"Terus kenapa Li? Menurut aku, kalian mah gapapa kali pacaran aja. Misal nanti kakak kalian udah pada nikah, ya gak ada salahnya kalau kalian ikut nikah juga," ucap Messy.
"Gimana bisa mes? Artinya kan aku sama Abel bakal jadi saudara nanti, kita gak boleh nikah dong. Kamu mah ngada-ngada aja sih," ucap Lion.
"Ih boleh kali, kalian kan bukan saudara kandung. Gak boleh itu kalau nikah sesama jenis dan sepersusuan, udah sana kamu balik lagi terus ajakin Abel pacaran!" ucap Messy.
"Enggak ah, keputusan aku buat menghindar dari dia dan deketin kamu kayaknya lebih tepat," ucap Lion.
"Maksud kamu gimana Li? Kamu deketin aku cuma buat jadi pelarian dari Abel gitu? Ish, jahat banget sih kamu!" cibir Messy.
"Gak gitu juga mes, aku mau coba cari yang pasti-pasti aja gitu. Kita kan gak ada hubungan keluarga nih, jadi gapapa lah semisal aku deketin kamu," ucap Lion.
"Tapi aku gak mau Li, kamu sama Abel aja sana! Kamu itu kan cintanya sama dia, bukan sama aku," ucap Messy.
"Aku bisa kok jatuh cinta sama kamu," ucap Lion.
"Itu sulit Li, aku tau rasanya. Kamu gak akan semudah itu melupakan Abel, apalagi dia cinta pertama kamu," ucap Messy.
"Aku janji sama kamu mes, aku pasti akan bisa melupakan Abel dan sepenuhnya mencintai kamu. Tolong kasih aku kesempatan ya! Aku gak akan kecewakan kamu!" ucap Lion membujuk gadisnya.
Messy menggeleng, namun sedetik kemudian tangannya diraih dan digenggam oleh Lion dengan erat. Messy sungguh bingung saat ini, ia tak tahu apa yang akan ia lakukan untuk membuat Lion menjauh dan tidak terus-terusan mengejarnya. Biar bagaimanapun, Messy tidak ingin hanya menjadi bahan pelarian dari pria itu.
"Messy, aku cinta sama kamu. Biarkan aku hadir di hidup kamu ya? Aku gak mau kamu tolak aku terus, hanya karena Abel cinta pertama aku. Please lah, kamu ngertiin aku dong!" bujuk Lion.
"Udah aku bilang tadi Lion, aku gak bisa. Udah sih kamu balik aja lagi terus tembak Abel, bilang ke dia kalau kamu cinta mati sama dia!" suruh Messy.
"Gak, aku gak mau!" tegas Lion.
"Yaudah terserah," cibir Messy sembari menghentak tangannya lepas dari genggaman Lion.
Disaat Messy hendak pergi, tiba-tiba saja Abel muncul dan tak sengaja melihat Lion yang tengah bersama wanita itu. Abel pun tampak syok dan merasa kecewa, ia menyapa Lion dan berhasil membuat pria itu terkejut bukan main.
"Lion!" lirih Abel.
"Abel?" ucap Lion dengan mulut terbuka lebar.
"Bel, kenapa kamu kesini? Kamu belum pulang?" tanya Lion mencoba tenang.
"Harusnya aku yang tanya ke kamu, kok kamu masih ada disini sih? Katanya mau pulang," ujar Abel.
"Eee aku..."
Pandangan Abel beralih ke arah Messy, "Oh jadi ini wanita yang kamu maksud tadi? Kalian udah jadian kan sekarang?" ujarnya.
"Apa sih Bel? Siapa yang jadian coba? Kamu gausah ngada-ngada deh," elak Lion.
"Emang iya kan? Tadi bukannya kamu bilang kalau kamu lagi latihan buat nembak cewek ini? Makanya kamu pura-pura nyatain perasaan kamu ke aku, ya kan?" ucap Abel.
"Bel, kamu jangan salah paham dulu! Dia ini Messy, teman lama aku. Kamu kenalan gih sama dia biar gak salah paham!" ucap Lion.
Abel menggeleng, "Gausah kak, aku mau pulang aja. Makasih ya udah bikin aku kecewa tadi," ucapnya dengan senyum palsu.
Lion pun merasa tidak enak pada Abel, apalagi terlihat sekali kalau wanita itu sangat kecewa padanya. Abel langsung pergi begitu saja dari sana dengan perasaan jengkel, sedangkan Lion terdiam di tempat dan masih terus kebingungan bagaimana caranya untuk membujuk Abel.
"Li, kamu kejar Abel sana! Bilang ke dia kalau kamu beneran suka sama dia, jangan sampai Abel terus salah paham!" suruh Messy.
"Enggak deh mes, aku disini aja sama kamu. Aku kan gak mau bikin perasaan aku makin bertumbuh, jadi biarin aja kalau Abel marah, malahan itu bagus karena dia jadi gak deketin aku lagi," ucap Lion.
"Lion, kamu kenapa begini sih? Ayolah, kalau kamu cinta ya kamu berjuang dong!" ucap Messy.
Lion terdiam memikirkan Abel, jujur Lion memang belum bisa melupakan Abel begitu saja. Di dalam hatinya, pria itu masih sangat menginginkan Abel ada di dekatnya. Namun, mereka yang tidak mungkin bersatu membuat Lion memilih perlahan-lahan menjauhi gadis itu.
"Maafin aku Abel, maaf!" batin Lion.
•
•
Abel tiba di rumahnya, ia langsung disambut oleh Anna sang kakak yang kebetulan sedang duduk di sofa ruang tamu. Anna terheran-heran melihat ekspresi adiknya saat ini, ia pun bangkit dan mendekati Abel untuk bertanya mengapa gadis itu terlihat murung setelah pergi menemui Lion.
"Bel, lu kenapa sedih gitu? Tadi perasaan lu happy banget pas mau pergi, kenapa pulangnya malah jadi sedih begini?" tanya Anna kebingungan.
"Umm, a-aku gapapa kok ce. Udah ya aku mau ke kamar dulu?" jawab Abel berbohong.
"Jangan dulu Abel! Kamu kasih tau dulu kamu kenapa! Apa yang udah Lion lakuin ke kamu?" ucap Anna memegang dua pundak adiknya.
"Gak ada ce, lagian aku sedih bukan karena kak Lion kok. Percaya deh sama aku," ucap Abel.
"Gimana gue bisa percaya? Lo kan abis ketemu sama Lion, jadi pasti gara-gara dia lah lu jadi sedih begini. Udah deh, mending lu ngaku aja dan kasih tau ke gue apa yang Lion lakuin!" ucap Anna.
"Ce, aku udah bilang gak ada apa-apa. Kenapa sih cece gak percaya sama aku?" kesal Abel.
Anna tersenyum sembari menarik tubuh Abel ke dekatnya, Abel hanya menunjukkan ekspresi tak suka saat Anna mencubit kedua pipinya.
"Lo masih aja ya gak mau ngaku?" ujar Anna.
"Bukannya gak mau ngaku, emang gak ada apa-apa kok ce. Aku capek tau, aku ke kamar dulu ya?" ucap Abel.
"Kenapa sih pengen banget ke kamar? Udah sini duduk dulu sama gue, ceritain gimana tadi pas ketemu sama Lion setelah sekian lama! Gue penasaran tau bel," ucap Anna.
"Aku lagi gak mau bahas soal kak Lion, ce. Lagian aku juga capek kok," ucap Abel.
"Nah kan, itu artinya lu sama Lion lagi ada masalah. Masih aja lu gak mau ngaku," ucap Anna.
Abel menunduk terdiam, sedangkan Anna langsung saja menarik lengan Abel secara paksa dan membawa gadis itu ke sofa. Kedua gadis itu kini duduk disana, meskipun Abel sebenarnya tidak mau berbicara mengenai Lion lagi. Bagi Abel, rasanya sulit untuk menceritakan tentang orang uang sudah membuatnya tersakiti.
"Jadi, kamu tadi ngapain aja sama Lion? Kenapa pas pulang kamu malah sedih begini? Cerita dong sama gue Abel!" pinta Anna.
"Eee aku..." Abel terlihat bingung, dan tiba-tiba saja bel berbunyi dari arah luar hingga membuat keduanya terkejut.
Ting nong ting nong...
"Eh bel, ada yang datang tuh. Gue ke depan dulu ya buat cek? Lu disini jangan kemana-mana!" ucap Anna bangkit dari duduknya.
Abel hanya mengangguk menurut, ia tetap terduduk disana sambil menunggu Anna yang berjalan ke arah pintu untuk mengecek siapa yang datang kesana.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments