Tepat pukul tujuh malam, mobil yang dikemudikan oleh Awan berhenti di depan kos Mega. Lelaki itu turun dari mobil dan bergegas membukakan pintu untuk sang kekasih.
"Terima kasih banyak Mas."
"Sama-sama Han!"
Senyum merekah di bibir Mega kala mendapatkan perlakuan romantis dari Awan. Namun bukan hanya karena dibukakan pintu mobil itu saja yang membuatnya bahagia, Mega juga bahagia karena baru saja ia diajak berbelanja di mall oleh Awan. Di pusat perbelanjaan itu, ia dimanjakan oleh Awan dengan dibelikan barang-barang branded yang harganya fantastis.
Awan membuka bagasi. Ia ambil beberapa paperbag yang merupakan barang-barang milik Mega. Sedangkan dua paperbag ia biarkan teronggok di sana, yang mana di dalam paperbag itu berisikan sepotong gamis yang akan ia berikan untuk sang istri dan dua potong pakaian untuk anak-anaknya.
Mega mendekat ke arah Awan. Ia menggamit lengan tangan Awan dan bergelayut manja di sana.
"Aku bahagia sekali Mas, karena kamu lebih banyak membelikanku barang-barang daripada istrimu. Ada tas, sepatu, dompet, baju, dan skincare. Sedangkan istrimu hanya sepotong gamis saja."
Sikap yang ditampakkan oleh Awan semakin membuat Mega seperti berada di atas angin. Ia merasa jauh lebih diprioritaskan oleh Awan. Belum apa-apa saja, Awan sudah bisa membuktikannya.
"Bukankah aku pernah bilang Han? Jika aku akan membuktikan kepadamu bahwa saat ini posisimu jauh lebih penting daripada istriku. Lagipula, ini baru pembuktian kecil dariku!"
"Apa Mas? Pembuktian kecil?" Mega menatap intens wajah Awan dari samping. "Jadi, maksudmu ada hal yang jauh lebih besar yang akan kamu buktikan kepadaku Mas?"
Awan terkekeh pelan sembari mengedikkan bahunya. Ia cubit hidung mungil milik Mega ini. "Sudah, jangan dibahas. Nanti jika sudah tiba waktunya kamu pasti akan tahu dengan sendirinya."
"Iiihhhhh ... Kamu kok gitu sih Mas? Aku benar-benar penasaran Mas. Ayolah spill sedikit saja, agar aku bisa tidur dengan nyenyak," rengek Mega seperti anak kecil yang meminta balon kepada ayahnya.
Awan menggelengkan kepala seraya tersenyum tipis. "Tidak Han, tidak akan pernah aku beritahu. Jika aku beritahu, pasti tidak akan pernah menjadi kejutan untukmu."
"Tuh kan, kamu jahat Mas, buat aku penasaran."
Bibir Mega sedikit cemberut. Ia sangat tidak suka jika dibuat penasaran seperti ini. Namun ia tidak bisa berbuat banyak selain menunggu Awan mengatakannya sendiri perihal kejutan itu.
"Hahahaha ... Sudah, jangan cemberut seperti itu. Ayo kita segera masuk ke kamar!"
Awan dan Mega berjalan dengan bergandengan mesra memasuki area taman depan kos-kosan. Saat mereka akan menaiki anak tangga, terlihat Imel yang juga tengah menuruni anak tangga yang membuat mereka saling berpapasan.
"Loh, Mega? I-ini....?"
Suara Imel seakan tercekat di dalam tenggorokan saat melihat sahabatnya berjalan bergandengan tangan dengan salah satu pemilik perusahaan ekspedisi terkenal di kota ini. Bahkan keduanya terlihat mesra sekali.
Mega tersenyum penuh arti. "Iya Mel, ini adalah kekasihku. Kamu pasti sudah mengenal bukan?"
Dahi Awan sedikit berkerut. "Sudah mengenal? Sepertinya kamu salah Han. Aku sama sekali belum pernah bertemu dengan wanita ini."
"Mas, perusahaan kosmetik tempat Imel bekerja itu bekerja sama dengan ekspedisi milikmu. Jadi Imel sudah tahu siapa kamu," ujar Mega menerangkan.
"Saya sempat beberapa kali berpapasan dengan Bapak ketika ada di kantor ekspedisi. Jadi saya tahu bahwa Bapak ini pemilik ekspedisi N3P," timpal Imel yang juga turut menjelaskan.
"Oh seperti itu? Aku kira kita pernah tanpa sengaja berkenalan," respon Awan dengan santai. "Ayo Han, aku sudah sangat lelah sekali. Aku ingin istirahat barang sejenak," ajak Awan untuk segera masuk ke kamar.
"Iya Mas, iya." Mega kembali menautkan pandangannya ke arah Imel. "Mel, aku masuk dulu ya. Ini Mas Awan sudah sangat kelelahan menemaniku belanja dan membawa belanjaanku ini."
"Oh, oke Meg. Aku juga mau keluar sebentar."
Mega dan Awan kembali melangkahkan kaki sedangkan Imel masih menatap lekat punggung sepasang manusia yang lambat laun menghilang di balik pintu kamar. Imel hanya bisa membuang napas kasar. Ia tidak menyangka jika sahabatnya itu memilih jalan untuk menjadi seorang wanita simpanan.
Sebenarnya kamu bisa mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik Meg. Paling tidak yang masih single. Tapi sayang, kenikmatan duniawi sudah membutakanmu sehingga kamu lupa bahwa ada sosok seorang istri dan anak-anak yang terluka karena godaanmu.
Imel kembali berjalan menuruni beberapa anak tangga hingga pada akhirnya ia sampai di lantai bawah. Wanita itu berjalan menembus malam untuk berbelanja di sebuah minimarket yang berada di ujung jalan.
***
Awan terkulai lemas di atas ranjang milik Mega. Ia bertelanjang dada dan hanya memakai boxer saja. Matanya terpejam namun seakan ada senyum yang tersungging di bibir lelaki itu. Meskipun tubuh Awan terlihat begitu lelah, namun sama sekali tidak bisa menutupi binar bahagia di wajahnya.
Mengenakan hot pants, kemeja kedodoran warna putih, tipis dan menerawang, Mega duduk di depan meja rias. Wanita itu juga tiada henti menyunggingkan senyum kala melihat bayang wajahnya yang terpantul di dalam cermin. Tak lupa, ia juga mengusap-usap bagian pelipis, tepatnya di tengah-tengah pangkal alis mata miliknya.
"Ternyata susuk yang ditanam oleh Ki Suprana benar-benar mujarab. Baru satu bulan aku memakai susuk ini tapi sudah menampakkan hasilnya. Mas Awan benar-benar telah terjerat dalam pesonaku."
Mega bermonolog lirih sembari tersenyum senang. Ia susuri tiap sudut wajahnya menggunakan jemarinya. Wajah itu sungguh memancarkan aura yang berbeda. Mega semakin merasa semakin cantik setelah memasang susuk pemikat ini.
"Karena sudah membuahkan hasil, aku akan menyempatkan waktu untuk bertandang ke kediamannya. Akan aku beri bonus untuk Ki Suprana."
Sebagai salah satu bentuk rasa terima kasihnya kepada Ki Suprana, Mega berencana akan kembali berkunjung ke kediaman lelaki yang terkenal memiliki ajian sakti mandraguna itu. Ia tidak ingin dianggap sebagai kacang yang lupa pada kulitnya. Karena apa yang ia dapatkan saat ini juga merupakan buah dari susuk pemikat yang ditanam oleh Ki Suprana.
Mega menggeser pandangannya ke arah Awan yang saat ini tengah tertidur pulas. Wanita itu tersenyum kecil kala mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Awan terlihat sangat puas dengan pelayanannya.
Kedua manusia itu kembali melakukan s e x oral. Namun kali ini yang membuat keduanya semakin bergairah, perbuatan itu mereka lakukan di kamar mandi. Di mana sensasi seksualitasnya jauh lebih terasa sekali.
Tidak hanya itu saja. Kali ini Mega juga merasakan puncak kenikmatan kala kekasihnya itu memanjakan miliknya dengan menggunakan lidah. Tak ayal, perbuatan Awan itulah yang membuat Mega dihujani oleh kenikmatan yang tiada tara. Masih ia ingat dengan jelas bagaimana tubuhnya meliuk-liuk seperti cacing kepanasan saat merasakan sensasi hasrat yang bergelora itu. Des*ahan demi des*ahan keluar dari bibir masing-masing dan juga kehangatan yang mengaliri tubuh mereka meskipun tengah berada di bawah guyuran air shower.
Mega tergelak lirih. Jika mengingat akan hal itu, rasa-rasanya ia ingin melakukannya lagi dan lagi. Awan benar-benar paham bagaimana memanjakan dan memuaskannya.
Mega dibuat terkejut saat tiba-tiba kelopak mata Awan terbuka. Lelaki itu sedikit memicingkan mata kala merasakan silau sinar lampu yang ada di atasnya.
"Jam berapa ini Han?" tanya Awan sembari menggeser posisinya. Kini lelaki itu bersandar di head board ranjang.
Mega melirik jam weker yang berada di atas nakas. "Jam setengah satu Mas."
Awan terperanjat. "Apa? Jam setengah satu? Mengapa kamu tidak membangunkan aku Han?"
Awan bangkit dan turun dari ranjang. Ia bergegas memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dengan gerak cepat ia kembali mengenakan pakaiannya.
"Bagaimana aku membangunkanmu Mas? Kamu itu terlihat nyenyak sekali. Aku tidak tega untuk membangunkanmu."
"Tapi ini sudah terlalu larut, Han. Cahya pasti mencurigai aku!"
Mega tersenyum sinis. Ia berjalan mendekat ke arah Awan. Ia pun membelai dada bidang milik lelakinya ini. "Kenapa harus takut? Jika istrimu tahu akan hubungan kita bukankah justru lebih baik? Hubungan kita bisa segera kita resmikan Mas!"
Awan terhenyak. Tubuhnya sedikit membeku. Tidak tahu harus merespon dengan apa ucapan kekasih gelapnya ini.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
revinurinsani
walah susuk ternyata...rasainn tuhhh awan nnti tau si Mega engga secantik dulu karena susuknya habis..semoga kebongkarr
2023-11-11
0
Rahmawaty❣️
Ah cuma bisa sex oral doank , klo bgtu ngpain slingkuh.. Mending sma istrimu noh wan yg bisa semuanya dan halal
2023-06-04
0
Rahmawaty❣️
Oalah maen dukun dia😤😤
2023-06-04
1