Lima belas menit kemudian hujan sedikit mulai mereda,Lia tergesa-gesa keluar kelas setelah di luar kelas Lia langsung pergi ke kelas sebelah nya yang letaknya cukup dekat,sampai di kelas itu Lia akan memasuki kelasnya yaitu kelas 12a.Tasya melihat Lia akan memasuki kelas nya, Tasya buru buru menghampiri nya dan langsung mengandeng tangan nya.
Di tempat yang dekat dengan parkiran Lia melihat Ravael yang duduk sendirian di banggu sambil menutup mata nya.Lia membuka tas dan mengambil payung lipat berwarna biru,Lia mendekati Ravael dan memberikan payung nya, Ravael membuka matanya saat merasa ada seseorang yang mendekat.Dan Ravael pun sedikit terkejut atas kehadiran orang yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.
"Lo pake payung ini biar ga kehujanan terus sakit" ucap Lia sambil memberikan payung berwarna birunya kepada Ravael, Ravael menggeleng.
"Ga usah aku nunggu hujan nya semakin reda aja" ucap Ravael sambil tersenyum manis ke arah Lia,Lia berdecak kesal atas penolakan Ravael.
"Pake,gw tau Lo lagi buru-buru" ucap Lia sambil memberikan payung birunya kepada Ravael dengan memaksa, akhirnya Ravael pun menerima payung itu. Lia pergi meninggalkan Ravael dan menghampiri Tasya yang ia tinggalkan tadi,Lia memberikan jas hujan serta jaket nya kepada Tasya.
"Pake jaket nya dulu baru pake jas hujan" ucap Lia sambil memberikan jas hujan serta jaket nya kepada Tasya. Tasya menggeleng tanda tidak mau memakainya.
"Terus ka Lia pake apa?" Tanya Tasya dengan nada pelan dan khawatir.
"Fisik Kaka kuat, jadi kamu aja yang pake " ucap Lia sambil membenarkan lengan kemeja unggu yang di kenakannya.
"Maaf,jadinya ngerepotin ka Lia terus" ucap Tasya sambil menunduk dengan mata berkaca-kaca. Lia yang mendengar ucapan Tasya pun menghela nafasnya,Lia semakin mendekat ke arah Tasya,Lia langsung memegang pundaknya.
"Liat sini sya" ucap Lia,Tasya mendongak menatap mata hitam Lia,dengan air matanya yang mengenang di pelupuk matanya.
"Selagi ka Lia masih hidup, apapun itu yang menyangkut segalanya tentang kamu selagi Kk bisa dan mampu maka akan kk lakukan. Kk hanya ingin yang terbaik untuk mu " ucap Lia sambil mengusap-usap rambut Tasya.Tasya yang mendengar ucapan Lia pun langsung memeluknya.
"Makasih untuk segalanya ka,di antaranya banyaknya orang cuma Kaka yang mengerti dan selalu ada di samping Tasya" ucap Tasya dengan lirih.
"Hmm,sudah. sekarang pakai jaket dan jas hujannya" ucap Lia sambil melepaskan pelukannya,Lia membantu Tasya memakai jaket dan jas hujannya. Setelah selesai Lia mengambil sarung tangan hitam dari tasnya lalu memakai nya.
jika kalian bertanya dari mana,jaket,jas hujan,payung,baju ganti Lia,maka jawabannya adalah di salah satu ruangan yang ada di sekolah khusus punya Lia,kenapa bisa? Tentu saja itu bukanlah hal kecil bagi pa Radit pengusaha terbesar serta terkaya kedua di negara Korea
Lia menuntun Tasya ke dekat motor nya dan memakai kan helm seperti biasa, setelah selesai mereka pun meninggalkan sekolah, di jalan Tasya memejamkan matanya sembari memeluk Lia dengan tenang.
"*S*etiap deket ka Lia bawaannya nyaman,tenang terus. Apakah semua nya bakalan tetap seperti ini?. Terimakasih ya tuhan telah mengirimkan seorang pelindung seperti ka Lia ini kepada ku" batin Tasya
Di depan gerbang rumah Tasya,Lia memberhentikan motornya.
"Ka Lia nga mampir dulu?" ucap Tasya setelah turun dari motor Lia dan melepaskan helm nya.
"Nga,lain kali aja. Udah sore soalnya,buruan masuk mandi,ganti baju,makan terus minum air anget" ucap Lia dengan tersenyum tipis ke arah Tasya, Tasya pun mengangguk.
"Iya, kalo gitu Tasya masuk ya ka. Dadah" ucap Tasya sambil masuk ke dalam rumah nya dengan sedikit berlari. Lia menyalakan motornya dan langsung pergi menuju ke rumahnya, teringat saat awal ia bertemu dengan Tasya.
Saat itu. Di negara Indonesia,pertama kali Lia menginjakkan kakinya saat berumur dua belas tahun, Radit membawanya mengunjungi Rangga teman semasa SMP Radit sampai sekarang. Di rumah Rangga, Radit,Rangga,Lia tengah berkumpul di ruang tamu rumah Rangga.
"Maaf tidak bisa menjemput kalian ke bandara" ucap Rangga dengan rasa bersalah.
"Tidak apa,saya mengerti kau pasti sangat sibuk mengurus perusahaan itu" ucap Radit yang di angguki oleh Rangg.
"Itu saya izin ke toilet dulu sebentar" ucap Radit sambil berdiri dari duduknya,Rangga menganguk. Radit pun pergi menuju kamar mandi meninggalkan Lia dan Rangga.
"Apa kamu Julia?" Tanya Rangga dengan tersenyum manis. Lia mengangguk.
"Iya om,hehe" ucap Lia dengan tersenyum manis juga.
"Wah, ternyata sudah sebesar ini. Maklum om tau kamu itu hanya setiap video call lan sama Radit" ucap Rangga dengan mata berbinar. Lia yang melihat kelakuan Rangga pun menggeleng pelan.
"Iya om" ucap Lia dengan tersenyum.Rangga mengusap usap rambut Lia, karena Lia berada di sampingnya. Dengan susana sunyi, tapi tidak terlalu lama kesunyian itu terpecahkan saat seorang perempuan yang berumur tak beda jauh dengan Lia berucap.
"Papa" ucap Tasya dengan mata berkaca-kaca saat melihat Rangga mengusap usap rambut perempuan yang tidak Tasya kenal.
"Tasya,kenalin ini Julia an-" ucapan Rangga terpotong saat Tasya berlari menuju taman yang ada di belakang rumah Rangga.Rangga terdiam sebentar sampai akhirnya Rangga tersadar.
"Astaga" ucap Rangga dengan nada khawatir. Lia yang mendengar ucapan Rangga pun mengeryit bingung.
"Kenapa om? Yang tadi anak nya om yah?" Tanya Lia dengan pelan.
"Iya anak om, Tasya sepertinya salah paham mengira kamu adalah anak om" ucap Rangga dengan lirih.
"Eum, biar Lia susul dan jelasin ya om,om tunggu di sini aja" ucap Lia sambil berlalu ke luar menyusul Tasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments