Bab 20. Mogok

Cahya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menyusuri ruas-ruas jalan yang nampak ramai di pagi hari ini. Seperti biasa, ia harus ekstra hati-hati dalam berkendara mengingat di jam-jam seperti ini banyak orang yang berlalu lalang menggunakan fasilitas jalan raya. Memulai hari dengan segala macam aktivitas dan rutinitas masing-masing.

Cahya bisa bernapas lega setelah melihat wajah Alina dan Malika kembali berbinar. Wajah-wajah yang sebelumnya begitu muram karena rasa kecewa yang mereka tunjukkan kepada sang ayah kini telah menghilang, berganti dengan rona kegembiraan. Bagaimana tidak gembira jika di tengah perjalanan menuju sekolah anak-anak tadi, Cahya membawa mereka untuk mampir sejenak di minimarket. Membelikan keduanya es krim yang merupakan salah satu menu favorit mereka.

Mungkin terdengar sangat tidak wajar karena pagi-pagi seperti ini Cahya membelikan kedua putrinya es krim. Namun itu adalah satu-satunya cara agar mereka bisa kembali bersemangat untuk pergi ke sekolah. Tidak bisa dipungkiri jika sikap yang ditunjukkan oleh Awan benar-benar telah menghancurkan mood kedua putrinya ini.

"Loh Bun, ini mobilnya kenapa? Kok seperti mau mogok?"

Alina berseru saat merasakan mobil yang ia tumpangi terasa begitu aneh. Cahya yang merasakan hal yang sama juga dibuat bertanya-tanya ada apa gerangan dengan mobil ini. Mendadak mobil ini lajunya seperti tersendat-sendat. Ia mengarahkan setir kemudinya ke arah kiri bermaksud untuk menepi.

"Iya ya Sayang, kenapa ya?"

Belum sempat mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya, tiba-tiba saja mesin mobil yang ia kemudikan mati. Hal itulah yang membuat Cahya sedikit terkejut.

"Astaghfirullah .... ada apa ini?" ucap Cahya lirih. Meskipun sedikit panik namun Cahya mencoba untuk tetap tenang.

"Nah kan, mogok kan Bun. Kenapa Bun? Apa bensinnya habis?" tanya Malika dengan polosnya.

"Tidak Sayang. Bensinnya masih full. Mungkin mesinnya."

"Mesinnya kenapa Bun? Terus kami ke sekolah naik apa?"

"Tunggu sebentar ya Nak. Barangkali di luar sana ada orang yang bisa memberikan bantuan. Kalian tetap di sini ya."

"Baik Bunda!"

Cahya keluar dari dalam mobil. Ia berdiri di depan kap mobil sembari menatap lekat bagian itu.

"Percuma saja jika aku membuka kap mobil. Aku juga tidak paham perihal mesin seperti ini," lirih Cahya sembari membuang napas sedikit berat. Ia sungguh bingung harus bagaimana dan melakukan apa.

Cahya mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Hanya ada barisan tanaman padi yang menguning di sisi kanan kirinya. Karena area ini memang merupakan area persawahan.

"Mau tidak mau, aku harus memesan taksi online untuk bisa mengantarkan anak-anak ke sekolah."

Cahya merogoh saku gamis yang ia kenakan. Wanita itu bermaksud memesan taksi online untuk bisa mengantarkan kedua putrinya. Baru saja Cahya akan membuka aplikasi, ekor matanya menangkap bayangan sebuah mobil berwarna hitam yang berhenti tepat di belakang mobilnya. Tak berselang lama keluarlah sosok lelaki berperawakan tinggi dan tegap dengan mengenakan pakaian formal.

"Ada apa Mbak? Kok berhenti di pinggir jalan seperti ini?" tanya lelaki itu seraya berjalan mendekat ke arah Cahya.

"Ini Mas, mobil saya tiba-tiba mogok."

"Mogok? Apa kehabisan bensin?"

"Tidak Mas, bensin masih full. Sepertinya bagian mesinnya. Tapi saya juga tidak paham Mas."

Lelaki itu terlihat berpikir sejenak. "Lantas, Mbak ini mau kemana?"

"Mau mengantar sekolah anak-anak Mas. Mereka menunggu di dalam mobil."

Lelaki itu melirik penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangan. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan sudah mendapatkan jalan keluar.

"Begini saja Mbak, lebih baik Mbak memesan taksi online terlebih dahulu. Sedangkan mobil ini untuk sementara coba saya perbaiki. Takutnya jika menunggu mesin mobil ini sampai hidup kembali, anak-anak Mbak terlambat ke sekolah."

Cahya terhenyak. Dengan cara yang diusulkan oleh lelaki ini ia takut jika sampai merepotkan. "Tapi Mas, apa tidak merepotkan?"

"Sama sekali tidak Mbak. Saya sedikit paham perihal mesin. Mudah-mudahan bisa saya perbaiki."

Cahya tersenyum penuh arti. Ia menganggukkan kepala sebagai pertanda menyetujui usulan lelaki ini. "Baiklah kalau begitu Mas. Sekali lagi saya minta maaf karena sudah merepotkan."

"Sama sekali tidak Mbak."

Cahya menghampiri anak-anaknya yang masih berada di dalam mobil. "Sayang, turun dulu yuk. Kita naik taksi online."

Dua gadis itu menurut dan kini mereka berdiri di samping Cahya.

"Lalu mobil Bunda bagaimana? Apa ditinggal di sini?" tanya Alina.

"Tidak Sayang." Cahya menunjuk ke arah lelaki yang tengah berdiri di depan kap mobil. "Itu ada Om baik yang menolong kita."

Malika dan Alina sama-sama mengedarkan pandangan mereka ke arah lelaki itu. Mereka pun berlari kecil mendekatinya.

"Om ini siapa? Apa Om ini yang bekerja di bengkel?" tanya Malika dengan polos.

Lelaki itu memperhatikan dengan lekat dua gadis kecil berseragam biru yang terlihat cantik-cantik sekali. Ia pun hanya bisa tersenyum simpul.

"Bukan Nak, Om bukan pekerja bengkel. Namun Om sedikit tahu tentang mesin seperti ini. Semoga mesin mobil kalian ini bisa hidup lagi ya."

Alina menatap sinis lelaki asing yang ada di hadapannya ini. "Om benar orang baik kan? Atau penjahat yang sering mencuri mobil?"

Cahya terhenyak. Kedua bola matanya terbelalak lebar. Tidak menyangka jika Alina bertanya seperti itu.

"Nak, tidak boleh berkata seperti itu. Itu namanya tidak sopan, Sayang."

"Kata bu guru di sekolah, sekarang ini sering terjadi pencurian mobil Bun. Bunda tidak kenal Om ini kan? Alina takut jika Om ini akan membawa lari mobil kita."

Cahya tersenyum kikuk. Ia sungguh merasa tidak enak hati terhadap sosok lelaki ini akibat celotehan dari si putri sulung. "Maafkan ucapan anak saya ya Mas."

Di luar dugaan, lelaki itu justru tergelak. Ia merasa jika dua anak kecil ini sungguh sangat paham tentang bahayanya mudah percaya kepada orang yang tidak dikenal.

"Benar yang dikatakan oleh anak-anak, Mbak." Lelaki itu berjongkok untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Alina dan Malika. Ia ulurkan kertas kecil yang ia ambil dari saku kemejanya. "Jika Om membawa lari mobil kalian, kalian bisa melaporkan Om ke kantor polisi. Di kartu nama ini ada nama dan juga alamat kantor Om."

Alina menerima kartu nama yang diberikan oleh lelaki ini. Gadis kecil itu mengeja huruf-huruf yang tertera di sana.

"Langit Biru? Ini nama Om?"

"Betul Nak, Langit Biru adalah nama Om. Bagaimana, apakah kalian sudah percaya bahwa Om ini bukan orang jahat?"

Alina terlihat berpikir sejenak, namun kemudian ia menggelengkan kepala. "Tapi Alina masih belum percaya. Bisa-bisa Om ini memakai kartu nama orang lain."

Lelaki yang ternyata bernama Langit itu semakin dibuat terbahak. Ia sungguh tidak menyangka jika akan bertemu dengan anak kecil yang cerdas seperti ini. Tanpa banyak kata, Langit mengambil sesuatu yang ada di dalam mobilnya. Kemudian ia serahkan kepada Alina.

"Ini adalah STNK mobil Om. STNK ini bisa kalian bawa sebagai jaminan bahwa Om tidak akan membawa lari mobil kalian. Bagaimana? Apa sudah cukup membuat kalian percaya?"

Alina menerima STNK yang diberikan oleh Langit dan ia serahkan kepada Cahya.

"Nah, kalau seperti ini Alina percaya jika Om ini memang bukan orang jahat Bun."

Cahya hanya bisa menggaruk ujung hidungnya yang tiada gatal. Sungguh ia merasa tidak enak hati jika lelaki bernama Langit ini tersinggung atas sikap sang putri.

"Saya benar-benar minta maaf ya Mas. Maafkan sikap putri saya ini jika menyinggung perasaan Mas Langit."

"Sama sekali tidak Mbak. Aku malah kagum dengan mereka. Di usia mereka yang masih terbilang kecil ini mereka sudah bisa berpikir kritis. Ini justru menjadi kelebihan Mbak. Dengan begitu mereka tidak mudah percaya kepada orang asing yang baru mereka kenal."

Lagi-lagi Cahya hanya bisa tersenyum kikuk. Tak selang lama, taksi online yang ia pesan tiba. Cahya dan kedua putrinya bersiap-siap untuk menaiki taksi online itu.

"Terima kasih ya Om Langit," ucap Alina setelah sang bunda menutup pintu taksi online.

"Sama-sama Nak. Hati-hati di jalan dan semangat belajar."

.

.

.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

nahhh langit yg akan membantu awan mencari kan rumah buat mega dan awan bilang klo mega lah istri nya hmm dan langit lah yg akan menjadi pelangi setelah badai melanda memporak porandakan hidup aya wkwk ngarep kek gt gpp kn ya🤭🤭🤭🤭

2023-02-18

0

Ahmad Affa

Ahmad Affa

nah kan.... awan mendung akan tergantikan dengan langit biru yg akan banyak memberikan cahaya keindahan dalam semesta.....sepertinya ini jodoh yg tertunda buat cahaya 🤭😄

2023-02-07

1

indriyani

indriyani

untuk part ini, aku berikan jempol untuk Alina dan Malika🤪🤪🤪

2023-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kacau
2 Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3 Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4 Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5 Bab 5. Seakan Menghindar
6 Bab 6. Masakan Apa Ini?
7 Bab 7. Semakin Keterlaluan
8 Bab 8. Rekan Bisnis
9 Bab 9. Berubah
10 Bab 10. Wanita Kemarin
11 Bab 11. Lupa Akan Janji
12 Bab 12. Kamuflase
13 Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14 Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15 Bab 15. Kembali Romantis
16 Bab 16. Semakin Dalam
17 Bab 17. Uang Perusahaan
18 Bab 18. Pulang Larut
19 Bab 19. Gelisah
20 Bab 20. Mogok
21 Bab 21. Semakin Gila
22 Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23 Bab 23. Deal
24 Bab 24. Licik
25 Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26 Bab 26. Ingin Segera Kembali
27 Bab 27. Dering Ponsel
28 Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29 Bab 29. Kotak Merah
30 Bab 30. Terkejut
31 Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32 Bab 32. Tersinggung
33 Bab 33. Aroma Parfum
34 Bab 34. Semakin Curiga
35 Bab 35. Sebuah Informasi
36 Bab 36. Mulai Meragu
37 Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38 Bab 38. Membongkar
39 Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40 Bab 40. Permintaan
41 Bab 41. Berpura-Pura
42 Bab 42. Bertemu Pengacara
43 Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44 Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45 Bab 45. Teror
46 Bab 46. Teror Selanjutnya
47 Bab 47. Mengadu
48 Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49 Bab 49. Kepergok
50 Bab 50. Shock Terapi
51 Bab 51. Terhenyak
52 Bab 52. Pingsan
53 Bab 53. Headline di Portal Berita
54 Bab 54. Rencana Terakhir
55 Bab 55. Sebuah Ancaman
56 Bab 56. Dibuat Pusing
57 Bab 57. Semakin Ngelunjak
58 Bab 58. Selembar Undangan
59 Bab 59. Ready???
60 Bab 60. Show Time
61 Bab 61. Di Bawah Air Langit
62 Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63 Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64 Bab 64. Titah (Flashback)
65 Bab 65. Sumpah
66 Bab 66. Bangkit
67 Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68 Bab 68. Sebuah Keputusan
69 Bab 69. Di Luar Dugaan
70 Bab 70. Bertandang
71 Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72 Bab 72. Ketok Palu
73 Bab 73. Hamil Duluan
74 Bab 74. Remuk Bosss...
75 Bab 75. Sisa Kenangan
76 Bab 76. Pulang
77 Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78 Bab 78. Sabotase
79 Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80 Bab 80. Hasutan Istri Baru
81 Bab 81. Dibuang
82 Bab 82. Malati
83 Bab 83. Demonstrasi
84 Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85 Bab 85. Lembar Baru
86 Bab 86. Mensyukuri
87 Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88 Bab 88. Digadaikan?
89 Bab 89. Pertemuan Kembali
90 Bab 90. Antarkan Papa!
91 Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92 Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93 Bab 93. Teman Lama
94 Bab 94. Janda Baru
95 Bab 95. Kesal
96 Bab 96. Risau
97 Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98 Bab 98. Menawarkan Diri
99 Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100 Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101 Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102 Bab 103. Sedikit Kusam
103 Bab 103. Opening Resto
104 Bab 104. Menjelang Akad
105 Bab 105. Mengharu Biru
106 Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107 Bab 107. Upaya yang Gagal
108 Bab 108. Resepsi
109 Bab 109. Bahagia
110 Bab 110. Shock
111 Bab 111. Iri dan Dengki
112 Bab 112. Komplain
113 Bab 113. Muak
114 Bab 114. Frustrasi
115 Bab 115. Temani Aku!
116 Bab 116. Jijik
117 Bab 117. Menceraikan
118 Bab 118. Siapakah yang Datang?
119 Bab 119. Negosiasi
120 Bab 120. Angkat Kaki
121 Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122 Bab 122. Serabi Lempit
123 Bab 123. Razia Satpol PP
124 Bab 124. Selamat Tinggal
125 Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126 Bab 126. Viral
127 Bab 127. Hancur Sudah
128 Bab 128. Pulang Kampung
129 Bab 129. Akhir Hidup Mega
130 Bab 130. Permintaan Terakhir?
131 Bab 131. Titik Terang
132 Bab 132. Kritis
133 Bab 133. Pintu Maaf
134 Bab 134. Blangsak
135 Bab 135. Pemilik Perusahaan
136 Bab 136. Kecelakaan
137 Bab 137. Tidak Sudi
138 Bab 138. Memaafkan
139 Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1. Kacau
2
Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3
Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4
Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5
Bab 5. Seakan Menghindar
6
Bab 6. Masakan Apa Ini?
7
Bab 7. Semakin Keterlaluan
8
Bab 8. Rekan Bisnis
9
Bab 9. Berubah
10
Bab 10. Wanita Kemarin
11
Bab 11. Lupa Akan Janji
12
Bab 12. Kamuflase
13
Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14
Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15
Bab 15. Kembali Romantis
16
Bab 16. Semakin Dalam
17
Bab 17. Uang Perusahaan
18
Bab 18. Pulang Larut
19
Bab 19. Gelisah
20
Bab 20. Mogok
21
Bab 21. Semakin Gila
22
Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23
Bab 23. Deal
24
Bab 24. Licik
25
Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26
Bab 26. Ingin Segera Kembali
27
Bab 27. Dering Ponsel
28
Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29
Bab 29. Kotak Merah
30
Bab 30. Terkejut
31
Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32
Bab 32. Tersinggung
33
Bab 33. Aroma Parfum
34
Bab 34. Semakin Curiga
35
Bab 35. Sebuah Informasi
36
Bab 36. Mulai Meragu
37
Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38
Bab 38. Membongkar
39
Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40
Bab 40. Permintaan
41
Bab 41. Berpura-Pura
42
Bab 42. Bertemu Pengacara
43
Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44
Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45
Bab 45. Teror
46
Bab 46. Teror Selanjutnya
47
Bab 47. Mengadu
48
Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49
Bab 49. Kepergok
50
Bab 50. Shock Terapi
51
Bab 51. Terhenyak
52
Bab 52. Pingsan
53
Bab 53. Headline di Portal Berita
54
Bab 54. Rencana Terakhir
55
Bab 55. Sebuah Ancaman
56
Bab 56. Dibuat Pusing
57
Bab 57. Semakin Ngelunjak
58
Bab 58. Selembar Undangan
59
Bab 59. Ready???
60
Bab 60. Show Time
61
Bab 61. Di Bawah Air Langit
62
Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63
Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64
Bab 64. Titah (Flashback)
65
Bab 65. Sumpah
66
Bab 66. Bangkit
67
Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68
Bab 68. Sebuah Keputusan
69
Bab 69. Di Luar Dugaan
70
Bab 70. Bertandang
71
Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72
Bab 72. Ketok Palu
73
Bab 73. Hamil Duluan
74
Bab 74. Remuk Bosss...
75
Bab 75. Sisa Kenangan
76
Bab 76. Pulang
77
Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78
Bab 78. Sabotase
79
Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80
Bab 80. Hasutan Istri Baru
81
Bab 81. Dibuang
82
Bab 82. Malati
83
Bab 83. Demonstrasi
84
Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85
Bab 85. Lembar Baru
86
Bab 86. Mensyukuri
87
Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88
Bab 88. Digadaikan?
89
Bab 89. Pertemuan Kembali
90
Bab 90. Antarkan Papa!
91
Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92
Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93
Bab 93. Teman Lama
94
Bab 94. Janda Baru
95
Bab 95. Kesal
96
Bab 96. Risau
97
Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98
Bab 98. Menawarkan Diri
99
Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100
Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101
Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102
Bab 103. Sedikit Kusam
103
Bab 103. Opening Resto
104
Bab 104. Menjelang Akad
105
Bab 105. Mengharu Biru
106
Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107
Bab 107. Upaya yang Gagal
108
Bab 108. Resepsi
109
Bab 109. Bahagia
110
Bab 110. Shock
111
Bab 111. Iri dan Dengki
112
Bab 112. Komplain
113
Bab 113. Muak
114
Bab 114. Frustrasi
115
Bab 115. Temani Aku!
116
Bab 116. Jijik
117
Bab 117. Menceraikan
118
Bab 118. Siapakah yang Datang?
119
Bab 119. Negosiasi
120
Bab 120. Angkat Kaki
121
Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122
Bab 122. Serabi Lempit
123
Bab 123. Razia Satpol PP
124
Bab 124. Selamat Tinggal
125
Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126
Bab 126. Viral
127
Bab 127. Hancur Sudah
128
Bab 128. Pulang Kampung
129
Bab 129. Akhir Hidup Mega
130
Bab 130. Permintaan Terakhir?
131
Bab 131. Titik Terang
132
Bab 132. Kritis
133
Bab 133. Pintu Maaf
134
Bab 134. Blangsak
135
Bab 135. Pemilik Perusahaan
136
Bab 136. Kecelakaan
137
Bab 137. Tidak Sudi
138
Bab 138. Memaafkan
139
Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!