Sudah dua hari sejak kepulangan Elle dari rumah sakit. Namun, Reynold tak menemukan gadis itu di bangku kampusnya. Sebetulnya, Reynold selalu mengunjungi Elle setelah selesai kuliah. Tetapi Elle selalu menolak kunjungannya. Hari ini ia berencana ingin mengunjungi Elle kembali. Pria itu tidak akan pernah menyerah pada cintanya.
Reynold telah menyelesaikan mata kuliah terakhirnya hari ini. ia tengah mengemasi buku dan laptopnya ke dalam tasnya. Kemudian beberapa orang dari kelas lain mendekatinya. Orang-orang itu tak asing bagi Reynold. Mereka adalah kaki tangan Fredy. Reynold yang tanpa perlawanan langsung diseret oleh orang – orang itu ke suatu tempat.
“Lepaskan!” Ucap Reynold sambil membenarkan kemejanya.
“Diem lo!” salah satu dari orang itu menggertak Reynold.
Reynold kemudian dibawa ke gudang yang berada di lantai sebelas paling pojok gedung itu. Ia langsung disungkurkan begitu tiba di ruangan itu. Reynold kemudian bangkit berdiri. Dan tiba-tiba Fredy uncul di hadapannya dengan cepat.
“Apa maksudmu menyeretku ke sini hah?” Reynold menatap Fredy dengan penuh amarah.
“Jangan sok, lo belum tau sejauh mana gue bisa ngabisin lo.” Fredy kemudian mendorong tubuh Reynold dengan keras.
“Arrghh!” Reynold merintih kesakitan.
“Jawab pertanyaan gue dengan jujur atau gue habisi lo! Dimana lo sembunyiin Elle hah?” Fredy menjambak kerah kemeja Reynold.
“Aku ngak nyembunyiin Elle.” Jawab Reynold dengan tegas.
“Buk!” Fredy meninju Reynold tepat di bagian perutnya.
“Sekali lagi lo bohong sama gue, habis lo!” Gertak Fredy.
“Elle ada di tempat yang aman. Dia lagi kabur dari rumahnya. Dan bukan aku yang menyembunyikannya. Dia menyuruhku untuk tutup mulut dan tidak memberitahu kepada siapapun soal keberadaanya. Apalagi kepadamu! Pria yang telah menyakitinya.” Ucap Reynold dengan kesal.
“Oh, lo mau main rahasia-rahasian ya? lo rasain nih!” Fredy kembali meninju Reynold.
“habisin aja aku sepuasmu! Kamu bodoh, jika kamu sampai menghabisiku maka kepada siapa kamu akan bertanya tentang keberadaan Elle?” Kini Reynold tertawa kecil.
“Sialan! Lo gausah basa-basi! Cepet kasi tahu dimana Elle sekarang!” Fredy berteriak.
“Buat apa kamu mencarinya? Bukankah kamu sudah mencampakkannya malam itu? Apa kamu sudah lupa dengan kejadian malam itu? Mungkin kamu bisa menyumpal hakim dan memalsukan hasil visum. Tetapi tidak denganku. Jika Elle tidak menyuruhku untuk tutup mulut maka sudah aku beritakan pada semua orang bahwa kau adalah pelakunya!” Reynold tidak gentar, ia malah balik menyerang Fredy.
“Oh, berani lo ya sekarang sama gue hah?” Fredy semakin mencengram Reynold.
“Asal kamu tahu ya, Elle udah cinta mati sama kamu! Sampai dia rela jual dirinya buat kamu! Dan kamu adalah pria yang pecundang! Ninggalin dia gitu aja setelah kamu puas menikmatinya. Sekarang, kamu mau ngusik hidupnya lagi? Kamu gak mau biarin dia punya hidup yang tenang? Sudah cukup dia menanggung karma atas perbuatan kejimu itu. Dan asal kamu tahu dia sampai harus menanggung malu dengan janin hasil perbuatan busukmu itu!” Reynold seharusnya tak mengucapkan bagian yang terakhir. Ia sudah berjanji kepada Elle untuk menutup rapat tentang kehamilan Elle.
“Apa lo bilang?” Fredy tercengang saat mendengar kata-kata dari Reynold.
“lupain kata-kataku, sekarang lepaskan aku.” Reynold memberontak. Ia akhirnya bisa terlepas dari cengkraman Fredy.
Fredy tak mencegah kepergian Reynold. Sepertinya ia terpukul atas kata-kata dari Reynold barusan.
Reynold bergergas menjauh dari Fredy dan antek-anateknya. Ia kemudian segera meninggalkan kampus dan pergi ke ruamh Elle. ia harus memastikan terlebig dahulu bahwa Fredy maupun antek-anteknya tidak membuntutinya.
Setelah dirasa aman, Reynold kembali melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di rumah Elle, Reynold tidak menemukan seorang pun di rumah itu.
“Zielle?” Reynold memanggil-manggil adik Elle. tak ada jawaban sama sekali.
“Elle, apa kau di dalam?” Reynold mengintip dari jendela. Tidak terlihat seorang pun dalam rumah itu.
Reynold kemudian merogoh ponselnya. Ia hendak menelpon Zielle. Untungnya Zielle cepat mengangkat telepon dari Reynold.
“Hallo, Zielle? Kau dimana? Kak Rey di depan rumah. Apa kau sedang di rumah?” Ucap Reynold.
“Ya, hallo kak. Aku sedang pergi berbelanja makanan ke pasar. Di rumah ada kakak kok.” Jawab Zielle.
“Tapi aku tidak melihat kakakmu. Sudah ku ketuk pintunya beberapa kali tetapi tidak ada jawaban.” Ujar Reynold.
“Oh, mungkin Kakak sedang tertidur. Aku sebentar lagi pulang, apa kak Rey bersedia untuk menunggu sampai aku pulang?” Tanya Zielle.
“Ya, baiklah.” Jawab Reynold.
“Oke kak, sampai jumpa.” Telpon pun terputus.
Reynold kemudian duduk di kursi teras. Ia awalnya menunggu dengan tenang, tetapi ia dikagetkan dengan suara barang jatuh yang berasal dari dalam. Ia kemudian terfikirkan Elle, ia takut Elle kenapa-napa. Tanpa berfikir panjang Reynold langsung mendobrak pintu.
“Elle!” Reynold mencari-cari Elle ke semua ruangan yang ada di rumah itu. Tetapi ia tak kunjung menemukan gadis itu.
“Elle, kau dimana?” Reynold keluar, berharap Elle ada di halaman. Tetapi sama saja, Elle tidak ada di sana. Reynold kembali masuk ke rumah, ia kemudian pergi ke gudang dekat dapur. Ia baru teringat bahwa ia belum mencari Elle di sana.
Reynold pun berlari ke dapur. Kemudian membukakan gudang kecil yang ada di pojok dapur. Dan...
“Elle!” Reynold berhasil menemukan Elle.
Gadis itu sudah hampir tak sadarkan diri dengan kondisi mulut yang berbusa. Tangannya menggenggam banyak pil kecil berwarna putih. Reynol langsung menjauhkan pil itu dari tangan Elle.
“Elle, mengapa kau berbuat seperti ini? kau menyakiti dirimu sendiri Elle.” Reynold kemudian membersihkan busa yang keluar dari mulut Elle.
Reynold kembali menyalakan layar pnselnya. Ia kemudian menghubungi salah satu bidan yang ruamhnya tak jauh dari sini. dia adalah tantenya Reynold. Untunglah rumahnya tak jauh dari rumah Elle. Reynold kemudian menelpon tantenya untuk segera datang ke rumah Elle.
Tak lama kemudian Tante Reynold datang. Elle langsung segera ditangani olehnya.
“Dia baru menelan pil ini dalam jumlah banyak.” Ucap Reynold sambil menunjukkan pil itu kepada Tantenya.
“Obat penahan nyeri. Ini sangat berbahaya bagi janin dan dirinya, apalagi dikonsumsi dalam jumlah banyak.” Ucap Tantenya sambil menyoroti bola mata Elle.
“Dia pacarmu? Apa jangan-jangan kau yang menidurinya?” Usai menangani Elle Tantenya kemduain berbicara dengan Reynold untuk memberikan beberapa obat penawar.
“Bukan Tante, bukan aku yang menidurinya. Dia sahabatku, kami teman satu kampus.” Jawab Reynold.
“Rey, Jika orang tuamu yang di Amerika itu tahu bahwa kau sibuk mengurusi wanita malang ini dan bukannya fokus kuliah maka mereka akan sangat kecewa padamu.” Tante menasihati keponakannya itu.
“Tante jangan terlalu keras berbicara soal Mamih dan Papih di sini. Rey tidak ingin ada yang mengetahui latar belakang Rey yang sebenarnya. Kan Tante tahu soal itu. Lagi pula, Tante tidak usah khawatir soal kuliah Rey, semuanya aman terkendali Tante.” Jawab Reynold dengan nada yang dipelankan.
“Yasudah Terserah kamu. Tapi, Tante titip pesan untukmu, kau harus memikirkan dirimu terlebih dahulu, baru orang lain. Kau paham?” Tante kemudian bersiap untuk pergi.
“Ya, aku paham Tante. Tante mau pergi sekarang?” ujar Reynold.
“Ya, Tante pergi sekarang. Kondisinya sudah membaik, dia hanya perlu istirahat. Pastikan dia tidak memakan yang aneh-aneh dulu, apalagi kondisi janin dan tubuhnya sedang lemah. Dia harus bedrest total.” Ucap Tante.
“Baik Tante. Akan kusampaikan padanya jika ia sudah sadar.” Jawab Reynold.
“Baik, kalau begitu Tante pergi sekarang. Bye.” Tante kemudian beranjak pergi.
“Bye Tante, hati-hati di jalan.” Ucap Reynold.
“Kau tidak jujur padaku soal latar belakang keluargamu yang sebenarnya.” Ternyata Elle sudah bangun. Reynold kemudian menjadi panik saat mengetahui bahwa Elle mendengarkan pembicaraannya dengan Tantenya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Roudatul Jannah
Udh di campakkan tapi malh di cariin lagi smpek mukul org segala lagi,duh reynold idaman bnget😻
2023-02-10
1