Keesokan paginya, Mei sudah bangun di pagi hari seperti biasanya. Mei yang sudah bangun itu langsung menyiapkan sarapan pagi untuk kakaknya dan juga dirinya.
Setelah selesai menyiapkan sarapan, Mei langsung mandi seperti hari-hari biasanya.
Saat sudah selesai Mandi, Mei pergi ke kamar Aji untuk membangunkannya dari tidurnya.
Aji yang masih tertidur saat itu, dan juga pintu kamarnya di kunci dari dalam, membuat Mei sulit untuk membangunkannya.
Tok..tok...tok...
Kak Aji....Kak Aji....
Mei menggedor pintu sambil berteriak memanggil Aji yang sedang tertidur
Tok...tok...tok...
Kak Aji...Bangun....Ayo sarapan pagi....
Aji pun terbangun karena suara berisik Mei yang selalu menggedor pintu kamarnya dan berteriak membangunkannya.
"ia Mei, kamu makan duluan saja, kakak akan makan nanti setelah selesai mandi, kamu makan saja dulu." Aji menjawab Mei dan tidur kembali.
Mendengar perkataan Aji yang seperti itu, Mei pun menurutinya dan segera pergi ke meja makan untuk makan duluan, sementara itu Aji yang sudah terbangun malah tidur kembali.
Selesai makan, Mei pergi ke kamarnya dan Vidio call dengan Umar, ya, Umar sekarang sudah menjadi kekasih Mei.
Mei pun mengobrol dengan Umar melalui telepon mengenai kejadian tadi malam yang di lakukan oleh kakaknya Aji.
Mei meminta maaf kepada kekasihnya Umar tersebut karena perilaku kakaknya Aji.
Umar dengan senang hati memaafkan kakaknya Mei, Umar senang bisa berpacaran dengan Mei.
Tetapi Umar ada maksud tertentu berpacaran dengan Mei tersebut, Umar adalah laki-laki playboy yang suka memainkan perasaan wanita.
Umar yang sudah bertemu dengan Mei dan juga sudah mendapatkan hati Mei mempunyai maksud tertentu, Umar melihat Mei sangatlah cantik dan juga Mei adalah anak dari orang kaya.
Umar tidak akan melewatkan kesempatannya itu, ia berencana hanya untuk memanfaatkan Mei dengan cara membuat pelecehan sedikit saja kepada Mei lalu ia berencana akan menguras Uang Mei dengan senjata sudah melecehkan Mei.
Umar sangat licik mengenai wanita, ia yang berencana sedemikian rupa sudah membuat hati Mei terpikat.
Mei yang mengobrol dengan Umar merasakan kenyamanan dalam hubungan. Apalagi Umar ini hanya berencana jahat saja agar Mei bisa menuruti kemauannya jadi ia bersikap seolah-olah membuat Mei nyaman dahulu.
...Hari Weekend, Liburan Ke Pantai...
Aji yang sudah bangun, langsung mandi dan segera sarapan pagi. Aji bangun sudah sekitar pukul 10 pagi saat itu.
Setelah Aji selesai makan dan juga mandi saat itu, Aji bergegas pergi ke kamar adiknya tersayang itu yaitu Mei.
Aji terlebih dulu membersihkan sisa makanannya di meja makan, setelah itu ia naik ke kamar Mei.
Tok..tok..tok..
Suara Aji mengetuk pintu kamar Mei.
Mei tidak mendengarkan ketukan pintu Aji, karena Mei pada saat itu sedang asik vidio call dengan Umar.
Aji langsung membuka pintu kamar Mei tersebut. Aji melihat Mei yang sedang asik vidio call dengan umar.
"Hey Mei, dari tadi kakak ketukan pintu kenapa tidak dengar." Aji berdiri dan menegur Mei dengan suara keras.
"Eh, kak aji maafkan aku, aku tidak mendengar bahwa kak aji mengetuk pintu." Mei yang terkejut langsung mematikan teleponnya dan segera pindah posisi menjadi duduk yang awalnya sedang tiduran sambil vidio cal.
"Buruan siap-siap, hari ini kita akan pergi ke pantai," ucap Aji.
"Baiklah kak Aji," ucap Mei.
Aji mengajak Mei ke pantai dengan cara menenangkan Mei di tempat umum saat menasehatinya nanti.
Aji berfikir jika menasehati Mei di pantai sepertinya lebih sejuk karena di temani angin pantai dan juga tempat keramaian mana mungkin Mei melawan dengan nasehatnya tersebut. Apalagi Mei adalah wanita yang nurut.
Mei yang sedang bergegas siap-siap dan juga ia berkemas serta berdandan di kamar, langsung chat Umar bahwasannya dia akan pergi bersama kakaknya ke pantai.
Umar mengijinkannya dan Mei pun bergegas dandan karena Aji sudah menunggunya di mobil.
Sementara Mei masih berdandan, Aji memanaskan mobil terlebih dahulu dan mengeluarkannya dari garasi rumah.
Aji menyalakan klakson untuk memanggil Mei di rumah, Mei yang mendengar itu pun segera bergegas turun dan ia sudah selesai berdandan.
Aji dan mei pun pergi ke pantai dengan diiringi musik di dalam mobil serta Aji yang menyetir.
Sesampainya di pantai, banyak sekali orang yang berlibur saat itu. Pada hari minggu, jelas saja ramai pengunjung di hari weekend.
Aji dan Mei pun bermain di pinggiran pantai sambil bermain air dan pasir. Kami menyewa gubuk di pinggiran pantai tersebut untuk meletakkan tas dan juga cemilan kami.
Aji mengajak Mei untuk bermain air terlebih dahulu saat itu, sehingga Mei sampai lelah dengan bermain di pantai.
Mei pun merasa lapar dan mengajak Aji untuk makan terlebih dahulu.
Aji pergi ke salah satu penjual makanan di pinggiran pantai. Ada yang menjual beberapa makanan seafood disitu.
Aji memesan ikan bakar dan juga mereka membawa nasi. Setelah selesai membeli ikan bakar, Aji membawanya kembali ke gubuk yang mereka sewa.
Aji dan Mei pun makan bersama di gubuk itu, menikmati angin pantai serta makan ikan bakar yang sangat lezat.
Nyam...nyam....nyam...
Aji dan Mei makan.
Setelah selesai makan, Aji dan mei tiduran di gubuk itu, karena anginnya membuat sangat mengantuk, apalagi mereka berdua telah lelah bermain air saat itu.
Mereka berdua pun tiduran di gubuk itu hingga sore hari sekitaran pukul 4 sore pada waktu itu.
Zzz.....
Aji dan Mei tertidur.
Tidak terasa hari sudah mulai sore, mereka terbangun dan menikmati angin pantai.
Aji yang terbangun duluan langsung membangunkan Mei yang tertidur.
Mei pun bangun dan Aji mengajak Mei ngemil serta menikmati matahari sore hari.
Sambil menikmati pemandangan tersebut, Aji mengajak Mei berbincang sedikit demi sedikit mengenai pacarnya Umar.
"Hey Mei, kakak rasa pacarmu Umar itu bukan tipe lelaki yang baik mei! Liat saja kelakuannya pada malam hari itu, dia baru saja jadian denganmu tapi sudah berani melakukan perbuatan brengsek padamu, kakak rasa kamu tidak cocok dengannya Mei, lebih baik kamu cari yang lebih baik dari dia." ucap Aji.
Mei berfikir perkataan Aji ada benarnya juga saat itu, ia langsung berfikir kejadian malam itu.
"Jadi kak Aji apa yang harus ku lakukan?" tanya Mei.
"Begini saja Mei, besok kamu dan Aku mengajaknya bertemu di cafe yang mahal, kamu suruh dia membayar semua makanannya, kita uji dirinya apakah benar dia tulis mencintaimu atau tidak, jika tidak dia akan meminta sesuatu dari mu setelahnya," ucap Aji.
"Baiklah kak, kalau menurut kakak seperti itu baiklah kita coba," ucap Mei.
Mei menerima masukan dari Aji untuk menguji seberapa tulus cinta Umar kepada Mei.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments