Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan

Saat malam hari, setelah Aji dan Mei selesai makan malam. Mereka berdua pergi ke kamar Mei untuk menonton Film korea seperti biasanya.

Aji memeluk Mei saat tidur, tidak masalah bagi Mei saat ia di peluk tidur, ia menganggap kakaknya itu sangat baik padanya.

Keesokan paginya, Hari sabtu. Hari dimana Umar ingin mengajak Mei untuk bertemu.

Di pagi hari, Aji dan Mei yang sudah selesai sarapan pagi membicarakan soal Umar yang mau datang.

Aji memberikan ijin kepada Mei karena ia tau bahwa Mei juga kesepian dan ingin mempunyai pacar.

Aji berbincang tentang Umar kepada Mei, karena Aji penasaran bagaimana lelaki itu sebenarnya apakah baik atau tidak.

"Mei kamu kenal umar darimana, dan jika dia tidak baik kakak lihat dan juga berani menyentuhmu kakak tidak akan memberikannya ampun!" ucap Aji.

"kami berkenalan dari sosial media kak, dia sepertinya baik kami sering mengobrol lewat vidio call, karena sudah lama sering mengobrol sewaktu Mei di kamar, ia ingin mengajakku bertemu," ucap Mei.

"Kakak akan selalu mengawasi, Jika saja dia berani menyentuhmu, kakak tidak akan segan-segan padanya," ucap Aji.

Mei saat itu berfikir bahwa Umar yang sudah dekat berkenalan dengannya itu adalah pria yang baik.

Mei belum pernah pacaran sama sekali, dan dia sedikit cuek jika orang yang mendekatinya tidak menarik menurutnya.

Saat pertama kali menjadi bagian dari keluarga Aji, Mei sangat cuek dan tidak peduli, karena rayuan ibunya yang selalu menasehatinya agar akrab dengan saudara tirinya, maka Aji yang mendekati adiknya tersebut pun tidak dicueki sama sekali.

Aji yang cepat berteman dengan Mei merasakan kehangatan keluarga sampai Aji kadang-kadang lupa diri bahwa Mei adalah adik kandungnya.

...Mei dan Umar...

Pada malam Hari, tepatnya malam minggu atau bisa di sebut juga sabtu malam.

Umar yang sudah janji ingin datang ke rumah Mei langsung saja menelepon Mei pada malam itu.

Mei dan Aji baru saja selesai makan siang pada saat itu dan tiba-tiba saja handphone Mei berdering.

Driririring.....

Suara telepon berbunyi...

"Halo Mei, selamat malam, tolong share lokasi rumah kamu ya, ini aku sudah jalan menuju rumah kamu," ucap Umar.

Mei yang melihat chat dari Umar itu langsung saja mengirim lokasi alamat rumahnya.

Sebelum itu Mei sudah mengatakan pada kakaknya Aji untuk mengijinkannya bertemu dengan Umar itu.

Umar pun pergi menuju rumah Mei yang sudah di share lokasi keberadaan rumahnya lewat via chat.

Sesampainya di rumah Mei, Umar pun langsung mengajak Mei Vidio call agar ia keluar untuk menemui Umar yang sedang menuggu di depan pagar rumah Mei.

Mei pun menjemput Umar dan mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam rumah Mei.

"Silahkan duduk, sebentar ya Umar aku membuat teh dan mengambil beberapa cemilan untuk kita berdua." Mei pergi ke dalam rumah untuk membuatkan teh sementara itu Umar duduk di depan teras rumah menunggu Mei.

Mei yang masuk ke dalam rumah melihat kakaknya Aji yang duduk di ruang tamu sambil bermain handphone.

Aji tidak keluar pada malam minggu karena ingin mengawasi Mei dari dalam rumah, Aji ingin tau pria yang di bawa oleh Mei adalah pria baik atau mungkin sebaliknya, mungkin juga pria jahat.

"Kakak, Aku dan Umar ijin duduk di teras rumah saja ya, kami hanya bercerita sana tidak ada yang lain-lain," ucap Mei.

"Baiklah, kak Aji juga sudah ngantuk ini, kakak tiduran di sini aja dulu ya Mei, jika Mei dan teman Mei sudah selesai bangunkan kakak ya untuk tidur di atas bersama Mei." Umar ingin pura-pura tidur tetapi mengawasi Mei dari dalam rumah lewat jendela kaca.

Aji yang mengucapkan seperti itu kepada Mei langsung saja tiduran dengan pura-pura, sementara itu Mei senang melihat kakaknya sangat baik terhadapnya.

Mei pun pergi ke dapur untuk membuat 2 gelas teh yaitu untuk dirinya dan juga umar. Mei juga mengambil beberapa cemilan yang ia simpang di lemari es.

Setelah selesai mengambil cemilan dan juga Mei selesai membuat teh, Mei pun pergi ke teras rumah untuk ngeteh dan mengobrol dengan Umar.

"Ini teh nya, diminum yah. Maaf cuma ada teh dan cemilan seadanya." Mei meletakkan minuman sambil duduk di samping Umar.

"Tidak perlu repot-repot Mei, ini saja sudah lebih dari cukup," ucap umar.

Mei dan Umar pun mengobrol dan pdkt pada saat itu, sebelumnya mereka sudah dekat lewat sosial media saja.

Umar juga pernah berkata kepada Mei jika mereka bertemu, Umar ingin mereka berpacaran dan menjalin hubungan spesial.

Pada malam minggu ini, mereka yang sudah bertemu bisa akrab dengan sebentar saja, karena mereka berdua sebelumnya hanya akrab melalui sosial Media saja.

Malam itu pun menjadi momen pertama kalinya Mei dekat dengan pria, Mei juga menemukan pria yang cocok dengan dirinya.

Mei yang senang pada malam itu sangat memperhatikan Umar, yang cocok dengan tipenya.

Mei dan Umar pun bercerita pada malam itu, mereka bercanda tawa dan juga Umar pandai mencari topik pembicaraan.

Pada malam itu, jam juga sudah menuju tengah malam, sekitaran puku 10:45 malam itu, Umar pun mengatakan hal yang membuat Mei terdiam terpaku.

"Mei wajahmu sangat indah di pandang, semua ciptaan Tuhan sangatlah sempurna, mungkin inikah yang di namakan takdir untukku Mei. Oh Mei, inilah yang ada di dalam lubuk hatiku saat pertama kali kita sering melakukan vidio call. Saat itu aku sudah merasakan kenyamanan darimu, Ini dari lubuk hati yang paling dalam Mei, Maukah kamu menjadi pacarku dan menjalin hubungan serius denganku?" Umar menarik tangan Mei di atas meja dan menatap wajah Mei malam itu.

Mei yang di tembak oleh Umar pun merasa kaget, karena Mei sebelumnya belum pernah pacaran, Mei juga adalah orang yang hanya suka berdiam di kamar saja.

Mei kebingungan dengan yang di katakan Umar kepadanya. Mei sangat bingung ingin menerima cinta Umar atau menolaknya secara Halus.

"Sebentar yah Umar, aku memikirkannya dulu saat ini," ucap Mei.

Umar pun menunggu jawaban dari Mei malam itu. Mereka berdua hanya terdiam pada malam itu di karenakan kata-kata Umar yang membuat Mei merasa takut.

Mei yang masih polos dan juga belum pernah berpacaran sama sekali itu takut akan berpacaran. Karena dulu Aji pernah mengatakan bahwa harus hati-hati dengan Pria, karena banyak pria yang jahat.

Malam itu Mei memikirkan ucapan Umar, sementara itu Umar masi saja tetap menunggu jawaban itu malam hari ini juga.

Episodes
1 Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2 Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3 Bab 3. Berenang Bersama Mei
4 Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5 Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6 Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7 Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8 Bab 8. Dugem Di Bar
9 Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10 Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11 Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12 Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13 Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14 Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15 Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16 Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17 Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18 Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19 Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20 Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21 Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22 Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23 Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24 Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25 Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26 Bab 26. Kebohongan Aji
27 Bab 27. Perkelahian
28 Curhatan Aji dan Mei
29 Aji Depresi
30 Berlibur menuju pantai
31 Santai di Pantai
32 Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33 Tipu Daya Aji
34 Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35 Nafsu membara
36 Senja
37 Nafsu Membara
38 Kegagalan Aji
39 Aji dan Mei Ribut
40 Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41 Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42 Hari pertama Aji keluar dari rumah
43 Hari kedua di rumah Zulfan
44 Aji Training Bekerja
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2
Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3
Bab 3. Berenang Bersama Mei
4
Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5
Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6
Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7
Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8
Bab 8. Dugem Di Bar
9
Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10
Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11
Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12
Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13
Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14
Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15
Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16
Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17
Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18
Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19
Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20
Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21
Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22
Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23
Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24
Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25
Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26
Bab 26. Kebohongan Aji
27
Bab 27. Perkelahian
28
Curhatan Aji dan Mei
29
Aji Depresi
30
Berlibur menuju pantai
31
Santai di Pantai
32
Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33
Tipu Daya Aji
34
Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35
Nafsu membara
36
Senja
37
Nafsu Membara
38
Kegagalan Aji
39
Aji dan Mei Ribut
40
Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41
Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42
Hari pertama Aji keluar dari rumah
43
Hari kedua di rumah Zulfan
44
Aji Training Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!