DBW 14 Adel Hamil

Di Batas Waktu (14)

" Apa tidak apa-apa kau tinggal sendiri di sini?", tanyanya memastikan.

" Aku tidak apa-apa. Aku memang butuh ketenangan", ucapnya sambil tersenyum manis.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Jadi, kau dan Sakha akan berpisah?", tanya Syifa setelah meminum teh manis miliknya.

" Aku gak tau. Yang pasti dia sudah menjatuhkan talak satu", jawab Adel lirih.

" Bagaimana kalau dia meminta rujuk?", tanya Syifa kemudian.

" Entahlah. Selama dia masih tidak bisa lepas dari masa lalunya, aku memilih tidak menerima. " jawabnya tegas.

" Kau masih mencintainya kan?"

" Kau pasti tahu jawabannya ", Syifa hanya tersenyum kecil. Ia tahu sebesar apa sahabatnya itu mencintai Sakha, berjuang meraih cinta suaminya walau ia tahu Sakha mencintai Lisa. Berharap esok lusa, hati Sakha berubah. Meminta pada Sang Pemilik Hati, yang Maha Membolak-balikan hati manusia.

" Apa rencanamu sekarang?"

" Sementara waktu, aku akan di sini. Menyiapkan diri untuk sendiri lagi", Adel tersenyum kecut. Ya, dia sudah di talak, secara agama ia sudah bercerai. Kalau Sakha memilih masa lalunya, tinggal menyelesaikan surat-surat saja.

" Kau tau? dari ceritamu, aku merasa kalau Sakha mulai mencintaimu", Syifa menjeda ucapannya. "Dia mulai nyaman denganmu. Hanya saja ia belum sadar. Mungkin besok atau lusa dia akan menyadarinya ", jelas Syifa mencoba melapangkan hati Adel bahwa perjuangannya tak sia-sia.

" Semoga saja". Adel tak mau terlalu berharap. Apalagi berharap pada manusia. Lebih baik ia serahkan semuanya kepada Yang Maha Pencipta. Apapun yang akan terjadi di depan sana, ia mencoba untuk ikhlas.

" Sudah malam, ayo masuk!", ajak Syifa. "Aku hanya akan menginap hari ini. Besok sudah kembali ke kota. Mungkin ke sini lagi nanti pas weekend", jelas Syifa sambil membawa nampan berisi gelas ke dalam rumah.

" Iya . Makasih sudah memperbolehkan aku menginap di sini. Kau tau sendiri, kalau aku pulang ke rumah orang tuaku, aku tidak akan. bisa menenangkan diri." Karena sudah pasti orang yang coba ia hindari mudah untuk menemukannya.

" No problem. Kamu sahabat aku", Syifa tersenyum.

Adel merasa bahagia memiliki sahabat seperti Syifa yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri. Apalagi keduanya pun sudah sama-sama tidak memiliki orang tua. Walaupun Syifa sebenarnya cukup beruntung karena masih memiliki seorang kakak laki-laki berbeda dengan Adel yang anak tunggal.

Pagi harinya, setelah sarapan bersama, Syifa langsung pergi karena hari itu juga ia harus bekerja. Hingga akhirnya di rumah itu hanya menyisakan Adel seorang.

Adel yang biasanya akan sibuk di toko kue miliknya setelah sarapan kini bingung harus melakukan apa. Akhirnya ia melihat-lihat ke sekeliling rumah, setelah mengantongi izin dari Syifa.

Di sinilah Adel berada, di samping rumah yang banyak terdapat aneka macam tanaman yang di tanam di dalam pot.

Duduk di atas bangku kayu, Adel membuka laptop yang ia bawa dan mulai sibuk dengan tontonannya, apalagi kalau bukan mengenai kuliner terutama tentang kue. Dunia yang Adel geluti saat ini.

Asyik menonton akhirnya tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Merasakan panas di siang bolong, tiba-tiba Adel menginginkan yang segar-segar. Matanya memicing melihat pohon mangga di dekatnya yang sedang berbuah. Membayangkan rujak mangga muda, entah kenapa ia begitu berselera.

Adel mengambil galah di belakang rumah, sesuai instruksi dari Syifa saat tadi ia menelpon untuk meminta izin memetik mangga muda di pohon milik Syifa.

"Petik aja , Del. Kenapa harus minta izin segala . Cuma mangga ini. Lagian kamu kayak orang ngidam aja pengen rujak mangga muda. Atau jangan-jangan kamu hamil, Del? "

Deg!

Adel tertegun mengingat perkataan sekaligus pertanyaan Syifa. Pikirannya melayang pada testpack yang kemarin belum sempat ia lihat hasilnya.

Apa aku benar-benar hamil? tanya Adel sambil mengelus perutnya yang rata.

"Apa kamu sudah ada di dalam sini, sayang?", tanya Adel dengan suara lirih. Matanya tiba-tiba menghangat. Ada perasaan khawatir saat ia harus mengalami ini di kondisi yang tidak tepat menurut Adel.

" Tidak! tidak! Kau datang di saat yang tepat, sayang. Kau akan menemani bunda, jadi bunda tidak sendiri", ucapnya meralat pikiran negatifnya. Seolah berbicara dengan sang janin yang ia sendiri belum pastikan keberadaannya tapi, Adel sendiri mulai yakin dengan perasaannya. Bahwa buah cinta ia dan Sakha sudah tumbuh di rahimnya.

Buah cinta ? Benarkah? Adel hanya tersenyum getir jika mengingat sikap Sakha pada Lisa kemarin.

Tak ingin berlarut larut, ia lanjutkan memetik buah mangga dan mencari bumbu di dapur yang masih tersedia karena Syifa juga sesekali pulang ke rumahnya. Sedangkan untuk memastikan kehamilannya, ia akan ke apotik nanti sore untuk membeli testpack.

Siang itu, akhirnya Adel bisa merasakan rujak mangga yang begitu segar. Segar bagi para ibu hamil, namun jika mereka yang tidak biasa hanya akan meringis ngilu. Merasakan betapa asamnya buah mangga muda.

***

Sakha berjalan ke kamarnya, semalaman ia tidur di ruang kerjanya. Kemarin, ketika membuka pintu kamar, ia merasakan hatinya sedikit sesak. Pikirannya teringat pada Adel yang selalu melakukannya yang terbaik sebagai seorang istri. Berbeda dengan dirinya. Ia pun membayangkan bagaimana perasaan Adel melihat dirinya dan Lisa.

Setelah menduga-duga, akhirnya Sakha memutuskan mengecek cctv Cafe dan benar di sana terlihat Adel yang mendatangi ruangannya dan tidak lama segera berlalu ke toilet.

" Maaf. Kau pasti kecewa", ucapnya lirih. Padahal baru saja ia mengatakan akan memperbaiki semuanya. Namun malah sudah mengingkari janjinya.

Sakha menghela nafas panjang. Ia memasuki kamarnya dan melihat ke sekelilingnya. Lagi-lagi ia merasa jadi suami yang begitu jahat. Karena tetap memajang foto kebersamaanya bersama Lisa. Bahkan tidak hanya satu foto. Sedangkan di sana, tidak ada satupun fotonya dengan Adel.

Setelah berlama-lama duduk di atas ranjang, Sakha melangkah ke kamar mandi. Ia akan segera bersiap melaksanakan shalat Dzuhur. Meminta petunjuk agar ia bisa menemukan Adel untuk meminta maaf dan membicarakan semuanya.

Namun, netranya tak sengaja melihat sesuatu yang asing tergeletak di wastafel. Tidak hanya satu, tapi, ada tiga. Sakha tahu bahwa itu adalah testpack, alat untuk mengetes kehamilan. Ia pun yakin itu milik Adel, karena kamar mandi ini hanya di gunakan oleh mereka berdua.

" Garis dua?", lirih Sakha. " Jadi, Adel hamil?", gumamnya pelan dengan bibir bergetar.

Ada rasa haru menyelimuti hatinya.

" Aku akan menjadi seorang ayah?" , senang dan rasa sesak bercampur menjadi satu. Di saat seperti ini, justru ia tak mengetahui keberadaan Adel.

Sakha segera keluar dari kamar mandi dan menuju ke kamar sang ibu untuk memberitahukan apa yang ia temukan.

Sementara di tempat lain, Adel mematung. Setelah tadi membeli testpack dan menguji urinenya, ternyata garis dua yang terlihat.

" Aku benar-benar hamil?", lirihnya dengan berlinang air mata. Walaupun ia yakin hamil menyadari tanda-tanda ngidam yang ia rasakan, tapi testpack ini membuatnya tambah yakin akan kehamilannya.

" Ma, aku benar-benar hamil. Seperti firasat mama", ucap Adel mengingat sang mertua yang meyakini bahwa dirinya hamil di saat ia sendiri belum yakin.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kebahagiasn dan oesedihan datang berbarengan sm adel
.

2023-10-14

0

ErNa Nur AnNisa

ErNa Nur AnNisa

semoga hubungan Adel dn Sakha bsa dperbaiki
kasian Adel hamil gad suami🤗

2023-02-05

3

lihat semua
Episodes
1 DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2 DBW 2 Terkejut
3 DBW 3 Mama Tahu
4 DBW 4 Goyah
5 DBW 5 Terlambat
6 DBW 6 Sahabat
7 DBW 7 Jodoh
8 DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9 DBW 9 Memulai dari Awal
10 DBW 10 Jalan-jalan Sore
11 DBW 11 Martabak Telur Spesial
12 DBW 12 Mantan istri ?
13 DBW 13 Talak
14 DBW 14 Adel Hamil
15 DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16 DBW 16 Rencana Adel
17 DBW 17 Pertemuan
18 DBW 18 Kesempatan
19 DBW 19 Tetangga Baru
20 DBW 20 Berbagi Cerita
21 DBW 21 Kedatangan Alifa
22 DBW 22 Menghindar
23 DBW 23 Mengabadikan Momen
24 DBW 24 Pernyataannya Cinta
25 DBW 25 Mertua Idaman
26 DBW 26 Pulang Ke Rumah
27 DBW 27 Karena Sebuah Foto
28 DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29 DBW 29 Curiga
30 DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31 DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32 DBW 32 Hampir Kecelakaan
33 DBW 33 Meminta Bantuan
34 DBW 34 Kecelakaan
35 DBW 35 Kehilangan
36 DBW 36 Mulai Menyelidiki
37 DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38 DBW 38 Penjara
39 DBW 39 Rekan bisnis
40 DBW 40 Pilihan Tari
41 DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42 Pengumuman Novel Baru
43 DBW 42 Cemburu
44 DBW 43 Kunjungan Keluarga
45 DBW 44 Status
46 DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47 DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48 DBW 47 Kedai Bakso
49 DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50 DBW 49 Janji di Depan Pusara
51 DBW 50 Hadiah dari Sakha
52 DBW 51 Perpisahan
53 DBW 52 Undangan Pernikahan
54 DBW 53 De Javu
55 DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56 DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57 DBW 56 Keram Perut
58 DBW 57 Persalinan
59 DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60 Terimakasih
61 Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2
DBW 2 Terkejut
3
DBW 3 Mama Tahu
4
DBW 4 Goyah
5
DBW 5 Terlambat
6
DBW 6 Sahabat
7
DBW 7 Jodoh
8
DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9
DBW 9 Memulai dari Awal
10
DBW 10 Jalan-jalan Sore
11
DBW 11 Martabak Telur Spesial
12
DBW 12 Mantan istri ?
13
DBW 13 Talak
14
DBW 14 Adel Hamil
15
DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16
DBW 16 Rencana Adel
17
DBW 17 Pertemuan
18
DBW 18 Kesempatan
19
DBW 19 Tetangga Baru
20
DBW 20 Berbagi Cerita
21
DBW 21 Kedatangan Alifa
22
DBW 22 Menghindar
23
DBW 23 Mengabadikan Momen
24
DBW 24 Pernyataannya Cinta
25
DBW 25 Mertua Idaman
26
DBW 26 Pulang Ke Rumah
27
DBW 27 Karena Sebuah Foto
28
DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29
DBW 29 Curiga
30
DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31
DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32
DBW 32 Hampir Kecelakaan
33
DBW 33 Meminta Bantuan
34
DBW 34 Kecelakaan
35
DBW 35 Kehilangan
36
DBW 36 Mulai Menyelidiki
37
DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38
DBW 38 Penjara
39
DBW 39 Rekan bisnis
40
DBW 40 Pilihan Tari
41
DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42
Pengumuman Novel Baru
43
DBW 42 Cemburu
44
DBW 43 Kunjungan Keluarga
45
DBW 44 Status
46
DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47
DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48
DBW 47 Kedai Bakso
49
DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50
DBW 49 Janji di Depan Pusara
51
DBW 50 Hadiah dari Sakha
52
DBW 51 Perpisahan
53
DBW 52 Undangan Pernikahan
54
DBW 53 De Javu
55
DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56
DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57
DBW 56 Keram Perut
58
DBW 57 Persalinan
59
DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60
Terimakasih
61
Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!