DERITA ORANG KETIGA
Yeshika Charlos, seorang gadis cantik berusia dua puluh tiga tahun baru saja keluar dari Bandara di jam sebelas malam. Ia berjalan menyeret kopernya menyusuri jalan setapak menuju halte bus sesuai janjinya pada Omnya.
" Om payah nih! Masa' jam segini aku harus nunggu di sini sih, mana sepi banget lagi." Gerutu Yeshi mengusap usap lengannya yang terasa dingin.
Drt.... drt...
Ponsel Yeshi berdering, ia segera mengangkat panggilan dari Om tersayangnya.
" Halo Om, Om udah sampai mana?" Tanya Yeshi.
" Maaf sayang, Om tidak bisa menjemput kamu karena Om ada urusan yang mendesak. Om kirim Tian untuk menjemputmu, tunggu lima belas menit lagi ya."
Klik...
Yeshi menghembuskan nafasnya kasar. Ia mematikan sambungan teleponnya.
" Ada lagi alasannya, selalu saja begitu. Sebenarnya sayang nggak sih sama ponakannya. Kenapa juga tadi aku malah memilih nunggu di sini, tau gitu aku nunggu di cafe depan Bandara aja tadi sambil makan malam." Ucap Yeshi merutuki kebodohannya.
Sambil menunggu jemputannya datang, Yeshi memainkan ponselnya sampai....
" Hai cantik."
Yeshi menoleh ke samping dimana seorang pria bertubuh kekar duduk di sampingnya. Tercium jelas aroma alkohol yang menyengat dari mulutnya.
" Gawat dia mabuk, aku harus segera pergi dari sini." Batin Yeshi.
Yeshi beranjak hendak meninggalkan tempat itu tapi tiba tiba pria itu mencekal tangannya.
" Mau kemana cantik? Sini aja temenin abang ganteng." Ucapnya.
" Lepas!!!" Yeshi menepis tangan pria itu. Ia tidak tahu jika tindakannya membuat pria itu murka.
" Cantik cantik galak bener, kau harus di kasih pelajaran."
Tiba tiba pria itu hendak mencium Yeshi, Yeshi mencoba memberontak.
" Tolong... Tolong... " Teriak Yeshi saat pria itu memeluk Yeshi dari belakang.
" Siapapun tolong aku!!!" Yeshi berteriak lagi.
Sampai...
" Lepaskan dia!" Suara menggelegar dari belakang Yeshi. Siapa lagi kalau bukan Tian.
" Tolong aku!" Ucap Yeshi.
Tian menarik tubuh pria itu lalu...
Bugh... Bugh... Bugh....
Tian memukuli pria itu dengan membabi buta. Yeshi menatap Tian dengan tatapan yang sulit di artikan. Jantungnya berdebar kencang melihat ketampanan Tian. Entah mengapa semua gerakan Tian nampak seksi di matanya.
" Om.. Ponakanmu jatuh cinta. Aku harus bisa mendapatkannya." Batin Yeshi.
Christian Anderson, seorang pria berusia dua puluh delapan tahun. Berwajah tampan hidung mancung dan bertubuh tinggi. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona.
" Nona." Tian menggerakkan telapak tangannya di depan wajah Yeshi membuat Yeshi tersadar.
" Ah iya." Sahut Yeshi nervous.
" Maaf saya terlambat. Kenalkan saya Christian, orang yang di utus oleh tuan Reno untuk menjemput anda." Ucap Tian menyodorkan tangannya.
" Yeshi. Tidak pa pa yang penting kau datang tepat waktu. Terima kasih sudah menolongku." Sahut Yeshi menjabat tangan Tian.
Tian tersenyum kepadanya.
" Mari Nona!" Tian mempersilahkan Yeshi masuk ke mobil.
Yeshi masuk ke mobil begitupun dengan Tian. Ia melakukan mobilnya menuju rumah Yeshi.
" Apa kau bekerja di kantor om Reno?" Tanya Yeshi.
" Iya Nona. Saya bekerja di bagian divisi keuangan." Sahut Tian sopan. Yeshi menganggukkan kepala tanda mengerti.
Lima belas menit mereka sampai di rumah Yeshi yang saat ini di tempati oleh tuan Reno. Yeshi melenggang masuk ke dalam di ikuti Tian dari belakang sambil membawakan koper Yeshi.
" Dimana om Reno? Kenapa sepi sekali?" Tanya Yeshi menatap Tian.
Lagi lagi jantungnya berdebar dengan kencang.
" Tuan Reno sedang ada urusan di luar Nona, anda di minta langsung ke kamar saja." Sahut Tian.
" Urusan apa malam malam begini?" Tanya Yeshi duduk di sofa tuang tamu.
" Saya tidak tahu Nona." Sahut Tian.
" By the way, jangan panggil aku Nona donk! Kelihatannya nggak pantas banget, kamu kan lebih tua dari aku." Ujar Yeshi.
