratkan satu kecupan di kening Ivana yang membuat wanita itu terbelalak kaget karena mesin tak percaya dengan semua ini.

''Usahakan sudah pulang sebelum aku pulang kerja.'' kata Geva lagi.

''Eh...iya...hati-hati.'' kata Ivana yang salah tingkah dengan perlakuan manis Geva.

''Khem...khem...'' dehem mama Cecil yang keluar bersama sang suami.

Pandangan pagi ini membuat pasangan yang tak muda itu senang sekali.

''Eh mama...papa.'' kata Ivana kaget.

''Papa berangkat dulu ma.'' pamit papa Geri dan mereka pun melakukan hal yang sama seperti Ivana juga Geva.

Ivana pun ikut menyalami secara takzim kepada papa Geri layaknya seorang putri pada orangtuanya.

''Katanya kamu mau pergi? mau kemana sayang?'' tanya mama Cecil.

Nah kan benar dugaan Ivana, kalau mama mertuanya itu melihat serta mendengar interaksinya bersama Geva.

''Itu ma, Ivi ada sedikit urusan.'' jawab Ivana.

''Ya sudah nanti mama bilang ke supir untuk anter kamu.'' kata mama Cecil lagi.

''Iya ma, terimakasih...Ivana juga cuma sebentar kok perginya.'' ucap Ivana.

''Ayo kedalam...kamu bisa siap-siap.'' ajak mama Cecil dengan tangan yang sudah menggandeng tangan Ivana.

Terpopuler

Comments

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

beuntung betuah beisi mintuha nang kaya mm cecil ...

2024-04-15

4

lily

lily

Ivy kerja nggak ?

2024-02-29

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

baiknya mama cecil, mertua idaman

2023-05-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!