Mei yang belom bisa menjawab pertanyaan Umar itu menjadi diam saja ketika Umar menembaknya.
Umar juga bingung mencari topik pembicaraan karena Mei yang duduk hanya diam saja pada malam itu.
"Mei jangan diam saja begitu dong, jika kamu tidak mau juga tidak apa-apa kok," ucap Umar.
"Hm, Baiklah Umar, aku mau menjadi kekasihmu," ucap Mei.
Umar langsung terbengong melihat Mei yang mengatakan hal seperti itu padanya.
"Benarkah itu Mei?" Umar kegirangan.
"Iyah benar, aku mau," ucap Mei.
Umar yang tidak salah mendengar ucapan Mei bahwasannya Mei mau menjadi kekasihnya itu langsung kegirangan.
Umar pun berdiri dari tempatnya duduk dan memegang tangan Mei, mereka berdua berdiri di depan teras itu.
"Terimakasih Mei sayang, aku akan menjaga hati ini untukmu." Umar yang berdiri berhadapan dengan Mei sambil memegang tangannya dan juga mencium Mei.
Aji yang Melihat itu dari dalam rumah langsung saja keluar dengan penuh emosi.
Aji langsung menarik Umar dan memukul pipi sebelah kanannya.
Gubrak..
Suara pukulan Aji.
"Apa-apaan kamu ini berani-beraninya mencium adikku, emangnya kamu siapa ha....kamu juga tidak tau jam pulang ya, ini sudah sangat malam tapi masih sana disini." Aji memukul Umar dan langsung umar terpental.
"Apa-apaan kamu ini mas, main pukul-pukul saja." Umar memukul Aji kembali namun Aji menangkisnya dan malah memukuli Umar sampai terjatuh dalam kondisi berbaring Aji memukuli Umar.
"Kak Aji....Sudah-sudah kak Aji, jangan pukul Umar. Umar kamu pulang saja sekarang sana." Mei menarik Aji yang sedang memukul Umar dan juga memisahkan mereka.
Umar pun bergegas berlari menyalakan motor yang ia bawa, sementara itu, Aji di tahan oleh Mei saat itu agar tidak mengejar Umar.
Umar pun segera pergi dari rumah Mei malam itu, ia langsung pulang kerumahnya menggunakan sepeda motor yang ia bawa.
Setelah Umar pulang, Mei pun melepaskan kakaknya Aji dari pegangannya.
Mei pun langsung menutup pagar rumah mereka, lalu Mei masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
"Hei Mei, kamu jangan lagi berdekatan dengan cowok brengsek seperti itu, kak Aji tidak suka kamu berteman dengannya, dia tidak mempunyai sopan santun dan juga berani mencium dirimu, sudah larut malam begini bukannya pulang dia berani-beraninya bibirmu ia cium, jika kakak melihat dia berteman denganmu lagi, kakak habisin dia itu." Aji berdiri di depan Mei dengan emosinya yang bergejolak.
Mei hanya diam saja saat itu, ia juga takut kalau kakaknya Aji akan memukuli Umar karena tindakan sembrono umar yang telah mencium Mei.
Meski begitu Mei sudah terlanjur jatuh cinta pada Umar. Mei tidak ada pilihan selain berpacaran dengan Umar melalui telepon saja.
Umar yang telah sampai di rumahnya langsung beristirahat. .Mei dan Aji juga segera menuju kamar dan beristirahat.
Aji tidur di kamarnya malam itu, Mei juga tidur di kamarnya, keduanya tidur di kamar masing-masing karena terjadinya keributan antara pria yang Mei suka dengan kakaknya itu.
Malam itu Aji sangat kesal di kamarnya, ia melihat adiknya yang ia sayang itu, ada lelaki yang berani menciuminya.
Aji pun begadang pada malam itu bermain plasystation dan juga meminum kopi serta cemilan.
Aji berfikir jika adiknya mempunyai teman pria sebagai kekasihnya, adiknya akan hilang kasi sayang dengan Aji, sedangkan Aji adalah seorang anak mantan broken home.
Pada malam itu, Aji menelepon putri di tengah malam, tentu saja putri tidak sibuk jika yang menelepon itu adalah Aji.
"Halo put, aku ingin cerita kepadamu," ucap Aji.
"Cerita saja Aji, aku akan mendengarkan mu," ucap Putri.
"Begini put, adikku Mei saat ini sudah mempunya laki-laki yang ia sukai, aku sangat emosi put karena laki-laki itu berani mencium adikku, padahal saat itu aku berada di rumah dan melihat mereka dari dalam, aku selalu mengawasi apa yang mereka lakukan. Putri, aku ini sangat sayang kepada adikku Mei, aku tidak ingin ada laki-laki brengsek yang berani menyentuhnya put, jadi setelah melihat itu aku langsung memukuli lelaki tersebut put." Aji menceritakan semuanya sambil menyeruput kopinya.
"Aji kamu tidak boleh seperti itu, kamu saja juga berani melakukan seperti itu denganku, semua orang suatu saat akan mempunyai pasangannya masing-masing Aji, biarpun Mei itu adikmu, dia juga ingin memilih lelaki yang ia cintai dan juga ia ingin mendapatkan lelaki yang menurutnya cocok dengannya. Kamu jangan terlalu berlebihan kepada adikmu karena kamu menyayanginya, kamu hanya perlu menasehatinya agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang berlebihan seperti hal berciuman yang seperti kamu bilang, apalagi di bagian bibir kamu bilang, itu adalah sudah perbuatan dewasa, emang pantas si kamu memukul lelaki yang brengsek seperti itu, tetapi kamu harus menyikapi adikmu dengan kasih sayang Aji, jangan berikan dia kekerasan," ucap Putri.
Aji yang terpikir oleh kata-kata putri pun mengerti, Mei adalah adiknya yang ia sayang, selama ini Aji berbuat lebih jauh dari pada adik sendiri.
Setelah Aji curhat dengan Putri, ia merasakan lebih lega dari pada sebelumnya. Aji sebelumnya sangat emosional akan kejadian yang ia liat malam tadi.
Setelah mendengar nasehat-nasehat Putri, Aji malah berfikir Putri benar juga dan ia juga mengerti apa yang akan ia lakukan kepada adiknya Mei.
Sejauh ini Aji sudah sangat-sayang termakan nafsu kepada adiknya Mei. Apalagi adiknya tersebut adalah wanita yang cantik dan juga mempunyai body yang sangat bagus.
Aji sudah lupa diri selama ini karena mengikuti hawa nafsunya kepada adiknya, apalagi kalau Mei mengajak Ani tidur bersama.
Aji dan Mei kalau sudah tidur bersama, Mei hanya menganggap Aji adalah kakak yang baik hati dan tidak mungkin melakukan kejahatan terhadap adiknya.
Sedangkan Aji, ia selalu mencari celah saat Mei tidur dan malah kesetanan untuk memuaskan hawa nafsunya dengan cara melampiaskannya kepada Mei tanpa harus Mei ketahui.
Aji berfikir omongan Putri itu benar, tapi Aji tidak setuju dengan Mei yang jatuh hati pada lelaki brengsek tersebut.
Baru saja jumpa satu hari pada Mei sudah berani mencium Mei malam itu, dari situlah Aji sudah memutuskan untuk menasehati Putri untuk memilih lelaki yang lebih baik dari pada Umar.
Aji yang sudah lelah bermain game dan juga sudan habis efek dari kopi yang ia minum, ia merasakan ngantuk dan ingin tidur.
Aji berencana ingin menasehati Mei besok hari, sambil mengajak Mei pergi jalan-jalan.
Aji pun tidur karena sudah mengantuk, ia tertidur lelap di kamar tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments