DBW 7 Jodoh

Di Batas Waktu (7)

" Sudah lama ya, kita gak kayak gini? menginap bersama!", seru Tia bahagia sambil memeluk lengan Adel yang ada di sisinya.

" Iya. Kira-kira setelah kita lulus dan mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Belum lagi Adel dan Aisyah yang sudah menikah", jelas Syifa. " Oh iya, bagaimana hubunganmu dan Sakha sekarang?," tanya Syifa penasaran.

Adel selalu bercerita kepada sahabatnya tentang apapun. Termasuk masalah pernikahannya dengan Sakha.

" Hubunganku dengan Sakha...."

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Belum ada kemajuan ya?!", tebak Tia melihat raut wajah Adel yang agak murung.

Adel hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

" Dia masih melakukan pencarian?", tanya Syifa penasaran.

" Iya. Bahkan kadang malah bertanya padaku", lirih Adel.

" Sakha tuh nyebelin ya. Udah punya pasangan halal malah nyari yang gak halal. " , geram Syifa.

" iya gak setia banget", Tia ikut kesal.

" Menurut ku terlalu setia sih. Karena bagaimanapun aku yang hadir di tengah-tengah mereka", Adel menyangkal. Baginya, Sakha itu setia. Bahkan terlalu setia sampai masih tidak bisa berpaling pada istri sendiri.

" Tapi, harusnya dia sadar. Status kalian saat ini apa?", kesal Syifa. " Dia yang ngajak kamu nikah. Bukan kamu yang maksa. Harusnya dia belajar nerima kamu. Bukan malah nyakitin hati kamu, Del", Syifa semakin kesal pada sikap Sakha.

" Iya, itu artinya kamu adalah jodoh yang di pilihkan Allah buat dia. Bukan si Lisa,, Lisa itu". Tia menimpali. " Ibaratnya selama ini dia cuma jagain jodoh orang. Buktinya di ajak nikah berkali-kali Lisanya gak mau dan sekarang malah gak tau rimbannya", jelas Tia panjang lebar.

" Itulah kenapa aku gak mau pacaran, hubungan lama ternyata cuma jagain jodoh orang", Seru Syifa di sertai kekehan.

" Lagian pacaran itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Apalagi gak ada contohnya dalam Islam ", Adel mengingatkan.

" Baik ustadzah!", jawab Tia dan Syifa serempak di sertai tawa.

" Aish, kalian ini", Adel mengerucutkan bibirnya kesal.

"Jangan manyun gitu, neng", Tia malah semakin senang menggoda Adel.

" Tapi ya, Del. Aku tuh waktu kita sekolah dulu malah nyangka kalau Sakha suka sama kamu. Sikapnya, tatapan matanya. Bukan cuma aku yang ngomong. Anak-anak juga mikirnya malah kalian itu pacaran. Karena saking dekatnya ", heran Syifa yang memang satu sekolah dengan Adel dan Sakha dulu.

Dulu memang di saat Adel masih belum menutup auratnya, ia pun masih bebas untuk bergaul dengan lawan jenis. Bahkan teman laki-lakinya lebih banyak daripada perempuan. Alasannya kalau ada kesalahpahaman dengan teman perempuan biasanya panjang urusannya. Berbeda dengan laki-laki.

Itu pula yang membuat Adel dekat dan nyaman bergaul dengan Sakha. Walaupun tidak satu kelas.

" Dia cuma nyaman aja kali", tebak Adel.

" Oh iya, apa Kak Iqbal ngedatengin kamu?", tanya Tia penasaran. " Soalnya dia nanyain kamu waktu beberapa bulan ke belakang. Ya, akhirnya aku kasih tahu kalau kamu sudah menikah dan aku kasih juga alamat Toko Kue kamu", tambahnya.

" Iya dia datang ke toko." jawab Adel singkat

" Dia pasti kecewa karena kamu udah nikah ", tebak Syifa.

" Salah Kak Iqbal sendiri gak gercep", Tia malah menyalahkan Iqbal yang lambat dalam bertindak.

" Dia ngomongin apa aja?", tanya Syifa penasaran.

Akhirnya, Adel menceritakan semuanya. Malam itu pun jadi malam yang panjang karena mereka masih lanjut bercerita.

***

" Tok..Tok..Tok..", Sakha mengetuk pintu kamar Ibunya. " Ma, mama masih bangun?", tanya Sakha di balik pintu.

Tidak lama kemudian, Mama Ria membuka pintu. Sakha ikut masuk ke dalam kamar dan duduk di tempat tidur.

" Mama tahu Adel kemana?", tanya Sakha to the poin.

" Ough, Adel menginap di rumah Aisyah" jawab Mama Ria singkat.

" Kok dia gak izin sama aku. Aku kan suaminya", heran Sakha

" Dia udah telpon kamu, tapi gak di angkat. Jadinya Adel telpon Mama."

" Ya sudah kalau memang Adel bilang dia dimana. Soalnya tadi aku telpon balik malah gak aktif."

" Mungkin Hp nya mati"

" Mungkin juga", Sakha mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

" Sakha, Mama minta akhiri apapun yang kamu lakukan dan mulai terima Adel sebagai istrimu.", pinta Mama Ria." Mama tahu apa yang kamu lakukan!" Mama Ria menekankan perkataannya.

Deg!

Sakha langsung berhenti ketika mendengar perkataan ibunya.

Apa mungkin Adel cerita ke Mama soal pencarian Lisa? batin Sakha.

" Adel memang tidak menceritakan apapun", Mama Ria seolah bisa membaca apa yang ada di pikiran Sakha. "Tapi, Mama tahu dari orang lain. Mama cuma tak ingin kamu menyesal. Seseorang terasa berharga saat ia tiada. Jadi, jangan sia-siakan saat ia masih ada dan bertahan di sisimu ", jelas Mama Ria sambil menutup pintu.

Sakha terdiam . Sampai ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, pikirannya melayang.

Haruskah aku berhenti? Apa Lisa memang bukan jodohku? Bertahun-tahun bersama tapi selalu menolak setiap di ajak menikah. Padahal perempuan biasanya justru meminta kepastian akan hubungannya. Sakha bertanya-tanya dalam hati.

Atau mungkin selama ini Lisa tidak benar-benar mencintaiku? Buktinya dia mau menikah dengan orang lain bahkan kini sedang hamil?. Sakha mengingat kejadian sore tadi. Dimana dia akhirnya meyakini bahwa Lisa sudah menikah dengan orang lain.

Memikirkan jika mungkin saja Lisa sudah menikah, ia teringat akan pernikahannya sendiri. Berawal dari pertemanannya dengan Adel saat SMA dan sering mengajaknya ke rumah sampai Adel dekat dengan kedua orang tuanya. Entah apa yang membuat kedua orang tuanya justru lebih memilih Adel yang tidak punya hubungan apa-apa dengannya ketimbang Lisa yang tidak lain adalah kekasihnya. Ya, restu tidak pernah ia kantongi selama menjalin kasih dengan Lisa.

Akh,, mungkin sudah saatnya aku melepaskannya. Menjadikan dia hanya sebatas masa lalu. Sakha mulai bertekad melupakan Lisa

Hingga ia meraba kasur di sebelahnya. Tempat dimana Adel biasa berbaring menemani tidurnya. Tiba-tiba ada sesuatu yang hilang. Ini kali pertama Sakha tidur seorang diri semenjak menikah dengan Adel.

Sudah beberapa menit berlalu tapi, Sakha tidak juga mampu memejamkan mata. Setiap ia mencoba, justru ia terbayang Adel.

Apa dia bisa tidur nyenyak di sana? Sementara aku masih saja terjaga. Lagi-lagi Sakha mengingat Adel.

Sementara di tempat yang berbeda, Adel justru baru bisa mejamkan mata setelah puas bercerita dengan kedua sahabatnya.

***

Pagi menjelang, setelah sholat subuh tadi, Sakha kembali memejamkan matanya. Rasa kantuk menderanya karena semalam baru bisa tertidur di saat pagi menjelang.

Sementara itu, Adel segera pulang ke rumah di antar Tia dan Syifa yang akan kembali ke kota B.

" Assalamu'alaikum, Ma", Adel langsung mencium tangan Mama Ria yang sedang menyiram bunga.

"Wa'alaikumsalam. Kamu, di antar siapa?", tanya sang mama mertua.

" Tadi, di antar teman, Ma", jawab Adel singkat. " Mas Sakha tidak pergi ke Cafe, Ma?", Adel heran melihat mobil Sakha yang masih ada sementara jam sudah menunjukkan jam delapan pagi.

" Sepertinya tidur lagi. Tadi juga tidak ikut sarapan", jelas Mama Ria singkat. "Kalau benar masih tidur, coba bangunkan. Suruh sarapan." pinta Mama Ria.

" Baik , Ma"

" Kamu sendiri sudah sarapan?"

" Alhamdulillah sudah tadi di rumah Aisyah", jawab Adel singkat. " Adel ke kamar dulu ya, Ma", pamit Adel

Mama Ria hanya mengangguk.

Sesampainya di kamar, dia melihat Sakha masih tertidur sambil memeluk guling.

" Mas, bangun...", Adel menggoyangkan lengan Sakha.

Namun Sakha tidak bergeming. Akhirnya Adel membiarkan dulu dan ia segera berlalu untuk berganti pakaian. Setelah selesai berganti pakaian, ia kembali mencoba membangunkan Sakha.

"Mas, bangun. Mas tidak pergi ke Cafe?" Adel kembali menggoyangkan lengan Sakha.

"Mas!!", teriak Adel kaget .

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

baru di tinggal 1 malem udh ga bisa tidur gmn di tinggal betulan

2023-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2 DBW 2 Terkejut
3 DBW 3 Mama Tahu
4 DBW 4 Goyah
5 DBW 5 Terlambat
6 DBW 6 Sahabat
7 DBW 7 Jodoh
8 DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9 DBW 9 Memulai dari Awal
10 DBW 10 Jalan-jalan Sore
11 DBW 11 Martabak Telur Spesial
12 DBW 12 Mantan istri ?
13 DBW 13 Talak
14 DBW 14 Adel Hamil
15 DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16 DBW 16 Rencana Adel
17 DBW 17 Pertemuan
18 DBW 18 Kesempatan
19 DBW 19 Tetangga Baru
20 DBW 20 Berbagi Cerita
21 DBW 21 Kedatangan Alifa
22 DBW 22 Menghindar
23 DBW 23 Mengabadikan Momen
24 DBW 24 Pernyataannya Cinta
25 DBW 25 Mertua Idaman
26 DBW 26 Pulang Ke Rumah
27 DBW 27 Karena Sebuah Foto
28 DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29 DBW 29 Curiga
30 DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31 DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32 DBW 32 Hampir Kecelakaan
33 DBW 33 Meminta Bantuan
34 DBW 34 Kecelakaan
35 DBW 35 Kehilangan
36 DBW 36 Mulai Menyelidiki
37 DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38 DBW 38 Penjara
39 DBW 39 Rekan bisnis
40 DBW 40 Pilihan Tari
41 DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42 Pengumuman Novel Baru
43 DBW 42 Cemburu
44 DBW 43 Kunjungan Keluarga
45 DBW 44 Status
46 DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47 DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48 DBW 47 Kedai Bakso
49 DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50 DBW 49 Janji di Depan Pusara
51 DBW 50 Hadiah dari Sakha
52 DBW 51 Perpisahan
53 DBW 52 Undangan Pernikahan
54 DBW 53 De Javu
55 DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56 DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57 DBW 56 Keram Perut
58 DBW 57 Persalinan
59 DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60 Terimakasih
61 Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2
DBW 2 Terkejut
3
DBW 3 Mama Tahu
4
DBW 4 Goyah
5
DBW 5 Terlambat
6
DBW 6 Sahabat
7
DBW 7 Jodoh
8
DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9
DBW 9 Memulai dari Awal
10
DBW 10 Jalan-jalan Sore
11
DBW 11 Martabak Telur Spesial
12
DBW 12 Mantan istri ?
13
DBW 13 Talak
14
DBW 14 Adel Hamil
15
DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16
DBW 16 Rencana Adel
17
DBW 17 Pertemuan
18
DBW 18 Kesempatan
19
DBW 19 Tetangga Baru
20
DBW 20 Berbagi Cerita
21
DBW 21 Kedatangan Alifa
22
DBW 22 Menghindar
23
DBW 23 Mengabadikan Momen
24
DBW 24 Pernyataannya Cinta
25
DBW 25 Mertua Idaman
26
DBW 26 Pulang Ke Rumah
27
DBW 27 Karena Sebuah Foto
28
DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29
DBW 29 Curiga
30
DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31
DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32
DBW 32 Hampir Kecelakaan
33
DBW 33 Meminta Bantuan
34
DBW 34 Kecelakaan
35
DBW 35 Kehilangan
36
DBW 36 Mulai Menyelidiki
37
DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38
DBW 38 Penjara
39
DBW 39 Rekan bisnis
40
DBW 40 Pilihan Tari
41
DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42
Pengumuman Novel Baru
43
DBW 42 Cemburu
44
DBW 43 Kunjungan Keluarga
45
DBW 44 Status
46
DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47
DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48
DBW 47 Kedai Bakso
49
DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50
DBW 49 Janji di Depan Pusara
51
DBW 50 Hadiah dari Sakha
52
DBW 51 Perpisahan
53
DBW 52 Undangan Pernikahan
54
DBW 53 De Javu
55
DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56
DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57
DBW 56 Keram Perut
58
DBW 57 Persalinan
59
DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60
Terimakasih
61
Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!