Jeduarrrr...
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Yeshi terasa kaku. Ia tidak menyangka, sekalinya jatuh cinta malah sama suami orang. Tapi rasa cinta dan keinginan memiliki lebih mendominasi dalam dirinya.
" Aku tidak peduli." Ucap Yeshi membuat tuan Reno melongo tak percaya.
" Apa maksudmu Yeshi? Kau mau merebutnya dari istrnya? Kau mau jadi seorang pelakor begitu?" Selidik tuan Reno menatap Yeshi tajam.
" Semua adil dalam cinta dan perang Om. Kalau dia mau, kenapa tidak? Yang penting kami sama sama mau. Berikan aku alamatnya Om, besok aku akan ke rumahnya untuk menemui istrinya." Ujar Yeshi.
" Yeshi jangan keterlaluan! Jangan merusak rumah tangga orang lain! Jangan merendahkan harga dirimu demi perasaan yang kau sebut cinta itu." Tutur tuan Reno memberi nasehat.
" Aku tidak akan merusak rumah tangganya Om. Aku rela jadi yang kedua asalkan aku bisa selalu bersamanya. Aku ingin selalu mendampinginya Om. Aku mencintainya, aku tidak mau kehilangannya walaupun aku tahu sangat sulit untuk mendapatkannya.Tapi aku akan berusaha Om." Ujar Yeshi.
Tuan Reno menyukai kasar rambutnya. Ia benar benar tidak percaya dengan pikiran Yeshi yang di anggapnya gila. Bagaimana bisa keponakan yang ia besarkan selama ini rela menjadi yang kedua. Benar benar bodoh, pikirnya.
" Om..... Aku mohon.. Ya ya ya ya." Yeshi menatap omnya dengan tatapan puppy eyesnya.
Tuan Reno menghela nafasnya. Ia tidak tega melihat keponakan tercintanya memohon seperti itu. Selama ini ia selalu menuruti apa keinginan Yeshi.
" Baiklah akan Om berikan alamatnya, tapi Om tidak mau ikut menanggung akibatnya. Kau sendiri yang harus menanggung konsekuensinya karena berani mengambil keputusan ini Yeshi. Jangan datang pada Om sambil menangis darah karena rasa sakit yang kau rasakan nanti. Om tidak akan menghiburmu." Ucap tuan Reno.
" Siap Om. Aku akan menanggungnya sendiri." Sahut Yeshi tanpa pikir panjang. Ia berpikir kehidupannya kelak akan bahagia walaupun ada tiga cinta dalam satu atap.
" Terima kasih Om, Om memang pria terbaik dalam hidupku." Ucap Yeshi memeluk tuan Reno.
" Sekarang tidurlah! Kau pasti lelah hari ini. Besok pagi temui Om di ruang kerja! Om akan memberikan alamat Tian padamu. Semoga kau bahagia." Ucap tuan Reno mengelus kepala Yeshi.
" Oke... Malam Om." Ucap Yeshi.
" Malam sayang." Sahut tuan Reno keluar dari kamar Yeshi.
" Biarlah aku memberikan alamatnya, toh belum tentu istrinya mau menerima Yeshi sebagai madunya. Dan Tian... Dia pasti akan menolak Yeshi, apalagi dia sangat mencintai istrinya itu. Semoga setelah penolakan Tian dan istrinya membuatmu sadar Yeshi." Batin tuan Reno menutup pintunya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi hari dengan bermodalkan alamat dari omnya, Yeshi melajukan mobilnya menuju rumah Tian. Sesampainya di sana, ia segera turun dari mobilnya mendekati rumah sederhana milik Tian.
Terdengar suara keributan dari dalam sana.
" Aku bosan hidup dalam kemiskinan Tian... Cobalah cari pekerjaan lainnya. Atau kau ambil saja uang perusahaan, gampang kan." Ucap Rebeca.
" Kau benar benar gila Rebeca, hanya karena harta kau tega menyuruhku untuk menggelapkan uang perusahaan hah!!" Bentak Tian.
" Ya aku gila." Teriak Rebeca menatap tajam ke arah Tian.
" Aku gila karena hidup bersama pria sepertimu. Pria miskin yang tidak punya apa apa selain gubug reot ini. Aku menyesal menikah denganmu Tian. Dua tahun kita menikah tapi hidup kita seperti ini ini saja. Tidak ada perubahan sama sekali. Aku ingin seperti teman temanku Tian, aku ingin shopping ke mall, kumpul kumpul ikut arisan yang dapatnya ratusan juta. Aku malu hidup seperti ini terus Tian. Hidup seperti ini saja kamu mau punya anak, mau di kasih makan apa anak kita nanti hah." Ucap Rebeca dengan nada tinggi.
" Kalau kita punya anak, rejeki kita akan bertambah Rebeca. Siapa tahu hidup kita bisa lebih baik dari sekarang." Ujar Tian.
" Aku tidak mau, kalau kamu tidak bisa membuat aku bahagia maka aku akan meninggalkanmu."
" Rebeca!!!" Bentak Tian mengangkat tangannya.
" Kenapa? Mau menampar aku? Tampar saja. Dengan begitu aku bisa menuntut cerai darimu." Tantang Rebeca.
" Ya Tuhan.... Istri macam apa yang aku nikahi ini." Ucap Tian.
" Makanya kalau tidak mau aku tinggalkan, penuhi semua kebutuhanku. Aku tidak peduli bagaimana caramu mendapatkannya." Ucap Rebeca.
Tidak mau terpancing emosi lebih dalam lagi, Tian segera keluar dari rumahnya. Ia menghentikan langkahnya saat melihat Yeshi yang berdiri di depan pintu.
" Yeshi." Ucap Tian.
" Pagi Mas." Sapa Yeshi tersenyum manis.
" Pagi, mau bertemu denganku? Tapi aku harus berangkat kerja sekarang. Aku sudah terlambat." Ucap Tian menatap jam yang melingkar di tangannya.
" Aku ingin bertemu dengan istrimu, apakah aku boleh berteman dengannya?" Tanya Yeshi.
" Boleh, silahkan! Aku pergi dulu." Ucap Tian.
" Hati hati." Ucap Yeshi di balas senyuman oleh Tian.
Tian berlalu menuju jalan raya untuk menyetop taksi. Sedangkan Yeshi mengetuk pintu rumah Tian.
Tok tok..
Tak lama Rebeca keluar menemuinya.
" Ya ada apa ya?" Tanya Rebeca menatap penampilan Yeshi dari atas sampai bawah.
" Cantik bener... Semua yang di pakainya barang barang branded, pasti dia orang kaya." Batin Rebeca.
" Maaf Mbak, kenalkan aku Yeshi, bos dari suamimu." Ucap Yeshi menyodorkan tangannya.
" Rebeca, silahkan masuk Nona Yeshi." Sahut Rebeca membalas ukuran tangan Yeshi.
" Yeshi saja." Sahut Yeshi.
Keduanya duduk di sofa yang mulai terlihat usang. Rebeca menyajikan minuman untuk Yeshi.
" Ada apa kamu kemari? Suamiku baru saja pergi." Ucap Rebeca.
" Aku sudah bertemu dengannya Mbak barusan. Aku ke sini memang ingin menemuimu. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu." Ujar Yeshi to the point.
" Apa itu?" Tanya Rebeca.
" Aku mencintai suamimu."
" Apa???" Pekik Rebeca menutup mulutnya dengan tangannya.
" Kau mencintaiku suamiku?" Tanya Rebeca memastikan.
" Iya, aku ingin dia menjadi milikku." Sahut Yeshi.
" Apa yang aku dapatkan jika aku bisa membuatnya menikahimu?" Tanya Rebeca.
Yeshi melongo, begitu mudahkah mendapatkan Tian dari istrinya?
" Aku akan memberikan semua milikku. Rumah mewah, mobil mewah dan uang satu triliun rupiah." Sahut Yeshi.
Rebeca melongo mendengar ucapan Yeshi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana bahagia ia hidup dalam kemewahan.
" Aku akan membuatnya menikahimu secepatnya, tapi kau hanya akan menjadi istri kedua untuknya karena aku tidak mau berpisah dengannya." Ucap Rebeca.
" Rugi kalau aku berpisah dengannya, siapa tahu setelah Yeshi bosan padanya aku bisa memberikannya pada yang lain." Gumam Yeshi dalam hati.
" Tidak masalah, yang penting aku bisa hidup bersamanya. Jadilah madu yang baik untukku, aku akan memberikan semuanya setelah pernikahan. Bagaimana?" Tanya Yeshi memberikan penawaran.
" Oke deal." Sahut Rebeca menjabat tangan Yeshi.
Yeshi menatap Rebeca, begitupun sebaliknya.
" Aku tidak menyangka ada seorang istri yang rela menukar suaminya demi harta." Batin Yeshi.
" Aku tidak pernah tahu jika ada orang bodoh sepertinya. Hanya demi suamiku dia rela memberikan hartanya padaku. Aku harus membuat Tian mau menikahinya. Aku tidak mau melewatkan kesempatan ini." Batin Rebeca tersenyum smirk.
" Kalau begitu aku pergi dulu. Aku pegang kata katamu Mbak Rebeca." Ucap Yeshi.
" Kau tenang saja! Aku tidak akan melupakan janjiku padamu, begitupun denganmu." Ucap Rebeca.
" Tentu." Sahut Yeshi meninggalkan rumah Tian.
Rebeca...
Tekan like untuk mendukung karya author...
Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author semoga sehat selalu...
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
sella surya amanda
lanjut
2023-01-13
1