ABELION PART 7

Pria itu pun berjalan menjauhi Abel sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan reaksi Abel saat dirinya pergi.

Sementara Abel juga tampak menoleh menatap Lion dan langsung berbalik kembali begitu Lion menangkap basah dirinya.

"Hayo, ngapain tuh nengok-nengok? Bilang aja kali kalo mau bareng mah, gausah gengsi!" ujar Lion.

"Apa sih? Kamu pergi ya pergi aja sana, jangan kebanyakan omong deh!" sentak Abel.

"Yakin nih? Nanti gue pergi eh lu nyesel terus berharap gue balik lagi," ucap Lion.

"Gak bakal," singkat Abel.

Lion menggeleng sembari menghela nafasnya, memang Abel cukup keras kepala dan pandai menyembunyikan keinginannya.

"Duh, malu banget nih aku. Kenapa sih tadi pake keceplosan segala?" batin Abel.

"Bel,"

"Ah iya kak," Abel reflek berbalik dan mengira yang menyapanya adalah Lion.

Tapi sayang, dugaannya salah karena ternyata yang ada di belakangnya itu adalah Fikri teman sekelasnya.

"Loh, tumben kamu panggil aku pake kak. Kita seumuran kok Abel," heran Fikri.

"Eee gak gitu, tadi aku kira kamu orang lain," ucap Abel.

"Oalah, emang kamu ngiranya siapa?" tanya Fikri.

"Gak kok, bukan siapa-siapa. Kamu ngapain disini?" ujar Abel.

"Aku tadi gak sengaja lihat kamu, terus karena kepo yaudah aku samperin aja. Kamu lagi ngapain berdiri aja disini? Gak pegel?" ucap Fikri.

"Enggak lah, kan aku lagi nunggu jemputan," ucap Abel.

"Ohh, aku antar aja pulangnya gimana? Sekalian aku mau silaturahmi sama mama papa kamu," ucap Fikri menawarkan diri.

Abel terdiam, ia masih berharap Lion akan kembali dan mengajaknya pulang bareng lagi. Namun, laki-laki itu sudah tidak tampak disana.

"Yah kak Lion udah gak ada lagi," batinnya.

"Ehem ehem.."

Dan tiba-tiba suara deheman itu mengejutkan keduanya, Abel sangat kaget sampai spontan membalikkan tubuhnya.

"Kak Lion? Kok balik lagi?" ucap Abel keheranan sembari terlihat gugup.

"Lu gak mau diantar sama gue, ternyata karena udah ada janji sama dia?" ujar Lion menunjuk Fikri.

Sontak Abel mengelak, ia tidak mau Lion salah paham padanya dan juga Fikri, karena memang diantara ia dan Fikri tidak ada hubungan apa-apa.

"Bukan kak, dia mah baru datang kok tadi pas kamu pergi," ucap Abel.

"Biasa aja kali Bel, gausah gugup gitu. Kalaupun emang lu ada janji sama dia juga gapapa, gue gak bakal laporin ke kakak lu kok," ucap Lion.

"Ih enggak, emang aku gak ada janji sama dia kok. Kamu jangan salah paham dulu!" ucap Abel.

"Yaudah, terus lu mau balik sama siapa sekarang? Gue atau dia?" tanya Lion.

"Ini artinya kamu nawarin aku buat bareng sama kamu lagi?" ucap Abel coba memastikan.

Lion tampak bingung, ia memang ingin mengantar gadis itu pulang dan seolah tak suka jika Abel pergi bersama lelaki lain.

"Iya, jadi gimana Abel?" ucap Lion singkat.

Wajah Abel bersemu merah, berusaha menutupinya tetapi sulit sebab Lion sudah terlanjur melihat apa yang terjadi dengannya.

"Kok malah merah tuh muka? Kenapa Bel? Lu pengen diantar sama gue kan?" goda Lion.

"Gak kok, aku.."

"Udah lah Bel, yuk sama gue aja!" sela Lion yang langsung memegang tangan gadis itu.

Sontak Abel terkejut, ia menatap wajah Lion seakan tak percaya jika pria itu memegangnya seperti sekarang.

Fikri yang ada disana juga terkejut dan tak terima gadis yang ia sukai disentuh oleh orang lain, seperti ada rasa cemburu disana.

Namun, Fikri tidak bisa berbuat apa-apa karena ia juga bukan siapa-siapa Abel dan sampai sekarang masih begitu.

Abel tiba di rumahnya bersama Lion yang mengantarnya menggunakan mobil.

Lion tersenyum menatap Abel, sedangkan gadis itu terus menunduk tak sadar jika mereka sudah sampai di rumahnya.

"Bel, mau sampai kapan nunduk terus begitu? Kita udah sampe loh ini," tegur Lion.

"Hah? Iyakah?" kaget Abel.

"Kamu lihat aja sendiri tuh!" suruh Lion.

Abel mengedarkan pandangannya, ternyata benar ia sudah sampai di rumah dan bisa-bisanya ia tidak menyadari itu.

"Lu tuh kenapa sih Bel? Alergi ya sama cowok ganteng kayak gue?" tanya Lion.

"Dih, iya aku alergi sama cowok kepedean kayak kamu," jawab Abel.

"Hahaha, abisnya lu nunduk terus tiap kali dekat gue. Kan bikin gue bingung tau," ujar Lion.

"Ya suka-suka aku dong, lagian aku emang begini," ucap Abel.

"Jadi lu masih mau disini sampai kapan nih? Apa perlu gue antar turunnya?" tanya Lion.

"Gak gak, aku bisa sendiri kok. Kamu pulang aja sana!" tolak Abel.

"Aku masih pengen ketemu orang tua kamu Abel," ucap Lion tersenyum.

"Mau ngapain?" tanya Abel keheranan.

"Kasih tau ke mereka kalau anaknya ini udah mulai genit sama cowok," jawab Lion.

Abel tersentak dan reflek mencubit lengan pria itu dengan kuat.

"Awhh kenapa dicubit?" protes Lion.

"Suruh siapa gak jelas? Emangnya aku genit sama siapa coba? Perasaan daritadi aku cuma sama kamu," ucap Abel.

"Ya itu dia, lu kan genit sama gue," ucap Lion.

"Hah mana ada?" heran Abel.

"Ada loh, buktinya daritadi lu nunduk terus sambil senyum-senyum gitu kan," ujar Lion.

"Itu bukan genit namanya ya ampun," ucap Abel.

"Oh terus apa dong?" tanya Lion menggoda.

"Gak tahu," jawab Abel singkat.

Setelahnya, gadis itu pun turun dari mobil dan pergi begitu saja meninggalkan Lion.

"Hey tunggu!" teriak Lion dari dalam.

Abel terhenti, menoleh ke belakang seolah bertanya ada apa pada Lion.

"Main pergi aja, makasih nya mana?" ujar Lion.

"Iya, makasih." singkat Abel.

Lion geleng-geleng kepala melihatnya, tapi entah kenapa ia tersenyum begitu mengingat kembali momen dirinya bersama Abel tadi.

"Hadeh, ini kenapa gue malah senyum-senyum begini sambil bayangin Abel?" gumam Lion.

"Ah tau ah, mending gue buru-buru cabut sebelum ada yang lihat!" sambungnya.

Lion bergegas menancap gas pergi dari rumah Abel dengan kecepatan tinggi, pikirannya benar-benar kacau akibat tingkah Abel saat tadi.

Sementara Abel juga menghentikan langkahnya sebelum sampai di depan pintu, ia sedikit kecewa melihat mobil Lion yang sudah tak terlihat.

"Abel?" gadis itu terkejut saat ada seseorang yang memanggilnya.

"Eh mama?" ya suara barusan adalah milik Lilis alias ibu kandung Abelia.

Sontak Abel reflek mencium tangan mamanya dan tersenyum menatap sang mama seolah tidak ada yang terjadi.

"Kamu kok sendirian? Gak sama pak Riko?" tanya Lilis kebingungan.

Abel menggeleng pelan, "Enggak ma, soalnya tadi pak Riko aku tungguin gak datang-datang." jawabnya singkat.

"Lah kemana ya itu orang? Yaudah deh, ayo kamu masuk aja pasti lapar kan?!" ucap Lilis.

Kali ini Abel mengangguk, pastinya ia sangat lapar setelah seharian bersekolah.

Abel serta mamanya pun melangkah bersamaan memasuki rumah dengan saling merangkul dan sesekali berbincang riang.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!