Bab 17. Uang Perusahaan

Awan duduk di kursi kebesarannya sembari berbalas e-mail dari para rekan bisnisnya. Sesekali ia juga berbalas WA dengan Cahya mengingat istrinya itu sempat melakukan panggilan telepon beberapa kali namun tidak ia angkat. Ia harus meyakinkan sang istri jika dirinya dalam keadaan baik-baik saja sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

Terdengar suara pintu ruangan yang diketuk. Untuk sejenak, Awan hentikan aktivitasnya dan mempersilakan seseorang yang berada di luar sana untuk masuk.

"Selamat pagi pak Awan. Bapak memanggil saya?"

Awan menegakkan sedikit punggungnya seraya memperbaiki posisi duduknya. "Iya Din, benar. Duduklah!"

Dina yang merupakan bagian finance perusahaan milik Awan ini mendaratkan bokongnya di kursi yang sudah tersedia. Ia sedikit heran karena di pagi hari ini sang pimpinan perusahaan sudah memanggilnya.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

"Bagaimana perkembangan perusahaan di bulan ini? Apakah cukup baik?"

Dina menganggukkan kepala karena pada kenyataannya di bulan ini omset perusahaan mengalami kenaikan yang signifikan.

"Saya rasa untuk bulan ini jauh-jauh lebih baik dari tiga bulan terakhir Pak. Di bulan ini profit kita tembus empat puluh lima persen dari sebelumnya yang hanya kisaran tiga puluh hingga tiga puluh lima persen."

"Benarkah itu?"

"Benar Pak." Dina memperlihatkan tablet yang ia bawa, di mana di dalam tablet itu terlihat bebrapa data tentang semua arus uang perusahaan milik Awan ini. "Ini adalah laporan harian yang saya kerjakan Pak. Untuk hasil finalnya, akan saya rekap di laptop dan nanti saya serahkan ke Bapak."

Awan melihat dengan seksama data-data yang dibuat oleh Dina. Lelaki itu menyunggingkan senyum melihat perusahaannya berkembang pesat.

"Bagus. Tingkatkan terus pelayanan kita dan jangan lupa untuk menberikan diskon untuk para pelanggan setia yang menggunakan ekspedisi kita."

"Itu sudah kami lakukan Pak dan alhamdulillah mendapatkan respon yang baik dari para customer."

"Lantas, apa ada banyak komplain yang masuk?"

"Tidak Pak. Komplain yang masuk mungkin masih sebatas wajar perihal keterlambatan, mengingat cuaca akhir-akhir ini sangat sulit ditebak. Namun semua bisa kami handle Pak."

"Bagus Din. Berikan pemahaman kepada para karyawan bahwa kepuasan pelanggan adalah nomor satu. Jangan sampai mereka kecewa akan pelayanan kita."

"Siap Pak."

"Oh iya, aku ingin menggunakan uang perusahaan sekitar delapan ratus juta, Din. Tolong nanti dipersiapkan."

Tubuh Dina sedikit terperanjat. "Delapan ratus juta? Untuk apa Pak?"

Awan hanya bisa tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Dina. Ia harus pandai-pandai menutupi maksud dan tujuannya menggunakan uang itu.

"Aku ingin membelikan istriku rumah baru. Jadi, aku membutuhkan uang itu."

"Tapi, apakah tidak salah langkah jika Bapak menggunakan uang perusahaan? Ini merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang seharusnya tidak Bapak gunakan untuk keperluan pribadi. Karena uang ini bisa menjadi dana cadangan jika sampai perusahaan mengalami pailit."

Dengan logika berpikirnya, Dina kembali memberikan sebuah peringatan. Sejatinya ini bukanlah ranah Dina untuk ikut campur, namun ia hanya khawatir jika sampai pimpinannya ini salah langkah.

Awan tergelak pelan. Ucapan Dina ini sungguh terdengar menggelitik telinganya. "Dina, Dina ... Kamu ini di sini hanya sebagai karyawan, jadi jangan coba-coba menasihatiku. Aku sudah memperhitungkan semuanya, jadi silakan persiapkan uang itu."

"Tapi Pak?"

"Sudah, sudah. Kamu ikuti saja perintahku Din. Tapi jika kamu tidak mau mengikuti perintahku, silakan resign dari kantor ini."

Nyali Dina seketika menciut. Ia berpikir di zaman sekarang ini sangatlah sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang cukup bonafide seperti ini. Oleh karena itu, ia hanya bisa mengangguk patuh atas perintah sang pimpinan.

"Baiklah Pak, nanti saya akan persiapkan."

"Bagus. Kamu hanya tinggal mengikuti perintahku, aku jamin kamu bisa bekerja di perusahaan ini selamanya!" Awan menyerahkan kembali tablet milik Dina. "Ya sudah, sekarang kamu silakan kembali ke ruang kerjamu. Aku juga ingin keluar untuk bertemu dengan salah satu relasiku."

"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi."

Dina melenggang pergi meninggalkan ruangan Awan. Sedangkan Awan kembali membuka ponselnya. Kini, ia membuka menu galeri dimana tersimpan foto-foto syur yang sempat Mega kirimkan untuknya.

"Tubuhmu sungguh sempurna Han. Aku tidak sabar untuk bisa menikmati seutuhnya."

***

Awan berjalan menyusuri lorong-lorong kantor untuk menuju ruangan Ardi yang merupakan salah seorang kenalannya. Ardi merupakan salah satu pengusaha properti di kota ini yang cukup terkenal. Banyak orang-orang menggunakan jasa dari kantor Ardi untuk memenuhi segala kebutuhan mereka dalam hal mencari rumah, tanah, ruko ataupun yang lainnya.

"Pak Awan, selamat siang. Sungguh suatu kehormatan kantor saya didatangi oleh pemilik perusahaan ekspedisi sukses seperti Pak Awan ini."

"Ah Pak Ardi ini bisa saja. Jangan terlalu berlebihan seperti itu Pak."

Tiba di depan ruangan Ardi, Awan sudah disambut ramah oleh pemilik perusahaan ini. Ardi kemudian menuntun Awan untuk memasuki ruangannya.

"Mari-mari silakan masuk Pak!"

Ardi membuka pintu ruangannya. Dengan ramah, lelaki itu mempersilakan Awan untuk duduk di sofa. Awan pun hanya bisa menurut saja.

"Ada keperluan apa ini Pak? Kok tumben Pak Awan bertandang ke kantor saya."

Ardi membuka satu bungkus rokok yang masih tertutup rapat. Tak lupa, ia juga menawarkan rokok itu untuk Awan dan Awan pun juga turut mengambil sebatang dari dalam sana. Keduanya mulai menikmati batang ber nikotin untuk menemani obrolan mereka.

Awan berdehem untuk menetralisir suasana hatinya. Sungguh, kali ini ia merasa dag dig dug sekali karena ini adalah pertama kalinya ia akan membelikan sesuatu yang fantastis untuk wanita simpanannya. Yang membuat lelaki itu semakin nervous adalah jika sampai orang-orang tahu jika ia membelikan rumah untuk simpanannya.

"Jadi begini Pak, saya ingin meminta Pak Ardi untuk mencarikan sebuah rumah dengan budget delapan ratus juta. Tidak perlu besar, namun saya ingin rumah itu berkonsep modern," ucap Awan langsung pada pokok pembicaraan.

"Oh, jadi Pak Awan ingin mencari rumah dengan budget delapan ratus juta?" tanya Ardi menegaskan. "Sebenarnya, itu merupakan pekerjaan saya Pak, mencarikan rumah untuk para pembeli. Namun sayang untuk saat ini saya sudah tidak bisa melakukannya lagi."

Dahi Awan mengernyit dengan bola mata menyipit. "Maksud Pak Ardi bagaimana? Apa Pak Ardi sudah tidak mau lagi membantu saya?"

Ardi hanya tergelak lirih seraya menggelengkan kepala. "Bukan, bukan seperti itu Pak. Namun saat ini saya sedang mengalami kebangkrutan setelah uang perusahaan dibawa lari oleh salah satu pegawai saya. Dua bulan saya terpuruk dalam situasi seperti ini. Namun pada akhirnya perusahaan ini sudah berhasil diakuisisi oleh orang lain dan saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya ini Pak."

"Ya Tuhan ... Ternyata seperti itu ceritanya? Lantas saat ini apa yang menjadi kesibukan Pak Ardi?"

"Saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman saya Pak. Saya ini sudah tua, jadi sudah waktunya untuk beristirahat juga."

"Jadi intinya pak Ardi sudah tidak bisa lagi membantu saya?"

"Mohon maaf sekali Pak Awan, saya benar-benar tidak bisa membantu. Namun pak Awan tenang saja, akan saya kenalkan pak Awan dengan pak Langit. Pak Langit adalah pemilik baru perusahaan ini."

"Lantas untuk track record pak Langit sendiri bagaimana Pak? Apa sama seperti pak Ardi?"

"Pak Awan tenang saja. Pak Langit adalah seorang pembisnis muda di bidang properti yang sangat luar biasa. Saya yakin pekerjaan pak Langit akan sama memuaskannya dengan pekerjaan saya."

Sejenak, Awan menimbang-nimbang ucapan Ardi. Ia sudah terlanjur jatuh hati dengan cara kerja pak Ardi ini. Oleh karena itu, ia percaya jika kinerja pemilik perusahaan yang baru ini akan persis seperti pak Ardi.

"Baiklah kalau begitu Pak. Saya minta tolong atur pertemuan saya dengan Pak Langit sesegera mungkin. Kalau bisa besok atau lusa!"

"Baik Pak Awan, nanti akan saya buatkan pertemuan antara Anda dengan pak Langit."

.

.

.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

kutunggu kehancuran mu wan

2023-02-18

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

saat kamu berselingkuh saat itulah gerbang kehancuranmu akan terbuka, sudah memiliki istri baik, penyabar rela mengurus ibumu yang lagi lumpuh bahkan tidak jijik membersihkan kotoran tapi Awan dengan teganya berkhianat hanya karena nafsu bejat sesaat rela berselingkuh padahal sudah punya anak" dan istri

2023-01-30

2

imelda

imelda

Hmmmm... aku udah gak bisa berkomentar apa2 lagi. Awan sungguh sudah berada di luar batas 😏

2023-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kacau
2 Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3 Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4 Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5 Bab 5. Seakan Menghindar
6 Bab 6. Masakan Apa Ini?
7 Bab 7. Semakin Keterlaluan
8 Bab 8. Rekan Bisnis
9 Bab 9. Berubah
10 Bab 10. Wanita Kemarin
11 Bab 11. Lupa Akan Janji
12 Bab 12. Kamuflase
13 Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14 Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15 Bab 15. Kembali Romantis
16 Bab 16. Semakin Dalam
17 Bab 17. Uang Perusahaan
18 Bab 18. Pulang Larut
19 Bab 19. Gelisah
20 Bab 20. Mogok
21 Bab 21. Semakin Gila
22 Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23 Bab 23. Deal
24 Bab 24. Licik
25 Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26 Bab 26. Ingin Segera Kembali
27 Bab 27. Dering Ponsel
28 Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29 Bab 29. Kotak Merah
30 Bab 30. Terkejut
31 Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32 Bab 32. Tersinggung
33 Bab 33. Aroma Parfum
34 Bab 34. Semakin Curiga
35 Bab 35. Sebuah Informasi
36 Bab 36. Mulai Meragu
37 Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38 Bab 38. Membongkar
39 Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40 Bab 40. Permintaan
41 Bab 41. Berpura-Pura
42 Bab 42. Bertemu Pengacara
43 Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44 Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45 Bab 45. Teror
46 Bab 46. Teror Selanjutnya
47 Bab 47. Mengadu
48 Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49 Bab 49. Kepergok
50 Bab 50. Shock Terapi
51 Bab 51. Terhenyak
52 Bab 52. Pingsan
53 Bab 53. Headline di Portal Berita
54 Bab 54. Rencana Terakhir
55 Bab 55. Sebuah Ancaman
56 Bab 56. Dibuat Pusing
57 Bab 57. Semakin Ngelunjak
58 Bab 58. Selembar Undangan
59 Bab 59. Ready???
60 Bab 60. Show Time
61 Bab 61. Di Bawah Air Langit
62 Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63 Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64 Bab 64. Titah (Flashback)
65 Bab 65. Sumpah
66 Bab 66. Bangkit
67 Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68 Bab 68. Sebuah Keputusan
69 Bab 69. Di Luar Dugaan
70 Bab 70. Bertandang
71 Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72 Bab 72. Ketok Palu
73 Bab 73. Hamil Duluan
74 Bab 74. Remuk Bosss...
75 Bab 75. Sisa Kenangan
76 Bab 76. Pulang
77 Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78 Bab 78. Sabotase
79 Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80 Bab 80. Hasutan Istri Baru
81 Bab 81. Dibuang
82 Bab 82. Malati
83 Bab 83. Demonstrasi
84 Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85 Bab 85. Lembar Baru
86 Bab 86. Mensyukuri
87 Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88 Bab 88. Digadaikan?
89 Bab 89. Pertemuan Kembali
90 Bab 90. Antarkan Papa!
91 Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92 Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93 Bab 93. Teman Lama
94 Bab 94. Janda Baru
95 Bab 95. Kesal
96 Bab 96. Risau
97 Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98 Bab 98. Menawarkan Diri
99 Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100 Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101 Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102 Bab 103. Sedikit Kusam
103 Bab 103. Opening Resto
104 Bab 104. Menjelang Akad
105 Bab 105. Mengharu Biru
106 Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107 Bab 107. Upaya yang Gagal
108 Bab 108. Resepsi
109 Bab 109. Bahagia
110 Bab 110. Shock
111 Bab 111. Iri dan Dengki
112 Bab 112. Komplain
113 Bab 113. Muak
114 Bab 114. Frustrasi
115 Bab 115. Temani Aku!
116 Bab 116. Jijik
117 Bab 117. Menceraikan
118 Bab 118. Siapakah yang Datang?
119 Bab 119. Negosiasi
120 Bab 120. Angkat Kaki
121 Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122 Bab 122. Serabi Lempit
123 Bab 123. Razia Satpol PP
124 Bab 124. Selamat Tinggal
125 Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126 Bab 126. Viral
127 Bab 127. Hancur Sudah
128 Bab 128. Pulang Kampung
129 Bab 129. Akhir Hidup Mega
130 Bab 130. Permintaan Terakhir?
131 Bab 131. Titik Terang
132 Bab 132. Kritis
133 Bab 133. Pintu Maaf
134 Bab 134. Blangsak
135 Bab 135. Pemilik Perusahaan
136 Bab 136. Kecelakaan
137 Bab 137. Tidak Sudi
138 Bab 138. Memaafkan
139 Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1. Kacau
2
Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3
Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4
Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5
Bab 5. Seakan Menghindar
6
Bab 6. Masakan Apa Ini?
7
Bab 7. Semakin Keterlaluan
8
Bab 8. Rekan Bisnis
9
Bab 9. Berubah
10
Bab 10. Wanita Kemarin
11
Bab 11. Lupa Akan Janji
12
Bab 12. Kamuflase
13
Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14
Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15
Bab 15. Kembali Romantis
16
Bab 16. Semakin Dalam
17
Bab 17. Uang Perusahaan
18
Bab 18. Pulang Larut
19
Bab 19. Gelisah
20
Bab 20. Mogok
21
Bab 21. Semakin Gila
22
Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23
Bab 23. Deal
24
Bab 24. Licik
25
Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26
Bab 26. Ingin Segera Kembali
27
Bab 27. Dering Ponsel
28
Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29
Bab 29. Kotak Merah
30
Bab 30. Terkejut
31
Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32
Bab 32. Tersinggung
33
Bab 33. Aroma Parfum
34
Bab 34. Semakin Curiga
35
Bab 35. Sebuah Informasi
36
Bab 36. Mulai Meragu
37
Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38
Bab 38. Membongkar
39
Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40
Bab 40. Permintaan
41
Bab 41. Berpura-Pura
42
Bab 42. Bertemu Pengacara
43
Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44
Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45
Bab 45. Teror
46
Bab 46. Teror Selanjutnya
47
Bab 47. Mengadu
48
Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49
Bab 49. Kepergok
50
Bab 50. Shock Terapi
51
Bab 51. Terhenyak
52
Bab 52. Pingsan
53
Bab 53. Headline di Portal Berita
54
Bab 54. Rencana Terakhir
55
Bab 55. Sebuah Ancaman
56
Bab 56. Dibuat Pusing
57
Bab 57. Semakin Ngelunjak
58
Bab 58. Selembar Undangan
59
Bab 59. Ready???
60
Bab 60. Show Time
61
Bab 61. Di Bawah Air Langit
62
Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63
Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64
Bab 64. Titah (Flashback)
65
Bab 65. Sumpah
66
Bab 66. Bangkit
67
Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68
Bab 68. Sebuah Keputusan
69
Bab 69. Di Luar Dugaan
70
Bab 70. Bertandang
71
Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72
Bab 72. Ketok Palu
73
Bab 73. Hamil Duluan
74
Bab 74. Remuk Bosss...
75
Bab 75. Sisa Kenangan
76
Bab 76. Pulang
77
Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78
Bab 78. Sabotase
79
Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80
Bab 80. Hasutan Istri Baru
81
Bab 81. Dibuang
82
Bab 82. Malati
83
Bab 83. Demonstrasi
84
Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85
Bab 85. Lembar Baru
86
Bab 86. Mensyukuri
87
Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88
Bab 88. Digadaikan?
89
Bab 89. Pertemuan Kembali
90
Bab 90. Antarkan Papa!
91
Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92
Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93
Bab 93. Teman Lama
94
Bab 94. Janda Baru
95
Bab 95. Kesal
96
Bab 96. Risau
97
Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98
Bab 98. Menawarkan Diri
99
Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100
Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101
Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102
Bab 103. Sedikit Kusam
103
Bab 103. Opening Resto
104
Bab 104. Menjelang Akad
105
Bab 105. Mengharu Biru
106
Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107
Bab 107. Upaya yang Gagal
108
Bab 108. Resepsi
109
Bab 109. Bahagia
110
Bab 110. Shock
111
Bab 111. Iri dan Dengki
112
Bab 112. Komplain
113
Bab 113. Muak
114
Bab 114. Frustrasi
115
Bab 115. Temani Aku!
116
Bab 116. Jijik
117
Bab 117. Menceraikan
118
Bab 118. Siapakah yang Datang?
119
Bab 119. Negosiasi
120
Bab 120. Angkat Kaki
121
Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122
Bab 122. Serabi Lempit
123
Bab 123. Razia Satpol PP
124
Bab 124. Selamat Tinggal
125
Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126
Bab 126. Viral
127
Bab 127. Hancur Sudah
128
Bab 128. Pulang Kampung
129
Bab 129. Akhir Hidup Mega
130
Bab 130. Permintaan Terakhir?
131
Bab 131. Titik Terang
132
Bab 132. Kritis
133
Bab 133. Pintu Maaf
134
Bab 134. Blangsak
135
Bab 135. Pemilik Perusahaan
136
Bab 136. Kecelakaan
137
Bab 137. Tidak Sudi
138
Bab 138. Memaafkan
139
Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!