Bab 15

Fredy turun dari tangga dengan hati yang dongkal. Hatinya menolak untuk turun tetapi keadaan membuatnya memaksa dirinya untuk melakukan hal ini. dari tangga Fredy sudah dapat melihat wanita itu yang tengah duduk bersama Mama.

“Cih! Dia berlagak seolah dia wanita suci dan polos.” Fredy mendelik.

“Fred.” Nyonya Aletha melihat kedatangan Fredy.

“...”Fredy tidak menjawab ucapan dari Mama dan hanya diam sambil menatap tajam wanita yang ada di samping Mama.

“Duduklah Nak, nampaknya Shienna ingin mengatakan sesuatu padamu.” Ucap Nyonya Aletha dengan lembut.

Fredy kemudian duduk di kursi lain. Wajahnya seakan menaruh dendam yang besar kepada Shienna.

“Sebenarnya bukan aku Tante. Tapi kami ingin mengatakan sesuatu pada Tante dan Om, benarkan Fredy?.” Shienna kini berujar.

“...”Fredy hanya menatap Shienna dengan sinis. Kemudian Shienna balik memberikan tatapan yang mengancam.

“Bbb—benar.” Fredy pun menuruti maksud Shienna.

“Om dan Tante? Wah tampaknya ini cukup serius. Baiklah, Tante akan Telpon Om sekarang. Lagi pula ia sudah dalam perjalanan mau pulang. Tunggu sebentar Ya.” Nyonya Aletha kemudian beranjak dari sofa.

“Ya Tante.” Jawab Shienna dengan senyum yang dibuat-buat.

Setelah memastikan bahwa Nyonya Aletha benar-benar sudah pergi Fredy kemudian mendekati Shienna dengan muka yang sangat marah.

“Dasar wanita gila! Lo benar-benar sudah gila!” Fredy memarahi Shienna.

“Ya, aku memang sudah gila. Aku gila karena mencintaimu Fredy.” Shienna tersenyum aneh.

“Menjauhlah dari kehidupan gue! Mengapa lo muncul kembali dan mengacaukan semuanya!”

“Tentu karena aku ingin kembali ke pelukanmu. Kau satu-satunya pria yang dulu pernah mencintaiku dengan tulus.”

“Lo fikir setelah apa yang lo lakuin sekarang gue bakal mencintai lo sama kaya dulu? Jagan harap! Makanlah angan-angan bodohmu itu!”

“Tenang saja, aku akan membuatmu melakukannya kembali. Karena aku adalah Shienna, apa yang ku mau maka aku harus mendapatkannya.”

“Denger baik-baik! Gue gak akan pernah mencintai lo lagi! Gak akan! Sampai mati pun gak akan pernah. Lo adalah wanita yang paling gue benci di dunia ini, dan akan selalu begitu! Meski sekarang lo berusaha mengikat badan gue di dekat lo, tapi lo gak akan pernah bisa memiliki jiwa dan hati gue! Hati dan jiwa gue milik seseorang.” Ucap Fredy dengan tegas.

Mendengar itu Shienna langsung bungkam seribu bahasa. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Wanita lain? Apa maksud Fredy berkata seperti itu? Apa Fredy memang telah memiliki dan jatuh cinta pada wanita lain? Shienna semakin dibuat risau.

Nyonya Aletha kembali. Ia duduk kembali dekat Shienna sambil tersenyum ramah.

“Ayah akan segera pulang. Ia sudah di jalan. Jadi kita tunggu ya.” Ucap Nyonya Aletha.

“Iya Tante.” Ujar Shienna dengan antusias.

“Akhirnya, Sebentar lagi Fredy bakal benar-benar jadi milikku seutuhnya.” Tutur Shienna dalam hatinya.

Tak lama berselang, Tuan Danuarta pun pulang. Ia menenteng sebuah koper hitam ditemani oleh asisten pribadinya Pak Boy. Melihat kehadiran Shienna, Tuan Danuarta langsung tersenyum.

“Shienna?” Ucap Tuan Danuarta tampak kaget.

“Om, how are you?” Shienna menyapa Tuan Danuarta dengan ramah.

“Not good, but, Om seneng bisa liat kamu ke sini lagi. Ada apa?” Tanya Tuan Danuarta dengan wajah sumringah.

“I have something to tell you Om, dan Tante juga.” Balas Shienna.

“Oh, okay-okay.” Tuan Danuarta kemudian duduk di dekat istrinya.

“Sudah lama sejak saat itu. Ngomong-ngomong, apa Pak Tanuwijaya sehat? Bagaimana bisnisnya? Om hanya dengar dari orang bahwa usaha keluarga kalian merajai pasaran. Pasti dia sangat sibuk.” Tuan Danuarta kemudian melonggarkan jasnya dan duduk dengan santai.

“Papa sedang sakit Om. Makanya aku pulang dari Boston. Sekarang beberapa bisnisnya aku yang handle.” Jawab Shienna.

“Sakit? Om turut sedih mendengarnya. Semoga Pak Tanuwijaya cepat sembuh.”

“Aamiin.”

“Jadi, kamu mau bicara apa Shien?” Kini Tuan Danuarta menanyakan hal itu.

