Bagian 12

Lia berjalan menuju ibu kantin dan membayar makanan nya sekaligus memesan satu porsi makanan dan minuman.Setelah selesai Lia berjalan mendekati meja yang di duduki Ravael,Lia langsung duduk dan menyodorkan makanan tadi kepada Ravael. Lia melihat sekilas Ravael yang tadi baru memasuki kantin tersebut.

"Makan" ucap Lia pelan sambil mendorong makanannya lebih dekat ke arah Ravael, Ravael tidak menanggapi ucapan Lia. Lia pun kesal,ayolah sedingin-dinginnya seseorang mereka juga punya emosi.

"Ckk" Lia memegang pundak Ravael sambil sedikit menekannya, Ravael meringis pelan,sakit itulah yang di rasakannya saat ini. Lia pun mengeryitkan dahinya sampai akhirnya Lia tersenyum miring.

"Buka masker nya" Titah Lia, Ravael hanya menggeleng. Lia pun membuka masker yang di pakai Ravael secara paksa dan Lia terdiam saat melihat tanda lebam di dekat bibir Ravael. Ravael segera menutupi lebam yang ada di dekat bibirnya dengan tangan.

"Siapa orangnya?" Tanya Lia dengan dingin dan sedikit keras, sehingga beberapa siswa-siswi yang ada di sana melihat ke arah mereka,Ravael hanya diam dan menunduk,tak menjawab ucapan Lia. Bahkan tak mengeluarkan suaranya sedikitpun.

"Jawab !!!" ucap Lia penuh dengan penekanan,Lia menutup matanya sebentar dan kembali membukanya,ayolah menahan marah itu malah membuat tubuhnya panas,dan rasa gatal untuk memukul seseorang.Ravael hanya diam dan tetap menunduk,tanpa menghiraukan ucapan Lia sedikitpun.Brakk Lia memukul meja lumayan keras,yang mana membuat beberapa siswa-siswi terperanjat kaget.

inalillahi

astaghfirullah

Allahuakbar

lahaula

******

setan

monyet

anjir

jantung gw,masih aman rupanya

hufss,kaget ya tuhan

tenaganya njir

untung tu meja nga belah jadi dua

"Baby !!" Ucap Lia dengan tatapan mata yang tajam,dan ekspresi wajah yang sangat dingin. Ravael yang mendengar ucapan Lia pun, menutup matanya,dengan batin yang terus beristighfar. Ravael melihat ke arah mata Lia,degg sungguh tatapan matanya sangat menakutkan.

"Reyn" ucap Ravael pelan, karena takut di amuk Lia. Lia yang mendengar ucapan Ravael pun mengepalkan tangannya sambil tersenyum miring.

"beraninya dia mengganggu orang pilihan ku,cari penyakit sepertinya " batin Lia dengan tersenyum dingin.Hufss Lia membuang nafasnya panjang,Lia kembali duduk,Lia langsung menyodorkan tangannya yang terdapat sendok dan makanannya ke arah Ravael.

"Makan jangan sampai Lia berbuat kasar agar kamu mau memakannya" ucap Lia dengan dingin. Ravael pun tersenyum paksa. Ravael menghabiskan makanannya dengan di suapi oleh Lia, setelah Ravael menghabiskan makanannya Lia mendekat dan berdiri menuju arah samping Ravael sambil memegang bahu nya yang di perkirakan tulang didalamnya bergeser.a

"Tahan sebentar" ucap Lia, Ravael hanya terdiam tidak mengerti apa yang di ucapkan Lia sampai akhirnya Ravael mengerti dan berteriak, ya jadi Lia membantu memposisikan tulang Ravael ke tempat nya semula.

"Aaaa" Teriak Ravael sedikit keras saat merasakan pergeseran tulang nya,yang membuat nya seperti mati rasa.

"Suut, sudah selesai baby. Sekarang Ayo pergi ke uks Lia bakalan bantu mengobati lebam yang ada di dekat bibirmu" ucap Lia dengan membawa Ravael ke uks meninggalkan para siswa-siswi yang masih bengong dan syok serta tak percaya saat Lia membenarkan Ravael tadi.Di uks,terlihat Lia yang sedang memegang es batu di tangan kanannya. dengan Ravael yang duduk tepat di depannya.

"Biar aku sendiri yang lakuin" ucap Ravael tanpa melihat ke arah Lia, Ravael terus saja menghindari tatapan mata Lia.

"Diam" ucap Lia dengan dingin, Lia mengobati lebam Ravael dengan pelan dan sangat berhati-hatu ,setelah selesai di obati. Lia berdiri dan menagkup wajah Ravael sehingga terlihat lah mereka sedang bertatapan,yang menimbulkan rasa aneh di hati Ravael.

"Kaka gw, namanya Andra. Jadi jangan salah paham lagi" ucap Lia dengan mengusap-usap rambut Ravael dan berlalu keluar ruangan itu,Ravael masih diam setelah beberapa saat ia pun tersadar dan wajahnya langsung memerah.Waktu sekolah Han pun sudah berakhir beberapa puluh menit lalu,Lia ia sedang duduk di kursi panjang nan empuk tapi bukan di rumahnya melainkan di rumah Rangga.Jadi setelah jam sekolah berakhir Lia pulang ke rumah nya, mengganti baju dan pergi kerumah Rangga dengan martabak manis yang di belinya tadi.

"Ka Lia kenapa ga ngabarin kalo mau dateng ke sini?" ucap Tasya yang baru keluar dari kamarnya dan langsung berlari ke arah Lia sambil memeluknya.

"Ga penting sekarang yang paling penting.... Kenapa ga masuk sekolah? Kenapa telat makan? Kenapa begadang?" Tanya Lia dengan sedikit intimidasi, menatap ke arah Tasya,Tasya melepaskan pelukannya dan langsung melihat ke arah Lia dengan tersenyum.

"Hehe lupa,waktu itu cuma nonton Drakor jadinya lupa waktu sampe kemaleman ga sempet makan gada yang ingetin soalnya mama sama papa lagi ke luar, terus paginya Tasya sakit perut deh hehe" Jelas Tasya dengan tersenyum.

"Lain kali jangan kaya gitu lagi" ucap Lia kepada Tasya, Lia masih khawatir akan kesehatan Tasya walaupun penyakit asma dan paru-parunya itu sudah dinyatakan sembuh.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!