Melalui spion yang berada di atas kepala, Cahya menatap nanar wajah-wajah sang putri yang tengah terlelap itu. Wajah yang nampak lelah, mengantuk dan juga kecewa. Rasa kecewa karena telah menunggu janji yang bahkan tidak ditepati oleh sang ayah. Tanpa terasa, setetes bulir bening itu lolos begitu saja dari bingkai mata Cahya.
"Kamu boleh mengecewakan aku Mas. Tapi tidak seharusnya kamu mengecewakan putri-putrimu. Entah apa yang sedang kamu lakukan di luar sana, sampai kamu lupa akan janji yang sudah kamu ucapkan sendiri di depan anak-anak."
Mobil yang dikemudikan oleh Cahya memasuki halaman rumah. Ia memarkirkan kuda besi itu di sana dan mulai membopong kedua putrinya ini bergantian untuk ia rebahkan di atas tempat tidur.
"Anak anak sampai tertidur Ay?" tanya Marni yang saat ini berada di ruang tamu. Ia melihat menantunya ini sedikit kerepotan membopong anak-anaknya bergantian.
Cahya mengangguk, "mereka sudah sangat mengantuk Bu. Maka dari itu baru sebentar Aya meninggalkan sekolahan, mereka sudah sama-sama tertidur."
"Lalu, kemana Awan? Mengapa ia sampai lupa menjemput anak-anak?"
"Entahlah Bu. Sejak tadi ponsel mas Awan tidak aktif. Tidak biasanya mas Awan melakukan hal seperti ini. Sesibuk apapun, ponselnya pasti selalu aktif."
Marni tersenyum getir. Wanita paruh baya itupun juga merasakan perubahan sikap putranya. Awan memang tidak seperti Awan yang pernah ia kenal.
"Ya sudah, sekarang lebih baik kamu istirahat Nak. Ibu lihat wajahmu juga seperti kelelahan sekali. Istirahatlah. Mumpung anak-anak juga tertidur."
"Baiklah Bu, Cahya ke kamar dulu ya. Atau sebelum Aya ke kamar, Ibu memerlukan apa? Biar Aya ambilkan."
Marni hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum tipis. "Tidak Nak. Ibu tidak membutuhkan apa-apa. Ibu juga ingin beristirahat di kamar."
"Baiklah Bu."
***
"Terima kasih banyak untuk traktirannya ya Mas. Aku sungguh tidak enak hati. Belanjaanku sudah dibayarin, di traktir pula. Lain kali biarkan aku yang mentraktirmu ya Mas."
Seusai puas mengobrol kesana-kemari hingga tak ingat waktu, Mega berpamitan kepada Awan untuk kembali ke kantor. Ia juga baru tersadar jika jam makan siang sudah habis dan ia harus bergegas kembali ke kantor.
Awan tertawa renyah. "Lain kali kamu yang akan mentraktirku? Apakah artinya setelah pertemuan kita hari ini kita bisa mengadakan pertemuan lagi? Semacam janji makan siang, makan malam atau jalan-jalan?"
Mega tergelak pelan seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin. Entah mengapa mendengar pertanyaan Awan ini membuat hatinya berbunga-bunga.
"Itu semua tergantung kamu Mas. Kalau kamu tidak takut ketahuan istrimu, aku pasti siap kapan saja mau kamu ajak keluar."
"Aahhh ... Itu semua bisa diatur. Yang penting tidak ada yang marah kan kalau aku mengajakmu jalan keluar?"
"Hahahaha ... Kamu ini ada-ada saja Mas," ucap Mega dengan gelak tawa yang membahana. "Aku ini single, Mas. Jadi bebas mau jalan kemanapun dan dengan siapapun aku mau. Tidak ada yang melarang. Justru kamu yang mungkin kena marah karena mengajakku bertemu di luar."
"Sudahlah ... aku pastikan tidak akan ada yang marah. Karena istriku itu penurut. Dia tidak pernah tahu apa aktivitasku di luar. Dia hanya tahu pekerjaan dapur," ujar Awan santai.
Mega nampak sedikit memikirkan apa yang diucapkan oleh Awan. Sepersekian menit ia pun tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Baiklah kalau begitu Mas. Kapanpun kamu ingin bertemu denganku, aku akan selalu ada untukmu."
Hati Awan seakan dihujani oleh kelopak-kelopak bunga asmara. Lelaki berusia tiga puluh tahun itu seperti merasakan jatuh cinta yang kedua kali dengan sosok Mega yang ada di hadapannya ini. Ia seperti sudah tidak sabar untuk menghabiskan hari-hari bersama Mega.
"Baiklah, kamu siap-siap saja jika tiba-tiba aku mengajakmu untuk jalan keluar," ucap Awan dengan mengedipkan sebelah matanya. "Oh iya, boleh aku minta alamat rumahmu Meg?"
"Untuk apa Mas?"
"Bukan untuk apa-apa. Barangkali aku bisa mampir jika aku melewati area rumahmu."
Mega terkekeh pelan. "Kamu ini modus ya Mas? Hmmmm ... Nanti aku shareloc alamatnya Mas."
"Oke, terima kasih."
