Bab 11

❤️ Happy Reading ❤️

''Eugh...'' lenguh Ivana dengan mata masih terpejam plus menggerakkan kedua tangannya sambil menggeliat.

''Eh...'' kaget Ivana ketika tangan kanannya seperti menyenggol sesuatu.

''Loh Gev, kamu sudah pulang?'' tanyanya dengan sedikit kaget karena melihat sang suami yang sudah berganti pakaian santai sedang tidur miring ke arahnya.

''Kalau belum pulang ya gak mungkin aku di sini sekarang.'' sahut Geva.

''Jam berapa sekarang? dan oh iya di mana Gisel?'' tanya Ivana yang teringat akan gadis kecil yang tidur bersama tadi.

''Sekarang sudah pukul setengah lima dan untuk Gisel, dia sudah keluar.'' jawab Geva.

Lebih tepatnya di keluarkan oleh Geva. Karena keponakannya itu langsung di gendong dan di bawa ke kamar kedua orangtuanya tepat setelah mama Cecil dan Ica keluar dari kamarnya.

''Astaga...aku tidur lama banget.'' gumam Ivana.

Ivana selalu mengantuk seusai meminum obat miliknya, jadi dia akan sangat gampang sekali terlelap.

''Sudah sana mandi...bau asem tau.'' ledek Geva.

''Gak ya...orang masih wangi gini kok.'' bantah Ivana dengan mengendus kiri dan kanan bagian tubuhnya.

Geva langsung menyingkap selimut yang di gunakan oleh Ivana sehingga membuat wanita itu kaget serta berpikir apa yang akan di lakukan oleh laki-laki yang berstatus suaminya itu.

Tanpa banyak kata serta tak perduli dengan keterkejutan Ivana, Geva kemudian memposisikan dirinya untuk menggendong Ivana.

''Gev...a...aku bisa sen..diri.'' kata Ivana yang jujur merasa gugup di perlakukan Geva seperti ini.

Entah kenapa jantungnya berpacu lebih kencang di bandingkan saat dirinya bersama dengan Andrew dahulu.

''Aku keluar.'' kata Geva setelah mendudukkan Ivana di dekat bathtub.

''Em... Gev.'' panggil Ivana saat suaminya itu sudah akan memegang handle pintu.

''Ada apa? apa kamu mau aku mandiin sekalian, hem?'' goda Geva setalah membalikkan tubuhnya menghadap Ivana.

''Ish enggak ya.'' sanggah Ivana. ''Aku cuma mau bilang terimakasih.'' ucap Ivana.

''It's oke...bukannya kita itu suami istri, jadi tak perlu berterimakasih seperti itu.'' sahut Geva yang kemudian langsung keluar.

Wajah Ivana tiba-tiba terasa panas, pipinya pun memerah saat mendengar Geva mengatakan kalau mereka suami istri, walaupun memang benar.

''Tidak Ivana...kamu jangan senang dulu dan ingat kalian menikah karena kesepakan bukan berdasarkan cinta.'' monolog Ivana menyadarkan tentang bagaimana posisinya.

❤️

Beberapa hari telah berlalu, kini Ivana sudah benar-benar sehat dan rencananya pagi ini dirinya akan pergi bersama dengan mama Cecil juga Ica dan si cantik Gisel.

''Kamu hati-hati dan jangan jauh-jauh dari mama juga Ica.'' kata Geva ketika mereka berdua berada di teras depan. ''Dan ini...gunakan untuk membeli semua keperluanmu.'' sambungnya lagi dengan menyerahkan salah satu mertua saktinya yang berwarna hitam.

''Gak usah, aku masih punya uang kok.'' tolak Ivana.

''Anggap saja ini adalah nafkah dari ku.'' kata Geva. ''Walaupun hubungan kita pertama di landasi dengan kesepakatan namun di mata hukum dan agama...kamu adalah istriku.'' kata Geva lagi.

''Em baiklah...aku terima.'' kata Ivana. ''Tapi jangan salahkan aku ya kalau aku bisa menguras semuanya...'' sambungnya dengan dengan tersenyum.

''Gak masalah...karena kamu istriku.'' jawab Geva.

Nyes

Adem rasanya mendengar semua penuturan yang keluar dari mulut Geva.

''Ingat pesanku.'' kata Geva sebelum dirinya benar-benar masuk kedalam mobil setelah melakukan ritualnya tadi.

''Iya.'' sahut Ivana.

Setelah mobil Geva keluar dari gerbang...barulah Ivana masuk kedalam rumah untuk bersiap-siap.

❤️

Para keluarga Marcio pergi ke salah satu mall milik keluarga mereka dengan Gabriel yang mengawal mereka.

''Kemana dulu nih ma?'' tanya Ica.

''Jalan aja dulu...nanti kalau ada yang menarik...kita langsung mampir.'' jawab mama Cecil.

Setelah beberapa waktu mereka masuk ke toko sana sini dan juga sudah berhasil membawa beberapa paper bag di tangan mereka...mama Cecil mengajak kedua menantunya itu untuk sekali lagi masuk ke dalam toko pakaian.

''Ck, anak miskin...ngapain kamu di sini?'' tanya seseorang yang datang menghampiri Ivana. ''Oh aku tau...kamu itu pelayan ya di sini.'' sambungnya lagi.

''Bukan urusan tante.'' sahut Ivana dan hendak melangkahkan kakinya, tapi sayang tangannya sudah dahulu di cekal oleh Meri.

''Kurang ajar ya kamu...saya ini pembeli di sini jadi kamu harus layani saya, atau saya adukan sama atasan kamu biar kamu di pecat.'' kata Meri dengan berang. ''Satu lagi saya bukan Tante kamu, jadi panggil saya nyonya.'' sambungnya lagi.

''Kalau saya tidak mau melayani...anda mau apa?'' tantang Ivana.

''Kurang ajar ya kamu.'' kata Meri dengan marah serta tangan kanan yang sudah melayang di udara hendak menampar pipi Ivana.

''Stop, ada apa ini!'' seru mama Cecil dengan melangkah anggun menghampiri keduanya.

''Bukan urusan anda...jadi jangan ikut campur.'' kata Meri yang tak terima ada yang menggangu aktifitasnya.

''Tentu saja ini jadi urusan saya.'' sahut mama Cecil tak mau kalah dan saat ini sudah berada tepat di samping Ivana.

''Oh apa jangan-jangan Anda adalah manager toko ini.'' tebak Meri. ''Kalau begitu saya mau anda memecat pegawai anda yang kurang ajar ini.'' tunjuknya pada Ivana.

''Tapi sayangnya orang yang anda sebut kurang ajar ini adalah menantu saya dan juga bukan pelayan di sini.'' kata mama Cecil. ''Jadi jangan coba macam-macam dengannya atau anda...'' kata mama Cecil lagi dengan menunjuk tepat di depan wajah Meri. ''Akan berurusan dengan saya.'' imbuhnya.

''Ma...ada apa?'' tanya Ica dan Gabriel yang datang tergopoh-gopoh saat melihat mama serta kakak ipar mereka seperti sedang ribut.

''Tidak ada apa-apa...hanya ada masalah sedikit.'' jawab mama Cecil. ''Mbak.'' panggil mama Cecil pada salah satu karyawan di sana. ''Bungkus semua belanjaan kedua menantu saya.'' kata mama Cecil dengan menyerahkan kartu sakti warna hitam miliknya.

''Ayo sayang...'' ajak mama Cecil pada anak-anaknya.

Sedangkan Meri masih tercengang...dia masih mencerna kata-kata wanita yang ada di hadapannya tadi.

''Menantu...dan apa tadi dia menggunakan kartu unlimited.'' gumam Meri. ''Heh orang kaya mana yang mau menikah dengannya...'' gumamnya lagi dengan nada meremehkan. ''Palingan juga cuma sandiwara wanita tadi, yang sebenarnya membela Ivana karena dia pelayan di keluarga mereka.'' sambungnya dengan yakin.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TUNGGU AZA KHANCURAN KALIAN MERI...

2024-02-14

1

Lheia Manizzz

Lheia Manizzz

halo

2023-05-05

1

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

nah nenek lampir dah kelihatan batang hidung nya nih, pengen tak geprek sisan

2023-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!