Siang itu, entah kenapa perasaan Elle jauh lebih buruk daripada sebelumnya. Padahal ia tak melakukan kesalahan apapun hari ini. tetapi rasa cemas yang muncul tidak dapat diprediksi. Elle tak bisa terus membiarkan perasaanya seperti itu. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
Di luar, tidak ada siapapun. Fredy tengah pergi sekolah. Ia kini sendirian di rumah. Elle kemudian duduk di teras rumahnya dengan tatapan yang kosong.
“Tuuuut!” Beberapa kali ponselnya berbunyi. Sudah lama Elle tidak mengecek ponselnya. Terutama setelah kejadian itu. Lagi pula untuk apa ia mengecek ponselnya. Toh ia tidak memiliki kepentingan apapun dan tidak akan ada orang yang menghubunginya atau mencarinya. Ia sudah keluar dari kampus, ia juga sudah keluar dari rumahnya. Siapa lagi yang akan berurusan dengannya jika bukan adiknya sendiri atau teman menyebalkannya itu, yakni Reynold.
Ponsel itu tak mau berhenti berbunyi, membuat Elle semakin jengkel. Ia sebenarnya ingin mmenjauhd dari ponsel itu. Ia ingin mengasingkan dirinya. Tetapi ponsel itu tak mau dijauhkan darinya. Semakin dibiarkan bunyinya semakin kencang dan sering. Elle pun menyerah dan menggapai ponsel itu.
Terlihat banyak notifikasi masuk, grup kampus, Reynold, adiknya, dan beberapa teman lamanya. Ada apa ini? tumben beberapa orang berkali-kali menghubunginya. Elle lalu memutuskan untuk membuka salah satu pesan singkat dari adiknya.
“Kak, aku menghubungimu sebab ada sesuatu yang mendesak.
Aku mohon agar Kakak tidak keluar rumah dulu untuk beberapa hari ini. dan jangan terlalu sering membuka ponsel Kakak. Jika ada orang-orang yang menggunjing abaikan saja. Dan lagi, jangan biarkan orang lain masuk ke rumah kita selain Kak Rey.”
Elle terheran saat membaca isi pesan dari Zielle. Apa maksud Zielle mengirim pesan semacam ini? apa Elle sedang dalam bahaya? Siapa yang akan membahayakannya?
Saat menyentuh kayar ponselnya Elle tak sengaja membuka salah satu pesan yang muncul di bilah notifikasinya. Pesan itu pun terbuka.
Grup Kampus Pusaka Buana
A to everyone : Ya, sudah kuduga jika si Elle akan melakukan itu untuk Fredy. Tentu saja, secara Fredy bukan pria sembarangan.
B replying A : Aku penasaran, gadis itu dibayar berapa oleh Fredy.
Bak disambar petir di siang bolong...
Elle langsung menjatuhkan ponselnya. Tangannya bergetar hebat, air mata langsung jatuh membasahi pipinya yang makin tirus.
Elle akhirnya mengetahui fakta itu. Fakta bahwa seseorang telah membagikan video rekamannya dengan Fredy saat di hotel malam itu. Hatinya sesak, ia hanya bisa menjerit.
Elle mencakar-cakar rambutnya, ia tengah mengalami histeria. Padahal ia tengah sendirian di rumah, seseorang harus menolongnya karena jika dibiarkan terus menerus akan membahayakan nyawa Elle.
Elle tak mampu mengontrol dirinya. Ia sudah lepas kendali. Dalam bayangan Elle, ia tengah dikerumuni oleh banyak orang yang mentertawakannya dan menginjak-injak dirinya. Elle mencoba berteriak..
“Hentikaaaaan! Kumohon hentikaaan!” Elle mengalami halusinasi akibat ketakutan dan kecemasan yang berlebihan. Seseorang harus segera menyadarkannya.
Tak lama gerbang digedor. Orang lain tengah mencoba masuk ke rumah Elle. Elle yang dalam kondisi setengah sadar itu tak mampu menyadari kehadiran orang lain di dekat rumahnya.
Tetapi untungnya orang lain itu adalah Fredy. Fredy yang panik dan diliputi rasa cemas tak kehabisan akal. Walau gerbang di kunci, ia masih mencoba cara lain. Ia berusaha memanjati gerbang itu. Untunglah usahanya tak sia-sia. Setelah berhasil menerobos gerbang ia punberlari kencang menghampiri Elle yang tengah histeris di dekat pintu masuk rumah.
“Elle!” Fredy langsung berlari menghampiri Elle.
“Tenang Elle, tenang...”Fredy berusaha memeluk Elle yang tengah histeris tetapi susah. Elle terus memberontak dan mencoba menyakiti dirinya sendiri berkali-kali.
“Hentikan Elle! jangan siksa diri lo kaya gini. Elle!” Fredy kehabisan kesabaran. Ia langsung meringkus Elle. Elle pun berhasil dibuat diam oleh Fredy.
“Liat diri gue Elle! liat! Liat mata gue! Ini gue! Fredy.” Fredy berteriak kepada Elle yang masih histeris. Elle pun seketika diam saat mendengar nama Fredy di sebut. Ia pelan-pelan memutarkan bola matanya dan melihat apakah pria yang tengah berada di dekatnya adalah Fredy.
“Dengerin gue! Gue tau gue salah. Gue udah nyiksa lo dan lari dari tanggung jawab. Gue MINTA MAAF! Jangan siksa diri lo kaya gini lagi! Ini semua bukan Cuma salah lo! Tapi salah gue juga!” Fredy tak kuasa mengatakan kata-kata itu. Matanya kini berubah sembab.
“Ternyata ini semua Cuma mimpi gue. Gak mungkin lo ada di samping gue dan minta maaf. Mungkin gue terlalu bodoh, mencintai lo terlalu dalam. Hingga di saat-saat seperti ini gue masih sempet-sempetnya ngebayangin diri lo.... ada di samping gue...” Elle tiba-tiba tak sadarkan diri.
“Elle! sadar Elle! lo gak mimpi! Ini gue! Fredy! Elle!” Fredy kini benar-benar menangis.
Elle tak kunjung sadar. Berkali-kali Fredy mengguncang tubuh Elle, tetapi tak berefek apapun. Elle tak juga membuka mata.
Di tengah kepanikan itu tiba-tiba datang pria lain. Reynold...
Reynold datang dengan tergesa-gesa. Begitu ia melihat Elle tak sadarkan diri di pangkuan Fredy, Reynold langsung marah.
“Woy bajingan! Kamu apain Elle?” Reynold kemudian berlari dengan penuh emosi ke arah Fredy. Tatapannya seakan siap menyerang Fredy.
“Lepasin Elle.” Reynold mendorong Fredy dengan sangat kencang.
“Terserah gue! Lo siapa berhak ngatur gue hah!” Fredy tak mau diam, ia balik memberontak.
“aku...aku sahabatnya Elle.” Ucap Reynold dengan tegas.
“Cuma sahabat kan gue pacarnya Elle! jadi terserah gue Elle mau gue apain juga.” Fredy tak mau kalah.
“Pacar? Kamu masih menganggapnya pacar setelah kamu menyiksanya hingga sekarat dan membuangnya ke jurang? Lalu tak sampai di situ, memang kamu pikir Elle seperti ini karena siapa? Karena kamu! dengan tega kamu menyebar luaskan video terkutuk itu! Memangnya kamu tak puas menghabisinya malam itu hah? Itu yang kamu maksud pacar? Pacar macam apa hah?” Reynold langsung menjambak baju Fredy.
“Membuang dia ke jurang? Apa maksud lo nuduh gue kayak gitu?” Fredy agak sedikit bingung dengan kata-kata Reynold.
“Halah! Jangan pura-pura tidak tau atau meneglak ya. mungkin hakim bisa kamu bodohi tetapi aku tidak. Aku dengan jelas melihat perbuatan jahatmu malam itu. Laki-laki sepertimu tak pantas untuk mendekati Elle. apalagi setelah semua yang telah kamu lakukan padanya.”
“Jangan fitnah ya! gue bener-bener gak tau soal jurang itu.”
“Cukup! cukup semua kebohongan itu. Sekarang, lebih baik kamu pergi dari sini. jangan pernah sekali lagi kamu dekati Elle. pergi! Sebelum aku teriaki kamu maling. Cepat pergi!”
“Gak bisa. gue gak mau tinggalin Elle dalam kondisi seperti ini.”
“Halah! Jangan sok perhatian. Elle sudah berada di tangan orang yang tepat, yaitu aku. Jadi kamu gak usah urusi atau usik kehidupannya lagi. Seharusnya kamu sadar, atas apa yang telah kamu lakukan padanya? Masih pantaskah kamu menyebut dirimu sebagai pacarnya? Apakah kamu pernah bertanya pada dirimu sendiri, selama Elle menjadi pacarmu apakah dia bahagia? Apakah kamu pernah membuatnya bahagia? Jawabannya tidak!”
“Tidak sama sekali. Yang ada, Elle malah terus menerus kamu siksa dan sakiti. Bahkan sampai saat ini ia harus menanggung akibat dari perbuatanmu!” Reynold mengakhiri kalimatnya dengan mata yang ebrkaca-kaca. Ia kembali teringat kondisi Elle malam itu.
Mendengar perkataan dari Reynold membuat Fredy tertegun. Ia langsung bungkam. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan Elle tanpa sepatah kata pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments