ABELION PART 5

"Abel!" gadis itu sontak terkejut saat namanya disebut oleh guru yang sedang mengajar di kelasnya.

Ia pun tersadar dari lamunannya dan melihat ke sekeliling, hampir semua teman-teman kelasnya kini tengah menatap ke arahnya seolah mengintimidasi Abel.

"I-i-iya Bu, ada apa ya?" tanya Abel gugup plus bingung.

"Kamu daritadi perhatiin saya bicara gak sih?" tegur Bu guru itu, sebut saja namanya Bu Lila.

Abel menggeleng dengan polosnya, seketika satu isi kelas menertawakan dirinya dan membuat Abel semakin bingung.

"Loh kenapa pada ketawa?" heran Abel.

"Kamu maju sini Abel, jawab pertanyaan yang ada di papan tulis!" perintah Bu Lila.

"Hah??" Abel melongok, lalu menatap papan tulis yang terdapat beberapa soal tentang geografi.

"Ih saya mana tau jawabannya Bu, daritadi kan saya gak merhatiin," ucap Abel.

"Salah kamu sendiri malah bengong, pokoknya ayo maju dan jawab soal-soal ini atau kamu saya hukum!" ujar Bu Lila.

"Tapi Bu, kalau jawaban saya salah gimana? Saya dihukum juga?" tanya Abel.

"Ya, itu kamu tau. Sudah cepat kamu maju dan jawab semua soal itu!" sentak Bu Lila.

"Baik Bu!" ucap Abel pelan.

Gadis itu beranjak dari kursinya, bergerak perlahan ke depan mendekati papan tulis dan mengambil spidol di atas meja untuk menjawab soal itu.

Glek

Ia kesulitan menelan saliva nya saat melihat seperti apa soal di depannya, ia merasa bingung harus menjawab bagaimana.

Bu Lila serta yang lain terdiam saja mengamati Abel dari jarak jauh, membuat gadis itu semakin gugup dan tak tahu harus apa.

"Haish, aku harus gimana nih jawabnya? Malu banget kalo sampe salah," batin Abel.

Dan tiba-tiba, Fikri mengangkat tangannya sembari memanggil Bu Lila.

"Bu!" ucap Fikri lantang.

"Kenapa Fikri?" tanya Bu Lila dingin.

"Boleh saya ikut maju dan bantu Abel, Bu?" ucap Fikri meminta izin.

"Oh boleh, silahkan!" ucap Bu Lila.

Fikri tersenyum dan lalu bergerak maju menghampiri Abel yang sedang kebingungan berpikir di depan sana.

"Bel, aku bantu ya?" bisik Fikri di telinga Abel.

Sontak Abel terkejut, daritadi ia memang fokus pada soal sehingga tak sadar Fikri sudah ada di sebelahnya.

"Sejak kapan kamu ada disitu?" tanya Abel.

"Baru aja, aku udah bilang ke Bu Lila buat bantu kamu Abel. Kamu mau ya?" ucap Fikri.

"Aku gak perlu dibantu, aku bisa kok jawab semua ini sendiri," tolak Abel.

"Kamu yakin?" tanya Fikri memastikan.

"Iyalah, kamu pikir aku bodoh apa? Soal kayak gini mah gampang kali," jawab Abel tegas.

"Coba dong kamu jawab kalau emang kamu bisa!" tantang Fikri.

Abel yang merasa tertantang, langsung menggerakkan tangannya menjawab soal-soal yang ada di papan tulis.

Meski ragu, namun Abel tetap melakukannya karena ia tidak mau dianggap bodoh oleh Fikri dan teman-temannya yang lain.

"Bel, itu salah tau. Jawabannya bukan itu," bisik Fikri di telinga gadis itu.

"Sssttt kamu diam deh!" perintah Abel.

Fikri hanya menurut dan memundurkan langkahnya membiarkan Abel fokus menjawab soal tersebut.

Setelah sekitar tiga menit, akhirnya Abel berhasil menyelesaikan soal itu dan ia pun berbalik lalu menatap Bu Lila disana.

"Nah Bu, udah selesai nih," ucap Abel dengan bangga.

Fikri yang melihat jawaban Abel tampak terkejut, ia menepuk jidat karena menurutnya semua jawaban itu salah.

"Benar ini udah selesai?" tanya Bu Lila.

"Iya udah Bu, emang kenapa?" jawab Abel.

"Ini salah semua loh, udah sana kamu ke luar!" sentak Bu Lila.

Abel terkejut, suara Bu Lila yang emosi benar-benar membuat dirinya tertekan.

Abel pun keluar dari kelas dengan perasaan murung, ia tak percaya jika ia bisa dihukum oleh Bu Lila karena melamun memikirkan Lion.

Dan sialnya, Abel justru tak sengaja bertemu dengan Lion di depan perpustakaan. Tentu ia sangat terkejut dibuatnya.

"Hey! Kamu Abel adiknya Anna kan?" tegur Lion.

Abel hanya diam, ia masih tak menyangka jika bisa bertemu dengan pria yang ia idam-idamkan di depannya saat ini.

"Heh malah diem, jawab dong!" bentak Lion.

"Eee iya kenapa?" gugup Abel.

"Loh kok kenapa? Aku nanya tadi, kamu Abel kan adiknya Anna pacar bang Harva?" tebak Lion.

"Iya, aku Abel," singkat Abel.

"Ternyata kamu sekolah disini juga? Kelas berapa?" tanya Lion tersenyum lebar.

"Sebelas kak," jawab Abel.

"Ohh, berarti kamu adik kelas aku. Udah sini bantuin aku susun buku buat di perpus!" ujar Lion.

Abel terbelalak mendengarnya.

"Kenapa harus aku?" tanya Abel terkejut.

"Karena cuma kamu yang ada disini, ayolah mumpung kita ketemu lagi jadi kita bisa sekalian kenal lebih jauh," ucap Lion.

"Eee tapi aku—"

Lion menyela ucapan Abel dengan cara mencekal lengan gadis itu.

"Udah, ayo masuk aja dulu!" paksa Lion.

Abel tak ada pilihan lain selain menurut, ia juga bingung harus kemana saat sedang dihukum seperti sekarang.

Singkat cerita, mereka sudah berada di dalam perpustakaan dan tengah menyusun buku-buku yang ada disana.

"Eh Bel, kamu kenapa bisa keluar kelas? Padahal jam pelajaran masih berlangsung," heran Lion.

Abel hanya diam tak mau menceritakan itu pada Lion, ia khawatir Lion nantinya akan bercerita ke kakaknya mengenai ini.

"Heh! Ngapa kamu malah diem lagi sih? Gak mau cerita sama aku?" tegur Lion.

Abel menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Kenapa?" tanya Lion singkat.

"Nanti kamu ngadu ke kak Anna lagi kalau aku dihukum keluar kelas sama guru," jawab Abel spontan.

Saat itu juga Abel langsung menutup mulutnya dan menyesali apa yang baru saja ia katakan.

"Ohh, kamu lagi dihukum? Hahaha, ternyata kamu bandel juga ya? Kamu dihukum karena apa Abel?" tanya Lion.

"Udah ah, aku gak mau cerita lagi," jawab Abel.

"Loh kenapa? Cerita aja kali, udah nanggung nih pengen denger!" pinta Lion.

"Eee gak kok, udah ah gausah maksa-maksa deh!" kesal Abel.

"Haish, oke deh terserah kamu aja. Aku juga gak bisa maksa kamu buat cerita," ucap Lion.

Abel diam dan fokus menyusun buku-buku itu.

"Manuel!" tiba-tiba pria itu dipanggil oleh seorang guru yang kebetulan berjaga di perpustakaan tersebut.

"Eh iya Bu," Lion menoleh menyauti panggilan guru itu dan pamit sejenak pada Abel untuk pergi menemui guru tersebut.

"Bel, aku kesana dulu ya? Kamu tunggu disini aja, nanti aku balik kok!" ucap Lion.

Abel hanya mengangguk tanpa bersuara.

Lion pun beranjak pergi menemui guru itu dan meninggalkan Abel.

"Eee ada apa ya Bu?" tanya Lion pada si guru.

"Kamu bawa siapa itu? Kok saya gak pernah lihat dia ada di perpustakaan ini?" heran Bu Risma.

"Dia Abel Bu, adik kelas saya. Emangnya kenapa ya Bu?" ucap Lion.

"Ohh, gapapa sih. Cuma kamu udah izin belum sama guru yang ngajar di kelasnya?" ujar Bu Risma.

Seketika Lion terdiam dan bingung harus menjawab apa.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Gada Hati:^

Gada Hati:^

calon gw nih çkckck

2023-01-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!