Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji

Mei yang belom bisa menjawab pertanyaan Umar itu menjadi diam saja ketika Umar menembaknya.

Umar juga bingung mencari topik pembicaraan karena Mei yang duduk hanya diam saja pada malam itu.

"Mei jangan diam saja begitu dong, jika kamu tidak mau juga tidak apa-apa kok," ucap Umar.

"Hm, Baiklah Umar, aku mau menjadi kekasihmu," ucap Mei.

Umar langsung terbengong melihat Mei yang mengatakan hal seperti itu padanya.

"Benarkah itu Mei?" Umar kegirangan.

"Iyah benar, aku mau," ucap Mei.

Umar yang tidak salah mendengar ucapan Mei bahwasannya Mei mau menjadi kekasihnya itu langsung kegirangan.

Umar pun berdiri dari tempatnya duduk dan memegang tangan Mei, mereka berdua berdiri di depan teras itu.

"Terimakasih Mei sayang, aku akan menjaga hati ini untukmu." Umar yang berdiri berhadapan dengan Mei sambil memegang tangannya dan juga mencium Mei.

Aji yang Melihat itu dari dalam rumah langsung saja keluar dengan penuh emosi.

Aji langsung menarik Umar dan memukul pipi sebelah kanannya.

Gubrak..

Suara pukulan Aji.

"Apa-apaan kamu ini berani-beraninya mencium adikku, emangnya kamu siapa ha....kamu juga tidak tau jam pulang ya, ini sudah sangat malam tapi masih sana disini." Aji memukul Umar dan langsung umar terpental.

"Apa-apaan kamu ini mas, main pukul-pukul saja." Umar memukul Aji kembali namun Aji menangkisnya dan malah memukuli Umar sampai terjatuh dalam kondisi berbaring Aji memukuli Umar.

"Kak Aji....Sudah-sudah kak Aji, jangan pukul Umar. Umar kamu pulang saja sekarang sana." Mei menarik Aji yang sedang memukul Umar dan juga memisahkan mereka.

Umar pun bergegas berlari menyalakan motor yang ia bawa, sementara itu, Aji di tahan oleh Mei saat itu agar tidak mengejar Umar.

Umar pun segera pergi dari rumah Mei malam itu, ia langsung pulang kerumahnya menggunakan sepeda motor yang ia bawa.

Setelah Umar pulang, Mei pun melepaskan kakaknya Aji dari pegangannya.

Mei pun langsung menutup pagar rumah mereka, lalu Mei masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Hei Mei, kamu jangan lagi berdekatan dengan cowok brengsek seperti itu, kak Aji tidak suka kamu berteman dengannya, dia tidak mempunyai sopan santun dan juga berani mencium dirimu, sudah larut malam begini bukannya pulang dia berani-beraninya bibirmu ia cium, jika kakak melihat dia berteman denganmu lagi, kakak habisin dia itu." Aji berdiri di depan Mei dengan emosinya yang bergejolak.

Mei hanya diam saja saat itu, ia juga takut kalau kakaknya Aji akan memukuli Umar karena tindakan sembrono umar yang telah mencium Mei.

Meski begitu Mei sudah terlanjur jatuh cinta pada Umar. Mei tidak ada pilihan selain berpacaran dengan Umar melalui telepon saja.

Umar yang telah sampai di rumahnya langsung beristirahat. .Mei dan Aji juga segera menuju kamar dan beristirahat.

Aji tidur di kamarnya malam itu, Mei juga tidur di kamarnya, keduanya tidur di kamar masing-masing karena terjadinya keributan antara pria yang Mei suka dengan kakaknya itu.

Malam itu Aji sangat kesal di kamarnya, ia melihat adiknya yang ia sayang itu, ada lelaki yang berani menciuminya.

Aji pun begadang pada malam itu bermain plasystation dan juga meminum kopi serta cemilan.

Aji berfikir jika adiknya mempunyai teman pria sebagai kekasihnya, adiknya akan hilang kasi sayang dengan Aji, sedangkan Aji adalah seorang anak mantan broken home.

Pada malam itu, Aji menelepon putri di tengah malam, tentu saja putri tidak sibuk jika yang menelepon itu adalah Aji.

"Halo put, aku ingin cerita kepadamu," ucap Aji.

"Cerita saja Aji, aku akan mendengarkan mu," ucap Putri.

"Begini put, adikku Mei saat ini sudah mempunya laki-laki yang ia sukai, aku sangat emosi put karena laki-laki itu berani mencium adikku, padahal saat itu aku berada di rumah dan melihat mereka dari dalam, aku selalu mengawasi apa yang mereka lakukan. Putri, aku ini sangat sayang kepada adikku Mei, aku tidak ingin ada laki-laki brengsek yang berani menyentuhnya put, jadi setelah melihat itu aku langsung memukuli lelaki tersebut put." Aji menceritakan semuanya sambil menyeruput kopinya.

"Aji kamu tidak boleh seperti itu, kamu saja juga berani melakukan seperti itu denganku, semua orang suatu saat akan mempunyai pasangannya masing-masing Aji, biarpun Mei itu adikmu, dia juga ingin memilih lelaki yang ia cintai dan juga ia ingin mendapatkan lelaki yang menurutnya cocok dengannya. Kamu jangan terlalu berlebihan kepada adikmu karena kamu menyayanginya, kamu hanya perlu menasehatinya agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang berlebihan seperti hal berciuman yang seperti kamu bilang, apalagi di bagian bibir kamu bilang, itu adalah sudah perbuatan dewasa, emang pantas si kamu memukul lelaki yang brengsek seperti itu, tetapi kamu harus menyikapi adikmu dengan kasih sayang Aji, jangan berikan dia kekerasan," ucap Putri.

Aji yang terpikir oleh kata-kata putri pun mengerti, Mei adalah adiknya yang ia sayang, selama ini Aji berbuat lebih jauh dari pada adik sendiri.

Setelah Aji curhat dengan Putri, ia merasakan lebih lega dari pada sebelumnya. Aji sebelumnya sangat emosional akan kejadian yang ia liat malam tadi.

Setelah mendengar nasehat-nasehat Putri, Aji malah berfikir Putri benar juga dan ia juga mengerti apa yang akan ia lakukan kepada adiknya Mei.

Sejauh ini Aji sudah sangat-sayang termakan nafsu kepada adiknya Mei. Apalagi adiknya tersebut adalah wanita yang cantik dan juga mempunyai body yang sangat bagus.

Aji sudah lupa diri selama ini karena mengikuti hawa nafsunya kepada adiknya, apalagi kalau Mei mengajak Ani tidur bersama.

Aji dan Mei kalau sudah tidur bersama, Mei hanya menganggap Aji adalah kakak yang baik hati dan tidak mungkin melakukan kejahatan terhadap adiknya.

Sedangkan Aji, ia selalu mencari celah saat Mei tidur dan malah kesetanan untuk memuaskan hawa nafsunya dengan cara melampiaskannya kepada Mei tanpa harus Mei ketahui.

Aji berfikir omongan Putri itu benar, tapi Aji tidak setuju dengan Mei yang jatuh hati pada lelaki brengsek tersebut.

Baru saja jumpa satu hari pada Mei sudah berani mencium Mei malam itu, dari situlah Aji sudah memutuskan untuk menasehati Putri untuk memilih lelaki yang lebih baik dari pada Umar.

Aji yang sudah lelah bermain game dan juga sudan habis efek dari kopi yang ia minum, ia merasakan ngantuk dan ingin tidur.

Aji berencana ingin menasehati Mei besok hari, sambil mengajak Mei pergi jalan-jalan.

Aji pun tidur karena sudah mengantuk, ia tertidur lelap di kamar tidurnya.

Episodes
1 Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2 Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3 Bab 3. Berenang Bersama Mei
4 Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5 Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6 Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7 Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8 Bab 8. Dugem Di Bar
9 Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10 Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11 Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12 Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13 Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14 Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15 Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16 Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17 Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18 Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19 Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20 Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21 Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22 Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23 Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24 Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25 Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26 Bab 26. Kebohongan Aji
27 Bab 27. Perkelahian
28 Curhatan Aji dan Mei
29 Aji Depresi
30 Berlibur menuju pantai
31 Santai di Pantai
32 Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33 Tipu Daya Aji
34 Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35 Nafsu membara
36 Senja
37 Nafsu Membara
38 Kegagalan Aji
39 Aji dan Mei Ribut
40 Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41 Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42 Hari pertama Aji keluar dari rumah
43 Hari kedua di rumah Zulfan
44 Aji Training Bekerja
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2
Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3
Bab 3. Berenang Bersama Mei
4
Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5
Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6
Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7
Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8
Bab 8. Dugem Di Bar
9
Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10
Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11
Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12
Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13
Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14
Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15
Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16
Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17
Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18
Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19
Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20
Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21
Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22
Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23
Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24
Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25
Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26
Bab 26. Kebohongan Aji
27
Bab 27. Perkelahian
28
Curhatan Aji dan Mei
29
Aji Depresi
30
Berlibur menuju pantai
31
Santai di Pantai
32
Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33
Tipu Daya Aji
34
Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35
Nafsu membara
36
Senja
37
Nafsu Membara
38
Kegagalan Aji
39
Aji dan Mei Ribut
40
Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41
Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42
Hari pertama Aji keluar dari rumah
43
Hari kedua di rumah Zulfan
44
Aji Training Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!