DBW 8 Permintaan Maaf Sakha

Di Batas Waktu (8)

" Mas, bangun...", Adel menggoyangkan lengan Sakha.

Namun Sakha tidak bergeming. Akhirnya Adel membiarkan dulu dan ia segera berlalu untuk berganti pakaian. Setelah selesai berganti pakaian, ia kembali mencoba membangunkan Sakha.

"Mas, bangun. Mas tidak pergi ke Cafe?" Adel kembali menggoyangkan lengan Sakha.

"Mas!!", teriak Adel kaget .

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Diamlah!", perintah Sakha sambil tetap memeluk Adel yang terjatuh ke kasur karena ulahnya.

Deg! Deg! Deg!

Adel berdebar-debar.

" Tapi, ini sudah siang, Mas", Adel beralibi. Berharap Sakha mau melepaskan pelukannya.

Terlalu dekat seperti ini, sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Jangan berisik!" Tegas Sakha dengan tetap memejamkan mata. " Aku masih mengantuk, temani aku tidur sebentar", pinta Sakha tanpa melonggarkan pelukannya.

"Hmm,, Baiklah. Tapi, tolong lepaskan dulu pelukannya. Aku tidak nyaman tidur seperti ini", keluh Adel. Tarikan Sakha memang membuatnya terjatuh di atas kasur . Namun, posisinya tidak nyaman untuk tidur

Sakha melepaskan pelukannya. Adel pun bangun dan memperbaiki posisinya.

" Tidurlah disini! ", Sakha merentangkan tangan kirinya

Adel terdiam. Terkejut mendengar perintah Sakha.

Benarkah? Dia menyuruhku tidur di lengannya? . Adel bertanya dalam hati

Karena tidak merasakan ada pergerakan, Sakha mengulang perintahnya.

" Cepat tidurlah disini!", Sakha kembali memerintah.

Akhirnya dengan ragu, Adel meletakkan kepalanya di lengan Sakha. Tanpa banyak bicara, Sakha langsung menarik Adel dalam pelukannya.

Deg! Deg! Deg!

Lagi-lagi Adel berdebar-debar. Sakha tidak pernah melakukan ini. Biasanya Sakha hanya memeluknya dari belakang.

Jantung Adel benar-benar di ajak berolahraga dari tadi.

Sakha menghirup aroma kepala Adel yang menenangkan.

Perlahan-lahan terdengar nafas teratur. Sakha kembali tertidur. Pelukannya pun agak merenggang.

Adel memundurkan sedikit badannya. Ia melihat wajah Sakha yang terlelap.

Tidak biasanya dia tidur di pagi hari. Apa semalam ia kurang tidur ? tanyanya dalam hati.

Perlahan-lahan ia mengusap wajah Sakha. Mengagumi wajah sang suami. Kulit putih, hidung mancung. Setelah puas, Adel menurunkan tangannya. Sambil membalas pelukan Sakha, ia pun ikut terlelap.

Satu jam berlalu, Adel terbangun dari tidurnya. Melihat Sakha yang masih terlelap, ia membiarkannya dan segera ke kamar mandi untuk membasuh muka.

Beberapa saat setelah Adel ke kamar mandi, Sakha terbangun. Merasakan tidak ada siapa-siapa di sampingnya, Sakha segera bangkit dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. Matanya mengamati kamarnya yang kosong, tidak nampak keberadaan Adel. Namun, kemudian terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi, menandakan ada seseorang di dalam sana.

Adel keluar kamar mandi dengan wajah yang segar.

Deg!

Adel kaget ketika matanya tak sengaja melihat Sakha yang melihat ke arahnya dengan tatapan yang entah tidak bisa Adel gambarkan.

"Mas, tidak ke cafe?",tanya Adel memecah kecanggungan yang ia rasakan.

"Tidak. Hari ini aku mau libur dulu", jawab Sakha sambil bangkit dari duduknya. " Kamu sendiri? ", Sakha balik bertanya.

" Hari ini aku gak ke toko. Aku mau menemani Mamah di rumah. Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu bersamanya", jelas Adel sambil menyisir rambut hitamnya yang panjang

Deg! Deg! Deg!

Lagi-lagi Adel merasakan debaran jantung yang tak biasa. Ia merasa gugup melihat suaminya dari pantulan cermin terus memperhatikan setiap pergerakannya.

"Oh iya, mau sarapan sekarang? Mama bilang tadi Mas Sakha tidak ikut sarapan", tanya Adel memutus tatapannya dari arah cermin dan fokus mencari ikat rambut di laci meja riasnya.

"Iya boleh", jawab Sakha sambil berlalu ke arah kamar mandi.

Adel menghembuskan nafasnya. Ia merasa ada yang aneh dengan tatapan suaminya. Sakha biasanya acuh tak acuh padanya. Walaupun kerap kali membuat Adel terkejut dengan sikap spontanitasnya. Baik itu tiba-tiba mencium atau memeluknya. Namun, tatapan tadi entahlah,, itu berbeda.

Tak mau ambil pusing, Adel segera meraih phasmina instannya dan segera memakainya. Setelah rapi, ia segera menyiapkan pakaian untuk sang suami dan segera berlalu ke dapur untuk menghangatkan makanannya.

***

Setelah beberapa waktu berlalu, di sinilah Adel dan Sakha berada. Melakukan sarapan yang tertunda.

Sakha dan Adel duduk berdampingan. Setelah mengambilkan makanan untuk Sakha, Adel pun mengambil untuk dirinya sendiri.

Walaupun sudah sarapan, entah kenapa Adel tiba-tiba lapar lagi. Apalagi melihat lontong kari ayam buatan mertuanya.

Sebelum menikmati makanannya, Adel memasukkan sambal yang banyak sehingga kuahnya berubah menjadi berwarna kemerahan.

" Apa tidak kebanyakan sambalnya?", Sakha hanya menelan salivanya melihat Adel yang makan dengan semangat.

" Tidak. Menurut ku pedasnya cukup", jelas Adel kembali memakan lontong kari nya.

Sakha hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Sudah jelas itu pedas. Terlihat dari keringat Adel yang mengucur deras. Namun, Adel tak terlihat kepedasan sama sekali.

Sesekali Sakha mencuri pandang pada Adel. Ingin rasanya meminta maaf karena kemarin membatalkan janjinya tiba-tiba. Namun ia merasa waktunya tidak tepat. Apalagi Adel bersikap biasa saja, tak sedikitpun mengungkit kejadian kemarin. Sampai selesai makan, akhirnya Sakha tak mengatakan apapun.

Selesai makan, Adel membereskan piring kotornya dan langsung mencucinya. Sementara Sakha langsung kembali ke kamar.

Selesai mencuci, ia mengambil beberapa camilan oleh-oleh dari kedua sahabatnya. Awalnya ia akan menemui sang mertua dan menghabiskan waktu hari ini bersamanya. Namun, ia urung melakukannya karena Bi Lastri bilang, Mama Ria sedang pergi ke rumah adiknya. Ia tidak pamit pada Adel maupun Sakha karena tidak mau mengganggu keduanya.

Di kamar, Sakha sedang duduk mengecek laporan keuangan Cafe di laptopnya. Adel hanya melihat sekilas lalu mengambil laptop miliknya dan berlalu ke arah balkon.

Langsung saja Adel membuka Laptop dan mulai menonton video info kue-kue yang sedang viral juga proses pembuatannya. Ia ingin agar selalu ada inovasi baru di toko kuenya agar menambah pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.

Sambil di selingi memakan cemilan, ia fokus menonton. Tanpa ia sadari sepasang tangan memeluknya dari belakang. Ulah siapa lagi kalau bukan ulah Sakha.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Adel berdebar-debar. Apalagi saat Sakha meletakkan kepalanya di pundak Adel. Semakinlah jantungnya berdetak lebih kencang.

Ada apa dengannya? Kenapa hari ini ia terasa berbeda. Batin Adel.

" Untuk yang kemarin, aku minta maaf.", Akhirnya Sakha bicara. " Maaf tiba-tiba membatalkan janji untuk menemanimu", tambahnya tetap dalam posisi memeluk Adel.

Deg!

Mengingat kemarin, Adel jadi teringat tentang alasan Sakha membatalkan janjinya. Lisa. Ya, Adel jelas mendengar kalau Sakha sedang berusaha mengejar Lisa. Hatinya kembali sakit.

Adel menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Mengurai sesak yang ia rasakan sebelum berbicara.

" Tidak apa-apa. Aku maklum. Bukankah kamu bilang ada urusan penting yang tidak bisa kamu tinggal ?", jawab Adel dengan tersenyum getir.

Aku tahu Lisa penting bagimu. Kau tidak mau menerima ku sebagai istrimu pun karena kau mencintainya. Sementara aku?. Ya Allah, kuatkan hati hamba Mu. Adel berbicara dalam hati. Jangan nangis Adel. Kamu kuat! Kamu kuat! Adel menguatkan dirinya sendiri.

Sakha tahu, walaupun di mulut Adel berkata tidak apa-apa. Namun, tidak dengan hatinya. Apalagi saat di telpon ia yakin perkataan Yudi terdengar oleh Adel, sehingga Adel tahu alasan sebenarnya ia membatalkan janji.

" Maaf. Tolong maafkan aku!...."

Terpopuler

Comments

Seroja

Seroja

mengulangnya makin panjang ya, lama-lama mengulangnya setengah part

2025-03-20

0

Uthie

Uthie

Percuma ucap maaf, tapi masih menyakiti 😤

2025-01-12

0

sherly

sherly

aku yg baca aja sakit hati apalg Adel...

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2 DBW 2 Terkejut
3 DBW 3 Mama Tahu
4 DBW 4 Goyah
5 DBW 5 Terlambat
6 DBW 6 Sahabat
7 DBW 7 Jodoh
8 DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9 DBW 9 Memulai dari Awal
10 DBW 10 Jalan-jalan Sore
11 DBW 11 Martabak Telur Spesial
12 DBW 12 Mantan istri ?
13 DBW 13 Talak
14 DBW 14 Adel Hamil
15 DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16 DBW 16 Rencana Adel
17 DBW 17 Pertemuan
18 DBW 18 Kesempatan
19 DBW 19 Tetangga Baru
20 DBW 20 Berbagi Cerita
21 DBW 21 Kedatangan Alifa
22 DBW 22 Menghindar
23 DBW 23 Mengabadikan Momen
24 DBW 24 Pernyataannya Cinta
25 DBW 25 Mertua Idaman
26 DBW 26 Pulang Ke Rumah
27 DBW 27 Karena Sebuah Foto
28 DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29 DBW 29 Curiga
30 DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31 DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32 DBW 32 Hampir Kecelakaan
33 DBW 33 Meminta Bantuan
34 DBW 34 Kecelakaan
35 DBW 35 Kehilangan
36 DBW 36 Mulai Menyelidiki
37 DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38 DBW 38 Penjara
39 DBW 39 Rekan bisnis
40 DBW 40 Pilihan Tari
41 DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42 Pengumuman Novel Baru
43 DBW 42 Cemburu
44 DBW 43 Kunjungan Keluarga
45 DBW 44 Status
46 DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47 DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48 DBW 47 Kedai Bakso
49 DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50 DBW 49 Janji di Depan Pusara
51 DBW 50 Hadiah dari Sakha
52 DBW 51 Perpisahan
53 DBW 52 Undangan Pernikahan
54 DBW 53 De Javu
55 DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56 DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57 DBW 56 Keram Perut
58 DBW 57 Persalinan
59 DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60 Terimakasih
61 Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2
DBW 2 Terkejut
3
DBW 3 Mama Tahu
4
DBW 4 Goyah
5
DBW 5 Terlambat
6
DBW 6 Sahabat
7
DBW 7 Jodoh
8
DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9
DBW 9 Memulai dari Awal
10
DBW 10 Jalan-jalan Sore
11
DBW 11 Martabak Telur Spesial
12
DBW 12 Mantan istri ?
13
DBW 13 Talak
14
DBW 14 Adel Hamil
15
DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16
DBW 16 Rencana Adel
17
DBW 17 Pertemuan
18
DBW 18 Kesempatan
19
DBW 19 Tetangga Baru
20
DBW 20 Berbagi Cerita
21
DBW 21 Kedatangan Alifa
22
DBW 22 Menghindar
23
DBW 23 Mengabadikan Momen
24
DBW 24 Pernyataannya Cinta
25
DBW 25 Mertua Idaman
26
DBW 26 Pulang Ke Rumah
27
DBW 27 Karena Sebuah Foto
28
DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29
DBW 29 Curiga
30
DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31
DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32
DBW 32 Hampir Kecelakaan
33
DBW 33 Meminta Bantuan
34
DBW 34 Kecelakaan
35
DBW 35 Kehilangan
36
DBW 36 Mulai Menyelidiki
37
DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38
DBW 38 Penjara
39
DBW 39 Rekan bisnis
40
DBW 40 Pilihan Tari
41
DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42
Pengumuman Novel Baru
43
DBW 42 Cemburu
44
DBW 43 Kunjungan Keluarga
45
DBW 44 Status
46
DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47
DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48
DBW 47 Kedai Bakso
49
DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50
DBW 49 Janji di Depan Pusara
51
DBW 50 Hadiah dari Sakha
52
DBW 51 Perpisahan
53
DBW 52 Undangan Pernikahan
54
DBW 53 De Javu
55
DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56
DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57
DBW 56 Keram Perut
58
DBW 57 Persalinan
59
DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60
Terimakasih
61
Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!