Bab 6

Amora Shin. Nama ini tertulis jelas di atas sebuah nisan. Walau tiga tahun telah berlalu, tapi ukiran nama tersebut masih terlihat sangat indah terawat. Sama seperti yang tertulis di dalam hati seorang pria tampan yang tengah menatap tak berkedip pada nisan tersebut.

"Amora Shin, kau pikir aku akan mempercayainya? Cih!" Bern mencibir sinis. Setelah itu dia berjongkok. Masih dengan ekpresi yang sangat sinis, tangannya mulai menabur bunga yang di bawanya. Tak lupa juga dia menyiramkan air ke atas makam sebelum akhirnya dia menghela nafas panjang. "Tiga tahun lalu aku dan Amora pernah mereguk kebahagiaan bersama. Kami mencinta dengan cara yang begitu indah. Dia mempesona, dia berkilau, aku suka itu. Lalu dengan semua keindahan yang dimiliki oleh kekasihku kau berniat merusaknya atas nama kematian? Omong kosong! Kau kira aku akan percaya begitu saja? Tidak akan. Amora-ku masih hidup. Kami hanya terpisah jarak, bukan dunia. Tahu kau!"

Mungkin jika ada orang yang melihat kelakuan Bern, orang itu pasti akan berpikir kalau Bern sudah gila karena kesal pada sebuah makam. Namun, anggapan seperti itu sama sekali tak akan di hiraukan olehnya. Orang-orang bisa berpikir demikian karena mereka tak merasakan betapa hancur dan menderitanya dia ketika di tinggal oleh Amora. Jadi Bern sudah tak mempedulikan hal-hal seperti itu. Tujuannya datang ke makam ini adalah untuk mengingatkan sosok yang tertanam di tanah kalau selamanya Amora akan selalu hidup di hati. Perasaan Bern tidak akan pernah berubah sekalipun takdir menyodorkan fakta kalau orang yang tertanam di balik makam ini adalah benar kekasihnya.

"Bern!"

Sebuah suara menghentikan Bern yang ingin kembali berbicara dengan makam. Segera dia menoleh ke belakang untuk melihat suara siapa itu.

"Bern?" Suara Elea terdengar mendayu-dayu. Matanya berkaca, tak percaya bisa melihat putranya lagi setelah tiga tahun berpisah. Dengan langkah yang sedikit terseok-seok, Elea bergegas datang menghampiri. "Bern, kenapa tidak bilang kalau kau kembali kemari? Ibu merindukanmu, Nak!"

Bingung, Bern hanya diam tak bergeming. Bohonglah kalau dia tak merindukan ibunya, sangat rindu malah. Akan tetapi kenangan tentang kejadian tiga tahun lalu membuat Bern mengepalkan kedua tangan sekuat mungkin. Masih sangat jelas di ingatannya bagaimana sang ibu yang lebih membela Karl ketika dia ingin menghabisinya. Wanita ini memeluk bajingan itu, bahkan memasang badan untuk melindunginya. Bern sebenarnya tahu kalau ibunya tak bermaksud memihak, tapi rasa sakit akan kehilangan Amora membuatnya merasa sangat kecewa. Itulah kenapa sekarang Bern bingung. Dia tak tahu harus melakukan apa pada wanita ini.

"Bern, kau masih marah ya pada Ibu?"

"Bu, siapa yang memberitahu Ibu kalau aku sudah pulang?" tanya Bern. Dia tak tega melihat raut sedih di wajah sang ibu. Jadi memutuskan untuk bertanya saja.

"Oliver," jawab Elea. Dia lalu memberanikan diri untuk menyentuh wajah putranya. Seketika bibir Elea bergetar, tak kuat menahan sesak di dada saat Bern menepis tangannya pelan.

Maafkan aku, Ibu. Aku tahu Ibu tak bersalah, tapi tangan ini pernah tergerak untuk melindungi bajingan yang telah menyakiti kekasihku. Aku harap Ibu bisa mengerti ....

Melihat ekpresi dingin di wajah Bern, Elea mencoba untuk menahan diri agar tidak menangis. Dia tak bisa memaksakan kehendaknya untuk menumpahkan kerinduan karena saat ini Bern masih terselimuti amarah dan juga kekecewaan. Mencoba mencairkan suasana, Elea duduk di sebelah makam kemudian mengelus nama yang terukir di atas nisan. Amora, di mana gadis ini sebenarnya?

Yang kalian pikirkan benar. Dua bulan lalu Elea menerima penglihatan di mana dia bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya mirip sekali dengan Amora. Namun penglihatan itu hanya sekilas, dan tak pernah dia dapatkan lagi sampai sekarang. Elea sebenarnya ingin sekali memberitahu Bern soal ini, tapi dia takut hal tersebut malah akan menambah luka yang belum mengering. Jadilah Elea hanya menyampaikan hal ini pada suaminya saja dan baru akan memberitahu Bern nanti setelah mendapatkan titik terang.

"Sayang sekali dulu Ibu belum sempat bertemu dengan Amora. Jika boleh tahu dia itu gadis yang seperti apa, Bern? Apa warna yang Amora suka?" tanya Elea.

Sudut bibir Bern tertarik ke atas begitu sang ibu menanyakan tentang Amora. Bak terbujuk, hatinya langsung luluh. Dia dengan senang hati menceritakan betapa Amora-nya dulu begitu cantik dan juga baik hati.

"Amora gadis yang sangat luar biasa baik, Ibu. Dia seperti malaikat, dan kecantikannya bagaikan bidadari. Walaupun kebersamaan kami terhitung singkat, tapi aku tahu semua hal yang di sukai Amora. Dia sangat suka memasak, dia suka mengikat rambutnya ke atas, dia juga sangat menyukai warna putih. Sama seperti hatinya yang bersih tanpa noda!"

"Benarkah?"

"Tentu saja. Kekasihku mana mungkin orang biasa saja. Bahkan dia adalah wanita terbaik dari seluruh wanita yang pernah aku kenal!" sahut Bern dengan bangganya.

Elea menoleh. Dia memasang wajah cemberut.

"Kalau begitu apakah Ibu ini tidak baik? Ibu tidak cantik?" Elea protes. Jarang-jarang putra sulungnya mau bicara sepanjang ini, jadilah Elea menggunakan kesempatan tersebut untuk memangkas jarak yang sempat terbangun.

"Ibu dan Flowrence adalah pengecualian. Sedangkan Amora, dia berbeda. Aku mencintainya. Dan sekarang harusnya dia sedang bersamaku menikmati kebahagiaan," sahut Bern dengan santai menjawab. Namun, setelah berkata seperti itu pandangan Bern tiba-tiba meredup. Dadanya kembali berdenyut begitu teringat kalau Amora tidak ada di sisinya.

Sadar akan apa yang terjadi, dengan cepat Elea mencari bahan pembicaraan yang baru. Dia tidak akan membiarkan putranya terus dilanda kesakitan. Elea ibunya. Dia akan melindungi Bern sama seperti saat dia melindungi Karl dari amarahnya.

"Oya, Bern. Kau tahu tidak akhir-akhir ini ingatan Flow banyak mengalami peningkatan. Setelah kecelakaan itu terjadi, tidak ada satupun ingatan yang tersisa di kepalanya. Tuhan seakan-akan menghapus semua itu, tapi beberapa hari ini Flow selalu saja bertanya di mana dirimu. Sepertinya ikatan batin di antara kalian telah membuatnya merasa gelisah. Apa kau akan membiarkan Flowrence menemuimu?"

"Aku ingin, tapi hatiku masih belum siap. Aku harap Ibu tidak memaksa," jawab Bern sambil mengeratkan kedua rahang. Dia menahan diri agar jangan menjawab iya.

"Baiklah Ibu tidak akan memaksa. Yang penting kau sudah tahu kalau Flowrence merindukanmu," ucap Elea maklum.

Bern membuang nafas perlahan. Dia lalu teringat dengan perseteruan antara Oliver dengan Russel. Penasaran, dia pun memutuskan untuk bertanya pada sang ibu.

"Bu, kemarin saat aku bertemu dengan Russel dan Oliver kenapa mereka terlihat tidak akur? Sebelum semua ini terjadi kan hubungan mereka baik-baik saja. Aku bahkan masih ingat dengan jelas saat mereka ikut masuk ke dalam sungai untuk menyelamatkan Flowrence. Tapi kenapa tiba-tiba mereka bermusuhan. Apa yang terjadi?" cecar Bern penuh rasa ingin tahu. Walaupun sudah mendapat feeling, tapi dia ingin mendengar penjelasan secara langsung. Bern tahu ada yang salah dengan kedua sepupunya.

"Hahhh, bagaimana cara Ibu menjelaskan padamu, Bern. Musibah yang menimpa Flowrence membuat hubungannya dengan Oliver merenggang. Kau tahu kan kalau Flowrence kehilangan semua ingatannya?"

Bern mengangguk.

"Sebenarnya Ibu tidak bisa menyebut ini sebagai kesempatan yang di curi paksa. Akan tetapi selama ini tanpa kita ketahui ternyata diam-diam Russel menyimpan perasaan lebih pada adikmu. Dan kebetulan dokter yang menangani terapi adikmu adalah temannya Russel. Dia lalu menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan perasaannya yang telah terpendam selama bertahun-tahun," ucap Elea lirih. "Flowrence menyambut perasaan Russel dengan penuh ketulusan, Bern. Inilah kenapa kedua sepupumu menjadi musuh!"

Tak di sangka di tiga tahun setelah kepergian Bern banyak sekali terjadi masalah yang tak di ketahuinya. Dan kabar ini merupakan kabar yang paling mengejutkan. Bern sama sekali tak menyangka kalau Russel ternyata menyukai adiknya. Padahal anak itu jelas tahu kalau Flowrence telah di jodohkan dengan Oliver bahkan sebelum mereka lahir. Lalu kenapa dia nekad?

"Bu, beri aku waktu selama beberapa hari untuk menenangkan diri. Setelah itu ajaklah Flowrence dan Oliver ke apartemenku. Aku perlu bicara dengan mereka!"

***

Terpopuler

Comments

linamaulina18

linamaulina18

kasian Russel karma yg tanggung atas ulah dr blok nya sndr si Jakson mntn pembunuh bayaran

2023-03-29

0

linamaulina18

linamaulina18

kasian elea jd ibu srba salah posisi nya beet Karl n flow sama2 ank2 elea n iel

2023-03-29

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Perasaan Bern yg meyakini Amora msh hidup begitu kuat, Amora msh hidup dan berubah menjadi Renata, krn kecelakaan yg menyebabkan amnesia Amora tdk mengetahui masa lalunya, Renata asli yg menghuni makam Amora Shin

2023-03-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bern 49
50 Bern 50
51 Bern 51
52 Bern 52
53 Bern 53
54 Bern 54
55 Bern 55
56 Bern 56
57 Bern 57
58 Bern 58
59 Bern 59
60 Bern 60
61 Bern 61
62 Bern 62
63 Bern 63
64 Bern 64
65 Bern 65
66 Bern 66
67 Bern 67
68 Bern 68
69 Bern 69
70 Bern 70
71 Bern 71
72 Bern 72
73 Bern 73
74 Bern 74
75 Bern 75
76 Bern 76
77 Bern 77
78 Bern 78
79 Bern 79
80 Bern 80
81 Bern 81
82 Bern 82
83 Bern 83
84 Bern 84
85 Bern 85
86 Bern 86
87 Bern 87
88 Bern 88
89 Bern 89
90 Bern 90
91 Bern 91
92 Bern 92
93 Bern 93
94 Bern 94
95 Bern 95
96 Bern 96
97 Bern 97
98 Bern 98
99 Bern 99
100 Bern 100
101 Bern 101
102 Bern 102
103 Bern 103
104 Bern 104
105 Bern 105
106 Bern 106
107 Bern 107
108 Bern 108
109 Bern 109
110 Bern 110
111 Bern 111
112 Bern 112
113 Bern 113
114 Bern 114
115 Bern 115
116 Bern 116
117 Bern 117
118 Bern 118
119 Bern 119
120 Bern 120
121 Bern 121
122 Bern 122
123 Bern 123
124 Bern 124
125 Bern 125
126 Bern 126
127 Bern 127
128 Bern 128
129 Bern 129
130 Bern 130
131 Bern 131
132 Bern 132
133 Bern 133
134 134
135 Bern 135
136 Bern 136
137 Bern 137
138 Bern 138
139 Bern 139
140 Bern 140
141 Bern 141
142 Bern 142
143 Bern 143
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bern 49
50
Bern 50
51
Bern 51
52
Bern 52
53
Bern 53
54
Bern 54
55
Bern 55
56
Bern 56
57
Bern 57
58
Bern 58
59
Bern 59
60
Bern 60
61
Bern 61
62
Bern 62
63
Bern 63
64
Bern 64
65
Bern 65
66
Bern 66
67
Bern 67
68
Bern 68
69
Bern 69
70
Bern 70
71
Bern 71
72
Bern 72
73
Bern 73
74
Bern 74
75
Bern 75
76
Bern 76
77
Bern 77
78
Bern 78
79
Bern 79
80
Bern 80
81
Bern 81
82
Bern 82
83
Bern 83
84
Bern 84
85
Bern 85
86
Bern 86
87
Bern 87
88
Bern 88
89
Bern 89
90
Bern 90
91
Bern 91
92
Bern 92
93
Bern 93
94
Bern 94
95
Bern 95
96
Bern 96
97
Bern 97
98
Bern 98
99
Bern 99
100
Bern 100
101
Bern 101
102
Bern 102
103
Bern 103
104
Bern 104
105
Bern 105
106
Bern 106
107
Bern 107
108
Bern 108
109
Bern 109
110
Bern 110
111
Bern 111
112
Bern 112
113
Bern 113
114
Bern 114
115
Bern 115
116
Bern 116
117
Bern 117
118
Bern 118
119
Bern 119
120
Bern 120
121
Bern 121
122
Bern 122
123
Bern 123
124
Bern 124
125
Bern 125
126
Bern 126
127
Bern 127
128
Bern 128
129
Bern 129
130
Bern 130
131
Bern 131
132
Bern 132
133
Bern 133
134
134
135
Bern 135
136
Bern 136
137
Bern 137
138
Bern 138
139
Bern 139
140
Bern 140
141
Bern 141
142
Bern 142
143
Bern 143

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!