Mega masuk ke dalam mobil. Ia duduk di balik kemudi untuk kemudian ia nyalakan mesin mobilnya. "Aku balik ke kantor dulu ya Mas!"
Mega sedikit berteriak sembari melambaikan tangan ke arah Awan yang masih berdiri di depan rumah makan Padang. Lelaki itupun juga turut melambaikan tangan. Senyumnya terus merekah sampai mobil yang dikemudikan oleh Mega hilang dari pandangan.
Ternyata benar apa yang dikatakan oleh pak Anton. Dengan wanita simpanan, jiwa mudaku jauh terasa lebih bergelora.
Awan merogoh saku celana. Ia ambil ponsel dari dalam sana. Sejak pertemuannya dengan Mega, ia memang sengaja menonaktifkan ponsel miliknya itu agar tidak ada yang mengganggu. Hingga pada akhirnya ia memilih untuk kembali mengaktifkannya.
Kedua bola matanya terbelalak saat melihat beberapa missed call dan pesan dari Cahya. Ia buka menu aplikasi WhatsApp dan tubuhnya pun terperanjat seketika.
"Astaga .... Aku lupa menjemput anak-anak!"
***
Awan memarkirkan mobilnya di samping mobil milik Cahya yang sudah terparkir di halaman rumah. Pikirannya kalut setengah mati karena tiba di sekolah anak-anak tidak ada satupun yang ia temui selain penjaga sekolah. Gegas, lelaki itu memasuki kamar kedua putrinya untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja.
"Tidak perlu khawatir, anak-anak dalam keadaan baik. Mereka hanya kelelahan dan mengantuk karena terlalu lama menunggu ayahnya."
Awan sedikit terkejut saat mendengar suara Cahya yang berada di balik punggungnya. Ia kemudian berbalik badan dan benar saja jika Cahya sudah berdiri di sana.
"Aku minta maaf Ay. Aku benar-benar lupa kalau harus menjemput anak-anak," ucap Awan dengan memasang raut wajah sendu. Dari raut wajah itu seakan mengisyaratkan rasa penyesalan yang begitu dalam.
"Memang apa yang sedang kamu kerjakan Mas? Sampai-sampai membuatmu lupa akan janji yang sudah kamu ucapkan sendiri?" tanya Cahya begitu ingin tahu sesibuk apa kegiatan suaminya sampai membuatnya lupa akan janjinya.
"Aku bertemu dengan pimpinan Semarang Ay. Ada sedikit masalah di Semarang dan harus segera aku selesaikan."
Meskipun sedikit gugup, namun Awan mencoba untuk menghilangkan kegugupan itu. Ia tidak ingin jika pertemuannya dengan Mega sampai diketahui oleh Cahya.
"Lalu, untuk ponselmu bagaimana Mas? Mengapa tidak aktif sama sekali? Selama ini kamu tidak pernah loh menonaktifkan ponselmu?"
"Oh itu? Itu karena ponselku tertinggal di kantor Ay dan posisi lowbatt dan akhirnya mati sendiri."
Cahya mencoba menelisik satu kebohongan yang mungkin disembunyikan oleh Awan melalui sorot matanya. Namun tetap saja tidak bisa ia temukan. Ia pun hanya bisa terdiam dan termangu.
Awan mendekat ke arah Cahya. Ia raih telapak tangan istrinya ini untuk kemudian ia genggam erat. "Sekali lagi aku minta maaf ya Ay. Sungguh ini semua bukanlah kesengajaan."
Cahya menghembuskan napas sedikit kasar. Ingin rasanya ia marah kepada suaminya ini yang telah mengecewakan anak-anak. Namun ia rasa tidak akan ada manfaatnya.
"Jangan minta maaf kepadaku Mas karena kesalahanmu bukan kepadaku tapi kepada anak-anak. Mereka pasti sangat kecewa karena kamu lupa untuk menjemput."
"Baiklah, untuk menebus semua kesalahanku, bagaimana kalau malam ini kita sekeluarga makan di luar? Sekaligus untuk quality time?"
Dahi Cahya sedikit berkerut. "Serius kita akan dinner di luar?"
Awan menganggukkan kepalanya. "Tentu Ay. Akan aku persiapkan semuanya."
Seutas senyum tipis terbit di bibir Cahya. Meskipun hatinya sedikit kecewa namun mendengar rencana Awan ini membuat kekecewaan yang ia rasakan menguap seketika. Kali ini sikap Awan seakan kembali seperti sedia kala.
"Baiklah, nanti kita dinner di luar."
Senyum seringai terbit di bibir Awan. Pada akhirnya maksud dan tujuannya tercapai seketika.
Sepertinya aku harus selalu menampakkan perilaku yang baik di depan Cahya. Akan aku curahi dirinya dengan perhatian yang lebih dari sebelumnya. Dengan begitu ia tidak akan pernah tahu jika aku memiliki hubungan dengan Mega di luar sana.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
✨AkuHanyaWanitaBiasa✨
dasar kadal buntung
2023-05-13
0
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ
dasar licikkkk
2023-02-18
1
Ahmad Affa
lah.... garangan mulai beraksi ya kak 😂😂
2023-02-07
0