ABELION PART 6

Setelah selesai merapihkan buku-buku di perpustakaan, Abel kini tengah beristirahat sejenak sembari mengipas-ngipas lehernya menggunakan telapak tangan.

Lion yang duduk di sebelahnya pun tersenyum memandangi wajah Abel, gadis itu memang terlihat sangat lelah karena semua yang ia lakukan tadi.

"Bel, kamu capek ya?" ujar Lion.

"Udah tau pake nanya," jawab Abel ketus.

"Wih biasa aja dong jawabnya Abel, galak amat sih," ucap Lion sambil terkekeh.

"Terus kenapa? Lagian salah kamu sendiri, udah tau aku abis susun buku-buku itu ya pasti capek lah," ucap Abel.

"Tapi kamu lebih gemes kalo ngomongnya banyak, gak sedikit-sedikit kayak sebelumnya," ujar Lion.

"Apaan sih?!" Abel dibuat tersipu dan reflek memalingkan wajahnya.

Lion yang sadar akan hal itu pun terus berusaha menatap wajah Abel dan mengikuti pergerakannya, sehingga membuat Abel makin merona.

"Ngapain diumpetin wajahnya? Kamu malu ya sama aku?" goda Lion.

Abel hanya diam tak menjawab, hal itu semakin membuat Lion merasa gemas dan tanpa sadar mencolek pipi gadis itu.

Sontak Abel terkejut, ia reflek menoleh ke arah Lion dan menatapnya dengan tatapan marah seolah tak terima wajahnya disentuh oleh pria itu.

"Apa? Aku salah?" tanya Lion terheran-heran.

"Ngapain tadi colek-colek? Emangnya aku sabun apa?" ujar Abel.

"Oh, jadi kamu gak boleh dicolek? Kalau dielus gimana?" goda Lion.

"Jangan ngaco ya! Aku laporin kak Anna nih," ancam Abel.

"Enggak, bercanda doang kok. Kamu tuh ya apa-apa dibawa serius mulu," ucap Lion.

"Abisnya kamu ngeselin," ucap Abel.

"Hey, dengar ya Abel! Aku tuh kakak kelas kamu, gak sopan banget main sebut kamu kamu aja ke aku!" tegur Lion.

"Yah elah lebay banget!" cibir Abel.

"Loh emang bener kok, aku gak lebay Abel. Kamu tuh harus hormat sama aku!" ucap Lion.

"Biar apa?" tanya Abel.

"Ya biar gak aku tegur," jawab Lion.

"Aku gak mau," ujar Abel.

"Ohh, nantangin nih ceritanya?" ujar Lion.

"Gak kok, udah ya aku mau balik ke kelas? Jam pelajaran pertama kan udah mau abis nih," ucap Abel izin pamit.

"Aku antar mau ya?" tawar Lion.

Abel menatap bingung seraya berkata, "Kenapa harus kamu antar?"

"Ya gapapa, biar aman aja gitu. Kamu mau kan?" jawab Lion santai.

"Perasaan disini aman-aman aja deh," ujar Abel.

"Terserah kamu, tapi kalau aku traktir minum dulu di kantin mau gak?" ucap Lion.

"Boleh," Abel menjawab tanpa malu.

Lion pun tersenyum dan bangkit dari duduknya, membuat Abel mendongak dengan heran.

"Mau ngapain kamu?" tanya Abel bingung.

"Lah kok ngapain? Tadi kan aku bilang mau traktir kamu minum, ayo buruan mumpung masih ada waktu nih sebelum jam pelajaran kedua dimulai!" jawab Lion.

"Eh bentar deh, aku bingung sama kamu. Kok kamu bisa bebas gak ikut pelajaran jam pertama sih? Dihukum juga?" heran Abel.

"Gak lah, yakali seorang Manuelion siswa kesayangan guru ini dihukum. Aku tuh emang selalu begini Abel, bantu-bantu dulu sebelum mulai belajar. Kamu gak pernah keluar kelas sih jadi gak tahu," ucap Lion terkekeh.

"Emang ada ya yang begitu? Aku baru tahu deh," ucap Abel keheranan.

"Jelas lah, kamu sih diem di kelas mulu gak pernah main keluar. Jadinya kamu gak tahu apa-apa tentang sekolah ini," ucap Lion.

Abel mencebikkan bibirnya seolah kesal.

"Jangan begitu Bel, nanti gue colek lagi tuh pipi ngamuk!" ucap Lion.

Abel memutar bola mata dan ikut bangkit dari duduknya, ia melangkah lebih dulu meninggalkan Lion tanpa bicara.

