Anna pun terus menarik lengan Abel secara paksa sampai mereka tiba di depan pintu rumah Harva, tanpa menunggu lama Anna langsung mengetuknya sambil memanggil nama pria itu.
TOK TOK TOK...
"Misi, Harva! Ini aku Anna sama Abel, buka dong pintunya!" ucap Anna sedikit lantang.
"Kak, kamu kok berani banget bicara gitu? Emang gak takut ditegur orang tua kak Harva?" tanya Abel.
"Gak lah, Harva kan sekarang cuma tinggal sama adik dan pembantunya," jawab Anna.
"Oh ya? Emang tante Anggi sama om Rama kemana?" tanya Abel.
"Mereka lagi dinas ke luar kota Abel, udah sih kamu gausah nanyain mereka!" ujar Anna.
"Berarti kalo kita masuk, kita cuma bareng sama kak Harva dong," ucap Abel.
"Ya enggak lah Abel, kan aku udah bilang tadi di dalam ada adiknya Harva juga sama pembantunya. Kamu gimana sih?!" geram Anna.
"Sama aja kak, aku gak mau ah kalo gitu. Aku mau pulang aja," ucap Abel.
"Eh eh, kenapa pulang?" tanya Anna.
"Aku takut kalo di dalam cuma ada kak Harva sama adiknya," jawab Abel.
"Ya ampun, lebay banget sih kamu! Udah sini aja, gak bakal terjadi apa-apa kok!" paksa Anna.
Akhirnya Abel menurut dan tetap disana bersama kakaknya.
Ceklek
Terdengar suara pintu dibuka, Anna langsung menoleh dan menemukan Harva berdiri disana.
"Good morning sayang!" sapa Anna spontan.
"Eh kalian udah datang ternyata, pagi juga Anna pacarku yang cantik! Abel, apa kabar kamu?" ucap Harva tersenyum tipis.
"Aku baik, kakak sendiri gimana?" ucap Abel.
"Sama, aku juga baik-baik aja. Udah yuk kita masuk aja ke dalam!" ucap Harva melebarkan pintu.
Anna mengangguk antusias, sedangkan Abel masih terlihat ragu untuk memasuki rumah besar yang diisi dua orang pria tampan itu.
Namun, pada akhirnya Abel menurut dengan ucapan kakaknya dan memilih masuk ke dalam bersama Anna serta Harva.
Meskipun disana Abel hanya sebagai nyamuk, karena tampak Anna langsung bergandengan tangan mesra dengan kekasihnya itu.
Saat tiba di ruang tamu, Harva pun menyuruh dua gadis itu duduk sejenak di sofa yang tersedia. Abel sontak melongok melihat sofa disana.
"Nah, kalian duduk dulu ya disini! Aku mau ke atas sebentar," ucap Harva.
"Iya sayang, by the way adik kamu mana? Dia kok gak kelihatan?" tanya Anna.
"Ini baru mau aku panggil, supaya dia bisa kenalan sama Abel," jawab Harva.
"Hah?" Abel terperangah tak mengerti, dan Anna hanya mengusap pundaknya lembut.
"Yaudah, kamu panggil aja dia gih! Aku biar disini sama Abel," ucap Anna pada Harva.
"Siap sayangku!" Harva tersenyum dan lalu pergi menaiki tangga menuju kamar adiknya.
Anna serta Abel pun duduk berdampingan di sofa, mereka saling menatap sejenak sebelum Abel mengatakan sesuatu.
"Kak," lirih Abel.
"Kenapa sih Bel? Daritadi kamu kayak orang linglung gitu loh," heran Anna.
"I-i-iya, aku mau pulang aja," ucap Abel.
"Lah kok pulang? Kita baru sampe loh Abel, masa udah mau pulang aja? Kamu jangan bikin aku kesel deh!" ujar Anna.
"Maaf kak, abisnya aku ngerasa gak nyaman disini. Mending aku pulang aja," ucap Abel.
"Gak nyaman gimana sih? Udah deh kamu diam aja jangan aneh-aneh!" ucap Anna.
Abel menunduk diam, ia terpaksa menahan perasaannya dan memilih menuruti perintah kakaknya.
•
•
Sementara itu, Harva telah berada di depan kamar adiknya. Ia ketuk pintu itu sambil memanggil Lion agar bisa cepat keluar.
TOK TOK TOK...
