Pagi ini Tian bangun dengan bermalas malasan. Entah mengapa tidak ada semangat sama sekali dalam dirinya. Ia turun dari ranjang masuk ke kamar mandi. Ia menyalakan kran lalu mengguyur tubuhnya di bawahnya.
" Biasanya Yeshi menyiapkan air hangat untukku, sekarang aku harus mandi air dingin. Ah lagi lagi aku memikirkan Yeshi. Aku akan menjemputnya setelah pulang kerja nanti." Monolog Tian.
Selesai mandi Tian keluar, ia mengerutkan keningnya saat melihat wanita paruh baya berdiri di depan pintu kamarnya.
" Maaf Tuan saya lancang membuka pintu kamar anda. Saya bi Sari, art dari rumah Non Yeshi." Ucapnya.
" Ada perlu apa bibi kemari?" Tanya Tian.
" Saya di suruh Non Yeshi untuk mengantar pakaian kantor dan Sarapan untuk Tuan." Ucap bi Sari memberikan dia papper bagian kepada Tian.
" Apa Yeshi mau menginap lagi di sana Bi?" Tanya Tian.
" Sepertinya begitu Tuan, soalnya tuan Reno sedang sakit saat ini." Sahut bi Sari.
" Baiklah, setelah pulang kerja aku akan menjenguknya." Ucap Tian.
" Saya permisi Tuan." Ucap bi Sari.
" Silahkan." Sahut Tian menutup pintu kamarnya.
" Kau yang terbaik Yeshi." Gumam Tian.
Tian segera memakai bajunya lalu memakan sarapannya. Setelah itu ia pergi ke kantor tanpa berpamitan pada Rebeca.
Sampai di kantor Ia segera masuk ke dalam ruangannya. Tanpa sengaja tatapannya menangkap sosok Yeshi yang sedang melintas di depan ruangannya. Ia segera keluar menghadang jalan Yeshi.
" Yeshi, syukurlah kau baik baik saja. Aku mengkhawatirkanmu." Ucap Tian menatap Yeshi.
Yeshi tersenyum ke arahnya. Ingin sekali Yeshi memeluk pria yang ia rindukan namun sekuat mungkin ia menahannya.
" Aku dengar Tuan Reno sakit, aku akan menjenguknya setelah pulang kerja sekalian menjemputmu." Ujar Tian.
" Iya, kalau begitu saya permisi Tuan." Ucap Yeshi formal membuat Tian melongo.
Yeshi berlalu begitu saja. Tian menatap kepergiannya dengan hati yang tak menentu. Ia mengepalkan erat tangannya saat melihat seorang pria menghadang jalannya. Yeshi nampak akrab dengan pria itu.
" Kenapa aku tidak suka dengan kedekatan mereka? Apakah benar jika di dalam hatiku sudah ada nama Yeshi? Aku harus membawa Yeshi pulang sebelum ia semakin menjauh dariku." Batin Tian.
Tian masuk ke dalam ruangannya. Ia mulai mengerjakan pekerjaannya, namun ia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Pikirannya melayang pada pemandangan yang tadi ia lihat.
" Siapa sebenarnya pria itu ya? Apa mereka punya hubungan atau dia clientnya Yeshi? Ah kenapa aku malah memikirkan itu sih. Aku harus profesional dalam bekerja. Ayo Tian.." Batin Tian menyemangati dirinya sendiri.
Sepuluh menit Tian mencoba memusatkan pikirannya pada pekerjaan namun ia gagal. Ia segera mengirim pesan pada Yeshi supaya pikirannya menjadi tenang.
Yeshi siapa pria yang bersamamu tadi? Sepertinya kalian terlihat sangat akrab ~Tian
Tian menunggu balasan dari Yeshi. Tak lama ponselnya berbunyi.
Dia saudaraku Mas, jangan negatif thinking. Aku tidak akan mengkhianati pernikahan kita meskipun pernikahan ini tidak kau inginkan ~Yeshi
Balasan Yeshi menohok hati Tian. Tian menghembuskan nafasnya kasar antara lega dan gusar karena Yeshi masih marah padanya. Merasa lebih baik ia melanjutkan pekerjaannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sepulang dari kantor, Tian menaiki taksi menuju rumah Yeshi. Sampai di pertengahan perjalanan ia melihat mobil Rebeca melaju dengan kencang.
" Itu mobil Rebeca, mau kemana dia malam malam begini?" Gumam Tian.
" Pak ikuti mobil di depan itu! Buruan Pak! Jangan sampai kehilangan jejak." Ucap Tian.
" Baik Pak." Sahut sang driver.
Taksi yang di tumpangi Tian mengebut mengikuti mobil Rebeca sampai di sebuah apartemen. Ia sangat terkejut melihat Rebeca turun bersama seorang pria. Pria itu merangkul Rebeca masuk ke dalam apartemen mewah itu.
Diam diam Tian mengikuti mereka dari belakang sampai mereka masuk ke sebuah kamar.
" Kodenya tanggal lahirku?" Tanya Rebeca menatap Yoga.
" Iya sayang, biar kau mudah menghafalnya kalau mau kemari." Sahut Yoga.
" Kau memang yang terbaik sayang." Sahut Rebeca mencium Yudha.
Melihat itu Tian mengepalkan erat tangannya. Ia merasa di bodohi oleh Rebeca selama ini. Padahal baru beberapa hari Rebeca menjadi kaya, namun begitu cepatnya ia mengkhianati Tian.
" Aku tidak menyangka kau bisa melakukan hal serendah ini Rebeca. Kau tidak hanya mengabaikan aku, kau bahkan tega mengkhianati cintaku padamu. Sebenarnya apa yang kau cari Rebeca? Aku sudah berkorban demi kebahagiaanmu namun kau masih belum puas menerima semuanya. Kau mencampakkan aku setelah apa yang aku lakukan untukmu." Batin Tian.
Tak terasa air mata menetes di pipinya. Setelah Rebeca dan Yoga masuk ke dalam, Tian segera mendekati pintu. Ia menekan tanggal lahir Rebeca dengan pelan sampai pintu itu terbuka.
Tian masuk dengan hati hati tanpa menimbulkan suara. Ia mencari keberadaan Rebeca dan Yoga yang ternyata ada di dalam kamar.
Tian menempelkan telinganya pada pintu kamar Yoga hingga ia bisa mendengar apa yang mereka katakan.
" Aku bahagia sayang bisa memilikimu seutuhnya." Ucap Yoga.
" Aku juga sayang, aku rela menyerahkan hati dan tubuh ini untukmu. Itu semua karena aku mencintaimu." Sahut Rebeca.
" Lalu bagaimana dengan suamimu hmm?" Tanya Yoga.
" Jangan membahas lelaki payah itu, sudah miskin tidak bisa memuaskan aku seperti dirimu." Ucap Rebeca mengelus pipi Yoga.
" Kau memancingku sayang, malam ini aku akan memuaskanmu sampai kau terus mendes@h memanggil namaku." Ujar Yoga.
" Aku menantikannya sayang." Sahut Rebeca.
Tidak mau merasa sakit lebih dalam lagi, Tian segera berlalu dari sana membawa luka hati yang menganga lebar di dalam hatinya. Ia sama sekali tidak menyangka Rebeca tega melakukan hal ini padanya.
Entah mengapa ingin rasanya ia berlari kepada Yeshi mencari ketenangan di sana. Ia menyebrang jalan menuju taksi yang tadi di tumpanginya. Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, ia berjalan begitu saja. Tiba tiba ada mobil yang melaju kencang ke arahnya.
Tian yang syok tidak mampu menggerakkan kakinya. Seperti adegan slow motion tiba tiba...
Brak....
Pyar...
" Mas Tian!!!" Teriak Yeshi menutup kedua telinganya. Gelas yang ia pegang jatuh ke lantai begitu saja.
" Ada apa Yeshi? Kenapa kau berteriak?" Tanya Rean menghampirinya.
" Aku tidak tahu Rean, tiba tiba saja aku kepikiran sama Mas Tian. Aku merasa terjadi hal buruk padanya Rean. Hiks... Bagaimana jika firasat ku benar? Aku tidak mau terjadi sesuatu pada Mas Tian." Tiba tiba Yeshi terisak membayangkan itu semua.
Rean menarik Yeshi ke dalam pelukannya.
" Tenanglah Yeshi! Tian pasti baik baik saja." Ucap Rean mengelus punggung Yeshi.
" Semoga saja ucapanmu benar." Sahut Yeshi mencoba menenangkan hati dan pikirannya.
" Mas semoga kau baik baik saja. Maafkan aku yang telah meninggalkanmu selama dua hari ini. Aku punya alasan sendiri Mas. Suatu saat nanti aku akan memberitahumu apa alasan itu." Batin Yeshi berada dalam pelukan sepupunya.
Mau tahu apa alasan Yeshi?
Tekan like, koment, vote dan kasih 🌹yang banyak biar author semangat...
Terima kasih untuk kalian semua yang telah mensuport author..
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ganuwa Gunawan
s Rebec mh mng kga punya harga diri..ini nih yg d sebut wanita murahan
2023-03-27
1
Fatma Kodja
dasar murahan hanya karena harta Rebecca mau menjual diri dan bahkan memperalat suami demi mendapatkan pundi-pundi uang dengan menikahkan Tian dan Yeshi, tapi pada akhirnya rahasia perselingkuhan Jessica terbongkar oleh Tian sendiri
2023-01-19
1