“Oh, ehm. Saol itu. Sebenarnya aku dan Fredy lah yang ingin mengatakannya. Tapi ku rasa lebih baik Fredy saja yang bilang. Benar kan Fred?” Shienna mencubit Fredy.

“Oh, ehmmm..bb—benar.” Fredy tampak enggan.

“...”Shienna menatap tajam kepada Fredy.

“Ya, jadi...jadi aku ingin memberi tahu Ayah dan Mama satu hal.” Ucap Fredy dengan sulit.

“Iya, apa? Katakanlah!” Tuan Danuarta tampak tak sabar.

“Jadi sebenarnya....sebenarnya, kami...kami....” Fredy sulit sekali untuk mengeluarkan kata-kata itu.

“Sebenarnya apa nak? Katakanlah, jangan buat kami penasaran.” Nyonya Aletha jadi ikutan tak sabar.

“Iya Fred, katakanlah. Aku yakin kau pasti bisa.” Shienna berpura-pura menyemangati Fredy.

“Aku dan Shienna...aku...aku..aku ingin menn—niikahi Shienna secepatnya Ayah!” Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Fredy. Shienna tampak puas saat mendengarnya.

“Hah?” Baik Tuan Danuarta maupun Nyonya Aletha sama-sama terkejut saat mendengar itu.

“Iya Om, Tante. Sebenarnya, kami sudah saling suka sejak SMA, dan kami sudah merencanakan hal ini sejak kami masuk di bangku perkuliahan. Fredy dan aku saling mencintai, dan sudah sangat ingin ke jenjang yang lebih serius. Untuk menghindari zina juga Om, Tante. Karena aku rasa Fredy sudah tidak sabar. Betul kan Fred?” Shienna megucapkan kata-kata bohong itu dengan lancar dan mulus.

“Ah! Emmm, iii—iya.” Fredy menjawab dengan terpaksa.

“Jujur Mama kaget sekali mendengarnya.” Nyonya Aletha tampak masih setengah tak percaya.

“Em, kalau Om sih setuju-setuju saja. Toh kalian juga sudah pada besar. Lagi pula dulu om dan tante juga menikah di usia dua puluh tahun. Pernikahan muda. Kalian juga sudah punya masa depan yang cerah, baik kau dan Fredy sama-sama mewarisi kekayaan dari keluarga. Jadi apa yang perlu dikhawatirkan lagi? Kalau kalian mau om setuju. Om rasa ini juga akan menguntungkan bisnis Om karena bisa menjadi besan dengan Tuan Tanuwijaya. Martabat keluarga Om juga akan semakin meningkat.” Tuan Danuarta tampak tersenyum puas.

“Begini..., Fred, Shienna. Sebelumnya Tante ingin bertanya sekali lagi kepada kalian. Apa kalian sudah memikirkannya masak-masak? Apa kalian sudah tahu apa saja resikonya? Tante rasa ini terlalu cepat, mohon dipertimbangkan kembali.” Nyonya Aletha menasihati mereka dengan nada yang lembut.

“Halah! Kau terlalu kolot dan sok bijak! Biarkan mereka memutuskan apa yang mereka mau! Toh mereka juga tak perlu memikirkan apapun. Seluruh kekayaan keluarga kita akan jatuh ke tangan Fredy, begitupun dengan Shienna. Kau mau berharap apa lagi? Shienna adalah wanita yang tepat untuk Fredy! Dia sekelas dengan kita!” Tuan Danuarta malah memarahi istrinya.

“Bukan begitu maksudku! Aku hanya ingin mereka mempertimbangkannya dahulu. Bukankah dalam mengambil sebuah keputusan perlu pertimbangan yang matang? Apalagi ini perkara hidup mereka. Kita tidak boleh gegabah.” Bela Nyonya Aletha.

“Halah! Kau memang selalu begitu! Makanya kau gagal dalam mendidik anak-anakmu! Sudah, kalian tidak perlu medengarkan apa kata Mama. Keputusan keluarga ini ada di tangan Om. Om sudah menyetujuinya, jadi kalian tak usah merisaukan pendapat Mama. Lakukan itu segera jika itu memang kemauan kalian. Baru kali ini Papa setuju dan bangga dengan pilihanmu Fred.” Tuan Danuarta menepuk pundak Fredy dengan kencang.

“Kau memang kepala batu!” Nyonya Aletha tampak kesal. Ia kemudian meninggalkan tempat itu dengan bungkam.

“Biarkan saja dia. Kalian tidak usah cemas. Itu urusan Om.”

“Iya, Om.”

“Jadi kapan kalian mau melaksanakan pernikahannya?” Tuan Danuarta langsung menanyakan hal itu.

“Oh, itu..itu...” Shienna langsung mencubit lengan Fredy. Berharap Fredy segera memutuskan.

“Kapan Fred?” Tuan Danuarta kembali bertanya.

“Itu...ituuu...”Fredy tampak gugup dan setengah takut.

Terpopuler

Comments

Vicky Adam

Vicky Adam

wkwk

2023-02-24

0

Roudatul Jannah

Roudatul Jannah

Jangan fred😭😂

2023-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!