Bab 16. Semakin Dalam

"Aaahhh .... **** .... Kamu sungguh nakal Han!"

Awan meracau kala merasakan tubuhnya dibuat semakin panas akan permainan Mega. Lelaki itu menjambak rambut Mega yang berada di bawah sana.

Ini untuk pertama kali Awan merasakan sensai s e x yang berbeda dari sebelumnya. Selama tujuh tahun menjalani biduk rumah tangga bersama Cahya, style permainan ranjang mereka hanya sebatas WOT dan MOT. Namun saat ini ia bisa merasakan sensasi oral. Di mana miliknya dimainkan di dalam rongga mulut Mega.

"Oh Honey ... Aku, aku ingin kelu.... aarrgghhhh!!!"

Lelehan lahar putih menyembur seiring dengan tubuh Awan yang bergetar hebat hingga membasahi wajah Mega. Mega bahkan tanpa merasa jijik meratakan lelehan berwarna putih pekat itu di wajahnya dan menyesap-nyesap jemarinya. Layaknya anak kecil yang tengah menikmati es krim.

Mega tersenyum genit. Ia benahi posisinya dan kini berbaring di sisi Awan. "Bagaimana? Apakah tubuh kamu sudah tidak kedinginan lagi Mas?"

"Aaarrggghhh ... Permainanmu sungguh membuatku puas Han. Meskipun hanya sekedar oral, aku sungguh merasakan kenikmatan itu. Dan rasa dingin yang sebelumnya aku rasakan seketika terhempas menjadi gelora panas yang membara."

Awan mengusap lembut wajah Mega yang masih dihiasi semburan lahar putih miliknya. Entah mengapa melihat wajah Mega yang seperti ini semakin membuat gairahnya semakin meningkat saja. Bahkan wajah wanita ini terlihat jauh lebih seksi dan menggoda.

"Hahahaha kamu ini bisa saja Mas." Mega mulai bangkit dari posisinya. "Aku mandi dulu Mas. Tubuhku gerah."

Dengan gerak cepat, Awan menarik lengan tangan Mega hingga membuat wanita itu kembali jatuh ke dalam dekapannya.

"Lalu, kapan milikku ini boleh merasakan nikmatnya liang surgawi milikmu, Han? Aku sungguh sudah tidak sabar!"

Mega terkekeh pelan. Ia cubit kembali hidung mancung kekasihnya ini. "Jika kamu sudah bisa membuktikan bahwa posisiku lebih tinggi dan lebih penting dari istri dan juga anak-anakmu, aku pastikan kamu bisa segera merasakannya Mas."

Awan sejenak berpikir. Mencoba memahami apa yang Mega maksud. Lelaki itupun hanya bisa tersenyum penuh arti.

"Akan aku buktikan kepadamu Meg!"

***

Pyaaaaarrrr...

"Aya! Ada apa Nak?"

Marni memekik penuh keterkejutan saat mendengar sesuatu yang pecah dari dapur. Ia yang tengah berada di ruang tengah, bergegas menggeret kursi rodanya untuk menuju dapur. Benar saja, lantai dapur itu sudah dihiasi oleh pecahan piring yang berserakan di mana-mana.

"Astaghfirullahalazim...," lirih Cahya saat mulai tersadar jika piring yang ada di genggaman tangannya terjatuh dan pecah. Ia sedikit berjongkok untuk bisa membersihkan pecahan-pecahan piring itu.

"Ada apa Nak? Mengapa bisa jatuh seperti itu?"

Cahya menggeleng pelan. "Entah Bu, Aya juga tidak paham. Padahal Aya sudah memegang piring ini dengan benar dan tidak licin juga tapi tiba-tiba jatuh begitu saja."

Marni menghela napas panjang kemudian ia hembuskan perlahan. "Kamu lelah Nak? Jika memang lelah, istirahatlah barang sejenak."

Lagi-lagi Cahya menggelengkan kepala. "Tidak Bu. Pagi ini Aya tidak merasakan lelah sama sekali. Bahkan Aya merasa semakin bersemangat untuk menjalani hari karena sikap Mas Awan kembali manis dan romantis."

"Lantas, mengapa bisa jatuh Nak, piring itu!?"

Cahya nampak hening memikirkan sesuatu. Hingga pada akhirnya ia membelalakkan kedua bola matanya dan bibirnya menganga. Buru-buru ia bangkit dan ia ambil ponsel yang berada di atas meja makan.

Wanita itu sibuk menghubungi sang suami. Ia teramat khawatir jika sampai piring yang pecah itu menjadi sebuah pertanda atau firasat jika sang suami mendapatkan kemalangan. Cahya terlihat frustrasi sendiri saat panggilannya tidak mendapatkan jawaban.

"Ada apa Nak? Kok terlihat panik seperti itu?" tanya Marni dengan kernyitan di dahi.

"Aya khawatir dengan keadaan mas Awan, Bu. Aya takut jika sampai ada hal-hal buruk yang menimpanya."

Meskipun perkataan sang menantu terdengar logis, namun Marni mencoba untuk tetap tenang. Ia tidak ingin membuat sang menantu semakin risau.

"Sudah Nak, jangan terlalu dipikirkan. InshaAllah Awan akan baik-baik saja," tutur Marni penuh kelembutan.

Cahya mencoba untuk mengabaikan apa yang ada di dalam pikirannya, namun tetap saja pikiran buruk itu seperti menguasai raga. Ia sungguh sangat khawatir jika terjadi hal-hal buruk kepada suaminya.

"Bunda ... Alina dan adek sudah siap. Ayo kita berangkat Bun!"

Aya tersenyum manis. Melihat wajah kedua putrinya yang berbinar, membuat kekalutan hati yang sempat ia rasakan sedikit terobati.

"Ayo. Tapi salim dulu sama Nenek ya."

Dua gadis kecil itu menghampiri Marni. Mereka menyalami sang nenek secara bergantian.

"Sekolah yang rajin Nak. Semoga kelak cucu-cucu Nenek ini bisa menjadi anak-anak yang sukses dunia akhirat."

Marni mengecup pucuk kepala Alina dan Malika dengan penuh sayang. Salah satu alasan yang membuatnya bahagia dan bersemangat menjalani sisa umurnya tidak lain adalah kehadiran kedua cucunya ini. Meskipun terkadang ia terkungkung dalam kesedihan karena sudah tidak bisa berjalan lagi.

"Iya Nek. Alika dan adek pasti bisa menjadi anak yang pintar dan sukses," ucap si sulung dengan menggebu.

"Aamiin ... Aamiin ... Ya sudah, cucu-cucu Nenek berangkat ya. Semangat belajar cantik!"

"Makasih Nek!"

Kedua gadis itu berlari kecil ke arah teras. Diikuti oleh Cahya yang melangkah pelan.

"Aya antar anak-anak dulu ya Bu. Ibu hati-hati di rumah."

"Iya Nak. Kamu juga hati-hati."

***

"Sudah sampai Han. Kamu yang semangat ya kerjanya!"

Mobil yang dikemudikan oleh Awan berhenti tepat di depan kantor di mana Mega bekerja. Sejenak, Awan menatap lekat bangunan kantor yang berdiri. Sebuah Office dengan desain bangunan modern dan terlihat kekinian sekali.

"Makasih banyak ya Mas sudah di antar. Maaf kalau merepotkan."

Mega berupaya untuk melepas safety belt yang ia kenakan, namun tangan wanita itu tiba-tiba dipegang oleh Awan. Hal itulah yang membuat Mega sedikit tersentak dan kini keduanya saling menatap dalam.

"Aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu Han. Terima kasih karena pagi ini kamu memberiku sesuatu yang indah. Sumpah, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa lupa akan nikmatnya."

Awan berkali-kali mengecup buku-buku jemari Mega. Bahkan tanpa malu-malu, ia menggunakan bibirnya untuk menjelajahi lengan tangan Mega yang sontak membuat wanita itu merinding seketika.

"Sama-sama Mas. Itu masih belum seberapa. Jika kamu bisa membuktikan bahwa aku jauh lebih kamu prioritaskan, akan aku berikan yang lebih dari sekedar oral."

Meskipun didera oleh hasrat, namun Mega berusaha mati-matian untuk tidak melakukan hal yang lebih daripada yang sudah ia berikan untuk Awan. Ia masih ingin melihat seberapa serius kekasihnya ini dalam mencintainya.

Awan mendekatkan wajahnya di wajah Mega. Ia kecup bibir merah milik kekasih gelapnya ini dengan lembut.

"Aku ini lelaki Han. Aku tidak akan pernah mengingkari atas janji yang sudah pernah aku ucapkan. Akan aku buktikan semuanya!"

Senyum merekah di bibir Mega. Ia semakin merasa jika Awan memang sudah terperangkap dalam pesonanya. Ia mengusap lembut pipi Awan dan ia kecup dengan intens.

"Terima kasih banyak Mas. Aku percaya padamu."

"Ya sudah, masuk gih. Jika terlalu lama berada di dalam mobil, aku khawatir jika tidak bisa menahan diri untuk tidak menjamahmu. Tubuhmu sungguh seperti candu untukku Han!"

Mega tergelak pelan. Gegas, ia pun membuka pintu mobil dan mulai turun dari sana. "Kamu hati-hati ya Mas."

"Oke. Nanti sore aku jemput kamu."

Wanita itu menganggukkan kepala dan kemudian masuk ke dalam area office. Sedangkan Awan masih menatap lekat sisa-sisa bayangan Mega yang perlahan mulai hilang dari pandangan.

"Sepertinya aku harus menghubungi pak Ardi, pengusaha properti terkenal di kota ini. Akan aku belikan sebuah rumah untuk Mega. Ya, inilah salah satu bentuk pembuktianku kepadanya."

.

.

.

Terpopuler

Comments

revinurinsani

revinurinsani

waduhh laki laki engga baekkk

2023-11-11

0

✨Nak Rank Malayu✨

✨Nak Rank Malayu✨

Bukan Kemalang Ay tapi kenikmatan,semoga kamu cepat di beri petunjuk ya Ay biar kamu tau kelakuan suami mu di luar sana,

2023-06-14

0

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

aku ini laki² meg jd gk akan mengingkari janji hueekkkkk 🤮🤮🤮🤮🤮janji suci di hadapan allah beserta malaikat nya loe ingkar wan dasar pendusta ulung😡😡😡😡😡😡😡

2023-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kacau
2 Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3 Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4 Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5 Bab 5. Seakan Menghindar
6 Bab 6. Masakan Apa Ini?
7 Bab 7. Semakin Keterlaluan
8 Bab 8. Rekan Bisnis
9 Bab 9. Berubah
10 Bab 10. Wanita Kemarin
11 Bab 11. Lupa Akan Janji
12 Bab 12. Kamuflase
13 Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14 Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15 Bab 15. Kembali Romantis
16 Bab 16. Semakin Dalam
17 Bab 17. Uang Perusahaan
18 Bab 18. Pulang Larut
19 Bab 19. Gelisah
20 Bab 20. Mogok
21 Bab 21. Semakin Gila
22 Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23 Bab 23. Deal
24 Bab 24. Licik
25 Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26 Bab 26. Ingin Segera Kembali
27 Bab 27. Dering Ponsel
28 Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29 Bab 29. Kotak Merah
30 Bab 30. Terkejut
31 Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32 Bab 32. Tersinggung
33 Bab 33. Aroma Parfum
34 Bab 34. Semakin Curiga
35 Bab 35. Sebuah Informasi
36 Bab 36. Mulai Meragu
37 Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38 Bab 38. Membongkar
39 Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40 Bab 40. Permintaan
41 Bab 41. Berpura-Pura
42 Bab 42. Bertemu Pengacara
43 Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44 Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45 Bab 45. Teror
46 Bab 46. Teror Selanjutnya
47 Bab 47. Mengadu
48 Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49 Bab 49. Kepergok
50 Bab 50. Shock Terapi
51 Bab 51. Terhenyak
52 Bab 52. Pingsan
53 Bab 53. Headline di Portal Berita
54 Bab 54. Rencana Terakhir
55 Bab 55. Sebuah Ancaman
56 Bab 56. Dibuat Pusing
57 Bab 57. Semakin Ngelunjak
58 Bab 58. Selembar Undangan
59 Bab 59. Ready???
60 Bab 60. Show Time
61 Bab 61. Di Bawah Air Langit
62 Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63 Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64 Bab 64. Titah (Flashback)
65 Bab 65. Sumpah
66 Bab 66. Bangkit
67 Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68 Bab 68. Sebuah Keputusan
69 Bab 69. Di Luar Dugaan
70 Bab 70. Bertandang
71 Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72 Bab 72. Ketok Palu
73 Bab 73. Hamil Duluan
74 Bab 74. Remuk Bosss...
75 Bab 75. Sisa Kenangan
76 Bab 76. Pulang
77 Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78 Bab 78. Sabotase
79 Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80 Bab 80. Hasutan Istri Baru
81 Bab 81. Dibuang
82 Bab 82. Malati
83 Bab 83. Demonstrasi
84 Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85 Bab 85. Lembar Baru
86 Bab 86. Mensyukuri
87 Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88 Bab 88. Digadaikan?
89 Bab 89. Pertemuan Kembali
90 Bab 90. Antarkan Papa!
91 Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92 Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93 Bab 93. Teman Lama
94 Bab 94. Janda Baru
95 Bab 95. Kesal
96 Bab 96. Risau
97 Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98 Bab 98. Menawarkan Diri
99 Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100 Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101 Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102 Bab 103. Sedikit Kusam
103 Bab 103. Opening Resto
104 Bab 104. Menjelang Akad
105 Bab 105. Mengharu Biru
106 Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107 Bab 107. Upaya yang Gagal
108 Bab 108. Resepsi
109 Bab 109. Bahagia
110 Bab 110. Shock
111 Bab 111. Iri dan Dengki
112 Bab 112. Komplain
113 Bab 113. Muak
114 Bab 114. Frustrasi
115 Bab 115. Temani Aku!
116 Bab 116. Jijik
117 Bab 117. Menceraikan
118 Bab 118. Siapakah yang Datang?
119 Bab 119. Negosiasi
120 Bab 120. Angkat Kaki
121 Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122 Bab 122. Serabi Lempit
123 Bab 123. Razia Satpol PP
124 Bab 124. Selamat Tinggal
125 Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126 Bab 126. Viral
127 Bab 127. Hancur Sudah
128 Bab 128. Pulang Kampung
129 Bab 129. Akhir Hidup Mega
130 Bab 130. Permintaan Terakhir?
131 Bab 131. Titik Terang
132 Bab 132. Kritis
133 Bab 133. Pintu Maaf
134 Bab 134. Blangsak
135 Bab 135. Pemilik Perusahaan
136 Bab 136. Kecelakaan
137 Bab 137. Tidak Sudi
138 Bab 138. Memaafkan
139 Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 1. Kacau
2
Bab 2. Tak Mau Diremehkan
3
Bab 3. Hanya Aku dan Anak-Anak
4
Bab 4. Sekilas Tentang Masa Lalu
5
Bab 5. Seakan Menghindar
6
Bab 6. Masakan Apa Ini?
7
Bab 7. Semakin Keterlaluan
8
Bab 8. Rekan Bisnis
9
Bab 9. Berubah
10
Bab 10. Wanita Kemarin
11
Bab 11. Lupa Akan Janji
12
Bab 12. Kamuflase
13
Bab 13. Tak Sengaja Bertemu
14
Bab 14. Kesempatan dalam Kesempitan
15
Bab 15. Kembali Romantis
16
Bab 16. Semakin Dalam
17
Bab 17. Uang Perusahaan
18
Bab 18. Pulang Larut
19
Bab 19. Gelisah
20
Bab 20. Mogok
21
Bab 21. Semakin Gila
22
Bab 22. PT Langit Biru Sejahtera
23
Bab 23. Deal
24
Bab 24. Licik
25
Bab 25. Mega dan Kehidupannya
26
Bab 26. Ingin Segera Kembali
27
Bab 27. Dering Ponsel
28
Bab 28. Membujuk Agar Tidak Merajuk
29
Bab 29. Kotak Merah
30
Bab 30. Terkejut
31
Bab 31. Tak Sengaja Bertemu
32
Bab 32. Tersinggung
33
Bab 33. Aroma Parfum
34
Bab 34. Semakin Curiga
35
Bab 35. Sebuah Informasi
36
Bab 36. Mulai Meragu
37
Bab 37. Kebahagiaan Sederhana
38
Bab 38. Membongkar
39
Bab 39. Sebuah Langkah Awal
40
Bab 40. Permintaan
41
Bab 41. Berpura-Pura
42
Bab 42. Bertemu Pengacara
43
Bab 43. Mengumpulkan Bukti-Bukti
44
Bab 44. Adegan yang Mencengangkan
45
Bab 45. Teror
46
Bab 46. Teror Selanjutnya
47
Bab 47. Mengadu
48
Bab 48. Bertandang ke Kantor Awan
49
Bab 49. Kepergok
50
Bab 50. Shock Terapi
51
Bab 51. Terhenyak
52
Bab 52. Pingsan
53
Bab 53. Headline di Portal Berita
54
Bab 54. Rencana Terakhir
55
Bab 55. Sebuah Ancaman
56
Bab 56. Dibuat Pusing
57
Bab 57. Semakin Ngelunjak
58
Bab 58. Selembar Undangan
59
Bab 59. Ready???
60
Bab 60. Show Time
61
Bab 61. Di Bawah Air Langit
62
Bab 62. Sekilas Tentang Masa Lalu (flashback)
63
Bab 63. Melawan Restu (flashback)
64
Bab 64. Titah (Flashback)
65
Bab 65. Sumpah
66
Bab 66. Bangkit
67
Bab 67. Teringat Akan Satu Hal
68
Bab 68. Sebuah Keputusan
69
Bab 69. Di Luar Dugaan
70
Bab 70. Bertandang
71
Bab 71. Silakan Keluar Dari Rumah Ini!
72
Bab 72. Ketok Palu
73
Bab 73. Hamil Duluan
74
Bab 74. Remuk Bosss...
75
Bab 75. Sisa Kenangan
76
Bab 76. Pulang
77
Bab 77. Kembali Berkumpul Bahagia
78
Bab 78. Sabotase
79
Bab 79. Jeritan Hati Ibu Mertua
80
Bab 80. Hasutan Istri Baru
81
Bab 81. Dibuang
82
Bab 82. Malati
83
Bab 83. Demonstrasi
84
Bab 84. Di Ambang Kehancuran
85
Bab 85. Lembar Baru
86
Bab 86. Mensyukuri
87
Bab 87. Pusing Tujuh Keliling
88
Bab 88. Digadaikan?
89
Bab 89. Pertemuan Kembali
90
Bab 90. Antarkan Papa!
91
Bab 91. Ketika Semesta Mempertemukan
92
Bab 92. Jodoh Yang Tertunda
93
Bab 93. Teman Lama
94
Bab 94. Janda Baru
95
Bab 95. Kesal
96
Bab 96. Risau
97
Bab 97. Ketika Pelakor Bertemu dengan Calon Pelakor
98
Bab 98. Menawarkan Diri
99
Bab 99. Kopi yang Membuat Lupa Istri
100
Bab 100. Niat Baik Para Tetangga
101
Bab 101. Pisang Pembuka Pintu Derita
102
Bab 103. Sedikit Kusam
103
Bab 103. Opening Resto
104
Bab 104. Menjelang Akad
105
Bab 105. Mengharu Biru
106
Bab 106. Pernikahan Ke - Dua
107
Bab 107. Upaya yang Gagal
108
Bab 108. Resepsi
109
Bab 109. Bahagia
110
Bab 110. Shock
111
Bab 111. Iri dan Dengki
112
Bab 112. Komplain
113
Bab 113. Muak
114
Bab 114. Frustrasi
115
Bab 115. Temani Aku!
116
Bab 116. Jijik
117
Bab 117. Menceraikan
118
Bab 118. Siapakah yang Datang?
119
Bab 119. Negosiasi
120
Bab 120. Angkat Kaki
121
Bab 121. Masuk ke Dalam Perangkap
122
Bab 122. Serabi Lempit
123
Bab 123. Razia Satpol PP
124
Bab 124. Selamat Tinggal
125
Bab 125. Sosok di Belakang Mentari
126
Bab 126. Viral
127
Bab 127. Hancur Sudah
128
Bab 128. Pulang Kampung
129
Bab 129. Akhir Hidup Mega
130
Bab 130. Permintaan Terakhir?
131
Bab 131. Titik Terang
132
Bab 132. Kritis
133
Bab 133. Pintu Maaf
134
Bab 134. Blangsak
135
Bab 135. Pemilik Perusahaan
136
Bab 136. Kecelakaan
137
Bab 137. Tidak Sudi
138
Bab 138. Memaafkan
139
Bab 139. Akhir Kisah Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!