" Maaf saya tidak bisa Nona." Sahut Tian.
" Ini perintah! Dan harus di laksanakan! Panggil aku Yeshi saja." Titah Yeshi.
Tidak mau melawan tuannya, akhirnya Tian menganggukkan kepala tanda setuju.
" Baiklah Yeshi." Ucap Tian.
Yeshi tersenyum simpul mendengarnya, entah mengapa rasanya hatinya begitu dingin seperti tersiram air es.
" Kalau begitu aku panggil kamu Mas aja gimana? Mas Tian, biar kelihatan akrab saja. Aku kan di sini tidak kenal siapapun. Aku juga tidak punya teman, mau kan kau menjadi temanku?" Tanya Yeshi menatap Tian.
" Suatu kehormatan untuk saya jika anda mau berteman dengan saya No...
" Yeshi." Sahut Yeshi memotong ucapan Tian.
" Iya, maksud saya Yeshi." Ucap Tian.
" Berarti kita teman, dan sebagai teman kau harus membantuku dalam segala hal." Ucap Yeshi.
" Saya akan berusaha." Sahut Tian.
" Ya sudah kalau gitu aku ke kamar ya. Sampai jumpa besok pagi teman baruku." Ucap Yeshi.
" Sampai jumpa, selamat malam Yeshi." Ucap Tian sambil tersenyum.
" Malam." Sahut Yeshi berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, Yeshi merebahkan tubuhnya dengan posisi terlentang. Ia menatap langit langit kamar sambil membayangkan wajah Tian. Ia tersenyum senyum sendiri.
" Senyumanmu melelehkan dunia adek, bang. Aaaa Mas Tian.... Aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Aku tidak percaya aku bisa merasakan jatuh cinta, padahal selama ini banyak pria yang mengejarku tapi tidak satupun yang bisa mencuri hatiku. Aku akan mengatakannya pada om Reno. Aku harap om Reno bisa membantu mendekatkan aku dengan Mas Tian." Monolog Yeshi.
Ceklek...
Pintu terbuka, nampak tuan Reno berjalan mendekati Yeshi.
" Sayangnya Om udah sampai to." Ucap tuan Reno duduk di samping Yeshi.
" Belum... " Sahut Yeshi cemberut.
" Jangan cemberut gitu donk! Kan Om lagi ada urusan." Ujar tuan Reno.
" Urusan apa yang lebih penting dari menjemput keponakan sendiri? Apa Om tahu kalau aku tadi di ganggu sama preman? Bagaimana kalau aku kenapa napa? Bagaimana kalau Mas Tian tidak datang tepat waktu?" Oceh Yeshi menatap omnya.
" Mas Tian?" Tuan Reno mengerutkan keningnya. Dari sekian ocehan Yeshi ia lebih tertarik dengan kata itu.
Mengingat Tian membuat Yeshi tersenyum lagi.
" Kenapa malah senyam senyum gitu? Kesambet setan Bandara?" Selidik tuan Reno.
" Aku jatuh cinta Om." Ucap Yeshi.
" Jatuh cinta? Pada siapa? Katakan pada Om! Om akan melamarnya untukmu." Ucap tuan Reno.
Yeshi menatap omnya sambil tersenyum.
" Mas Tian."
Deg...
Jantung tuan Reno terasa berhenti berdetak. Benarkan keponakannya ini jatuh cinta pada Tian yang sama?
" Maksudmu Christian yang tadi menjemputmu?" Tanya tuan Reno memastikan.
" Iya Om, aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Lamar dia untukku Om! Aku tidak mau kehilangannya. Selama ini Om kan tahu kalau tidak ada pria yang bisa mencuri hatiku, tapi saat aku melihat Mas Tian, aku langsung jatuh hati padanya." Ujar Yeshi mengguncang lengan omnya.
" Bagaimana kau bisa mencintai seseorang tanpa menyelidiki latar belakang dan statusnya Yeshi?" Ucap tuan Reno sambil berdiri.
" Memangnya kenapa Om? Bukankah di keluarga kita tidak pernah memandang orang dari statusnya?" Tanya Yeshi berdiri berhadapan dengan tuan Reno.
" Tapi ini beda Yeshi. Perlu kau ketahui jika Tian sudah menikah."
Jeduarrrrrr......
Penasaran kelanjutannya? Tekan like vote dan kasih 🌹yang banyak buat author biar author makin semangat....
Di akhir bab dua puluh nanti, author akan memilih tiga pendukung terbanyak. Dan masing masing akan mendapatkan pulsa sebesar dua puluh ribu dari author..
Jadi rajin rajinlah Vote, like dan kasih hadiah buat author...
Miss U All....
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
klu ganteng mah mna tahan aah
pasti banyak yg lirik..
2023-03-27
1
Cici Wulandari
Thor gue mampir jangan lupa mampir juga dan bintang 5 nya🤗
2023-03-03
1