DBW 5 Terlambat

Di Batas Waktu (5)

" Kak, untuk yang butuh pekerjaan kayak aku, upah berapapun tak masalah. Apalagi mencari kerja kan tidak mudah."

Ya, di kota besar tidak mudah mendapatkan pekerjaan apalagi hanya berbekal ijazah SMA. Karena sebelum Fitri bekerja kepada Adel, dia sudah merasakan sulitnya mencari pekerjaan. Disaat ia mendapatkan pekerjaan, lingkungannya membuat ia tak nyaman.

" Assalamu'alaikum.." tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam toko.

Deg!

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Wa'alaikumsalam ," jawab Adel dan Fitri serempak

Seorang pria berkulit putih dengan lesung pipi tersenyum ke arah keduanya.

" Adel..", sapanya.

" Kak Iqbal ", Adel mengangguk menjawab panggilan orang yang sudah lama tidak di temui nya.

Iqbal adalah senior Adel di kampus. Beberapa kali terlibat dalam kepanitiaan di acara-acara yang di adakan kampus, membuat mereka cukup mengenal satu sama lain. Walaupun tidak terlalu dekat.

" Silahkan duduk, kak ", Adel mempersilahkan duduk. " Tolong ambilkan beberapa kue dan minuman ya, Fit. Terimakasih ", pintanya pada Fitri.

"Baik, Kak", jawab Fitri dan segera berlalu meninggalkan mereka.

Kini, tinggallah kedua insan itu berada di satu meja. Adel duduk di depan Iqbal, namun ia sengaja duduk tidak tepat di depan Iqbal, melainkan di kursi sampingnya.

" Apa kabar?", tanya Iqbal setelah beberapa lama terdiam.

" Alhamdulillah baik, Kak. " jawab Adel. " Kakak sendiri apa kabar?", Adel balik bertanya.

" Seperti yang kamu lihat." jawabnya singkat. "Oh iya, sekarang tinggal dimana?. Waktu kemarin pulang ke kota B dan berkunjung ke rumah mu, ternyata kosong. Kata tetangga disana kamu pindah ikut suamimu". Ada rasa tak terima ketika berbicara tentang Adel yang sudah menikah.

" Iya kak. Aku sudah pindah. Sekarang tinggal di rumah mertuaku". jawab Adel tanpa melihat lawan bicaranya.

"Silahkan di makan ", Fitri menyajikan aneka kue di atas meja dan meletakkan minum untuk keduanya.

" Terimakasih "

" Terimakasih "

Ucap keduanya serempak.

"Jadi, kamu benar-benar sudah menikah? Kenapa tidak mengundangku?", tanya Iqbal penasaran. " Apa kamu tidak menganggap ku temanmu?", guraunya di selingi senyum.

Ada rasa kecewa karena ada yang mendahuluinya meminang Adel. Padahal, rencananya ia akan meminang pujaan hati saat kontrak kerja yang ia tanda tangani selama dua tahun selesai. Namun, tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba ia mendengar kabar bahwa Adel sudah menikah.

" Bukan begitu, Kak", sanggah Adel cepat. " Sebenarnya kami melakukan akad di rumah sakit saat ayah mertua sedang kritis. Beliau ingin melihat anak semata wayangnya menikah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah itu, ayah mertua meninggal sehingga kami tidak sempat memikirkan mengenai resepsi." diam sejenak. " Ibu mertua sebenarnya mengingatkan kami mengenai resepsi pernikahan, namun kami sudah tidak terlalu memikirkan itu. Jadi, kami hanya mempublikasikan pernikahan kami di akun sosmed kami masing-masing. Sebagai upaya untuk menghindari fitnah kalau sewaktu-waktu melihat kami bersama", jelas Adel panjang lebar.

" Apa kamu bahagia?" tanya Iqbal spontan. " Maaf kalau lancang." tambahnya saat melihat raut wajah keheranan yang di perlihatkan Adel.

" Alhamdulillah ". jawabnya singkat

Adel memang heran dengan pertanyaan Iqbal. Entah apa maksudnya ia bertanya tentang itu. Memangnya apa yang akan ia lakukan kalau Adel tidak bahagia dengan pernikahannya? Mereka tidak cukup dekat untuk membicarakan hal yang sifatnya pribadi.

* * *

Adel masih terdiam memandangi jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan. Kepadatan yang di timbulkan karena waktunya bertepatan dengan jam bubaran kantor.

Toko Adel sendiri memang tepat di depan jalan Raya. Posisi yang cukup strategis.

" Hahh", Adel menghembuskan nafas dengan kasar

" Kakak baik-baik saja ?", melihat Adel yang hanya terdiam setelah kepergian Iqbal membuat Fitri penasaran. " Apa yang tadi itu mantan kakak?", tanya Fitri lagi.

" Haish, kamu ini. Bukanlah!", sanggah Adel. "Aku gak punya mantan. Dia cuma seniorku di kampus dulu", jelas Adel.

" Kayaknya bukan cuma sebatas senior, Kak. Dia kayaknya suka sama kakak. Terlihat dari tatapan matanya ke kak Adel. Juga rasa penasarannya tentang kebahagiaan kakak dengan pernikahan kakak." Fitri tersenyum menggoda.

" Hai, jaga mata dan telinga. Jadi, kamu tadi memperhatikan Kak Iqbal dan menguping pembicaraan kami?", Adel menyelidik.

" Hehe . Maaf kak. " Fitri hanya cengengesan.

" Gak boleh menguping pembicaraan orang lagi ya!" , Adel memperingatkan.

"Iya, kak". janji Fitri.

Adel bukan tidak tahu bahwa Iqbal memiliki perasaan terhadapnya. Saat di kampus, teman-temannya banyak yang memberitahunya. Namun ia tidak mau ambil pusing tentang obrolan teman-temannya itu.

Sementara itu di dalam sebuah mobil, seorang pria mengendarai mobil sambil teringat pertemuannya dengan Adel. Ya, dialah Iqbal. Masih ada rasa kecewa di hatinya. Serta penyesalan karena terlambat meminang Adel.

" Seandainya aku tidak menunda untuk meminang mu, pasti sekarang akulah yang jadi suami mu" ucapnya lirih." Astaghfirullah. Bagaimana bisa aku berandai-andai seperti itu", ucapnya sambil mengusap wajahnya.

* * *

Siang dan malam datang silih berganti. Tak terasa tiga bulan sudah berlalu semenjak kedatangan Iqbal ke toko kue Adel. Semenjak itu pula, Iqbal tak henti - hentinya mengecek sosmed Adel. Entah kabar apa yang ia tunggu.

Sementara di kamar yang ada di lantai dua, di kediaman orang tua Sakha, Adel masih di sibukkan dengan persiapan suaminya yang akan ke Cafe.

" Mas, apa sore ini ada waktu?", tanya Adel sesaat setelah selesai memasangkan dasi.

"Ada apa memangnya?", bukan menjawab, Sakha malah balik bertanya.

" Hmm,, Aisyah melahirkan. Rencananya sore ini akan menengoknya ke rumah sakit", jelas Adel singkat.

Aisyah adalah teman kuliah Adel yang sama-sama pindah dari kota B karena ikut suaminya.

" Ya sudah, nanti sore aku jemput di toko ya?", janji Sakha.

" Terimakasih ",

* * *

Sepanjang hari, Adel terlihat lebih cerah saat membantu melayani pembeli. Hal itu tidak luput dari penglihatan para karyawannya. Ya, setelah pembicaraan tempo hari, Adel menambah beberapa karyawan. Untuk melayani pelanggan juga sebagai pembuat kue. Karena kedepannya, Adel hanya akan memantau saja. Turun tangan kalau memang di perlukan.

Kini, ia menunggu Sakha di kursi panjang yang ada di depan toko.

" Kak, masih tunggu jemputan ya?", tanya Fitri

" Iya, mungkin terjebak macet", sambil melihat jam di tangannya.

" Kalau begitu kami duluan ya, kak", pamit Fitri dan yang lainya. " Assalamu'alaikum ", mereka mengucapkan salam.

" Wa'alaikumsalam "

Tiba-tiba ponsel Adel berbunyi. Tertera nama sang suami di sana.

" Assalamu'alaikum Mas, kamu masih dimana?", tanya Adel khawatir karena ini sudah terlambat dari waktu yang di janjikan.

"Wa'alaikumsalam. Maaf Del, Mas gak bisa jemput dan nemenin kamu. Soalnya ada hal penting yang gak bisa mas tinggal", jelas Sakha.

" Sakha cepat, itu mobil yang di pakai orang yang mirip Lisa tadi. Cepat kejar sebelum terlambat ", terdengar suara seseorang di sebrang telepon.

Deg!

"Maaf ya, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum ", Sakha langsung menutup telepon.

" Wa'alaikumsalam ", jawab Adel meskipun sambungn teleponnya sudah terputus.

Tes

Terpopuler

Comments

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

belum tau aja .klo klakuan pacarnya bejat

2025-03-08

0

Uthie

Uthie

menyakitkan itu 😤

2025-01-12

0

sherly

sherly

jd ngeli aku liat kelakuan Shaka... dah punya istri malah sibuk ngejar mantan yg ngk ada baik2nya .. tinggalkan dia Del...

2024-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2 DBW 2 Terkejut
3 DBW 3 Mama Tahu
4 DBW 4 Goyah
5 DBW 5 Terlambat
6 DBW 6 Sahabat
7 DBW 7 Jodoh
8 DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9 DBW 9 Memulai dari Awal
10 DBW 10 Jalan-jalan Sore
11 DBW 11 Martabak Telur Spesial
12 DBW 12 Mantan istri ?
13 DBW 13 Talak
14 DBW 14 Adel Hamil
15 DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16 DBW 16 Rencana Adel
17 DBW 17 Pertemuan
18 DBW 18 Kesempatan
19 DBW 19 Tetangga Baru
20 DBW 20 Berbagi Cerita
21 DBW 21 Kedatangan Alifa
22 DBW 22 Menghindar
23 DBW 23 Mengabadikan Momen
24 DBW 24 Pernyataannya Cinta
25 DBW 25 Mertua Idaman
26 DBW 26 Pulang Ke Rumah
27 DBW 27 Karena Sebuah Foto
28 DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29 DBW 29 Curiga
30 DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31 DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32 DBW 32 Hampir Kecelakaan
33 DBW 33 Meminta Bantuan
34 DBW 34 Kecelakaan
35 DBW 35 Kehilangan
36 DBW 36 Mulai Menyelidiki
37 DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38 DBW 38 Penjara
39 DBW 39 Rekan bisnis
40 DBW 40 Pilihan Tari
41 DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42 Pengumuman Novel Baru
43 DBW 42 Cemburu
44 DBW 43 Kunjungan Keluarga
45 DBW 44 Status
46 DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47 DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48 DBW 47 Kedai Bakso
49 DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50 DBW 49 Janji di Depan Pusara
51 DBW 50 Hadiah dari Sakha
52 DBW 51 Perpisahan
53 DBW 52 Undangan Pernikahan
54 DBW 53 De Javu
55 DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56 DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57 DBW 56 Keram Perut
58 DBW 57 Persalinan
59 DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60 Terimakasih
61 Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62 Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Episodes

Updated 62 Episodes

1
DBW 1 Di Batas Waktu ( Revisi)
2
DBW 2 Terkejut
3
DBW 3 Mama Tahu
4
DBW 4 Goyah
5
DBW 5 Terlambat
6
DBW 6 Sahabat
7
DBW 7 Jodoh
8
DBW 8 Permintaan Maaf Sakha
9
DBW 9 Memulai dari Awal
10
DBW 10 Jalan-jalan Sore
11
DBW 11 Martabak Telur Spesial
12
DBW 12 Mantan istri ?
13
DBW 13 Talak
14
DBW 14 Adel Hamil
15
DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
16
DBW 16 Rencana Adel
17
DBW 17 Pertemuan
18
DBW 18 Kesempatan
19
DBW 19 Tetangga Baru
20
DBW 20 Berbagi Cerita
21
DBW 21 Kedatangan Alifa
22
DBW 22 Menghindar
23
DBW 23 Mengabadikan Momen
24
DBW 24 Pernyataannya Cinta
25
DBW 25 Mertua Idaman
26
DBW 26 Pulang Ke Rumah
27
DBW 27 Karena Sebuah Foto
28
DBW 28 Mulai Menjalankan Rencana
29
DBW 29 Curiga
30
DBW 30 Berbicara Tentang Kehamilan
31
DBW 31 Pertemuan Sakha dan Lisa
32
DBW 32 Hampir Kecelakaan
33
DBW 33 Meminta Bantuan
34
DBW 34 Kecelakaan
35
DBW 35 Kehilangan
36
DBW 36 Mulai Menyelidiki
37
DBW 37 Mengumpulkan Bukti
38
DBW 38 Penjara
39
DBW 39 Rekan bisnis
40
DBW 40 Pilihan Tari
41
DBW 41 Kepulangan Adel dari Rumah Sakit
42
Pengumuman Novel Baru
43
DBW 42 Cemburu
44
DBW 43 Kunjungan Keluarga
45
DBW 44 Status
46
DBW 45 Bulan Madu yang Semakin Dekat
47
DBW 46 Akhirnya pergi berdua
48
DBW 47 Kedai Bakso
49
DBW 48 Menikmati Hari Pertama Liburan
50
DBW 49 Janji di Depan Pusara
51
DBW 50 Hadiah dari Sakha
52
DBW 51 Perpisahan
53
DBW 52 Undangan Pernikahan
54
DBW 53 De Javu
55
DBW 54 Kehamilan kedua Adel
56
DBW 55 Penurut Sejak Dalam Perut
57
DBW 56 Keram Perut
58
DBW 57 Persalinan
59
DBW 58 Irsyad Fadil ( The End)
60
Terimakasih
61
Promo Novel Terbaru: Balqis Untuk Baim
62
Promo Novel Terbaru: Sebatas Ibu Untuk Anakmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!