Abel menghampiri Anna yang sedang melakukan live streaming di kamarnya.
Awalnya Abel hanya ingin mengobrol dengan sang kakak, ia tak tahu jika saat ini Anna tengah melakukan live streaming disana.
"Iya guys, jadi gitu... eh apa? Ada Abel?" ucapan Anna terjeda lantaran ia membaca salah satu komen di akun yutub miliknya yang mengatakan jika ada Abel di belakangnya.
Sontak Anna menoleh, dan benar saja ia melihat sosok Abel sedang berdiam diri disana tanpa ekspresi sedikitpun.
"Ya ampun Bel, lu sejak kapan disitu?" tanya Anna.
"Baru kak," jawab Abel singkat.
"Aih, terus lu mau ngapain kesini?" tanya Anna lagi.
"Pengen ngobrol sama kakak," jawab Abel.
"Eee tapi gue lagi ngelive, lu ngobrolnya sambil gue live ya? Lumayan lah jadi penonton juga pada terhibur karena ada lu," usul Anna.
"Boleh kak," ucap Abel setuju.
"Yaudah, sini duduk!" Anna menarik kursi ke dekatnya dan menyuruh adiknya duduk.
Tanpa banyak basa-basi, Abel pun duduk di samping Anna dengan kedua tangan menyatu di sela-sela pahanya.
"Oke guys, jadi si Abel tiba-tiba datang nih terus dia mau ngobrol katanya. Kalian pada mau dengerin gak nih guys?" ucap Anna pada penontonnya.
Mayoritas penonton live itu menjawab iya, dan bahkan jumlah penonton terus bertambah setelah kedatangan Abel disana.
"Tuh pada mau katanya, ayo Bel cerita aja langsung!" ucap Anna.
"Tapi aku malu," lirih Abel.
"Hah? Dia malu guys katanya, buat yang gak denger sorry ya soalnya suara dia emang kecil banget kayak kecoa," ujar Anna.
Abel menunduk memainkan jari-jarinya, ia bingung harus mengatakan apa pada kakaknya.
Tak lama, Anna menerima telpon dari Harva sang kekasih yang mengajaknya live bersama.
📞"Ya halo by! Kenapa? Oh mau live bareng? Yaudah sini join aja, ada Abel juga kok! Iya iya, ditunggu ya bye!" ucap Anna di telpon.
Setelah telpon terputus, Abel menatap Anna seolah bertanya ada apa.
"Harva katanya mau ikut ngelive, lumayan lah daripada boring. Abisnya lu sih gak mau cerita, tadi katanya pengen ngobrol," ucap Anna.
"Ya aku malu," singkat Abel.
Anna menggeleng heran dengan tingkah adiknya, tapi berbeda dengan para penonton yang justru merasa gemas dibuatnya.
"Tuh Bel, dapat salam dari harinazar123," ucap Anna membacakan komen.
Abel hanya diam mematung, Anna yang kesal reflek memukul paha adiknya itu sampai Abel meringis kesakitan.
"Akh!" pekik Abel pelan sembari mengusap pahanya.
"Hahaha, makanya jangan diem-diem aja Abel! Ngomong atuh ngomong!" ujar Anna tampak kesal.
"Bingung mau ngomong apa," ucap Abel.
Tak lama kemudian, Harva telah bergabung ke dalam live Anna dan langsung menyapa dua gadis cantik itu.
"Hai Anna, hai Abel!" sapa Harva lembut.
"Halo mas pacar!" balas Anna ikut melambaikan tangan.
Sementara Abel hanya diam mematung disana.
"Mau ngapain nih kita? Masa cuma diem-dieman aja?" tanya Harva.
"Eee gak tahu deh, enaknya ngapain ya? Gimana guys enaknya ngapain?" ujar Anna.
Dan tiba-tiba sesuatu yang tidak diduga terjadi.
"Kak Harva, Lion nya mana?" ucap Abel bertanya pada Harva dengan suara lirih.
"Hah apa??" Harva di seberang sana tak mendengar dengan jelas suara Abel.
Sedangkan Anna saat ini sedang syok mendengar adiknya bertanya seperti itu pada Harva.
"What? Abel nanyain Lion by, katanya Lion mana. Coba dong suruh Lion gabung gitu, ditanyain Abel nih!" kekeh Anna.
Abel lagi-lagi sudah menyembunyikan wajahnya dari kamera seperti menahan malu.
•
•
Saat di sekolah, Abel terlihat celingak-celinguk seperti mencari seseorang di sekitar taman.
Ya tentu saja yang diharapkan gadis itu ialah Lion, kakak kelas sekaligus calon iparnya.
Namun, tampaknya Abel tak berhasil menemukan Lion di sekitar sana.
Akhirnya Abel pun memutuskan pergi dari taman, ia melangkah menyusuri lorong dengan wajah sedih sambil berharap Lion muncul.
"Abel!"
Tapi sayang, yang datang dan menyapanya justru adalah Fikri. Sontak Abel kecewa sebab bukan Lion yang muncul kali ini.
"Iya Fik, kenapa?" tanya Abel lirih.
"Kamu lagi cari siapa sih? Aku lihatin daritadi kamu celingak-celinguk terus," heran Fikri.
"Gak kok," bohong Abel.
"Ohh, terus aku mau tanya deh, yang kemarin antar kamu pulang tuh siapa sih? Dia ada hubungan apa sama kamu?" ujar Fikri.
"Maaf Fik, aku lapar aku mau ke kantin sekarang. Misi!" ucap Abel.
"Aku temenin mau gak? Makan sendirian itu kurang enak loh," ucap Fikri.
"Di kantin kan banyak orang," ucap Abel.
"Itu mah beda kali Bel," kekeh Fikri.
"Sama aja," singkat Abel.
Fikri menggeleng pelan, menghadapi wanita seperti Abel memang dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi.
Dan tanpa permisi, Abel pun melangkah begitu saja meninggalkan Fikri menuju kantin. Sehingga Fikri terkejut ketika Abel sudah tidak ada di sebelahnya.
"Eh Abel, tunggu dong!" teriak Fikri sambil bergerak menyusul gadis itu.
Abel benar-benar merasa risih terus didekati oleh Fikri kemanapun ia pergi, apalagi pria itu seolah tidak mau menjauh darinya.
"Hehe, kali ini aku traktir kamu ya Abel? Kamu mau kan?" ucap Fikri.
"Gausah, nanti ngerepotin kamu lagi," tolak Abel.
"Ah enggak kok, Abel mana pernah repotin aku?" kekeh Fikri.
"Tetap aja aku gak mau," ucap Abel.
Fikri pun merasa jengkel dan bingung harus apa untuk bisa membuat Abel terkesima padanya, berbagai cara sudah ia lakukan tetapi selalu gagal.
"Eee kalo gitu gapapa deh kamu bayarnya sendiri, tapi aku temenin ya?" ucap Fikri.
"Aku udah ada teman disana, kamu sama yang lain aja ya!" ujar Abel.
"Ta-tapi Bel, aku tuh maunya sama kamu. Bosen lah kalau sama itu-itu terus," ucap Fikri.
"Aku yang gak mau sama kamu," ketus Abel.
Disaat Abel berbelok, ia justru tanpa sengaja menabrak tubuh Lion yang baru keluar dari kantin dan membuat es di tangan pria itu tumpah mengenai bajunya.
"Aduh!" Lion menggeram kesal menyadari bajunya basah akibat tumpahan minuman itu.
Ia langsung menatap ke depan untuk mencari tahu siapa yang menabraknya, dan betapa kesalnya ia karena ternyata Abel lah yang ada disana.
"Abel? Hadeh, lu tuh benar-benar bikin gue kesel ya!" ujar Lion.
Entah kenapa Abel tiba-tiba tersenyum dan menundukkan kepala begitu menyadari Lion yang ia tabrak tadi.
"Dih malah senyum-senyum, gak jelas banget sih lu!" geram Lion.
Lagi-lagi Abel tetap diam dengan senyum tipis yang berusaha ia sembunyikan, sedangkan Lion semakin kesal dan langsung mencengkram lengan gadis itu dengan kuat.
"Awhh!!" Abel memekik kaget saat tangannya dicengkeram pria itu.
"Lu ikut gue sekarang!" ujar Lion.
"Hah? Kemana?" tanya Abel bingung.
"Udah ayo!" paksa Lion.
Lion langsung menyeret paksa tubuh Abel pergi bersamanya menuju gudang sekolah.
Teman-teman Lion yang tadi bersamanya pun tampak bingung melihat Lion pergi begitu saja.
Begitu juga dengan Fikri, ia masih tak habis pikir apa yang akan dilakukan Lion pada Abel.
Akhirnya Fikri pun memutuskan mengejar kedua orang itu karena penasaran.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments