Bab 13

❤️ Happy Reading ❤️

''Vi, aku bisa bicara sebentar?'' tanya Geva saat mereka berdua sudah masuk kedalam kamar.

''Iya.'' sahut Ivana yang menegakan tubuhnya kembali, padahal tadi dirinya sudah hendak berbaring di peraduan. ''Ada apa?'' tanya Ivana dengan mata yang menatap ke arah Geva.

''Em bisa gak kalau kamu rubah panggilanmu padaku.'' pintanya. ''Aneh gak sih kalau orang istri memanggil suaminya hanya dengan nama saja?'' tanyanya. ''Jangan salah paham...aku cuma gak mau orang-orang curiga dengan pernikahan kita, terutama kedua orangtuaku.'' sambungnya lagi sebelum Ivana mengatakan sepatah kata pun.

''Hem baik, mau di panggil apa?'' tanya Ivana, kalau di pikir-pikir bener juga apa yang di katakan Geva padanya...lagian kalau seorang istri memanggil suaminya hanya dengan nama saja jadi terkesannya agak kurang sopan.

''Terserah kamu mau panggil apa.'' sahut Geva. ''Senyamannya kamu saja.'' imbuhnya lagi.

''Abang.'' kata Ivana.

''Aku bukan abang-abang yang tukang bakso Vi.'' protes Geva.

''Kakak?'' tanya Ivana.

''Gak mau... ganti.'' tolak Geva. ''Jadi kayak Gabriel dan Ica saja, lagian aku juga bukan kakak kamu.'' sambungnya.

''Huh...kalau mas gimana?'' tanya Ivana.

''Em...boleh, itu saja.'' jawab Geva.

''Baiklah, kalau begitu mulai saat ini...istrimu yang cantik ini akan memanggilmu dengan sebutan mas.'' kata Ivana. ''Oh iya ada yang aku mau bicarain juga ke kamu.'' kata Ivana, mumpung mereka sedang berbincang jadi sekalian saja.

''Apa?'' tanya Geva.

''Apa aku masih boleh bekerja?'' tanyanya.

''Apa gak bisa di rumah saja?'' tanya balik Geva.

''Ayolah mas, jangan kayak gini.'' kata Ivana mengiba. ''Kamu gak tau bagaimana susahnya perjuanganku hingga sampai ke tahap ini..., jalan yang aku lalui tak mudah untuk menyelesaikan kuliahku...dan kamu mau aku sia-siakan pendidikan yang sudah aku gapai dengan hanya diam di rumah.'' sambung Ivana. ''Paling tidak biar pendidikan aku berguna mas...'' pintanya lagi.

''Baik, asal kamu tau batasanmu maka aku akan tak akan mengekang ruang lingkup gerakmu.'' sahut Geva.

''Iya aku tau kok mas, aku tau kalau aku saat ini bukan lagi wanita single melainkan wanita yang sudah bersuami, jadi aku tau batasanku.'' sahut Ivana.

''Kalau boleh tau kamu kerja dimana?'' tanya Geva.

''Di perusahaan Dewangga.'' jawab Ivana.

''Perusahan kontruksi yang CEO nya Rafael Dewangga.'' tebak Geva.

''Iya bener banget mas.'' sahut Ivana.

''Kerja jadi apa kamu di sana?'' tanya Geva lagi.

''Duh jadi kayak di interogasi.'' celetuk Ivana.

''Jangan salah paham, aku cuma ingin tau aja pekerjaan wanita yang jadi istriku ini, nanti kalau mama tanya aku bisa jawab.'' sahut Geva.

''Aku jadi sekretaris Rafael Dewangga.'' jawab Ivana. ''Belum lama sih baru tiga bulan, soalnya salah satu dari sekretarisnya yang lama resign karena menikah dan tinggal di luar kota.'' terang Ivana.

''Sebelumnya?'' tanya Geva lagi.

''Tuh kan bener kayak di interogasi.'' gumam Ivana dalam hati. ''Aku sekretaris dari manager divisi pemasaran.'' jawab Ivana. ''Dan Senin besok aku harus sudah masuk kerja, karena masa cutiku sudah habis mas.'' kata Ivana memberi tahu sebelum Geva bertanya lagi.

''Kalau kerja di perusahan aku saja gimana atau perusahan papa?'' tanya Geva. ''Akan aku beri posisi yang sama seperti di perusahaan tempatmu bekerja sekarang.'' tawarnya.

''Enggak...aku gak mau mas, aku sudah nyaman dengan tempatku bekerja.'' tolak Ivana. ''Lagian aku gak mau ya, jadi gak leluasa gerak karena semua karyawan kamu atau papa tau kalau aku menantu keluarga ini.'' sambungnya. ''Kalau gak ada yang mau di bicarakan lagi, aku mau tidur mas.'' kata Ivana.

''Hem, tidurlah.'' sahut Geva.

❤️

''Selamat pagi bik.'' sapa Ivana yang sudah bangun lebih dulu dari sang suami.

''Selamat pagi nyonya muda.'' sahut Sri, art di kediaman keluarga Marcio.

''Ada yang bisa aku bantu bik?'' tanya Ivana. ''Mau bikin menu sarapan apa pagi ini?'' tanyanya.

''Ah tidak usah nyonya muda, biar kami saja yang membuatnya.'' sahut bik Sri sang art.

''Yah padahal aku pengen banget loh bik bikinin sarapan untuk suami serta keluarga suamiku.'' kata Ivana dengan mimik muka yang di buat sendu. ''Boleh ya bik...'' bujuk Ivana lagi.

''Jangan nyonya muda, nanti nyonya besar bisa marah.'' sahut sang art.

Karena selama ini setau mereka nyonya besar keluarga Marcio sangat menyayangi menantunya melebihi putra mereka sendiri, bahkan menantu di kelurga itu juga tak di tuntut untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

''Ada apa sayang?'' tanya mama Cecil yang baru saja turun dan tak sengaja mendengar kegaduhan dari arah dapur.

''Ini ma...Ivi mau bantu bikin sarapan tapi gak boleh sama bibik.'' adu Ivana.

''Aduh sayang kenapa mesti repot-repot bikin sarapan, toh sudah ada para pekerja yang melakukannya.'' kata mama Cecil. ''Lebih baik kamu ke kamar saja sama suamimu sana.'' kata mama Cecil lagi.

''Tapi Ivi ingin mama sama mas Geva cicipin masakan Ivi.'' kata Ivana dengan raut sedih.

''Baiklah-baiklah...bik biarkan nyonya muda memasak untuk sarapan pagi ini.'' putus mama Cecil yang tak tega melihat menantunya seperti itu.

''Terimakasih mama...mama memang yang terbaik.'' ucap Ivana yang langsung saja memeluk tubuh wanita paling berkuasa nomor satu di keluarga suaminya.

''Iya sama-sama sayang.'' sahut mama Cecil.

''Khem...ada apa nih pagi-pagi sudah pada pelukan.'' kata papa Geri yang muncul di depan pintu dapur dengan Geva di sebelahnya.

''Biasa pa...putri kamu ini lagi manja sama mama.'' ledek mama Cecil. ''Kalian berdua...'' kata mama Cecil menggantung perkataanya.

''Iya, kami mau olahraga ma.'' sahut papa Geri. ''Mau lari di halaman depan.'' sambungnya lagi memberi tahu.

''Oh ya sudah sana, nanti keburu panas.'' kata mama Cecil yang di angguki ayah dan anak itu. ''Mama keluar juga ya sayang...'' kata mama Cecil ketika dua pria tadi sudah pergi.

''Iya ma, ini Ivi juga mau mulai masak.'' sahut Ivana.

❤️

''Wah bubur ayam...enak nih kayaknya.'' kata Geva yang baru saja sampai di meja makan.

''Mau pakai apa mas?'' tanya Ivana pada Geva.

Bubur ayam memang sudah di sajikan di dalam mangkuk masing-masing, juga sudah di beri kacang tanah goreng, kerupuk juga suwiran ayam, daun bawang dan seledri cincang, bawang goreng.

Geva melihat apa saja yang tersaji di atas meja, ada sate telur puyuh, sate usus, ada ati ampela juga dan sambal.

''Telur, sama ati ampela.'' jawab Geva. ''Mau sambal juga.'' sambungnya lagi.

Mereka pun mulai menyantap bubur ayam yang sudah tersaji di depan mereka masing-masing.

''Wah ini enak banget...'' puji Geva.

''Ini beneran buatan kamu sayang?'' tanya mama Cecil.

''Gak sepenuhnya ma, karena juga di bantu sama bibik.'' sahut Ivana.

''Enak...aku suka.'' kata Geva.

''Sukurlah kalau pada suka.'' kata Ivana.

Terpopuler

Comments

anypuji

anypuji

banyak typo kak

2024-04-29

0

Angga Anggraini

Angga Anggraini

tulisannya banyak yg belibet thor

2024-02-16

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MASAK ISTRI CEO MLH JDI SEKRETARIS CEO PRUSAHAAN LAIN, KNP GK URUS HOTEL ATAU MALL NYA GEVA, TAKUTNYA TU RAFAEL NAKSIR LOO

2024-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!