Bab 14

❤️ Happy Reading ❤️

Siang ini seluruh keluarga Marcio mengantarkan Gabriel beserta anak dan istrinya ke bandara.

Ada rasa sedih yang menyeruak di hati mereka karena harus kembali berpisah dengan anggota keluarga yang lain, tak terkecuali Ivana.

''Sudah dong ma...bukannya ini sudah biasa terjadi.'' kata papa Geri ketika yang mereka antar sudah masuk kedalam pesawat.

Gabriel dan keluarga kecilnya pulang ke London mengunakan pesawat pribadi keluarga Marcio, bukan menggunakan pesawat komersial.

Papa Geri tentu saja sangat mengutamakan kenyamanan untuk sang cucu selama mengudara.

''Kita bisa kapan saja ke sana ma dan mereka juga bisa kapan saja ke sini.'' kata papa Geri lagi.

''Lagian bukannya di rumah sudah tidak sepi lagi, ada menantu kamu yang menemani kamu selama kamu bekerja.'' sambung papa Geri.

Geva juga melihat mata istrinya yang berkaca-kaca.

Dirinya lebih memilih menggenggam tangan sang istri yang membuat Ivana langsung menoleh ke arahnya.

''Are you ok?'' tanya Geva namun dengan tak bersuara.

''Hem.'' sahut Ivana. ''Hanya merasa sedikit kehilangan saja, karena sudah terbiasa dengan kehadiran Ica...terlebih Gisel.'' lirih Ivana.

❤️

Malam menjelang, seluruh hidangan pun sudah tersaji dengan rapi di atas meja makan.

Semua anggota keluarga pun telah di panggil dan duduk di kursi mereka masing-masing untuk menikmati semua makanan yang telah tersedia.

''Ivi, gimana kalau besok kamu temani mama buat arisan.'' ajak mama Cecil begitu mereka baru saja menyelesaikan santap malamnya. ''Mama ingin mengenalkan kamu sama temen-temen mama.'' sambungnya.

''Em...ma...sebelumnya Ivi minta maaf.'' ucap Ivana dengan lirih karena merasa tak enak hati. ''Sepertinya besok Ivi gak bisa temani mama, Ivi sudah masuk kerja ma...ijin cutinya sudah habis.'' sambungnya lagi.

''Oh ya ampun...kenapa semua orang di rumah ini sangat sibuk dengan pekerjaannya.'' kata mama Cecil.

''Kamu kerja di mana nak?'' tanya papa Geri.

''Di Dewangga corp pa.'' jawab Ivana.

''Dia sekretarisnya Rafael.'' sahut Geva.

''Bukannya sekretaris Rafael itu Mela ya?'' tanya papa Geri. ''Sama itu siapa...Lira.'' sambungnya.

''Benar pa tapi mbak Lira baru resign tiga bulan yang lalu karena menikah dan harus ikut suaminya pindah keluar kota, jadi Ivi yang gantikan.'' jawab Ivana.

''Sebelumnya?'' tanya papa Geri.

Memang bener-bener ayah ada anak, sampai bertanya pun sama pertanyaannya.

''Sekretaris kepala divisi pemasaran di Dewangga pa.'' sahut Ivana.

''Ngapain capek-capek kerja ikut orang, kerja saja sama papa atau Geva.'' kata mama Cecil.

''Maaf ma, bukannya aku gak menghargai...tapi perjuangan aku sampai di titik ini gak mudah di sana.'' jawab Ivana. ''Aku benar-benar mulai dari awal...dari titik terendah hingga sampai di posisi ini.'' sambungnya. ''Lagian aku juga gak mau memanfaatkan kedudukan papa juga Geva ma.'' ujarnya.

''Hem baiklah apapun keputusan kamu, kami hanya bisa mendukungmu.'' kata papa Geri.

''Terimakasih pa.'' sahut Ivana.

''Ma, pa, Geva ke ruang kerja ya...ada kerjaan dikit.'' pamit Geva.

''Papa juga ma.'' kata papa Geri yang mengikuti langkah sang putra meninggalkan ruang makan.

''Hem, hanya tinggal kita berdua nih Vi.'' kata mama Cecil. ''Gimana kalau kita ngadem di teras belakang aja yuk Vi.'' ajaknya yang langsung di angguki oleh Ivana, karena dia juga bosen bila harus di kamar terus...apalagi Geva juga gak ada.

❤️

''Aduh Vi, mama ke toilet bentar ya.'' kata mama Cecil yang tiba-tiba merasa ingin buang air kecil saat mereka berdua telah beberapa saat berbincang.

''Iya ma.'' jawab Ivana.

''Mama mana Vi?'' tanya Geva yang sedikit mengagetkan Ivana.

''Lagi ke toilet mas.'' jawab Ivana menoleh kepalanya ke arah pria yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

''Eh Vi, tunggu.'' kata Geva ketika Ivana ingin memalingkan wajahnya ke arah depan.

''Apa mas?'' tanya Ivana.

''Ada sedikit saos...itu di sini.'' kata Geva sambil menunjuk ke arah wajahnya sendiri.

Karena memang kedua wanita itu sedang menikmati kentang goreng juga nugget goreng lengkap dengan saus sambal juga saus mayo.

''Di mana?'' tanya Ivana sambil berusaha mengelapnya.

''Sini...'' kata Geva.

Geva langsung saja mengelap sudut bibir Ivana yang terdapat saus.

Pandangan matanya tertuju pada bibir manis Ivana yang entah kenapa begitu membaut Geva ingin sekali mencicipinya.

Semakin lama semakin dekat, membuat Ivana langsung menutup kedua matanya hingga dua benda kenyal itu saling bersentuhan.

''Ivi ma....'' kata mama Cecil yang kaget melihatnya apa yang dia lihat saat ini. ''Eh maaf-maaf...mama gak bermaksud...'' kata mama Cecil sedikit salah tingkah sehingga membuat dia tautan itu terlepas dan mereka berdua refleks langsung menjauhkan wajah masing-masing. ''Kalian lanjutin aja, anggap mama gak lihat apa-apa atau di kamar aja biar gak ada yang ganggu.'' kata mama Cecil yang langsung pergi dari sana.

''Ada apa ma?'' tanya papa Geri saat berpapasan dengan mama Cecil. ''Baru juga mau papa susul.'' sambungnya.

''Ish, ayo kita ke kamar aja pa.'' ajak mama Cecil.

''Lah kenapa?'' tanya papa Geri dengan heran, pasalnya ini masih terlalu sore untuk mereka ke kamar.

Biasanya sekitar jam sembilan...anggota keluarga baru akan masuk ke kamar masing-masing setalah bercengkrama satu dengan yang lainnya.

Ini adalah cara papa Geri dan mama Cecil untuk membangun keakraban pada seluruh anggota keluarganya.

''Ck, putramu itu benar-benar gak lihat tempat...main sosor aja.'' gerutu mama Cecil.

''Maksudnya?'' tanya papa Geri yang masih belum paham.

''Aish apa papa mau lihat anak dan menantumu bermesraan di sana.'' sahut mama Mega.

''Dari pada lihat...ya mendingan langsung praktek sama mama dong.'' kata papa Geri dengan senyum menggodanya.

''Dasar akik-akik, gak ingat umur kalau sudah tua.'' kata mama Cecil.

''Biar akik-akik tapi papa masih kuat, buktinya masih bisa bikin mama...emmpp.'' kata papa yang tertahan karena mulutnya langsung di bungkaman oleh tangan mama Cecil.

''Dasar...'' kata mama Cecil yang langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mereka.

''Mama...tunggu papa...'' seru papa Geri yang langsung mengejar mama Cecil dari belakang.

❤️

''Em...eh...maaf ya yang tadi.'' ucap Geva sedikit salah tingkah, dan hal yang sama pun terjadi pada Ivana.

''Iya gak apa-apa, gak perlu minta maaf.'' sahut Ivana.

''Ayo lebih baik kita kekamar.'' ajak Geva.

''Eh...'' kata Ivana sedikit berseru.

Pletak

''Aduh.'' keluh Ivana karena lagi dan lagi keningnya jadi korban sentilan Geva.

''Janagan mikir macam-macam...aku ngajak kamu ke kamar buat istirahat.'' kata Geva. ''Bukannya besok kamu harus berangkat kerja.'' imbuhnya lagi.

Ivana sangat malu, entah kenapa pikirannya malah ke arah yang tidak-tidak.

Terpopuler

Comments

Cahaya yani

Cahaya yani

kpn mlm prtm ny thoorr

2024-02-23

0

itanungcik

itanungcik

geva malu tapi mau

2023-01-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!