Bab 3

❤️ Happy Reading ❤️

Sepanjang perjalanan mama Cecilia terus saja mengajak Ivana berbincang.

Bahkan papa Geri dan Geva serasa menjadi orang asing di dalam mobil tersebut.

Pembawaan Ivana yang supel juga sopan nyatanya bisa membuatnya cepat beradaptasi.

Mengobrol dengan mama Cecil membuat Ivana seperti memiliki seorang ibu kembali.

Dimana dia selalu memimpikan bisa seperti layaknya teman-temannya yang lain, yang bisa saling bertukar cerita...keluh kesah serta rasa bahagianya dengan keluarga terutama seorang ibu.

''Hem...ma...apa boleh aku peluk mama lagi?'' tanya Ivana dengan ragu.

''Oh tentu saja sayang.''jawab mama Cecil yang langsung merentangkan kedua tangannya agar mereka bisa saling berpelukan.

''Terimakasih ya ma...Ivi serasa merasakan pelukan seorang ibu.'' ucap Ivana sejujurnya.

''Khem memang orangtua kamu di mana sayang?'' tanya mama Cecil. ''Kenapa gak datang saat pernikahan kalian? Apa mereka tidak tau kalau kamu menikah dengan Geva sama sepeti kami yang tak tau kalau kamu menikah dengan putra kami?'' cecar mama Cecil yang ingin tau lebih dalam tentang wanita yang saat ini sudah menjadi istri dari putra tertuanya.

''Orangtua Ivi pasti tau ma dan mereka juga pasti melihatnya.'' jawab Ivana. ''Dari surga...'' lirihnya dengan mata yang sudah mengembun.

''Oh sayang maafkan mama ya...mama gak bermaksud membuatmu sedih.'' kata mama Cecil dan langsung memeluk kembali Ivana. ''Kamu jangan sedih lagi karena mulai hari ini ada mama dan papa sebagai orangtua kamu.'' sambungnya lagi.

Perlakukan hangat mama Cecil pada Ivana membuat dia orang yang duduk di kursi depan saling lirik, siapa lagi kalau bukan suami dari kedua wanita yang tengah berpelukan itu...papa Geri dan juga Geva.

Geva memutuskan untuk mengendarai mobilnya sendiri, karena dirinya punya pekerjaan penting untuk Antonio.

Antonio di minta untuk mendekor ulang ballroom hotel tersebut, dia tak ingin pesta resepsi pernikahannya menggunakan konsep yang di minta oleh Rosa.

Dia ingin konsep yang berbeda-beda, dan untungnya dia banyak uang jadi semua keuangannya itu bisa terlaksana.

❤️

''Selamat datang di kediaman keluarga Marcio sayang...'' ucap mama Cecil dengan menggandeng tangan Ivana untuk masuk ke dalam rumah.

Bahkan mami Cecilia pun mengumpulkan para pekerja untuk mengenalkan Ivana sebagai istri Geva yang berarti nyonya muda di sana.

''Daddy...Gisel minta gendong.'' kata Gisel merentangkan kedua tangannya tepat di hadapan sang paman.

Sedari tadi bocah kecil nan cantik itu sudah ingin berlari ke arah pamannya dan meminta gendong, namun ditahan oleh sang papi.

Hap

''Cantiknya daddy...uh semakin berat ya sekarang...'' kata Geva dengan menggesekkan hidungnya di hidung Gisel.

''Kata mami, Gisel sudah semakin besar jadi wajar saja kalau berat.'' jawab Gisel. ''Daddy...apa bener itu mommynya Gisel?'' tanyanya sambil menunjuk kearah Ivana.

''Yap itu mommy Ivi.'' jawab Geva. ''Kasih salam sama mommy Ivi...'' perintah Geva.

''Halo mommy Ivi...aku Gisel.'' kata Gisel mengulurkan tangannya yang mungil pada Ivana.

''Hai sayang...'' kata Ivana dengan membalas uluran tangan Gisel.

''Gisel...mommy Ivi cantik gak?'' tanya Ica.

''Mommy Ivi cantik.'' jawab Gisel.

''Gisel juga sangat cantik.'' puji Ivana.

''Sudah...sudah lebih baik kita istirahat sekarang.'' kata mama Cecil. ''Geva...ajak istrimu ke kamar dan Ica bawa Gisel istirahat.'' kata mama Cecil lagi.

''Baik ma.'' jawab Ica. ''Ayo sayang...kamu harus tidur agar nanti gak rewel saat di acara resepsi daddy Geva.'' ajak Ica sambil mengambil alih tubuh Gisel dari gendongan Geva.

❤️

Cklek

Saat pertama masuk tentu saja sudah tercium wangi maskulin yang mengoar di sana.

Warna cat yang dominan warna putih serta penampakan kamar yang cukup luas.

''Kamu bisa mandi terlebih dahulu.'' kata Geva mengalihkan atensi Ivi yang semula menelisik keseluruhan kamar hingga ke sudut.

''Tapi aku gak ada pakaian ganti.'' kata Ivi.

''Tunggu sebentar di sini.'' kata Geva dan berjalan menuju salah satu pintu yang ada di dalam kamar.

Setelah beberapa saat Geva kembali lagi dengan membawa satu kaos miliknya.

''Ini...kamu bisa pakai ini sementara waktu.'' kata Geva dengan tangan yang menyodorkan kaos yang telah di bawanya tadi.

''Hem...terimakasih.'' jawab Ivi.

Ivi langsung saja masuk ke dalam kamar mandi...karena jujur saja tubuhnya sudah sangat gerah dan lelah sama seperti otak serta perasaannya saat ini.

Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari dengan hubungan yang baru di jalaninya ini.

Sesekali dalam pikirannya, gadis itu merutuki kebodohannya karena sangat mudah sekali menerima kesepakatan yang di tawarkan oleh Geva hanya demi tergiur dengan rasa sakit hati yang menimbulkan dendam di hatinya.

Huh tapi mau bagaimana lagi...semuanya sudah terlanjur basah...jadi mending nyebur aja sekalian...pikirnya, lagian dia juga tak rela jika orang-orang yang sudah membuatnya sakit seperti ini merasa bahagia terlalu lama dan ya dia memang butuh seseorang untuk membantunya.

Sementara Ivana berada di kamar mandi, Geva lebih memilih keluar menuju ke kamar adik dan adik iparnya.

Tok

Tok

Tok

Cklek

''Iya, ada apa kak?'' tanya Gabriel pada sang kakak yang sudah ada di depan kamarnya.

''Ica mana?'' tanya Gevariel.

''Ada apa kak?'' tanya Ica yang langsung mendekat begitu namanya di sebut.

''Ca, pesenin beberapa pakaian buat Ivana.'' kata Geva yang membuat kedua orang di depannya itu sedikit memincingkan matanya. ''Koper miliknya terbawa sama Antoni.'' kata Geva lagi memberi alasan agar adik serta adik iparnya itu tak curiga.

''Oh begitu, iya nanti aku pesenin.'' sahut Ica.

''Kirim saja notanya ke aku, nanti aku transfer.'' kata Geva lalu melenggang pergi begitu saja.

''Ck, kakak kamu itu...semoga saja kak Ivana tahan dengan sikapnya yang seperti itu.'' decak Ica.

❤️

''Dari mana?'' tanya Ivana yang sudah selesai dengan ritual mandinya saat Geva kembali kedalam kamar.

''Cuma dari luar.'' sahut Geva yang terlihat begitu enggan menatap ke arah Ivana, Geva yang notabene adalah laki-laki normal...pasti akan merasakan gejolak saat melihat penampilan Ivana seperti ini.

Rambut basah yang di tutup dengan handuk kecil, kaos Geva yang kedodoran bak menyerupai dress dengan panjang hanya hingga sampai di atas lutut saja.

''Oya nanti kalau ada yang mengetuk pintu kamu buka saja...mengantar pakaian untuk kamu.'' kata Geva sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi.

Dan benar saja, setelah Geva masuk keruang ganti...pintu kamar mereka ada yang mengetuk.

Seperti yang di katakan sang suami, Ivana yang tadinya berdiri di balkon kamar langsung masuk kedalam dan membukakan pintu.

''Kamu istirahat saja, aku mau keluar sebentar.'' kata Geva seusai mereka selesai dengan urusan masing-masing.

''Hem baiklah dan terimakasih untuk pakainnya.'' ucap Ivana.

''Hem.'' sahut Geva dan pergi keluar kamar.

❤️

Tok

Tok

''Masuk.''

Cklek

''Duduklah.'' kata sang papa yang sudah menunggu Geva di ruang kerjanya.

''Ada apa pa?'' tanya Geva begitu telah mendudukkan bokongnya dengan rasa penasaran di dalam pikirannya.

Sebab tak biasanya papanya seperti ini bila tak ada sesuatu hal yang sangat penting.

''Seperti yang papa katakan sebelumnya...papa butuh penjelasan darimu Gevariel Marcio.'' kata sang papa. ''Siapa Ivana dan kenapa kamu bisa menikah dengannya? bukanya kamu akan menikah dengan kekasihmu yang model itu?'' cecar papa Geri. ''Katakan atau papa cari tau sendiri.'' sambungnya.

Sebelum memulai cerita, Geva menghirup nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

Baru setelahnya Geva menceritakan segalanya, sebab mau di tutupi seperti apapun tak mungkin...karena Geva tau seperti apa papanya.

''Huft...terlepas dari semuanya, papa harap kamu tak main-main dalam pernikahan ini.'' kata papa Geri begitu mendengar cerita Geva. ''Papa tak mau putra papa menjadi laki-laki pengecut yang hanya bisa memanfaatkan seorang wanita terlebih menyakitinya.'' sambungnya. ''Ingatlah Gev, pernikahan adalah sesuatu hal yang sakral dan jika kamu menyakiti hati wanita yang saat ini jadi istrinya maka ingatkan dirimu bahwa mama serta keponakanmu juga seorang wanita.'' sambungnya lagi memberi wejangan.

''Iya pa Geva ngerti dan Geva juga gak ada niat untuk mempermainkan pernikahan ini.'' sahut Geva.

''Cobalah buka hati kamu untuknya dan lupakan wanita itu.'' kata papa Geri. ''Dia tak benar-benar mencintaimu Geva, karena kalau dia benar mencintaimu maka dia akan lebih mengutamakan dirimu dari apa pun bahkan lebih dari hanya sekedar kariernya saja.'' sambungnya.

''Iya pa akan Geva coba.'' sahut Geva.

''Jangan hanya di coba tapi memang harus.'' tegas papa Geri. ''Dia bukan wanita yang baik untuk kamu, karena nyatanya dia bisa meninggalkan dirimu tepat di hari pernikahan kalian, tidakkah dia berpikir bagaimana perasan kamu, perasaan keluarga kamu juga reputasi kamu dan kaluarga kita akibat ulahnya!'' kata papa Geri dengan sedikit menggebu karena amarahnya. ''Pergilah...kembalilah ke kamarmu dan renungkan pembicaraan kita ini.'' kata papa Geri.

''Baik pa.'' jawab Geva Lalau pergi keluar dari ruang kerja sang papa.

Terpopuler

Comments

floren yanti

floren yanti

penasaran banget dengan ceritamu thor

2024-05-02

0

sherly

sherly

kami ngk bodoh Ivi dah bener ini solusinya lagian mereka baik kok sama kamu trus masalahnya dimana

2024-04-28

1

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2024-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!