Jam pulang tiba, Lion tanpa sengaja melihat Abel tengah berdiri sambil mondar-mandir di bawah pohon rindang halaman sekolah.

Karena kasihan, ia pun menghampiri gadis itu untuk menawarkan tumpangan. Menurutnya, mungkin saja Abel belum dijemput.

"Hai Bel! Lagi nungguin jemputan yang belum dateng ya?" tegur Lion.

Abel hanya diam menatap Lion dengan senyum tipisnya, entah kenapa ia sangat senang bertemu dengan Lion disana.

"Hey! Ditanyain malah diem aja, bener gak?" ucap Lion sambil mengipas-ngipas tangannya.

"Hah? Eee i-i-iya kak, eh anu.." Abel tampak gugup ketika hendak menjawabnya.

"Ahaha, kenapa lu gugup terus sih kalo bicara sama gue?" heran Lion.

"Gugup? Gak ada yang gugup kok, ngaco aja," elak Abel tak terima.

"Terserah deh, lu mau bareng gak? Mumpung gue lagi baik hati nih," ucap Lion.

"Mau mau," jawab Abel dengan antusias.

Lion benar-benar terkejut dengan itu, sedangkan Abel reflek menutup mulutnya menyesal telah mengatakan itu.

"Hahaha, ketahuan ternyata lu tuh emang mirip sama kakak lu tau gak," kekeh Lion.

"Hah? Maksudnya?" tanya Abel tak mengerti.

"Ya gitu deh, gak tahu malu. Masa langsung bilang mau aja, harusnya ada penolakan dulu," jawab Lion.

"Kamu maunya ditolak? Yaudah, aku gak jadi bareng sama kamu," ucap Abel.

"Serius nih? Yakin?" ujar Lion menggoda Abel.

Abel tetap berpura-pura tidak mau, ia membuang muka dan memunggungi Lion sembari melipat dua tangan di depan.

"Okelah, gue gak maksa kok. Gue balik duluan ya? Bye bye Abel!" ucap Lion.

Pria itu pun berjalan menjauhi Abel sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan reaksi Abel saat dirinya pergi.

Sementara Abel juga tampak menoleh menatap Lion dan langsung berbalik kembali begitu Lion menangkap basah dirinya.

"Hayo, ngapain tuh nengok-nengok? Bilang aja kali kalo mau bareng mah, gausah gengsi!" ujar Lion.

"Apa sih? Kamu pergi ya pergi aja sana, jangan kebanyakan omong deh!" sentak Abel.

"Yakin nih? Nanti gue pergi eh lu nyesel terus berharap gue balik lagi," ucap Lion.

"Gak bakal," singkat Abel.

Lion menggeleng sembari menghela nafasnya, memang Abel cukup keras kepala dan pandai menyembunyikan keinginannya.

"Duh, malu banget nih aku. Kenapa sih tadi pake keceplosan segala?" batin Abel.

"Bel,"

"Ah iya kak," Abel reflek berbalik dan mengira yang menyapanya adalah Lion.

Tapi sayang, dugaannya salah karena ternyata yang ada di belakangnya itu adalah Fikri teman sekelasnya.

"Loh, tumben kamu panggil aku pake kak. Kita seumuran kok Abel," heran Fikri.

"Eee gak gitu, tadi aku kira kamu orang lain," ucap Abel.

"Oalah, emang kamu ngiranya siapa?" tanya Fikri.

"Gak kok, bukan siapa-siapa. Kamu ngapain disini?" ujar Abel.

"Aku tadi gak sengaja lihat kamu, terus karena kepo yaudah aku samperin aja. Kamu lagi ngapain berdiri aja disini? Gak pegel?" ucap Fikri.

"Enggak lah, kan aku lagi nunggu jemputan," ucap Abel.

"Ohh, aku antar aja pulangnya gimana? Sekalian aku mau silaturahmi sama mama papa kamu," ucap Fikri menawarkan diri.

Abel terdiam, ia masih berharap Lion akan kembali dan mengajaknya pulang bareng lagi. Namun, laki-laki itu sudah tidak tampak disana.

"Yah kak Lion udah gak ada lagi," batinnya.

"Ehem ehem.."

Dan tiba-tiba suara deheman itu mengejutkan keduanya, Abel sangat kaget sampai spontan membalikkan tubuhnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Lion ya Thor..he he

2023-05-21

1

Gada Hati:^

Gada Hati:^

si lion sat set sat set yah bun

2023-01-19

2

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

𝕭𝖑𝖈𝖐𝖂𝖍𝖙𝕮𝖆𝖙࿐

Lion😶

2023-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!