Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.

Dengan rencana yang disiapkan oleh Aji, Mei setuju mengenai rencana kakaknya tersebut. Apalagi Mei juga ingin tau apakah benar umar serius mencintainya atau tidak.

Aji memberitahukan kepada Mei bagaimana sikap seorang laki-laki buaya atau laki-laki yang tidak buaya. Bisa di bilang semua kelakuan laki-laki yang tidak bagus Aji ceritakan, Aji juga menceritakan bagaimana tipe laki-laki yang mencintai dengan ikhlas dan juga bagus.

Mei mengerti pembicaraan Aji pada saat itu, ia juga paham rencana Aji tersebut. Kakaknya Aji juga menjelaskan tentang lelaki brengsek kelakuannya bagaimana.

Aji menjelaskan juga tentang unsur kedewasaan saat itu. Mei telah mendengar banyak hal dari kakaknya Aji.

Mei mengerti kenapa kakaknya Aji sangat marah pada saat Umar menciumnya malam itu.

Tetapi saat itu Mei merasa ciuman itu adalah tanda cinta, karena Mei selalu suka film drama korea dan sering menonton adegan seperti itu, jadi Mei mengira itu adalah sesuatu yang spesial.

Setelah lama Aji berbincang kepada Mei, tidak terasa lamanya sudah sore hari, menjelang malam. Matahari terbenam pun segera tiba saat itu.

Aji menarik tangan adiknya tersebut dan mengajaknya ke pinggiran pantai untuk melihat sunset.

Sangat indah sunset di pantai, melihat adanya sunset, Mei meminta kepada kakaknya untuk memotret Mei menggunakan ponsel nya.

Aji yang mendengar permintaan Mei tersebut langsung saja menyuruh adiknya berpose agar segera ia foto di pinggiran pantai itu.

Tidak terasa lamanya hari di pantai, mereka berdua pun pulang dari pantai.

Di jalan mereka terasa lapar, Mei mengajak Aji untuk makan di ayam bakar.

...Makan Malam...

Sambil berjalan melalui kota, Aji melihat ada penjual ayam bakar di pinggiran jalan tersebut.

Melihat ada penjual Ayam di pinggiran jalan tersebut, Aji pun berhenti dan mengajak Mei makan disitu.

Nama ayam bakar tersebut adalah ayam bakar lamongan. Berasa di pinggiran jalan raya kota dan sangat ramai pengunjung.

Aji pun memesan 2 ayam bakar bagian dada dan 2 porsi nasi serta minumannya teh manis dingin saat itu.

Sambil menunggu makanan datang dari penjual, Aji menunggu dan Mei sambil bermain ponsel mereka.

Mei yang bermain ponsel langsung chat Umar, sesuai dengan yang di rencanakan Aji besok Hari.

Mei mengajak Umar untuk bertemu di sebuah cafe. Mei mengajaknya bertemu untuk makan malam, tetapi ia mengajak kakaknya Aji.

Dengan berat hati, Umar menerima permintaan Mei tersebut. Umar juga berfikir ini awal dari mendekati keinginan buat memanfaatkan Mei.

Umar pun menerima permintaan Mei untuk bertemu di cafe. Mei meminta Umar untuk datang ke sebuah cafe yang bernama king cafe.

Mei menyuruh Umar datang pada malam hari esok di cafe king. Umar langsung menerimanya.

Sementara Mei sambil chat dengan Umar, tiba-tiba penjual datang.

"Ini pesanannya, silahkan dimakan." penjual meletakkan makanan di meja serta minuman yang mereka pesan.

Mei dan Aji pun makan pada malam itu dengan menu ayam bakar dan minum teh manis dingin.

Setelah mereka selesai makan malam, Mei dan Aji pun pulang ke rumah, Mei dan Aji pun mandi setelah sampai di rumah.

...Menelepon Ayah, Meminta Uang Saku...

Mereka selesai mandi duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Hidup Mei dan Aji sangatlah nikmat.

Mereka serba berkecukupan, tetapi mereka berdua masih ingin senang-senang saja dan menikmati hidup mereka yang pengangguran di rumah saja.

Tidak terasa seminggu pun berlalu, Mereka berdua telah di tinggalkan orang tuanya, kedua orang tua mereka sedang ada tugas kantor di luar kota untuk beberapa waktu.

Seminggu berlalu, uang mereka juga tinggal sedikit untuk kebutuhan makan, Aji mengatakan kepada Mei bahwasannya uang saku Aji tinggal sedikit.

Begitu juga dengan Mei yang selalu membeli cemilan untuk teman ngemil sambil menonton televisi.

Mereka yang hidupnya sangat serba berkecukupan itu pun menelepon kedua orang tuanya yang ada di luar kota.

Dririring...Driririring....

Suara telepon ayah Aji berdering.

pada malam hari itu, ayah aji dan ibunya sedang istirahat di penginapan yang di biayai oleh perusahaan kantor ayahnya, mendengar suara telepon berdering, ayah Aji pun langsung mengangkat telepon tersebut.

"Halo nak Aji," ucap ayah.

"Halo Ayah, apa kabar ayah dan ibu di sana?" ucap Aji.

"Baik nak, kalau kalian berdua bagaimana," ucap ayah aji.

"Kami baik juga Ayah, jadi begini ayah, Aji dan Mei sudah kehabisan uang saku selama seminggu ini, Aji dan Mei lebih cenderung makan di luar, hanya saja jika tidak malas memasak ayah. Jika Mei tidak malas memasak kami makan di rumah selalu kok, Ayah bisa kirimkan uang saku untuk kami berdua?" ucap Aji.

"Baiklah nak, ayah segera kirimkan malam ini, kamu baik baik jaga adik kamu yah, besok pagi cek saja uang nya pasti sudah masuk," ucap ayah Aji.

"Terimakasih ayah..Selamat malam," ucap Aji.

Tut...tutt.tutt...

Ayah Aji pun segera menutup telepon saat sudah membalas ucapan selamat malam Aji.

Ayah Aji langsung saja transfer uang untuk kedua anaknya tersebut sebesar 3 juta rupiah untuk makan mereka selama satu minggu.

...Tidur Malam...

Setelah selesai menelepon ayah Aji, Mei sudah mengantuk malam itu. Mei langsung mengajak Aji untuk tidur bersamanya malam itu, karena ia rindu tidur di peluk oleh kakak tersayangnya.

Mereka berdua pun berjalan lewat tangga menuju kamar atas yaitu kamar Mei.

Sesampai di kamar Mei, Aji menonton televisi yang ada di kamar Mei terlebih dahulu.

Mei yang sudah mengantuk, langsung membuka celana Lee nya dan juga baju kaosnya untuk tidur.

Seperti biasa, Mei tidur mengunakan celana shot pendek dan juga tenktop.

Aji awalnya sudah terbiasa melihatnya.

Tetapi lagi dan lagi Aji selalu tidak bisa mengontrol hawa nafsunya.

Saat Mei tidur di sampingnya menggunakan pakaian seperti itu, Aji hanya bisa menelan ludah saja menahan nafsunya itu.

Mei pun tidur di samping Aji sambil memeluk Aji. Dalam keadaan itu Aji hanya bisa menahan nafsu dan juga menonton televisi agar mengontrol pikirannya agar tidak kotor.

Menonton televisi dengan film horor, membuat Aji merasa takut dan juga ia merasa kesepian.

Karena takut dan juga kesepian, Mei juga sudah tertidur, Aji langsung buru-buru mematikan televisi dan ingin segera tidur.

Saat ingin tidur, Aji haus malam itu, karena ia habis menonton film horor, ia takut turun ke lantai 1 untuk mengambil air putih.

Aji pun membangunkan Mei untuk menemaninya mengambil Air putih malam itu.

Setelah Mei terbangun, Aji dan Mei pergi ke bawah mengambil Air untuk stok minum malam jika mereka terbangun dan haus.

Sesudah itu mereka naik kembali dan tidur bersama malam itu.

Episodes
1 Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2 Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3 Bab 3. Berenang Bersama Mei
4 Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5 Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6 Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7 Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8 Bab 8. Dugem Di Bar
9 Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10 Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11 Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12 Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13 Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14 Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15 Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16 Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17 Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18 Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19 Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20 Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21 Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22 Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23 Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24 Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25 Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26 Bab 26. Kebohongan Aji
27 Bab 27. Perkelahian
28 Curhatan Aji dan Mei
29 Aji Depresi
30 Berlibur menuju pantai
31 Santai di Pantai
32 Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33 Tipu Daya Aji
34 Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35 Nafsu membara
36 Senja
37 Nafsu Membara
38 Kegagalan Aji
39 Aji dan Mei Ribut
40 Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41 Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42 Hari pertama Aji keluar dari rumah
43 Hari kedua di rumah Zulfan
44 Aji Training Bekerja
Episodes

Updated 44 Episodes

1
Bab 1. Pernikahan Ayah ku.
2
Bab 2. Berdua Di Rumah Bersama Mei.
3
Bab 3. Berenang Bersama Mei
4
Bab 4. Berdua dengan Mei Di Rumah pada Malam Hari Pertama
5
Bab 5. Hari kedua Ditingalkan Orang Tua
6
Bab 6. Hari Ketiga Berdua Bersama Mei Dan berkenalan Dengan Umar
7
Bab 7. Aji Dugem dengan Teman-Teman
8
Bab 8. Dugem Di Bar
9
Bab 9. Aji Dimarahi Kedua Oang Tuanya
10
Bab 10. Mei Meminta Ijin bertemu Umar
11
Bab 11. Malam Hari Tidur berdua di kamar Mei.
12
Bab 12. Melihat Mei yang Sangat Anggun
13
Bab 13. Hari keenam Malam Mingguan
14
Bab 14. Perkelahian Umar dan Aji
15
Bab 15. Hari ketujuh, Berlibur di Pantai.
16
Bab 16. Aji dan Mei Berencana menguji Umar.
17
Bab 17. Hari kedelapan, Dinner dengan Umar
18
Bab 18. Hari kesembilan Rencana Aji dan Mei sukses
19
Bab 19. Mei Berencana Putus Dengan Umar
20
Bab 20. Putus Hubungan Mei dengan Umar.
21
Bab 21. Hari ke 11, Liburan Ke Pantai
22
Bab 22. Aji pulang Larut Malam
23
Bab 23. Aji Hampir membuka perawan Mei
24
Bab 24. Mei Bertemu Teman Lama
25
Bab 25. Di penginapan Bersama Putri
26
Bab 26. Kebohongan Aji
27
Bab 27. Perkelahian
28
Curhatan Aji dan Mei
29
Aji Depresi
30
Berlibur menuju pantai
31
Santai di Pantai
32
Di gubuk pantai Menikmati Suasana
33
Tipu Daya Aji
34
Keseruan Naik Banana Boat di pantai
35
Nafsu membara
36
Senja
37
Nafsu Membara
38
Kegagalan Aji
39
Aji dan Mei Ribut
40
Aji Menampar Mei dan Keluar dari Rumah
41
Hari Pertama Aji Keluar dari Rumah
42
Hari pertama Aji keluar dari rumah
43
Hari kedua di rumah Zulfan
44
Aji Training Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!