"Lion, keluar lu woi! Itu di bawah Anna sama adiknya udah sampe," ucap Harva lantang.
Ceklek
Akhirnya Lion keluar membuka pintu, ia menatap kesal ke arah abangnya yang sudah mengganggu istirahatnya.
"Apaan sih bang? Lu ganggu orang tidur aja deh, masih pagi tau!" geram Lion.
"Buset On, jam segini lu bilang masih pagi? Orang apaan sih lu?!" heran Harva.
"Yah elah emang ini masih pagi tau, lagian ngapain sih lu bangunin gue?" ujar Lion.
"Itu di bawah udah ada Anna sama Abel, ayo lu turun dah kita sarapan bareng!" ucap Harva.
"Bodoamat, si Anna kan cewek lu bukan cewek gue. Apa urusannya sama gue?" ucap Lion.
"Ya iya, tapi kan ada si Abel juga. Lu selama ini belum pernah kenalan sama dia kan?" ucap Harva.
"Belum sih, terus kenapa? Harus gitu gue kenalan sama dia?" tanya Lion.
"Minimal lu temuin dulu mereka, kan biar gimanapun bentar lagi si Abel bakal jadi saudara lu juga Lion," ucap Harva.
"Yaudah iya gue temuin mereka, tapi gue mau cuci muka dulu terus ganti baju. Gak enak lah ketemu cewek tampilan kayak gini," ucap Lion.
"Oke, gue tunggu lu di bawah. Awas ya kalo gak turun, gue cabut fasilitas lu!" ancam Harva.
"Bawel banget sih lo, iya gue bakal turun nanti!" kesal Lion.
Lion yang emosi langsung masuk ke kamarnya kembali dan menutup pintu dengan kasar, membuat Harva sampai memejamkan mata.
"Gila tuh anak! Kelamaan jomblo kali ya?" gumam Harva dengan wajah menggeleng.
Harva pun berbalik, ia memilih turun lebih dulu menemani Anna serta Abel dibanding menunggu adiknya selesai berganti pakaian.
Sesampainya di bawah, dapat dilihat olehnya dua gadis itu sama-sama asyik dengan ponsel mereka masing-masing.
"Anna, Abel! Kalian gak bosan kan ditinggal?" ucap Harva sambil tersenyum.
"Eh sayang? Enggak lah, masa iya aku bosan di rumah calon suami aku sendiri?" ucap Anna.
"Hahaha, ya bagus deh aku ikut senang dengarnya. Abel, kamu betah gak disini?" ucap Harva.
"Hah? Eee gak sih sebenarnya, tapi dipaksa sama kak Anna," jawab Abel jujur dari hatinya.
Namun, jawaban Abel barusan langsung mendapat pelototan tajam dari Anna yang tampak geram mendengar ucapan adiknya itu.
"Kamu apaan sih Abel? Kenapa bilang begitu coba ke Harva?" tegur Anna.
"Gapapa sayang, jujur itu lebih bagus daripada harus bohong," ucap Harva.
"Ya tapi dia gak sopan tau, harusnya dia gak boleh kayak gitu. Gimana nanti kalau dia ngomong begitu juga di rumah orang lain?" ucap Anna.
"Gak mungkin lah kak, kalau rumahnya nyaman mah aku gak akan begitu," ucap Abel.
"Yaudah, terus menurut kamu yang nyaman itu gimana Abel? Biar aku usahain supaya bisa bikin kamu nyaman," tanya Harva pada gadis itu.
"Umm minimal ada game konsol gitu, biar aku bisa main disini," jawab Abel tanpa malu.
Anna yang kesal langsung menoyor kepala Abel dari samping cukup kuat, sampai gadis itu meringis sakit memegangi kepalanya.
"Awhh sakit tau!" rintih Abel.
"Biarin, suruh siapa gak tahu diri banget!" sentak Anna.
"Ih kak Anna jahat!" kesal Abel.
"Makanya kamu tuh kalo ngomong dijaga dong Abel!" ucap Anna.
"Anna, udah lah gausah diperpanjang! Kamu kok jadi emosian gini sih?" tegur Harva.
"Ya gimana gak emosi?!" geram Anna.
Disaat mereka asyik berdebat, Abel justru menangkap sosok lelaki tampan yang tengah berjalan menuruni tangga.
"Ganteng banget! Itu siapa ya?" batinnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Gada Hati:^
haduhh itu calon suami gw tuh 🤣
2023-01-19
2